Teori Out of Africa: Definisi, Ciri-Ciri Utama, dan Bukti

Pada abad ke-20, ada sejumlah ahli antropologi yang percaya jika seluruh bangsa manusia modern dulunya berasal dari satu benua. Mereka menyebut teori ini dengan nama teori Out of Africa. Memangnya apa yang dikemukakan oleh ide ilmiah ini, dan seperti apa buktinya?

Apa Itu Teori Out of Africa?

Secara singkat, teori Nenek Moyang Afrika ini ialah sebuah argumen antropologi yang menyatakan jika nenek moyang umat manusia datang dari benua Afrika. Ada spesies manusia purba dari benua itu yang bermigrasi secara bertahap sehingga keturunan mereka berkembang biak di seluruh dunia.

Nama spesies manusia purba itu adalah Homo erectus, dan mereka diperkirakan hidup sekitar 1,5 hingga 2 juta tahun yang lalu. 

Seorang pakar arkeologi bernama James Watson menyatakan bahwa Homo erectus ini ialah nenek moyang manusia yang bertalian erat dengan kita sekarang. Pendapat dari James Watson mendapat dukungan dari seorang ahli genetik bernama Max Ingman. 

Penelitian yang Ingman lakukan melibatkan pemeriksaan kode genetik atau DNA manusia dari berbagai negara. Hasilnya, banyak sekali struktur DNA manusia yang menyerupai DNA Homo erectus.

Oleh karena itu, Watson melakukan penelitian untuk menemukan bukti yang mendukung teori Out of Africa. Dari apa yang beliau temukan, Homo erectus sudah bermigrasi sejak 100 sampai 200 juta tahun yang lalu. Perjalanan mereka pun melibatkan paling tidak dua jalur utama di utara dan selatan.

Apakah ini artinya masyarakat Indonesia, termasuk warga di Pulau Jawa, adalah keturunan manusia purba ini? Belum tentu, sebab ada pakar yang menyebutkan jika nenek moyang kita berasal dari benua Asia, bukan Afrika.

Ciri-Ciri Teori Out of Africa

(Lukisan prasejarah pada dinding goa
Lukisan prasejarah pada dinding goa | Sumber gambar: Pixabay.com

Ada kurang lebih empat ciri-ciri yang para pendukung teori Nenek Moyang Afrika sering gunakan sebagai dasar argumen mereka. Keempat teori ini berhubungan erat dengan penemuan arkeologi dari benua Afrika, tepatnya penemuan artefak kuno yang ditinggalkan oleh manusia purba.

1. Manusia Purbanya Memiliki Peradaban

Ciri pertama yang terdapat pada gagasan Nenek Moyang Afrika adalah bahwa manusia purba di Afrika sudah mempunyai peradaban. Bentuk peradaban tersebut ialah kebiasaan mengumpulkan makanan dengan cara berburu dan bertani, atau “hunting and gathering” dalam bahasa Inggris.

Penelitian arkeologi tersebut menyatakan jika para pria akan pergi berburu, sementara para wanita akan bertani di pinggiran sungai. Selain itu, permukiman para manusia purba ini terletak kurang lebih di bantaran Sungai Nil yang membentang di sepanjang kawasan Afrika Timur.

2. Sudah Mengenal Aneka Rasi Bintang

Berikutnya, ciri teori Out of Africa lainnya, yaitu bahwa Homo erectus sudah tahu rasi bintang. Perlu Anda catat bahwa pengetahuan terhadap rasi bintang ini ialah untuk menandai arah mata angin serta musim bertani, bukan untuk meramal.

Ada kemungkinan rasi bintang yang spesies manusia purba ini gunakan tidak sama persis dengan rasi bintang yang kita ketahui sekarang. Kendati begitu, ilmu membaca rasi bintang untuk berlayar ini terus diwariskan dari satu generasi ke generasi yang berikutnya hingga masa kini.

3. Sanggup Merakit Perahu untuk Berlayar

Ciri teori Out of Africa yang ketiga adalah kemampuan manusia purba dan benua Afrika dalam merakit dan berlayar dengan perahu. Apabila Homo erectus memang berhasil sampai ke benua Asia dan Australia lewat jalur laut, maka mereka pastinya mampu mengarungi samudera.

Dari sini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa manusia purba pada zaman itu sudah mampu membaca kemana arah angin laut bertiup. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan membaca rasi bintang dan arah mata angin supaya mereka bisa sampai ke suatu daratan dengan selamat.

4. Pola Hidup Nomaden atau Bermigrasi

Fosil tengkorak manusia purba
Fosil tengkorak manusia purba | Sumber gambar: Nhm.ac.uk

Nomaden ialah sebuah gaya hidup dimana suatu kaum terbiasa berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya demi mencari sumber daya. Dalam gagasan Nenek Moyang Afrika ini, manusia Homo erectus dipercaya telah bermigrasi hingga ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia.

Sejumlah ilmuwan memperkirakan jika Homo erectus masuk ke benua Eropa melalui jalur darat. Letak jalur darat ini kurang lebih ada di lembah Sungai Nil serta di sekitar Laut Merah. Sementara itu, mereka yang bermigrasi lewat jalur laut akan menetap dulu di benua Asia sebelum mencapai Australia.

Bukti yang Mendukung Teori Out of Africa

Selama puluhan tahun, pada pendukung teori Out of Africa bekerja keras untuk menemukan bukti yang mendukung argumen mereka. Pada bagian berikut ini, Anda akan mempelajari tentang empat jenis bukti yang dapat membenarkan teori antropologis tersebut.

1. Sisa-Sisa Peradaban Primitif

Bukti pertama yang menurut para ahli antropologi dapat mendukung teori Out of Africa adalah sisa-sisa peradaban Homo erectus. Artefak kuno itu ada yang berupa alat-alat berburu seperti busur panah dan tombak, namun ada pula peninggalan berupa sisa pemakaman dan lukisan di dinding gua.

Fosil bambu dan kayu dari pohon prasejarah juga menjadi bukti bahwa Homo erectus dulu sanggup membangun permukiman. Tidak hanya rumah-rumah saja, tetapi juga peralatan memasak dan api unggun yang mereka pakai untuk menghangatkan diri dan menghalau hewan pemangsa.

2. Kode Genetik pada Manusia Purba

Bukti selanjutnya yang juga mendukung gagasan ini ialah keberadaan kode genetik yang mirip antara kedua golongan manusia tersebut. Seperti yang sudah Anda baca di atas, Max Ingman menemukan kesamaan struktur DNA pada sampel darah dari manusia modern dan fosil Homo erectus.

Langkah ini pun diteruskan oleh para ahli arkeologi modern, yang mengambil sampel darah dari masyarakat di negara tertentu. Misalnya di negara Cina, para ilmuwan tersebut bisa mencocokkan struktur DNA Homo erectus setelah mereka mengambil sampel darah dari warga Cina setempat.

3. Rekam Jejak Migrasi Manusia Purba

Teori Out of Africa juga mempunyai bukti ketiga yang cukup meyakinkan, yaitu rekam jejak migrasi. Di kawasan utara benua Afrika, ada rekam jejak migrasi Homo erectus di wilayah Lembah Sinai. Migrasi mereka pun berlanjut hingga ke Sudan, Oman, dan Yunani sebelum memasuki benua Eropa

Sementara itu, rekam jejak migrasi Homo erectus di wilayah timur Afrika melibatkan perjalanan via laut menuju kawasan Levant dan India. Dari kedua lokasi itu, migrasi manusia purba ini bergerak menuju Cina, Asia Tenggara, dan wilayah Oceania termasuk Australia.

4. Rumpun Bahasa yang Hampir Sama

Ilustrasi warga negara Madagaskar
Ilustrasi warga negara Madagaskar | Sumber gambar: Travel.tribunnews.com

Ada satu lagi bukti pendukung yang mungkin tidak Anda ketahui, yaitu kesamaan pada rumpun bahasa tradisional suku-suku di Asia dan Australia. Itu karena menurut Prof. Bagya Prasetyo, seorang peneliti di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, ada migrasi besar-besaran sekitar 4.000 tahun yang lalu.

Migrasi besar ini kabarnya dilakukan oleh kaum Austronesia, keturunan Homo erectus yang tinggal di wilayah Formosa (Taiwan) dan Madagaskar. Kaum Austronesia ini lalu menetap di kawasan Asia Tenggara dan Oceania, membawa serta bahasa-bahasa yang berbeda, namun rumpunnya sama.

Keraguan terhadap Teori Out of Africa

Meskipun teori Out of Africa tampak sangat logis, pada masa kini ada banyak pakar antropologi yang meragukan benar atau tidaknya teori ini. Alasan yang umum mereka kemukakan ialah bukti arkeologi pada argumen ini rata-rata berasal dari Afrika bagian Timur saja, bukan seluruh benua Afrika.

Selain itu, rata-rata fosil manusia purba di Indonesia juga tidak memiliki kesamaan kode genetik dengan fosil manusia purba dari Afrika. Jikalau ada, kesamaan DNA pada fosil-fosil tersebut cenderung tipis, sehingga belum tentu nenek moyang kita datang langsung dari benua Afrika.

Habgood dan Thorne pada tahun 2003 meyakini jika orang-orang asli Indonesia itu berasal dari benua Asia dan kawasan Kepulauan Pasifik. Hal ini mereka nyatakan setelah meneliti fosil Homo erectus di Indonesia dan Australia, yang kemiripannya nyaris sama persis.

Sebagai gantinya, para penentang gagasan ini mengusulkan sebuah argumen baru yang bernama Hipotesis Multiregional. Idenya adalah manusia modern tidak berasal dari satu spesies manusia purba saja, melainkan beragam spesies.

Apakah Anda Percaya Teori Out of Africa?

Bidang antropologi dapat membantu dalam menelusuri siapa nenek moyang kita, dan dari mana nenek moyang tersebut berasal. Hal ini sangat bermanfaat dalam memperkaya wawasan ilmu pengetahuan kita, serta membantu warga negara kita mencari identitas bangsa ini.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page