Pembagian Zaman Pra Aksara: Pengertian dan Penjelasannya

Ketika berkunjung ke museum sejarah, Anda akan menemukan berbagai penemuan dari zaman prasejarah. Selain menambah wawasan, peninggalan tersebut menjadi bukti nyata dari masa ke masa. Lantas, apa saja pembagian zaman pra aksara? Ini dia penjelasannya!

Apa Itu Zaman Pra Aksara?

Zaman ini dikenal sebagai masa sebelum manusia mengenal tulisan. Masa ini memiliki tanda tersendiri, di mana manusia lebih sering memakai batu dan logam sebagai teknologi terbarunya. Zaman prasejarah sendiri dibagi menjadi dua masa, yakni masa batu dan masa logam.

Berdasarkan perkiraan para sejarawan, manusia yang hidup pada masa prasejarah ini adalah manusia purba. Pada zaman tersebut, manusia purba tidak mengerti sejarah dan kebudayaan tulisan. 

Dalam catatan sejarah, Anda dapat mengetahui kehidupan manusia purba hanya bersumber dari peninggalan-peninggalan zaman dahulu. Mulai dari fosil, alat kehidupan, fosil tumbuhan hewan, dan lain sebagainya. Di mana pada saat itu, peninggalan tersebut mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Zaman pra aksara di Indonesia memiliki masa yang sangat lama, mulai dari sebelum manusia mengenal tulisan hingga manusia dapat menggunakan tulisan. Kemudian, ketika manusia mulai mengenal tulisan, masa itu disebut sebagai zaman aksara. 

Menurut sejarah, Indonesia mengalami zaman prasejarah sampai abad ke 3 Masehi. Oleh sebab itu, pada abad ke 4 Masehi, manusia purba Indonesia mulai mengenal dan menggunakan tulisan. Bukti nyata dari sejarah tersebut terlihat dari batu dengan tulisan yang ada di Muara Kaman, Kalimantan Timur. 

Walaupun prasasti tersebut tidak terurus selama beberapa tahun, namun bahasa dan bentuk hurufnya masih terlihat jelas. Berdasarkan riset yang dilakukan pemerintah, prasasti tersebut diperkirakan kurang lebih berusia 400 tahun Masehi.

Pembagian Zaman Pra Aksara

Pada zaman prasejarah, ada dua masa yang berkembang, antara lain zaman batu dan zaman logam. Berikut ini penjelasannya:

1. Zaman Batu

Zaman batu merupakan masa ketika manusia mulai membuat berbagai alat kebudayaan dengan batu sebagai bahan utamanya. Masa ini terjadi sebelum logam muncul. Pada masa ini, ada beberapa periode zaman yang terjadi, antara lain sebagai berikut:

1. Paleolitikum 

Periode Paleolitikum atau biasa disebut sebagai zaman batu tua adalah masa dengan perkembangan alat-alat batu dalam zaman prasejarah yang paling cepat. Sehingga alat-alat pada masa ini lebih cenderung menggunakan bahan batu.

Berdasarkan beberapa sumber, zaman Paleolitikum sudah ada sejak 10.000 hingga 50.000 tahun sebelum Masehi. Pada masa ini, Homonim pertama kali menggunakan alat batu pada 3,3 juta tahun. Kemudian, Pleistosen menjadi manusia purba yang terakhir menggunakannya pada 11.650 tahun berlalu.

Secara umum, zaman ini mengharuskan manusia purba untuk memakai alat-alat dari batu kasar. Kemudian mereka akan menghaluskannya untuk memotong atau berburu. Karena hidupnya lebih sederhana, manusia purba zaman Paleolitikum sangat bergantung dengan alam. 

Ciri-ciri zaman Paleolitikum secara singkat:

  • Masih menggunakan batu yang kasar.
  • Alat-alat yang digunakan berasal dari batu kasar, mereka menggunakannya untuk bertahan hidup.
  • Berkelompok secara kecil, sehingga hidupnya lebih suka nomaden atau berpindah-pindah.
  • Memiliki ketergantungan kepada alam. Mereka akan berburu untuk mengumpulkan makanan.
  • Gua menjadi tempat tinggal dan berlindung para manusia purba.

Manusia purba dalam zaman Paleolitikum dibagi menjadi beberapa kelompok, antara lain:

  • Pithecanthropus Erectus, yakni manusia kera yang berjalan secara tegak.
  • Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba paling tua yang memiliki badan besar. Manusia purba ini berasal dari pulau Jawa.
  • Homo Erectus, jenis manusia purba yang sudah bisa berdiri dengan tegak.
  • Homo Soloensis, Homo Wajakensis, dan Homo Floresiensis.

2. Mesolitikum 

Mesolitikum berasal dari bahasa Yunani, yakni mesos (tengah) dan lithos (batu). Periode Mesolitikum berlangsung pada dua zaman batu. Zaman ini juga disebut sebagai masa batu Madya.

Pada zaman Mesolitikum, manusia purba mengalami perkembangan teknologi setelah Paleolitikum. Masa ini berlangsung sebelum terjadinya zaman batu muda atau Neolitikum. 

Zaman pra aksara ini diperkirakan berlangsung sekitar 10.000 tahun lalu, lebih tepatnya pada masa Holosen. Kehidupan zaman Mesolitikum tidak jauh berbeda dengan zaman Paleolitikum. 

Karena pada zaman ini, manusia masih melakukan berburu untuk mengumpulkan makanan. Selain itu, mereka juga masih menetap di gua, tepi sungai, tepi pantai, dan sejenisnya.

Akan tetapi, perkembangan kebudayaan Mesolitikum lebih cepat daripada Paleolitikum. Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor, mulai dari keadaan alam, manusia pendukung, perubahan zaman, dan lain sebagainya.

Kondisi alam Mesolitikum lebih stabil, sehingga kehidupan manusia purbanya pun lebih tenang. Pada zaman ini, manusia purba yang hidup di Mesolitikum disebut Homo Sapien, di mana manusia jenis ini memiliki kecerdasan yang lebih dibandingkan dengan manusia pendahulunya.

Meskipun alat-alat yang digunakan hampir mirip dengan zaman Paleolitikum, namun pada zaman Mesolitikum alatnya memiliki bentuk yang lebih halus. Antara lain seperti alat dari tulang, flakes, kapak genggam, dan lain sebagainya. Manusia purba zaman Mesolitikum diperkirakan sudah bisa membuat gerabah dari tanah liat.

Pada masa ini, manusia memiliki kehidupan secara semi sedenter. Di mana mereka akan tinggal di dalam gua dan tebing pantai. Dalam area tempat tersebut, ada juga penemuan tumpukan sampah dapur.

Zaman Mesolitikum adalah zaman peralihan antara dua kebudayaan, yakni batu tua dan batu modern. Masa ini memiliki beberapa ciri, antara lain sebagai berikut:

  • Manusia purba sudah mulai menetap, mereka akan tinggal di beberapa area gua, pinggir pantai, dan sungai.
  • Mempunyai keahlian dalam bercocok tanam, namun teknik yang digunakan masih sederhana.
  • Sudah mengerti kerajinan, salah satunya membuat gerabah berbahan tanah liat.
  • Menyambung hidup dengan sistem pengumpulan makanan.
  • Ada penemuan tumpukan sampah dapur, fosil kulit kerang, dan siput dengan tinggi kurang lebih 7 meter membentuk bukit.
  • Peralatan yang digunakan memiliki tekstur yang lebih halus dari alat zaman Paleolitikum.
  • Beberapa alat kebudayaan di zaman Mesolitikum, antara lain batu giling, kapak pendek, kapak genggam, alat serpih, dan bone culture.
  • Ditemukan peninggalan lukisan yang ada pada dinding gua. Lukisan tersebut dipercaya menjadi bagian ritual agama, keperluan ilmu dukun, dan alat untuk memperingati peristiwa penting pada zamannya.

3. Neolitikum 

Neolitikum sering disebut sebagai masa jaya batu muda dalam sejarah manusia. Hal tersebut karena pada zaman Neolitikum, manusia sudah mengenal teknologi dan kemajuan kebudayaan yang pesat.

Inilah mengapa pada masa ini manusia sudah bisa mengolah dan mengasah batu. Bahkan, manusia sudah mulai mengembangkan pertanian dan peternakan. Tentunya masih menggunakan cara sederhana. Pada zaman ini, manusia juga sudah mulai menetap.

Manusia di zaman ini juga sudah menguasai teknik pengolahan tanah liat, tembikar, dan alat penyimpanan lainnya. Memiliki gaya hidup dan aktivitas beragam, membuat perubahan sifat yang sangat signifikan. Dengan demikian, manusia dituntut bekerja sama untuk membentuk sistem sosial.

Secara umum, Neolitikum didefinisikan sebagai zaman batu terakhir sebelum manusia masuk ke masa perundagian atau perunggu. Memiliki pola dan konsep kehidupan yang berbeda, membuat manusia Neolitikum lebih canggih dibandingkan dengan zaman Paleolitikum dan Mesolitikum.

Disebut canggih karena manusia purba pada masa ini memiliki tempat tinggal. sistem pertanian, peternakan, dan struktur sosial hirarki yang jelas. Pada zaman Neolitikum, manusia sudah mampu membuat pakaian, perhiasan, dan gerabah.

Ada beberapa peninggalan kebudayaan manusia purba zaman Neolitikum. Antara lain seperti anyaman, kapak persegi, perhiasan, perkapalan, kepercayaan kuno, pakaian, gerabah, kapak lonjong, mata panah, dan perdagangan.

Sama seperti zaman sebelumnya, Neolitikum juga memiliki ciri khas tersendiri. Nah, berikut ini penjelasan tentang ciri-ciri zaman Neolitikum:

  • Sudah menemukan tempat tinggal yang permanen.
  • Tidak melakukan meramu dan berburu, namun  mulai memproduksi makanan sendiri.
  • Bercocok tanam dan memelihara ternak untuk dijadikan sebagai sarana produksi makanan.
  • Masih melakukan perburuan hewan liar.
  • Dapat membuat pakaian dengan bahan kulit kayu dan kulit hewan.
  • Ada kasta dan sistem tetua di dalamnya.
  • Terbentuknya sistem kepercayaan animisme dan dinamisme.
  • Peralatan memiliki proses pengolahan yang baik, yakni memiliki tekstur halus dan tajam.
  • Mulai munculnya perhiasan dan kerajinan berbahan batu, tanah, liat, serta sampah kerang.

4. Megalitikum 

Secara singkat, Megalitikum merujuk pada zaman batu besar. Hal tersebut mengacu pada berbagai benda yang terbuat dari batu di keseharian. Lewat ukuran yang besar, peninggalan tersebut ada pada zaman pra aksara Megalitikum.

Zaman ini termasuk bagian dari zaman batu, lebih tepatnya masa terakhir dari era batu. Baru setelah zaman batu berakhir, secara perlahan zaman perunggu mulai mendominasi.

Dalam proses berkembangnya zaman Megalitikum, manusia mulai menemukan perunggu. Pada saat bersamaan, perunggu digunakan untuk menjadi alat-alat penunjang hidup. Oleh sebab itu, zaman ini diperkirakan menjadi masa pertama kali manusia mempelajari teknik penambangan mineral dari tanah.

Walaupun kehidupannya lebih canggih, namun manusia di masa itu tidak serta merta meninggalkan peralatan batu. Sehingga manusia masih menggunakan beberapa alat dari batu, kemudian bertransisi ke perunggu.

Megalitikum terjadi dari 1.000 sampai 3.500 sebelum masehi. Meskipun sudah lama berlangsung, namun jejak masyarakat zaman ini masih bisa ditemukan. Karena ada beberapa benda peninggalannya.

Ada banyak peninggalan zaman Megalitikum yang sudah tersebar luas di seluruh dunia. Di mana peninggalan tersebut menjadi bukti nyata bagaimana proses manusia dari masa ke masa. Bahkan peninggalan tersebut ada yang menjadi cikal bakal benda modern.

2. Zaman Logam

Disebut sebagai zaman perundagian, pada masa ini manusia sudah mulai mengenal teknologi yang lebih canggih. Bahkan mereka sudah bisa membuat alat dari logam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Zaman logam terbagi menjadi 3 periode, antara lain sebagai berikut:

1. Periode Tembaga

Masa tembaga menjadi awal periode manusia untuk mengenal logam. Tembaga dipakai untuk menjadi bahan dasar pembuatan alat. Perkiraan tentang zaman ini, Indonesia tidak terpengaruh oleh masa tembaga. Ini karena Indonesia belum ada penemuan yang berkaitan dengan peninggalan sejarah zaman tembaga.

2. Periode Perunggu

Kemunculan periode ini ditandai dengan manusia yang mulai menciptakan alat berbahan dasar perunggu. Adapun beberapa peninggalan zaman pra aksara perunggu di Indonesia, antara lain sebagai berikut: 

  • Candrasa adalah senjata yang ditemukan pada wilayah Bandung. Peninggalan ini diperkirakan menjadi salah satu benda untuk melakukan upacara khusus pada zamannya.
  • Kapak Corong atau sering disebut sebagai kapak sepatu, yakni sejenis alat berbentuk corong. Alat ini ditemukan di beberapa wilayah Indonesia, antara lain Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Bali.
  • Nekara adalah genderang besar yang memiliki bentuk dandang terbalik. Alat ini kerap kali dipakai untuk ritual penting, terutama sebagai pengiring ritual kematian, genderang perang, dan upacara meminta hujan. 

Nekara ditemukan pada beberapa daerah, seperti Jawa, Bali, Sumatera, Pulau Roti, Kepulauan Kei, Selayar, dan Sumbawa. Di Bali, ada nekara terbesar yang memiliki julukan Nekara The Moon of Pejeng.

  • Moko, yakni sejenis nekara, namun memiliki ukuran yang lebih kecil. Moko memiliki fungsi sebagai alat pusaka untuk kepala suku. Benda ini akan diwariskan secara turun temurun kepada anak laki-laki keturunan kepala suku. 

Selain itu, pada masa perunggu, Moko juga sering menjadi mas kawin. Alat ini dapat ditemukan pada wilayah Pulau Flores dan Pulau Alor.

  • Bejana Perunggu berbentuk periuk dengan badan yang langsing dan datar. Di Indonesia, bejana perunggu sering ditemukan pada daerah Sumatera dan Madura. Bejana Perunggu identik dengan hiasan yang terlihat indah.
  • Arca perunggu yang ditemukan memiliki bentuk manusia dan hewan. Secara umum, ukurannya kecil dan memiliki cincin di bagian atasnya. 

Cincin tersebut digunakan untuk menggantungkan arca perunggu, sehingga dapat diubah menjadi liontin. Peninggalan arca ini ditemukan pada wilayah Palembang, Limbangan, dan Bangkinang.

Dari beberapa peninggalan tersebut, salah satu benda yang paling terkenal adalah kapak corong. Bukan hanya alat-alat saja, pada zaman perunggu juga ditemukan perhiasan, contohnya seperti manik-manik, anting, cincin, dan kalung.

3. Periode Besi

Setelah periode perunggu berakhir, mulai bermunculan manusia yang mampu membuat peralatan dari bahan besi. Sehingga zaman bertransisi menjadi periode besi.

Para manusia purba tersebut melakukan peleburan biji besi dan menuangkannya ke dalam cetakan yang tersedia. Hasil peninggalan dari periode ini telah ditemukan. Mulai dari mata sabit, cangkul, mata pisau, mata kapak, mata pedang, dan lain sebagainya.

Penggunaan mata kapak berfungsi untuk membelah kayu, kemudian alat mata sabit sering dipakai untuk menyambit tumbuhan. Berbagai alat besi itu ditemukan sekitar wilayah Besuki, Punung, Gunung Kidul Yogyakarta, dan Bogor.

Peninggalan Zaman Pra Aksara di Indonesia

Ada banyak peninggalan dari zaman prasejarah yang ditemukan di Indonesia. Apa sajakah itu? Berikut ini daftar peninggalan dan penjelasannya:

1. Menhir

Menhir adalah sebuah benda prasejarah yang memiliki kaitan dengan kepercayaan kuno yang dianut oleh manusia purba pada zaman dahulu. Peninggalan ini memiliki bentuk tugu atau tiang yang terbuat dari batu, di mana berdiri secara tegak pada atas tanah. 

Konon katanya, pembuatan Menhir bertujuan sebagai sarana untuk menyembah arwah nenek moyak. Menhir ditemukan pada dataran tinggi. Contohnya seperti pegunungan Palembang, Flores, Bengkulu, Rembang, Gunung Kidul, dan Sungai Talang Koto.

2. Perhiasan

Selain prasasti berbentuk perkakas, ada juga peninggalan benda zaman pra aksara yang berbentuk perhiasan. Benda cantik ini sudah dikenal sejak zaman dahulu kala, bahkan sering digunakan oleh manusia purba di Indonesia.

Terbukti dari banyaknya penemuan jenis perhiasan, contohnya seperti perhiasan berupa kalung dan gelang. Pada zaman prasejarah, perhiasan dibuat dengan menggunakan batu indah, seperti jaspis, agate, dan chalcedony. Penemuan perhiasan banyak muncul di wilayah Sumatera, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Bali.

3. Kapak Genggam

Pada masa prasejarah, kapak genggam memiliki bahan dasar batu. Peninggalan ini ditemukan oleh Ralph Von Koenigswald pada tahun 1935 lokasinya di Punung, Pacitan.

Diperkirakan kapak genggam tersebut adalah prasasti milik manusia zaman Paleolitikum. Mereka menggunakan kapak genggam untuk menjadi alat penetak, yakni metode untuk membelah kayu, memotong daging, menggali umbi, dan lain sebagainya.

4. Pipisan

Pipisan merupakan peninggalan zaman pra aksara yang berupa batu-batu penggiling dan landasannya. Jika pada zaman sekarang, pipisan itu sejenis ulekan. Ini karena keduanya sama-sama berguna untuk menghancurkan biji-bijian. Namun, pipisan memiliki bentuk yang lebih datar dan bertekstur halus.

Selain berfungsi sebagai penggiling makanan, pipisan juga dapat digunakan untuk menghaluskan cat merah. Oleh karena itu, pipisan menjadi salah satu alat yang berkaitan dengan ritual dan kepercayaan. Penemuan pipisan ada di Medan dan Aceh.

5. Kapak Sumatera

Kapak Sumatera juga sering dijuluki sebagai pebble. Melihat namanya, alat ini memang banyak ditemukan pada daerah Sumatera. Terutama di wilayah Pantai Timur Pulau Sumatera, yakni Medan dan Langsa.

Tidak berbeda dari Kapak Genggam, Kapak Sumatera memiliki bahan dasar batu. Namun, yang membedakannya adalah Kapak Sumatera terbuat dari pecahan batu kali, sehingga memiliki bentuk bulat dan permukaannya lebih halus.

Pebble diperkirakan sebagai hasil peninggalan kebudayaan dari zaman prasejarah Mesolitikum. Ini karena saat itu manusia sudah mulai hidup menetap, meskipun terkadang masih semi nomaden.

Sudah Paham Tentang Zaman Pra Aksara?

Lewat penjelasan tentang zaman pra aksara di atas, maka akan membantu Anda dalam mengetahui sejarah manusia zaman dahulu. Semoga pembahasan di atas membuat Anda memiliki wawasan yang lebih luas.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page