Indonesia terkenal sebagai negara yang kaya akan adat dan budayanya. Hal ini bisa terlihat dari baju tradisional yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Tak terkecuali pakaian adat Sumatera Utara yang memiliki ciri khas tersendiri.
Sama seperti namanya, baju tradisional ini berasal dari salah satu provinsi di Pulau Sumatera. Menariknya, baju tradisional mereka memiliki daya tarik yang tak kalah menarik untuk dieksplor lebih jauh.
Lantas, apa saja pakaian adat dari Sumatera Utara dan keunikannya? Bagi kamu yang ingin tahu lebih banyak tentang baju tradisional tersebut, simak artikel ini sampai akhir, ya!
Daftar ISI
Keunikan Pakaian Adat Sumatera Utara dan Maknanya
Berikut ini adalah sepuluh pakaian adat dari daerah Sumatera Utara lengkap dengan keunikan dan maknanya yang menarik untuk kamu ketahui.
1. Batak Karo
Pakaian adat Sumatera Utara yang pertama berasal dari Batak Toba. Salah satu perbedaan yang menonjol di antara baju tradisional lainnya adalah penggunaan kain tenun yang bernama uis gara.
Dalam bahasa Karo sendiri, uis artinya kain dan gara berarti merah. Kain tersebut disebut kain merah karena memang didominasi oleh warna merah. Akan tetapi, tak jarang juga ada kain dengan kombinasi hitam dan putih.
Selain itu, jenis dari baju tradisional ini juga sangat beragam karena setiap jenisnya memiliki simbol atau makna tertentu. Contohnya uis beka buluh yang mencerminkan simbol kebesaran serta uis gatip jongkit yang mencerminkan simbol kekuatan.
Baju tradisional Batak Karo tampak mahal dan elegan karena penggunaan tenunan benang berwarna emas pada kainnya. Adapun zaman dahulu, uis gara ini merupakan pakaian sehari-hari bagi perempuan Karo. Namun, kini hanya digunakan saat pesta pernikahan dan upacara adat.
2. Batak Toba
Pakaian adat Sumatera Utara dari Batak Toba terbuat dari kain ulos atau kain tenun tradisional khas dari bagian atas hingga bawah. Kain ulos ini dibuat dengan cara tenun dan masih menggunakan alat tradisional serta benang sutra.
Warna benang yang digunakan pun tidak bisa sembarang karena mayoritas masyarakat menggunakan benang berwarna hitam, putih, merah, perak, ataupun emas. Adapun untuk baju tradisional pria bagian atas bernama ampe-ampe, sedangkan bagian bawahnya bernama singkot.
Berbeda dengan bagian atas perempuan yang bernama hoba-hoba dan bagian bawah adalah haen. Umumnya, baju tradisional ini dilengkapi dengan aksesoris berupa penutup kepala untuk laki-laki yang disebut bulang-bulang.
Lalu, untuk perempuan akan menggunakan pengikat kepala dan selendang ulos. Perlu kamu ketahui bahwa bagi orang Batak Toba, kain ulos ini memiliki makna khusus dan terbagi menjadi banyak jenis.
Contohnya ulos simbolang sebagai pakaian saat berduka dan ulos ragi hotang untuk pesta sukacita. Pada saat upacara adat, umumnya orang Batak Toba akan menggunakan ulos tersebut sebagai selempang atau selendang.
3. Batak Simalungun
Batak Simalungun juga merupakan bagian dari suku Batak yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Umumnya, suku ini akan menyesuaikan lokasi dan posisi dari tempat tinggalnya. Jadi, Batak Simalungun adalah bagian asli dari suku Batak, tetapi tinggal di wilayah yang berbeda.
Masyarakat Batak Simalungun juga menggunakan kain ulos sebagai baju tradisional mereka. Namun, yang membedakan hanyalah penyebutannya saja. Sebab, orang Batak Simalungun menyebut kain ulos dengan nama kain hiou.
Pakaian adat Sumatera Utara ini memiliki corak dan warna yang sangat beragam, tetapi warna yang paling umum untuk baju tradisional adalah warna-warna gelap.
Sekilas, bentuk baju tradisional Batak Simalungun tampak mirip dengan Batak Toba. Akan tetapi, hiasan kepala laki-lakinya cenderung lebih tinggi dan lancip. Kemudian warna pakaiannya juga didominasi dengan warna merah dan kuning emas.
4. Batak Mandailing
Selanjutnya, ada pakaian adat Sumatera Utara Batak Mandailing yang sekilas mirip dengan Batak Toba karena juga menggunakan kain ulos. Perbedaannya hanya pada kain ulos yang terlilit di bagian tengah badan serta hiasan kepala pada laki-laki dan perempuan.
Jadi, hiasan kepala laki-laki Batak Mandailing mempunyai bentuk yang khas dengan dominasi warna hitam. Hiasan ini disebut dengan ampu. Pada zaman dahulu, ampu ini digunakan oleh para raja Mandailing dan Angkola yang berfungsi sebagai simbol kebesaran.
Sedangkan hiasan kepala untuk perempuan bernama bulang yang terbuat dari emas. Namun, sekarang ini banyak masyarakat yang membuat bulang dari emas sepuhan atau logam.
Secara umum, bulang memiliki makna sebagai lambang kebesaran atau kemuliaan. Tak hanya itu, bulang juga menjadi simbol dari struktur masyarakat Batak Mandailing.
5. Batak Angkola
Sebenarnya, baju tradisional Batak Angkola ini hampir mirip dengan baju milik orang Batak Mandailing. Namun, yang membedakan adalah dominasi warna merah untuk baju wanita dan selendang yang diselempangkan ke badan. Sedangkan untuk hiasan kepalanya memang mirip dengan Batak Mandailing.
Lalu, Pakaian adat Sumatera Utara Batak Angkola untuk laki-laki juga menggunakan penutup kepala bernama ampu dengan bentuk yang khas. Di mana bentuknya menyerupai mahkota raja-raja di Mandailing dan Angkola pada masa lalu.
Bagi orang Batak Angkola, warna hitam ampu memiliki fungsi magis. Sementara untuk warna emas mengandung lambang kebesaran.
6. Batak Pakpak
Baju tradisional orang Batak Pakpak kerap disebut dengan baju merapi-rapi dengan dominasi warna hitam. Adapun bahan dasar baju tradisional ini adalah katun yang berasal dari kain tenunan khas Pakpak.
Khusus untuk laki-laki, pakaian adat Sumatera Utara ini menyerupai model Melayu dengan bagian leher bulat dan manik-manik di sekitarnya. Sedangkan untuk bagian bawah hanya celana hitam polos dengan sarung bernama oles sidosdos yang memiliki ujung terbuka di depan.
Kemudian laki-laki juga akan mengenakan berbagai macam aksesoris, seperti rantai anak, ucang, dan tongket.
Berbeda dengan pakaian perempuan yang menggunakan model leher segitiga dan manik-manik di sekelilingnya. Lalu, untuk bagian bawah berupa sarung atau oles perdabaitak yang terlilit di pinggang secara melingkar. Adapun aksesoris yang biasa digunakan adalah penutup kepala, kalung, dan berbagai aksesoris lainnya.
7. Batak Sibolga
Suku Batak Sibolga juga memiliki baju tradisional yang tak kalah menarik untuk diketahui. Secara umum, baju adat orang Batak Sibolga memang sedikit berbeda dengan suku lainnya. Sebab, baju tradisional mereka memiliki campuran dari Minangkabau.
Adapun salah satu ciri khas utama dari pakaian adat Sumatera Utara ini adalah perpaduan warna busana yang gelap, seperti biru. Tak hanya itu, baju tradisional ini juga dilengkapi dengan aksesoris kepala atau mahkota tinggi untuk perempuan serta penutup kepala untuk laki-laki.
Agar tampilannya terlihat semakin mewah, baik laki-laki maupun perempuan juga akan mengenakan kalung emas besar. Tujuannya adalah untuk memberikan kesan glamor, mewah, dan meriah.
8. Nias
Pakaian adat Sumatera Utara milik suku Nias ini memang cenderung berbeda dengan milik orang suku Batak. Hal ini tidak terlepas dari lokasi geografisnya yang terpisah sehingga memiliki budaya dan istiadat yang berbeda.
Baju tradisional khas Nias memiliki nama baru oholu untuk laki-laki dan baru ladari untuk perempuan. Pada zaman dahulu, orang Nias membuat baju tersebut dari kulit pohon ataupun menenun serat dari kulit pohon dan rumput.
Adapun untuk baju laki-lakinya berupa rompi dengan warna coklat atau hitam dengan hiasan ornamen kuning, merah, dan juga hitam. Sedangkan untuk baju perempuan berupa selembar kain yang melilit di pinggang tanpa baju tambahan.
Kemudian khusus untuk pengantin perempuan, baju tradisional ini berbentuk jubah hitam dengan hiasan motif binatang yang terbuat dari beludru merah. Berbeda dengan pengantin pria yang mengenakan celana hitam selutut dan baju kuning berpotongan serong dari beludru.
Sedangkan untuk aksesoris pelengkap bagi perempuan bisa berupa anting-anting dan mahkota yang bentuknya seperti ikat kepala.
9. Batak Samosir
Batak Samosir merupakan suku yang mendiami pulau Samosir. Meski begitu, baju tradisional milik orang Batak Samosir mempunyai bentuk yang hampir sama dengan baju Batak Toba.
Namun, karena perkembangan wilayah yang cukup cepat antara keduanya, maka terdapat sejumlah perbedaan bentuk baju tradisional Batak Samosir dengan Batak Toba.
Jadi, pakaian adat Sumatera Utara khas Batak Samosir umumnya menggunakan lebih banyak aksesoris. Tak hanya itu saja, suku ini juga memiliki hiasan kepala yang berfungsi sebagai penutup.
Salah satu keunikan yang bisa terlihat dari baju tradisional mereka ada pada bagian penutupnya. Sebab, bagian penutup kepala mereka tidak dimiliki oleh suku-suku Batak yang lainnya.
10. Suku Melayu
Adapun pakaian adat Sumatera Utara terakhir berasal dari suku Melayu. Perlu kamu ketahui bahwa suku Melayu juga banyak tersebar di daerah Sumatera Utara. Namun, mayoritasnya bermukim di Kota Tebing Tinggi, Batubara, Langkat, Deli Serdang, Medan, Binjai, dan Bedagai.
Oleh karena itulah, tak heran jika masyarakatnya mempunyai baju adat tersendiri yang membuatnya tampak berbeda dengan baju suku-suku lainnya.
Secara umum, baju tradisional milik suku Melayu untuk perempuan berupa baju kurung atau kebaya panjang dengan kombinasi kain songket. Menariknya, baju kurung yang terbuat dari brokat atau sutra ini juga dihiasi dengan detail-detail payet berwarna emas.
Lalu, untuk aksesorisnya bisa berupa kalung dengan corak rantai serati, tanggang, mentimun, sekar sukun, dan lainnya.
Sementara itu, untuk laki-laki Melayu mengenakan pakaian yang bernama teluk belanga. Jadi, teluk belanga ini terdiri dari baju berkerah kocak musang dengan padu padan celana yang bermotif sama.
Tak hanya itu saja, baju tradisional ini juga dilengkapi dengan atribut, yakni tengkuluk atau penutup kepala yang terbuat dari kain songket. Bagi masyarakat suku Melayu, tengkuluk adalah lambang kebesaran dan juga kegagahan seorang pria Melayu.
Manakah Pakaian Adat Sumatera Utara yang Familiar Bagimu?
Itu dia sepuluh pakaian adat dari Sumatera Utara yang masing-masingnya memiliki keunikan dan makna tersendiri. Dengan mengenal baju tradisional khas provinsi tersebut, maka dapat menambah wawasan terhadap kekayaan budaya Indonesia.
Tak hanya itu saja, mengenal baju-baju tradisional khas daerah di Indonesia juga menjadi bentuk melestarikan budaya bangsa agar tidak punah tergerus zaman. Oleh karena itulah, sangat penting bagi setiap generasi muda untuk mengenali dan bangga mengenakan baju tradisional, khususnya baju khas daerahnya sendiri. Dari sepuluh pakaian adat Sumatera Utara di atas, manakah yang paling familiar bagimu?