Salah satu Kerajaan yang bercorak Hindu adalah Kerajaan Kediri. Namun, bagaimana sejarah Kerajaan Kediri? Serta apa saja peninggalannya? Seperti yang kamu tahu Indonesia memiliki banyak sekali jejak kerajaan. Banyaknya kerajaan yang berdiri di Indonesia disebabkan oleh banyak hal.
Salah satunya karena meningkatnya perdagangan sehingga bermunculan pedagang dari negara lain. Tak hanya dengan tujuan berdagang, pedagang dari negara lain juga membawa ajaran agama kemudian menyebarkannya di nusantara. Nah, jika ingin tahu sejarah lengkap dari salah satu kerajaan Hindu ini, simak sampai habis!
Daftar ISI
Sejarah Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri disebut juga Panjalu merupakan Kerajaan Mataram Kuno yang berdiri sekitar abad 12 Masehi. Panjalu yang memiliki corak Hindu ini berlokasi di tepi Sungai Brantas, tepatnya Daha, Kediri, Jawa Timur.
Sejarah Kerajaan Kediri bermula ketika Raja Airlangga yang merupakan pendiri Kerajaan Kahuripan membagi wilayah kerajaan menjadi 2 bagian, yaitu Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Kediri. Pembagian wilayah ini dilakukan oleh Empu Bharada pada tahun 1041 M.
Latar belakang pembagian kekuasaan tersebut karena kedua putra Raja Airlangga, yaitu Sri Samarawijaya dan Mapanji sama-sama menginginkan kekuasaan hingga berebut dan saling tempur satu sama lain. Demi mendamaikan kedua putranya, maka Kerajaan Kahuripan membagi kerajaan menjadi 2.
Sri Samarawijaya memimpin Kerajaan Kediri, sedangkan Mapanji memimpin Kerajaan Jenggala yang berpusat di Kahuripan. Meskipun demikian, sepeninggal Raja Airlangga, keduanya berseteru kembali karena pembagian kekuasaan yang mereka rasa masih belum cukup.
Silsilah Kerajaan Kediri
Total raja yang pernah memimpin Kerajaan Kediri ada 11. Di mana raja pertamanya adalah putra Raja Airlangga. Nah, berikut merupakan daftar raja yang pernah berkuasa sepanjang sejarah Kerajaan Kediri:
- Sri Samarawijaya, berkuasa pada 1042-1051 M.
- Sri Jitendrakara, berkuasa pada 1051-1112 M.
- Sri Bameswara, berkuasa pada 1112-1135 M.
- Jayabaya, berkuasa pada 1135-1159 M.
- Sri Sarweswara, berkuasa pada 1159-1169 M.
- Sri Aryeswara, berkuasa pada 1169-1180 M.
- Sri Gandra, berkuasa pada 1180-1182 M.
- Kameswara, berkuasa pada 1182-1194 M.
- Kertajaya, berkuasa pada 1194-1222 M.
Antara seluruh raja tersebut, raja yang paling terkenal dan masih dikenali masyarakat hingga kini adalah Jayabaya. Raja Jayabaya juga merupakan pengarang kitab-kitab Jawa, seperti Sutasoma, Arjunawiwaha, Bharatayudha, dan lain sebagainya.
Masa Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan Kediri
Dalam sejarah Kerajaan Kediri, kerajaan ini berkuasa hingga 2 abad lamanya. Selama masa kekuasaan, kerajaan mengalami masa kejayaan saat berada dalam kepemimpinan Raja Jayabaya pada tahun 1135-1159 M. Pada rentang masa kekuasaan itulah kerajaan berhasil memperluas daerah kekuasaannya.
Tak hanya itu, Kerajaan Jenggala yang merupakan pecahan Kahuripan yang dulunya terbagi karena putra Raja Airlangga berhasil dikuasai kembali dan bersatu dengan Kerajaan Kediri. Tidak cukup pada wilayah kekuasaan, bidang lain seperti pertanian dan perdagangan juga berkembang sangat pesat.
Sedangkan keruntuhan Kediri terjadi saat kekuasaan Kertajaya. Di mana Kertajaya dianggap melanggar agama dan memaksa Brahmana menyembahnya. Sehingga, Brahmana meminta perlindungan Ken Arok. Hingga akhirnya Ken Arok berhasil mengalahkan Kertajaya hingga dimulaikan kekuasaan Kerajaan Singasari.
Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri
Dalam sejarah Kerajaan Kediri, ada beberapa prasasti peninggalan yang memuat pesan masing-masing. Berikut merupakan 5 prasasti peninggalan Kerajaan Kediri:
1. Prasasti Sirah Keting
Sirah Keting merupakan prasasti yang lokasi penemuannya berada pada wilayah Ponorogo, Jawa Timur pada tahun 1204 M. Bisa dibilang prasasti ini merupakan penganugerahan yang diberikan oleh Raja Sri Jayawarsa kepada Marjaya, karena kepatuhan dan baktinya kepada kerajaan.
2. Prasasti Wurare
Prasasti peninggalan yang kedua adalah Wurare. Dinamakan Wurare karena merupakan nama tempat di mana penobatan arca Mahaksobhya dilaksanakan. Isi dari prasasti ini memuat sajak dengan 19 baris yang menceritakan kesaktian pendeta Arrya Bharad yang turut membagi Kahuripan menjadi 2 wilayah.
3. Prasasti Pucangan
Pucangan merupakan prasasti yang berisi mengenai silsilah keluarga raja dalam sejarah Kerajaan Kediri secara urut. Namun, sampai sekarang prasasti ini tidak berada di Indonesia, melainkan berada India.
Ini terjadi karena pada masa pemerintahan Inggris di Batavia, Letnan Gubernur saat itu, yaitu Thomas Stamford Raffles menyerahkannya kepada atasannya yang bernama Lord Minto. Lalu, Lord Minto menyimpan prasasti tersebut di museum Kolkata yang berada di India.
4. Prasasti Hantang
Prasasti keempat yang merupakan peninggalan Kerajaan ini adalah Hantang. Pembuatan prasasti ini bertujuan untuk memperingati pemberian anugerah Raja Jayabaya kepada Desa Hantang dan 12 desa lainnya. Karena ke-13 desa tersebut menunjukkan keloyalitasan dan kepatuhannya dalam melawan Kerajaan Jenggala.
Prasasti Hantang ditemukan di Desa Ngantang, Kab. Malang, Jawa Timur pada tahun 1057 M. Hingga saat ini, Prasasti Hantang menjadi salah satu koleksi di Museum Nasional. Jika ingin mencarinya, prasasti ini berada di nomor inventaris D.9.
5. Prasasti Kamalagyan
Prasasti kelima, yaitu Prasasti Kamalagyan yang memiliki panjang 115 cm, lebar 28 cm, dan tinggi 215 cm. Serta berlokasi di dusun Klagen, Kec. Tropodo, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur. Isi dari prasasti ini adalah pujian-pujian kepada raja atau penguasa yang menyirami dunia dengan air amerta yang penuh kasih sayang.
Candi Peninggalan Kerajaan Kediri
Tak hanya prasasti, Kerajaan Kediri juga memiliki peninggalan berupa 3 candi yang bahkan namanya masih cukup eksis hingga saat ini. Berikut merupakan 3 candi dalam sejarah Kerajaan Kediri:
1. Candi PenataranÂ
Pertama, yaitu Candi Penataran yang berlokasi di Desa Penataran, Kec. Nglegok, Kab. Blitar, Jawa Timur. Bangunan bersejarah ini dibangun sekitar abad ke-12 dan dulunya digunakan oleh Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit untuk melakukan peribadatan.
Kompleks bangunan Candi Penataran sangatlah luas, yaitu mencapai 13.000 meter persegi yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu depan, tengah, dan belakang. Setiap bagian tersebut terpisah oleh dua dinding.
2. Candi Tondowongso
Tondowongso merupakan candi yang terbilang baru. Sebab, penemuannya terjadi baru-baru ini, yaitu pada tahun 2007 pada Dusun Tondowongso, Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Penemuan candi ini berawal dari penemuan beberapa arca oleh pengrajin batu bata daerah setempat.
3. Candi Gurah
Ini merupakan candi turunan dari Candi Tondowongso. Lokasi Candi Gurah hanyalah berjarak 200 meter dari Candi Tondowongso. Candi Turunan memiliki ukuran lebih besar dari induknya, yaitu 9.5 x 9.5 meter.
Arca Peninggalan Kerajaan Kediri
Selain prasasti dan candi, dalam sejarah Kerajaan Kediri juga ada setidak 3 arca peninggalan. berikut di antaranya:
1. Arca Ganesha
Arca Ganesha ditemukan di Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Ganesha merupakan putra dari Dewa yang dipercaya dalam agama Hindu.
2. Arca Dwarapala
Kedua adalah Arca Dwarapala yang ditemukan pada tahun 2007 dengan tinggi 180 cm dan lebar 90 cm. Dwarapala ini ditemukan dalam keadaan berdiri tegak di Desa Adan-Adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri pada kedalaman 80 cm.
3. Arca Nandiswara
Arca ketiga peninggalan Kerajaan Kediri, yaitu Arca Nandiswara. Ini merupakan arca dewa dan dapat kamu temukan di Candi Penataran.
Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Kediri
Tak hanya prasasti, arca, kerajaan ini juga memiliki peninggalan berupa karya sastra. Apalagi mengingat Raja yang pernah berkuasa, yaitu Jayabaya merupakan seorang yang ahli dalam membuat kitab karya sastra. Berikut merupakan 4 karya sastra peninggalan sejarah Kerajaan Kediri:
1. Sutasoma
Karya sastra, pertama yaitu Sutasoma. Sesuai dengan namanya, karya sastra ini berisi perjalanan hidup seorang pangeran bernama Sutasoma yang mengabdikan hidupnya untuk menjadi seorang Buddha.
2. Bharatayudha
Dalam kisah pewayangan, pernah terjadi perang besar antara Pandawa dan Kurawa. Kisah peperangan tersebut terabadikan dalam karya sastra ini di wiracarita Mahabharata.
3. Arjunawiwaha
Karya sastra yang ketiga adalah Arjunawiwaha. Ini berisi tentang kisah cinta Arjuna dengan Dewi Supraba. Sama seperti Bharatayudha, kisah cinta tersebut juga terdapat dalam wiracarita Mahabharata.
4. Pararaton
Karya sastra terakhir adalah pararaton. Ini berisi mengenai asal usul serta silsilah raja-raja yang ada di Jawa. Jadi, tidak hanya berisi raja Kerajaan Kediri. Selain itu, dalam kitab ini juga menceritakan keruntuhan Kediri. Sebab, Kertajaya (raja saat itu) dianggap melanggar agama dan memaksa Brahmana.
Sudah Tahu Bagaimana Sejarah Kerajaan Kediri?
Nah, itu tadi merupakan sejarah Kerajaan Kediri, masa kejayaannya, hingga apa saja peninggalannya. Mempelajari sejarah dapat menambah wawasan kamu mengenai asal usul dan akar budaya.
Setiap peninggalan juga memiliki ciri khas unik dan tidak sama dengan peninggalan yang lain. Sehingga sangat penting untuk menjaga dan melestarikannya. Jika ingin melihat beberapa peninggalan Kerajaan Kediri, kamu bisa mengunjungi daerah Jawa Timur dan Museum Nasional. Semoga bermanfaat!