Mobilitas Sosial: Pengertian, Jenis, Faktor dan Dampaknya

Mobilitas sosial adalah fenomena yang sering melibatkan individu maupun kelompok pada kehidupan sosial. Hasilnya, seseorang mengalami perubahan dari strata sosial satu ke strata sosial lainnya. Lantas, apa saja jenis, bentuk, faktor, dan dampak dari fenomena ini? Yuk, cari tahu penjelasan lengkapnya melalui artikel berikut!

Pengertian Mobilitas Sosial

Mobilitas berasal dari bahasa latin “mobilis” yang berarti mudah berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Sedangkan sosial adalah orang yang terlibat dalam kelompok sosial masyarakat. Sehingga, mobilitas sosial merupakan perubahan status sosial individu maupun kelompok dari kedudukan satu ke kedudukan lainnya.

Pada dasarnya, fenomena semacam ini kerap terjadi pada kehidupan sosial, entah secara sadar maupun tak sadar. Tentu saja, tak bisa dipungkiri bahwa manusia bisa mengalami perubahan dan perkembangan dalam hal apapun, bisa naik, bisa turun, dan bisa juga menetap.

Hasilnya tentu akan berbeda-beda, sebab perubahan sosial terbagi menjadi berbagai bentuk yang tak terlepas dari faktor yang mempengaruhinya. Selain itu, setiap perubahan yang kamu alami akan menyangkut tiga hal pokok, di antaranya:

  • Perubahan strata sosial, baik ke atas maupun ke bawah.
  • Individu maupun kelompok yang mengalaminya.
  • Bisa mendapatkan strata sosial baru.

Jenis-Jenis Mobilitas Sosial

Pembagian jenis perubahan sosial akan terlihat pada berpengaruh tidaknya hasil perpindahan status sosial yang dialami dengan derajat sosial yang dimiliki. Sehingga, bentuk perubahan sosial dapat terbagi menjadi 4, yakni:

1. Mobilitas Vertikal

Mobilitas vertikal merupakan perpindahan status sosial satu dengan status sosial lainnya dalam kedudukan yang tak sederajat. Kedudukan tersebut ibarat kamu berada pada garis vertikal yang bisa naik dan turun. Nah, mobilitas vertikal juga dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Gerak ke Atas (Social Climbing)

Social Climbing
Ilustrasi Social Climbing | Sumber Gambar: Pexels

Social climbing berarti perpindahan status sosial seseorang yang memiliki kedudukan rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Mobilitas sosial ini ditandai dengan adanya kenaikan status atas pencapaian dari kinerja yang baik. Tentu saja, kamu perlu menyesuaikan diri terhadap kedudukan baru tersebut.

Contohnya, kamu sebagai seorang karyawan biasa di suatu perusahaan, berhasil naik jabatan menjadi manajer sebab memiliki kinerja yang sangat baik.

2. Gerak ke Bawah (Social Sinking)

Social Sinking
Ilustrasi Social Sinking | Sumber Gambar: Pexels

Social sinking adalah perpindahan status sosial seseorang yang punya kedudukan tinggi ke kedudukan lebih rendah. Ini bisa terjadi atas ulah diri sendiri yang menyebabkan terhambatnya kinerja sebuah perusahaan. Entah terjadi karena kesalahan kerja, penyalahgunaan jabatan, atau lainnya.

Contohnya, seorang polisi turun dari jabatannya akibat pelanggaran yang  diperbuat. Bisa juga terjadi pada staf pemerintah yang resmi pensiun dari pekerjaannya dan kini menghabiskan waktu untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.

2. Mobilitas Horizontal

Salah satu jenis bentuk dari mobilitas sosial adalah mobilitas horizontal. Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau kelompok dari kedudukan sosial satu ke kedudukan sosial lainnya di dalam posisi sederajat atau sama seperti sebelumnya. 

Contohnya, seorang TNI berpindah tugas dari wilayah Surabaya ke wilayah Papua. Ini termasuk mobilitas horizontal. Sebab, terjadi perpindahan tempat kerja tanpa mengubah status sosialnya sebagai TNI begitu pula penghasilannya.

3. Mobilitas Antargenerasi

Mobilitas Antargenerasi
Ilustrasi Sarjana | Sumber Gambar: Pexels

Mobilitas antargenerasi merupakan perpindahan kedudukan sosial seseorang atau kelompok yang melibatkan perbedaan generasi. Ini terjadi karena adanya perkembangan taraf hidup dalam suatu keluarga, baik terjadi secara menurun maupun meningkat.

Contohnya, seorang pedagang kaki lima hanya lulusan tingkat SMA. Namun, dia berhasil menyekolahkan anaknya lulus menjadi sarjana ekonomi. Anaknya berhasil memperbaiki dan mengubah kedudukan sosial keluarganya. Nah, itu bisa menjadi penyebab mobilitas horizontal terkait perbedaan sosial dari segi jenjang pendidikan. 

4. Mobilitas Intragenerasi

Mobilitas intragenerasi adalah perpindahan status sosial seseorang atau kelompok yang terjadi pada satu generasi yang sama. Contohnya, ada seseorang berprofesi sebagai pembuat kue. Karena ketekunan dan keberuntungan, dirinya berhasil menjadi pemilik toko kue yang punya cabang di berbagai daerah. 

Faktor Penyebab Terjadinya Mobilitas Sosial

Diskriminasi
Diskriminasi | Sumber Gambar: Pexels

Penyebab perubahan sosial terjadi karena ada beberapa faktor yang kompleks. Baik itu faktor pendorong dan faktor penghambat. Nah, berikut ini adalah penjelasannya:

1. Faktor Pendorong

Suatu masyarakat tentu mengalami mobilitas sosial yang berbeda-beda. Terkadang cenderung mudah dan cepat, ada pula yang cenderung sulit dalam melaluinya. Mengapa begitu? Sebab terdapat faktor pendorong yang bisa mempengaruhinya. Berikut di antaranya:

1. Struktural

Salah satu faktor ini berkaitan dengan peluang seseorang dalam menempati sebuah kedudukan dan kemudahan dalam mendapatkannya. Struktur masyarakat di Indonesia sangatlah terbuka, sehingga kamu bisa berkesempatan untuk menempati berbagai jabatan lebih tinggi. 

Sayangnya, ketersediaan lapangan pekerjaan dengan jumlah kepadatan penduduk tidak seimbang. Ini bisa menjadi penyebab terjadinya penurunan terhadap perubahan status sosial. 

2. Individu

Ada pula faktor yang berkaitan dengan kualitas individu dari segi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pasalnya, manusia lahir memiliki sifat dan ciri khas dari gen orang tuanya. Namun, terkadang seseorang merasa tak puas akan status sosial yang diwariskan terhadapnya.

Jadi, mereka berusaha mencapai status sosial ke level lebih tinggi melalui sikap yang bertata krama, keterampilan unik, dan pengetahuan berwawasan luas yang ditekuni. Tentu saja, mereka bisa menjadi individu yang berkualitas tinggi dalam meningkatkan status sosial di masyarakat.

3. Ekonomi

Faktor ekonomi mampu mendorong mobilitas sosial. Apabila kondisi ekonomi terbilang baik, maka dapat membuat masyarakat mudah mendapatkan modal, pendidikan, dan peluang lainnya.

Namun, ketikan kondisi ekonomi memburuk, maka masyarakat akan punya pendapatan yang rendah atau terbatas. Sehingga sulit untuk mereka memenuhi kebutuhan dan tidak akan bisa terjadi perubahan sosial.

4. Kependudukan

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), jumlah kepadatan penduduk terus bertambah. Pertambahan penduduk bisa mempersempit lahan pemukiman dan membuat lapangan pekerjaan berkurang. Bahkan, bisa meningkatkan kemiskinan yang semakin merajalela. 

Problematika tersebut menjadi pemicu perpindahan kedudukan sosial. Sehingga, individu maupun pemerintah berupaya mengarahkan masyarakat bermigrasi ke wilayah lainnya.

2. Faktor Penghambat

Selain faktor pendorong, terdapat juga faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial, yaitu:

1. Stereotip Gender

Membeda-bedakan karakteristik dan kedudukan sosial laki-laki dan perempuan bisa jadi faktor penghambat. Sebagian orang beranggapan bahwa kedudukan laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Anggapan bahwa perempuan tak perlu berpendidikan tinggi termasuk opini dangkal.

Tentu saja, ini bisa menghalangi prestasi dan peluang seseorang untuk melakukan perpindahan kedudukan status sosial agar menjadi yang lebih baik.

2. Kemiskinan

Kemiskinan bisa menghambat masyarakat dalam mencapai mobilitas sosial. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya pendidikan. Jadi, kualitas sumber daya manusia menjadi rendah yang mengakibatkan kemampuan daya saing di dunia kerja semakin terbatas.

3. Diskriminasi

Ada pula faktor diskriminasi. Ini merupakan sikap membedakan perlakuan terhadap sesama. Karena ada berbagai perbedaan, meliputi suku, ras, agama, dan golongan. Faktor ini akan berdampak besar dapat mengakibatkan timbulnya konflik dan menghambat terjadinya perpindahan status sosial masyarakat.

Dampak dari Mobilitas Sosial

Perpindahan kedudukan status sosial dapat menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif tergantung kondisi dan faktor yang mempengaruhinya. Apa saja dampak tersebut? Berikut di antaranya:

1. Dampak Positif

Ini dia dampak positif dari timbulnya perubahan sosial, yakni:

  • Mempercepat Perubahan

Masyarakat bisa mempercepat perubahan sosial kearah yang lebih baik dan mendorong seseorang untuk maju. Misalnya lewat perbaikan kualitas pendidikan. Sehingga sumber daya manusia yang berkualitas akan semakin banyak.

  • Meningkatkan Integritas

Perubahan sosial masyarakat mendapatkan respon berbeda-beda. Terkadang ada yang menganggap sebagai sebuah tantangan, maupun sebagai penerimaan yang bisa berpengaruh terhadap integritas masyarakat.

2. Dampak Negatif

Selain dampak positif, tentu saja terdapat dampak negatif dari mobilitas sosial, yaitu:

  • Gangguan Psikologis

Kehilangan atau penurunan jabatan menyebabkan risiko gangguan psikologis. Hingga terjadi kecemasan berlebih, bahkan membahayakan diri sendiri. Jika berkelanjutan, seseorang bisa terkena penyakit psikis dan fisik membuat mereka tak punya tekad berubah ke arah lebih baik.

  • Memicu Terjadinya Konflik

Selain mengurangi solidaritas kelompok, ini bisa memicu terjadinya konflik jika kondisi masyarakat kurang stabil. Penyebabnya karena adanya persaingan tak sehat dengan menghalalkan segala cara untuk mencapai kedudukan sosial lebih tinggi.

Sudah Tahu Apa itu Mobilitas Sosial?

Setiap manusia kerap kali mengalami mobilitas sosial. Agar dapat memperoleh strata baru, tentu saja kamu harus berupaya memperbaiki kehidupan menjadi yang terbaik dalam berbagai usaha. Sehingga, tak dipandang rendah oleh kelompok strata lainnya. 

Mari mulai dengan berpikir lebih luas dan terbuka pada berbagai jenis informasi baru. Bagaimana, kamu apakah kamu menyadari perubahan seperti apa yang pernah terjadi dalam kehidupan sosial?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page