6 Syarat Sah Sholat Jumat dan Sunnah Sholat yang Perlu Diketahui

Syarat Sah Sholat Jumat – Bagi kaum laki-laki muslim, menjalankan sholat Jumat hukumnya adalah wajib. Muslim yang menjalankan sholat Jumat hendaknya mengetahui syarat wajib dan syarat sah agar ibadahnya diterima. Lantas, apa saja syarat wajib dan syarat sah sholat Jumat?

Kewajiban menjalankan sholat Jumat dijelaskan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam Surah Al Jumuah ayat 9:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan sholat pada hari Jumat, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS Al Jumuah [62]:9)

Hadis tersebut menjelaskan betapa pentingnya sholat Jumat bagi seoranng muslim.Jika terlewatkan atau melewatkannya dengan sengaja, maka akan dihitung sebagai dosa besar. Namun, saying sekali jika melaksanakannya tanpa tahu syarat wajib serta syarat sahnya.

Penasaran? Yuk simak artikel ini sampai akhir.

Baca juga: Niat Sholat Jumat Makmum & Imam Beserta Tata Caranya

Memahami Sholat Jumat 

Sebelum membahas mengenai syarat wajib dan syarat sah sholat Jumat, ada baiknya mengenal terlebih dahulu apa itu sholat Jumat.

Sholat Jumat adalah ibadah yang wajib dilaksanakan pada hari Jumat di waktu dzuhur. Sholat Jumat terdiri dari dua rakaat dan dikerjakan setelah dua kali kutbah.

Perintah akan kewajiban seorang muslim pertamakali, dalam melaksanakan sholat Jumat berasal dari perintah Allah SWT yang menyeru kepada Rasulullah SAW untuk melaksanakan sholat Jumat sejak beliau masih tinggal di Mekkah atau sebelum melakukan hijrah. Sayangnya, selama di Mekkah beliau belum bisa melaksanakannya hingga hijrah ke Madinah.

Ketika Rasulullah SAW melakukan hijrah ke Madinah, beliau melaksanakan sholat Jumat untuk pertama kali di Qubah, tepatnya di kampung bernama “Amru bin Auf”. Sejak tiba di Qubah pada hari Senin, Nabi Muhammad menetap selama empat hari untuk mendirikan masjid sebagai tempat ibadah kaum Muslimin di daerah ini.

Hukum mengikuti sholat Jumat adalah wajib untuk setiap muslim, kecuali Budak, Wanita, Anak-anak, dan orang yang sedang sakit. Seperti yang disampaikan oleh Rasulullah dalam hadits berikut ini:

“Sholat Jumat adalah kewajiban bagi setiap muslim dengan berjamaah, kecuali( tidak diwajibkan ) atas empat orang yaitu, budak, wanita, anak kecil dan orang sakit . ”(HR. Abu Daud)

Para ulama kemudian menyepakati bahwa hukum melakukan sholat Jumat adalah fardhu ‘ain, bukan fardhu kifayah.

Syarat Wajib dan Syarat Sah Sholat Jumat

Dalam pelaksanaannya, sholat Jumat memiliki kesamaan dengan sholat fardhu yang lainnya. Kecuali dalam beberapa hal, misalnya harus diawali dengan dua khutbah terlebih dahulu.

Sebagai penjelasan lebih lanjut. Berikut  uraian mengenai syarat wajib dan syarat sah lainnya:

1. Syarat Wajib Sholat Jumat

Sholat Jumat dilaksanakan dengan syarat wajib berikut:

  1. Islam.
  2. Ballig (dewasa), anak-anak tidak diwajibkan.
  3. Berakal, orang gila tidak wajib.
  4. Laki-laki, perempuan tidak diwajibkan.
  5. Sehat, orang yang sedang sakit atau berhalangan tidak diwajibkan.
  6. Menetap (bermukim), orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) tidak wajib.

2. Syarat Sah Sholat Jumat

Selain syarat wajib, terdapat beberapa syarat sah yang harus dipenuhi, yakni:

1. Dilaksanakan di Waktu Dzuhur

Sholat Jumat serta dua khutbahnya harus dilakukan di waktu dzuhur. Ketentuan ini mengacu pada hadis riwayat Bukhari dan Sahabat Anas yang berbunyi:

أَنَّ النَّبِيَّكَانَ يُصَلِّي الْجُمُعَةَ حِيْنَ تَمِيْلُ الشَّمْسُ

Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW melakukan sholat Jumat saat matahari condong ke barat (waktu zuhur). (HR Al-Bukhari dari sahabat Anas)

Jadi kalau sholat Jumat dilakukan setelah waktu dzuhur berakhir maka menjadi tidak sah. Jika terjadi hal demikian, maka wajib untuk tetap melaksanakan sholat dzuhur tanpa mengucap niat kembali.

Baca juga: Niat & Tata Cara Sholat Sunnah Sebelum Jumat (Qobliyah dan Badiyah)

2. Dilakukan di Wilayah Pemukiman Warga

Sholat Jumat wajib dilakukan di pemukiman warga baik kota ataupun perdesan. Untuk tempatnya sendiri tidak diisyaratkan harus menggunakan mushola atau masjid, asalkan tempat yang digunakan merupakan pemukiman warga.

Hal ini dijelaskan oleh Syekh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali yang mengatakan:

وَلَا يُشْتَرَطُ أَنْ يُعْقَدَ الْجُمُعَةُ فِي رُكْنٍ أَوْ مَسْجِدٍ بَلْ يَجُوْزُ فِي الصَّحْرَاءِ إِذَا كاَنَ مَعْدُوْداً مِنْ خِطَّةِ الْبَلَدِ فَإِنْ بَعُدَ عَنِ الْبَلَدِ بِحَيْثُ يَتَرَخَّصُ الْمُسَافِرُ إِذَا انْتَهَى إِلَيْهِ لَمْ تَنْعَقِدْ اَلْجُمُعَةُفِيْهَا

Artinya: Jumat tidak disyaratkan dilakukan di surau atau masjid, bahkan boleh di tanah lapang apabila masih tergolong bagian daerah pemukiman warga. Bila jauh dari daerah pemukiman warga, sekira musafir dapat mengambil rukhshah di tempat tersebut, maka Jumat tidak sah dilaksanakan di tempat tersebut.

3. Harus Diawali dengan Dua Khutbah

Syarat sah Sholat Jumat harus ada 2 khutbah
Syarat sah Sholat Jumat harus ada 2 khutbah

Sholat Jumat hanya dianggap sah jika diawali dengan dua khutbah. Hal ini berdasarkan pada hadis riwayat Muslim yang berbunyi:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْطُبُ قَائِمًا ثُمَّ يَجْلِسُ ثُمَّ يَقُومُ فَيَخْطُبُ قَائِمًا

Artinya: Rasulullah SAW berkhutbah dengan berdiri kemudian duduk, kemudian berdiri lagi melanjutkan khutbahnya. (HR. Muslim).

4. Dalam Satu Desa Hanya Boleh Terdapat Satu Sholat Jumat

Syarat sah yang ke empat yakni tidak disahkan di dalam satu desa terdapat sholat Jumat yang lain.

Dan ketika ada dua sholat Jumat di satu tempat yang sama, yang dianggap sah adalah sholat Jumat yang melakukan takbiratul ihram lebih dulu. Yang kedua atau ketiga tidak dianggap sah.  

Lalu jika takbiratul ihramnya dilakukan secara bersamaan maka keduanya dianggap tidak sah.

Akan tetapi jika jarak kedua tempat pelaksanaannya jauh, salah satu atau kedua tempatnya tidak bisa menampung jamaah yang datang, atau ada ketegangan antar kelompok maka boleh menggelar dua jumatan dalam satu desa.

Seperti yang diungkapkan oleh Syekh Abu Bakr bin Syatha’:

وَالْحَاصِلُ أَنَّ عُسْرَ اجْتِمَاعِهِمْ اَلْمُجَوِّزَ لِلتَّعَدُّدِ إِمَّا لِضَيْقِ الْمَكَانِ اَوْ لِقِتَالٍ بَيْنَهُمْ اَوْ لِبُعْدِ أَطْرَافِ الْمَحَلِّ بِالشَّرْطِ

Artinya: Kesimpulannya, sulitnya mengumpulkan jamaah Jumat yang memperbolehkan ber bilangannya pelaksanaan Jumat adakalanya karena faktor sempitnya tempat, pertikaian di antara penduduk daerah atau jauhnya tempat sesuai dengan syaratnya. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, Jam’u al-Risalatain, halaman: 4).

5. Rakaat Pertama Jumat Harus Dilaksanakan Secara Berjamaah

Minimal pelaksanaan jamaah sholat Jumat adalah dalam rakaat pertama, sehingga apabila dalam rakaat kedua jamaah Jumat niat mufaraqah (berpisah dari imam) dan menyempurnakan Jumatnya sendiri-sendiri, maka sholat Jumat dinyatakan sah.   

6. Jamaah sholat Jumat adalah orang-orang yang wajib menjalankannya.  

Sholat Jumat dikatakan sah jika jamaah Jumat adalah penduduk yang bermukim di daerah tempat pelaksanaan sholat Jumat. Sholat Jumat sendiri memiliki standar jamaah yakni sebanyak 40 orang dengan menghitung Imam.  Ada juga yang berpendapat bisa dilaksanakan dengan 12 orang jamaah. Dalam versi yang lain, 4 orang jamaah pun sudah cukup.

Al-Jamal al-Habsyi sebagaimana dikutip Syekh Abu Bakr bin Syatha mengatakan:

قَالَ الْجَمَلُ الْحَبْشِيُّ فَاِذَا عَلِمَ الْعَامِيُّ أَنْ يُقَلِّدَ بِقَلْبِهِ مَنْ يَقُوْلُ مِنْ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ بِإِقَامَتِهَا بِأَرْبَعَةٍ أَوْ بِاثْنَيْ عَشَرَ فَلَا بَأْسَ بِذَلِكَ إِذْ لَا عُسْرَ فِيْهِ  

Artinya: Berkata Syekh al-Jamal al-Habsyi; Bila orang awam mengetahui di dalam hatinya bertaklid kepada ulama dari ashab Syafi’i yang mencukupkan pelaksanaan Jumat dengan 4  atau 12 orang, maka hal tersebut tidak masalah, karena tidak ada kesulitan dalam hal tersebut. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, Jam’u al-Risalatain, halaman:18).  

Sebagai catatan, jika seorang muslim merupakan musafir atau sedang dalam perjalanan jauh, maka tidak wajib baginya untuk melaksanakan sholat Jumat.

Sunnah Sholat Jumat yang Perlu Diketahui

Terdapat beberaapa amalan yang sunnah dilakukan saat hendak melaksanakan sholat Jumat. Meski sunnah, amalan ini memiliki banyak keutamaan serta pahala di dalamnya. Berikut daftar sunnah sholat Jumat yang perlu diketahui:

  1. Mandi terlebih dahulu sebelum pergi ke masjid.
  2. Memakai pakaian yang bagus dan disunahkan berwarna putih.
  3. Memakai wangi-wangian.
  4. Memotong kuku, menggunting kumis, dan menyisir rambut.
  5. Menyegerakan pergi ke masjid untuk melaksanakan salat Jumat.
  6. Melaksanakan sholat tahiyatul masjid (Sholat untuk menghormati masjid)
  7. Membaca Al-Qur’an atau dzikir sebelum khotbah Jumat.
  8. Memperbanyak doa dan Salawat atas Nabi Muhammad SAW

Demikianlah syarat wajib, syarat sah sholat Jumat beserta sunnah yang bisa diamalkan. Jumat memang hari besar bagi umat muslim, oleh sebab itu, tak heran jika banyak keutamaan dan sunnah yang bisa dilakukan pada hari Jumat.

Semoga artikel ini dapat membantu..

Assalamualaikum wr. Wb.

Share:

Seorang wanita akhir zaman yang menyukai sastra dan ingin menjadi penulis yang bermanfaat!

Leave a Comment