Mite adalah cerita rakyat yang sering orang-orang tuturkan secara lisan dari mulut ke mulut. Biasanya, para orang tua akan menceritakan kisah mitos kepada anak-anaknya, khususnya yang berlatar di domisilinya masing-masing. Mite mengisahkan kehidupan masa lampau yang melibatkan dewa sampai hal gaib lain.
Anda pasti sudah pernah mendengar satu atau dua cerita rakyat yang terkenal. Setiap cerita rakyat mempunyai nilai moral yang dapat pendengar ambil hikmahnya. Jadi, tidak heran banyak orang melestarikan mitos demi kepentingan pendidikan dan kebudayaan agar tetap terjaga. Simak penjelasan lebih lanjut pada artikel berikut ini.
Daftar ISI
Apa Itu Mite?
Mite memiliki sebutan lain yaitu mitos atau cerita rakyat. Dalam dunia sastra, mite tergolong sastra lisan, di mana penyebaran ceritanya terjadi secara turun-temurun melalui lisan atau mulut ke mulut.
Karena penyebarannya secara lisan, tidak menutup kemungkinan suatu kisah mengalami perubahan alur dari generasi ke generasi.
Akibatnya, satu kisah tertentu bisa memiliki berbagai macam versi. Selain itu, kisah yang terdapat dalam mite adalah kejadian yang mempunyai latar belakang sejarah. Mayoritas masyarakat mempercayai kisah cerita tersebut benar-benar terjadi di masa lampau, mengandung hal-hal gaib, dan tokohnya biasanya dewa.
Mitos bersifat anonim sebab tidak ada yang mengetahui siapa sosok penulis atau pengarangnya. Cerita di dalamnya pun juga berupa khayalan. Meskipun begitu, masyarakat tetap meyakini dan mempercayai mitos sebagai cerita yang pernah terjadi.
Selain itu, masyarakat juga mensucikan cerita mitos tersebut. Alasannya tidak lain karena umumnya tokoh-tokoh dalam cerita mitos berasal dari dunia atas seperti dewa, dewi, hingga manusia setengah dewa yang mempunyai kekuatan supranatural atau gaib.
Perbedaan mitos dengan karangan cerita pendek (cerpen) sastra adalah dari segi kesakralannya. Meskipun suatu cerpen mengangkat tema tentang masa lampau dan melibatkan tokoh dewa di dalamnya, cerpen tersebut belum tentu menjadi mite. Karena, mitos haruslah menjadi cerita yang masyarakat yakini kesakralannya.
Ciri-Ciri Mite
Setiap jenis karangan mempunyai karakteristiknya masing-masing, termasuk cerita rakyat mitos. Nah, supaya Anda tidak salah mengenali mite dengan jenis cerita lainnya, maka Anda perlu mengetahui ciri-cirinya terlebih dahulu.
1. Tidak Logis
Jika Anda perhatikan, cerita rakyat mitos yang ada di Indonesia memiliki alur yang tidak logis. Maksudnya, alur cerita tersebut tidak bisa mendapatkan penjelasan secara ilmiah. Bahkan, seringkali kisah mitos sulit untuk bisa dipahami dengan menggunakan logika.
Sebenarnya hal itu tidak mengherankan, mengingat para tokoh yang ada dalam mite adalah dewa, dewi, atau manusia setengah dewa yang mempunyai kekuatan gaib. Jadi, peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam mitos memang tidak logis secara alur tetapi tetap masyarakat yakini kebenarannya.
2. Berlatar Masa Lampau
Umumnya, latar belakang kisah mitos berasal dari masa lampau. Misalnya seperti kerajaan dan dunia kayangan. Itulah mengapa kebanyakan tokoh ceritanya merupakan seorang raja, pangeran, putri, dewa, dewi, pahlawan, dan semacamnya.
Walaupun berasal dari masa lampau, kisah mite tetap mengandung nilai yang masih relevan dengan masa kini.
3. Melibatkan Kekuatan Supranatural atau Gaib
Kebanyakan cerita rakyat mitos mengandung kekuatan supranatural atau gaib. Para tokohnya dapat melakukan sesuatu diluar kuasa manusia biasa. Misalnya seperti menyihir, mengutuk, dan lain sebagainya. Keterlibatan kekuatan supranatural menjadi salah satu ciri khas dari mite yang beredar di nusantara.
4. Alur Ceritanya Sederhana
Jika Anda perhatikan, sebenarnya alur cerita dari mitos yang beredar di masyarakat tidaklah terlalu rumit. Justru, kebanyakan cerita rakyat mitos cukup sederhana atau simpel. Akan tetapi, masyarakat tetap meyakini kebenaran dari cerita tersebut dan mengambil pesan yang tersirat dari kisah mite.
Fungsi Mite
Sama seperti karya sastra lainnya, mite adalah cerita yang juga memiliki fungsi dan terbilang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Baik itu dari segi budaya hingga pendidikan. Apalagi, cerita mitos kebanyakan khalayak ramai yakini benar-benar terjadi.
Agar pemahaman Anda lebih dalam terkait mitos, simak pembahasan fungsi dari cerita tersebut di bawah ini.
1. Sarana Edukasi
Cerita lisan yang turun-temurun di masyarakat mengandung kisah-kisah dari masa lampau yang dapat diambil nilai moralnya sebagai sarana edukasi. Sasaran edukasi dari sastra lisan ini bisa ditujukan ke berbagai kalangan, terutama anak-anak muda. Apalagi, sumber cerita mite sangat luas mencakup seluruh nusantara.
Nilai moral yang terdapat dalam mitos misalnya seperti kebaikan hati, kebijaksanaan, kejujuran, tanggung jawab, hingga toleransi. Pelajaran yang terkandung dalam mitos bisa menjadi nasihat bagi pendengar atau pembacanya. Terlebih, mite mengemas cerita dengan menarik sehingga pendengar tidak bosan.
Selain edukasi nilai moral, fungsi mite adalah memberikan penjelasan non ilmiah terkait fenomena alam tertentu. Contohnya seperti asal-usul Danau Toba, Candi Prambanan, dan lain sebagainya.
2. Sumber Informasi Kebudayaan
Mite sangat kental dengan kebudayaan wilayah setempat yang menjadi latar belakang ceritanya. Baik itu di wilayah Jawa, Sulawesi, Sumatera, hingga Kalimantan mempunyai cerita rakyat khas yang masyarakatnya yakini benar-benar terjadi.
Dalam cerita rakyat itu mengandung nilai-nilai kebudayaan seperti kearifan lokal. Contohnya adalah tradisi adat tertentu, upacara ritual, dan lain semacamnya.
Secara tidak langsung, Anda bisa mendapatkan informasi mengenai kebudayaan setempat yang berhubungan dengan cerita mitos tersebut. Selain itu, Anda jadi mengetahui kebudayaan yang ada di luar domisili melalui sastra lisan cerita rakyat.
3. Sebagai Hiburan
Selain sebagai informasi kebudayaan, fungsi lain dari mite adalah sebagai sarana hiburan seperti halnya karya sastra pada umumnya. Cerita mitos bersifat khayalan sehingga pembaca atau pendengar cerita tersebut bisa terhibur melalui alur cerita imajinatif yang tercipta.
Oleh sebab itu, pemberian cerita-cerita mitos kepada anak-anak bisa menjadi kesenangan tersendiri. Karena, dalam cerita tersebut mengandung kehidupan fantasi yang menarik dan dapat menghilangkan kebosanan.
Akan tetapi, cerita rakyat untuk anak-anak sebaiknya perlu mendapatkan penyaringan terlebih dahulu agar pemilihan ceritanya sesuai dengan umur. Alias tidak mengandung unsur SARA (Suku, Agama, Ras, dan antargolongan) atau kekerasan.
Jadi, tidak hanya mengandung nilai moral untuk sarana edukasi, tetapi juga bersifat menghibur pembaca atau pendengarnya.
Jenis-Jenis Mite
Mite terdiri dari beberapa jenis yaitu penciptaan, kosmogenik, asal-usul, theogonis, transformasi, dan anthropogenic. Adapun jenis-jenis dari mite adalah sebagai berikut:
- Mite Penciptaan
Seperti namanya, cerita rakyat mitos penciptaan membahas mengenai sebuah peristiwa yang telah terjadi.
- Mite Kosmogenik
Pada jenis kosmogenik, cerita rakyat mengusung tema penciptaan alam semesta. Namun, dalam proses penciptaannya mendapatkan bantuan dari suatu perantara tertentu.
- Mite Asal-Usul
Berikutnya, jenis asal-usul mite adalah cerita yang mempunyai kronologi waktu. Kronologi tersebut menjabarkan bagaimana asal-usul manusia, binatang, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya.
- Mite Transformasi
Cerita rakyat mitos dapat mengalami perubahan. Nah, cerita yang telah mengalami perubahan atau pergeseran tersebut termasuk ke jenis transformasi. Pergeseran mitos dapat terjadi karena kondisi manusia itu sendiri ataupun peradaban yang mengalami perubahan.
- Mite Theogonis
Jenis theogonis melibatkan para dewa dan makhluk supranatural lainnya sebagai tokoh dalam cerita rakyat mitos. Misalnya seperti Roro Jonggrang, Nyi Roro Kidul, dan lain sebagainya. Tokoh-tokoh gaib tersebut dapat melakukan sesuatu di luar nalar manusia.
- Mite Anthropogenic
Terakhir, ada mitos anthropogenic yang mengisahkan tentang proses terjadinya manusia di dunia ini.
Contoh Mite yang Ada di Nusantara
Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai penjuru wilayah. Mulai dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Papua, Nusa Tenggara Barat, hingga Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan sastra lisan tersendiri. Masing-masing penjuru wilayah tersebut memiliki mitos yang terkenal. Berikut beberapa contohnya.
- Aji Saka
- Dewi Sri
- Nyi Roro Kidul
- Jaka Tarub dan Dewi Nawang Wulan
- Nyai Anteh Penunggu Bulan
- Barong
- Mitos Prabu Siliwangi
- Dan masih banyak lainnya.Â
Baca Juga: 10 Manfaat Belajar Sejarah bagi Kehidupan Sehari-Hari
Sudah Pernah Membaca atau Mendengar Mite?
Nah, setelah menyimak pembahasan di atas, Anda mungkin menyadari pernah membaca cerita atau mendengar mitos dari tuturan orang tua di sekitar Anda. Walaupun mite adalah cerita yang kebenarannya belum tentu terjadi, tetapi sangat penting bagi Anda untuk tetap melestarikan sastra lisan tersebut.
Sastra lisan seperti cerita rakyat mitos menjadi media untuk mengedukasi anak-anak melalui kearifan lokal. Selain itu, para orang tua atau sepuh yang biasanya menuturkan kisah-kisah tersebut mulai berkurang. Jadi, sebagai generasi muda, Anda harus mulai peduli terhadap kelestarian sastra lisan supaya tetap eksis.