Memahami Pengertian Sukuisme dan Contohnya

Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Melansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2010, ada sekitar 1340 suku yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Fenomena tersebut lantas memunculkan sukuisme. Nah, artikel ini akan membahas pengertian sukuisme dan contoh nyata di kehidupan.

Pengertian Sukuisme

Suku Dayak | Sumber gambar: Kompas.com
Suku Dayak | Sumber gambar: Kompas.com

Praktik paham sukuisme masih terus berkembang di berbagai daerah di Indonesia. Walaupun praktik semacam ini tidak membahayakan, tetapi bisa berpotensi mengancam kedaulatan bangsa dan negara. 

Maka dari itu, penting untuk mengetahui arti dari paham sukuisme secara utuh sebelum kamu melakukan upaya pencegahan lebih lanjut.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Jilid V, pengertian sukuisme adalah sebuah paham atau praktik yang memprioritaskan salah satu suku bangsa. 

Orang-orang yang menganut paham ini biasanya memiliki kebanggaan berlebih terhadap nilai-nilai, norma, serta kebiasaan yang melekat erat pada suku bangsanya.   

Istilah sukuisme juga kerap dikenal sebagai primordialisme yang berasal dari kosakata bahasa Latin berupa primus yang berarti pertama, dan ordiri yang berarti ikatan. 

Maka, bila diartikan secara utuh, primordialisme adalah suatu paham yang berpegang teguh pada adat istiadat dan tradisi sukunya sendiri.   

5 Contoh Perilaku Sukuisme yang Terjadi di Indonesia

Konflik Antar Suku Papua
Konflik Antar Suku Papua | Sumber gambar: westpapuanews.org

Agar kamu bisa lebih memahami tentang pengertian sukuisme secara utuh, tentunya harus diimbangi dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan. Berikut 5 contoh nyata yang bisa membuka mata kamu terhadap fenomena primordialisme di Indonesia, yaitu:

1. Konflik Antar Suku di Sampit, Kalimantan Tengah 

Paham pengertian sukuisme telah memicu terjadinya konflik berkepanjangan di antara Suku Dayak dan Suku Madura yang mendiami daerah Sampit, Kalimantan Tengah pada tahun 2001 lalu. 

Konflik antar suku yang berkepanjangan ini sempat menjadi isu berita nasional pada waktu itu.  

Terjadinya tragedi berdarah ini bermula dari pertikaian antar individu dan kecemburuan sosial antara orang-orang Dayak sebagai suku asli, dan orang-orang Madura sebagai suku pendatang.

Sektor perekonomian yang didominasi oleh para pedagang dari Suku Madura membuat warga dari Suku Dayak cemburu, hingga akhirnya menimbulkan perselisihan. 

Alhasil, perselisihan antar suku ini semakin memanas, hingga berujung pada terjadinya kerusuhan, pembantaian, pembakaran, dan penjarahan massal. 

2. Konflik Sukuisme Antara Etnis Lampung dan Etnis Bali di Sumbawa

Perselisihan antar etnis juga pernah terjadi di daerah Sumbawa, sehingga peristiwa tersebut kerap dikenal sebagai Tragedi Sumbawa. Tragedi ini melibatkan etnis yang ada di Lampung dan etnis dari Bali. 

Pemicu utama konflik ini bermula dari kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh oknum polisi asal Bali terhadap seorang mahasiswi asal Moyo Hulu, Lampung. 

Akibat peristiwa tersebut, terjadi sebuah perselisihan yang melibatkan warga dari etnis Bali dan warga dari etnis Lampung. 

Konflik ini memakan korban jiwa cukup banyak, yaitu sebanyak 12 orang. Sedangkan, kerusakan materialnya diperkirakan mencapai angka yang cukup fantastis. 

3. Konflik Antara Suku Aceh dan Suku Jawa 

Memahami pengertian sukuisme saja tidak cukup. Kamu harus tahu dampak yang ditimbulkannya dari konflik yang terjadi.

Sebagai salah satu suku terbesar yang menyebar di berbagai wilayah Indonesia, Suku Jawa juga tidak terlepas dari konflik. Faktanya, Suku Jawa pernah berkonflik dengan Suku Aceh pada masa reformasi di tahun 1998 sampai tahun 2005. 

Durasi konflik yang terjadi antar dua suku ini cukup lama karena dipicu oleh isu politik, agama, sosial, dan ekonomi. Bahkan, konflik ini juga melibatkan pemerintahan di era orde baru. 

Diskriminasi pemerintahan Indonesia pada saat itu terhadap masyarakat Aceh telah memicu perlawanan yang lebih serius. Puncaknya, muncul suatu gerakan perlawanan bernama Gerakan Aceh Merdeka (GAM). 

Gerakan separatis ini menargetkan perlawanan terhadap pemerintah Indonesia yang disebut oleh orang-orang Aceh sebagai pemerintahan Jawa. Akibatnya, konflik ini telah memakan korban jiwa yang sangat besar, yaitu mencapai 15.000 korban jiwa. 

4. Konflik Paham Pengertian Sukuisme Antar Suku di Papua 

Salah satu daerah di Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa adalah Papua. Oleh sebab itu, daerah ini rentan mengalami gesekan yang berujung pada konflik antar suku. 

Kasus konflik terbesar yang pernah terjadi di daerah ini adalah konflik antara Suku Lani Jaya dan Suku Nduga pada tahun 2022 lalu. Pemicu utama yang menyulut terjadinya konflik ini disinyalir karena adanya kasus pembunuhan terhadap salah seorang warga dari Suku Nduga. 

Sejak itu, kedua suku ini berseteru hingga menimbulkan banyak korban jiwa maupun kerusakan materi. Alhasil, konflik ini telah menyebabkan 1 orang korban meninggal, 21 orang luka-luka, dan 40 rumah terbakar. 

5. Kerusuhan Situbondo  

Peristiwa kelam tercatat dalam sejarah pemerintahan orde baru akibat terjadinya kerusuhan di daerah Situbondo, Jawa Timur. Konflik ini terjadi karena adanya penolakan terhadap keturunan etnis Tionghoa dan penganut agama Kristen. 

Kemudian, perselisihan terjadi akibat kasus pencemaran agama ini akhirnya merambat hingga peristiwa pembakaran gedung gereja secara besar-besaran. 

Alhasil, ada 5 orang korban jiwa, puluhan korban luka-luka, dan puluhan bangunan gereja yang habis terbakar imbas dari peristiwa ini. 

Baca Juga : 6 Nama Pakaian Adat Papua, Jenis, Keunikan, dan Filosofinya

3 Cara Mencegah Paham Sukuisme

Toleransi Antar Suku Bangsa di Indonesia
Toleransi Antar Suku Bangsa di Indonesia | Sumber gambar: Bobo.id

Perbedaan suku bangsa tidak semestinya menjadi pemicu konflik. Justru dengan keanekaragaman suku bangsa, seharusnya bisa semakin mempererat persatuan dan kesatuan. Selain memahami pengertian sukuisme, kamu juga harus mencegahnya. Berikut 3 cara yang bisa kamu terapkan, yaitu: 

1. Memupuk Rasa Toleransi Sejak Dini 

Sikap etnosentris, primordialisme, dan sukuisme bisa dicegah melalui pendidikan sejak usia dini. Ketika belajar di sekolah, seharusnya guru sudah mulai mengajarkan sikap toleransi antar suku bangsa. 

Memupuk rasa toleransi bisa melalui cara-cara sederhana, seperti mengajarkan anak untuk bergaul dengan siapa saja tanpa melihat latar belakang sukunya. Selain itu, bisa juga dengan memperkenalkan budaya dari suku dan daerah lain. 

Dengan memperkenalkan bahwa perbedaan bagian dari keberagaman, maka akan mencegah perpecahan antar suku.

2. Mencegah Praktik Sukuisme Melalui Perlindungan Hak Asasi Manusia (HAM)

Di dalam Undang-undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Indonesia menjamin perlindungan hak bagi setiap warga negaranya. Artinya, sebagai warga negara kamu berhak memperoleh perlindungan dari segala bentuk tindakan diskriminasi.  

Apabila kamu berasal dari latar belakang suku atau etnis minoritas, maka kamu tidak berhak mendapatkan pengucilan maupun perundungan. 

Sebaliknya, jika kamu berasal dari suku atau etnis mayoritas, maka kamu tidak boleh berperilaku semena-mena karena ada hak orang lain yang harus kamu hormati. 

3. Mengamalkan Nilai-nilai Pancasila 

Seluruh nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila memang berguna untuk menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bahkan, di dalam sila ketiga Pancasila yang berbunyi, “Persatuan Indonesia”, juga terkandung makna nilai persatuan dan kesatuan bangsa yang harus kamu jaga. 

Maka, sebagai warga negara yang baik, kamu tidak boleh saling berselisih dan bertindak diskriminatif. Dengan demikian, kamu bisa turut menjaga persatuan bangsa sekaligus mencegah terjadinya konflik yang memicu perpecahan. 

Baca Juga : Mengapa Kita Harus Hidup Rukun? Arti, Manfaat & Contohnya

Jadi Paham Pentingnya Mempelajari Pengertian Sukuisme?

Setelah memahami pengertian sukuisme dan dampak nyata dari konflik yang ditimbulkannya, tentu kamu harus menjauhi sifat tersebut. Perasaan dan sikap bangga yang berlebih terhadap sukunya sendiri kerap kali memicu konflik dan perselisihan. Apabila paham ini dibiarkan, justru bisa memecah belah persatuan bangsa. 

Maka dari itu, mulai sekarang sudah saatnya kamu menghormati keberadaan suku lain. Jangan sampai rasa cinta terhadap suku tertentu, justru merugikan orang lain. Dengan hidup saling menghormati antar suku, maka konflik dapat diminimalisir. Bahkan, dapat meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page