Integrasi Sosial: Pengertian, Syarat, Bentuk, Faktor, dan Contohnya

Integrasi sosial muncul dari sebuah fenomena sosial yang terjadi dalam lingkup masyarakat. Integrasi mempunyai peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Terutama, dalam proses terbentuknya keharmonisan di lingkungan kita.

Artikel ini akan membantu kamu memahami semua hal terkait istilah tersebut, mulai dari pengertian hingga contohnya secara lengkap.

Pengertian Integrasi Sosial

Persatuan
Persatuan | Sumber gambar: Pixabay

Integrasi sosial terdiri dari dua kata yang memiliki makna berbeda. Integrasi artinya kesempurnaan atau keseluruhan dan sosial artinya hubungan atau timbal balik dari masyarakat.

Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBB), integrasi sosial merupakan pembaruan terhadap suatu hal, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Pembaruan sama dengan penyesuaian, melebur, dan menjadi satu.

Dapat kamu simpulkan, pengertian istilah ini adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang tidak sama (berbeda) dalam masyarakat. Unsur-unsur tersebut berupa ras, kedudukan sosial, agama, bahasa, norma, etnis, adat istiadat, dan sistem nilai.

Dalam integrasi akan terjadi yang namanya proses kerjasama dari semua kalangan atau lapisan masyarakat. Mulai dari keluarga, perorangan, lembaga, bahkan seluruh kesatuan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, akan menghasilkan kesepakatan tentang nilai.

Menurut Gillin, integrasi sosial adalah fenomena sosial yang terjadi karena adanya proses sosial. Terutama yang berhubungan dengan perbedaan unsur. Misalnya seperti, emosional, perilaku, keinginan, dan budaya.

5 Syarat Integrasi Sosial

Kultur Budaya
Kultur Budaya | Sumber gambar: Pixabay

Perlu kamu ketahui, integrasi sosial tidak terjadi secara alamiah atau begitu saja. Ada 5 syarat utama yang menjadi pondasi atau fundamental dari proses ini. Berikut penjelasannya, yaitu:

1. Menjalankan Nilai dan Norma Secara Konsisten

Semua suku dan masyarakat yang ada di Indonesia pasti memiliki nilai dan norma masing-masing, baik itu secara tertulis ataupun tidak. Nah, nilai dan norma inilah yang menjadi salah satu faktor pendorong terjadinya integrasi di tengah masyarakat.

Secara sadar atau tidak, norma atau nilai tersebut menjadi salah satu landasan dalam mengatur kehidupan masyarakat. 

Misalnya, norma ketika bertamu ke rumah orang lain, sikap ketika melewati orang yang lebih tua, dan cara berbicara kepada orang yang lebih tua.

Meskipun normal tersebut tidak memiliki penguat seperti UUD, masyarakat akan selalu melakukannya secara konsisten, bahkan turun temurun. 

2. Toleransi

Syarat kedua adalah munculnya toleransi. Dalam sebuah hubungan kelompok sosial, toleransi sangatlah penting. Sebab, masyarakat Indonesia terdiri dari banyak latar belakang. Mulai dari suku, agama, ras, budaya, dan lain sebagainya.

Bagaimana jika tidak ada toleransi? Maka, integrasi tidak akan terjadi. Contohnya, kegiatan gotong royong, membangun tempat ibadah, saling peduli jika ada yang kesulitan, dan lain sebagainya.

Dengan sikap toleransi inilah, masyarakat bisa lebih mudah terintegrasi dan berkomunikasi. Maka dari itu, toleransi sangat penting untuk membangun integrasi.

3. Visi dan Misi yang Sama

Visi dan misi tidak hanya ada dalam lingkup perusahaan saja. Namun, dalam kehidupan masyarakat pun ada. Masyarakat perlu membangun visi dan misi dalam satu arah dan berasal dari kesepakatan bersama.

Jika masyarakat mampu berkomunikasi dengan tepat, visi dan misi tersebut akan mudah terwujud. 

Misalnya, peringatan kemerdekaan yang mengharuskan masyarakat ikut andil dalam meramaikan acara peringatan. Kalau tidak kompak, apakah acara akan lancar? Tentu tidak, bukan?

4. Muncul Rasa Saling Membutuhkan Antar Sesama 

Rasa saling membutuhkan juga termasuk syarat terjadinya integrasi sosial. Rasa ini akan memicu keterikatan dan keterbutuhan yang mendorong terjadinya hubungan sosial. Pada akhirnya, manusia akan mengetahui ia tidak bisa hidup tanpa manusia lainnya.

Meskipun, kita tahu kalau setiap orang mempunyai kebutuhannya masing-masing. Namun, tetap saja keterkaitan antara satu orang dengan yang lain tidak bisa terhindari begitu saja.

Misalnya, jual beli antara konsumen dan produsen, pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya.

5. Kesadaran Akan Makhluk Sosial

Syarat terakhir adalah kesadaran manusia sebagai makhluk sosial. Antara poin kelima ini masih berhubungan dengan poin keempat. Manusia harus tahu kalau kehidupannya tidak akan jauh dengan orang lain.

Ketika kamu ingin bergabung dalam kelompok sosial. Kesadaran diri harus kamu miliki. Dengan begitu, kamu akan lebih mudah berhubungan dengan masyarakat lainnya. Ini termasuk sikap mendasar yang wajib kamu miliki.

3 Bentuk Integrasi Sosial

Ilustrasi Demo
Ilustrasi Demo | Sumber Gambar: Pexels

Jika tadi kita sudah membahas syarat-syarat integrasi sosial, maka sekarang kamu harus tahu bagaimana bentuk dari fenomena ini. Berikut 3 bentuk dari fenomena tersebut, yaitu:

1. Koersif

Integrasi koersif merupakan fenomena yang terjadi karena adanya kekuasaan dari pihak penguasa. Artinya, pihak yang berkuasa itulah yang akan memberikan aturan dengan cara kekerasan. Misalnya saja, aksi demo yang dibubarkan polisi dengan gas air mata atau asap.

2. Normatif

Integrasi normatif adalah suatu fenomena yang terjadi karena kemunculan normal dan nilai yang berlaku di tengah kehidupan masyarakat. Misalnya saja, seluruh warga Indonesia yang bersatu dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.

3. Fungsional

Bentuk yang ketiga adalah fungsional. Artinya, integrasi yang muncul karena ada fungsi-fungsi tertentu dari masyarakat. Misalnya, Indonesia terdiri dari bermacam-macam suku, rasa, agama, budaya, dan adat.

4 Faktor Integrasi Sosial

Budaya
Budaya | Sumber gambar: Pixabay

Selain syarat, integrasi sosial terjadi karena faktor-faktor yang mendorongnya. Berikut penjelasan 4 faktor tersebut, yaitu:

1. Jumlah Anggota

Faktor yang pertama adalah jumlah anggota. Sebab, semakin banyak orang yang tergabung dalam kelompok, maka akan semakin sulit pula mewujudkan dan mencapai adanya integrasi.

2. Efektivitas Komunikasi

Integritas sosial bisa juga dipengaruhi oleh adanya efektivitas komunikasi yang terjadi antara satu anggota dengan anggota lainnya. Ketika mereka memiliki sistem komunikasi yang efektif, maka integrasi akan mudah tercapai.

Biasanya, masalah yang sering muncul dalam proses pembentukan integrasi adalah efektivitas komunikasi. Apabila suatu masyarakat tidak mempunyai komunikasi yang efektif, mereka akan kesulitan mencapai tujuan bersama.

3. Homogenitas Kelompok

Homogenitas kelompok sama saja dengan kemajemukan. Singkatnya, semakin majemuk dan heterogen masyarakat, maka prosesnya akan semakin sulit dan berat, bahkan bisa memakan waktu yang sangat lama.

Berbeda dari masyarakat homogen, mereka akan lebih mudah mencapai integritas karena bisa berbaur dan menciptakan momen dalam waktu yang singkat. 

4. Mobilitas Geografis

Mobilitas geografis adalah perubahan dan perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah yang lainnya. 

Itu artinya, setiap anggota masyarakat baru yang ada di wilayah-wilayah yang bersangkutan harus bisa menyesuaikan diri dengan norma dan nilai yang berlaku.

Contoh-Contoh Integrasi Sosial

Secara umum, integrasi sosial bisa terjadi di lingkungan apapun. Tidak peduli latar belakang mereka. Apakah kamu bisa membedakan contoh integrasi yang terjadi? Berikut 3 contoh fenomena tersebut beserta penjelasan lengkapnya, yaitu:

1. Contoh yang Terjadi di Keluarga

Contoh yang pertama terjadi di lingkup keluarga yang mana kemungkinan besar kamu pun pasti pernah melakukannya. Adapun kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Membantu menyelesaikan pekerjaan rumah secara bersama-sama.
  • Memahami kepribadian serta sifat dari semua anggota keluarga.
  • Menutup aib keluarga agar tidak sampai bocor ke orang lain.
  • Melakukan ibadah secara bersama-sama.
  • Menjalankan tugas dan masing-masing tanggung jawab.
  • Memberikan kesempatan untuk setiap anggota keluarga menyampaikan pendapatnya masing-masing terhadap persoalan yang dibicarakan.
  • Saling terbuka satu sama lain dan tidak menutup-nutupi apa yang terjadi demi menjaga perasaan anggota keluarga.
  • Saling menghargai dan menghormati sesama anggota keluarga.

2. Contoh yang Terjadi di Lingkungan Sekolah

Contoh yang berikutnya ada di sekitar sekolahan. Umumnya, kegiatan ini hanya terjadi dalam lingkup siswa dan masyarakat sekolah. Berikut adalah contohnya:

  • Menjunjung tinggi sikap toleransi kepada semua warga di sekolah.
  • Melakukan kerja kelompok.
  • Mengikuti segala peraturan yang ada di sekolah.
  • Tidak membedakan latar budaya suku, agama, dan ras untuk berteman ataupun bersosialisasi.
  • Berbuat baik kepada semua teman ataupun warga sekolah.
  • Aktif berkontribusi pada kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.

3. Contoh yang Terjadi di Lingkungan Masyarakat

Terakhir, contoh yang ada di sekitar kita, yakni lingkungan masyarakat. Ada banyak kegiatan yang bisa kita temui, yakni sebagai berikut:

  • Ramah kepada seluruh warga tanpa harus membedakan asal bangsa, agama, suku, dan bahasa yang digunakan.
  • Mengikuti gotong-royong untuk membersihkan lingkungan sekitar.
  • Ikut memeriahkan semua acara yang diselenggarakan desa.
  • Menghargai perbedaan agama.
  • Memenuhi undangan dari desa.

Baca Juga : 8 Manfaat Gotong Royong dan Contoh Penerapan Sehari-hari

Sudah Tahukah kamu Mengenai Integrasi Sosial?

Setelah membaca keseluruhan penjelasan dari integrasi sosial sudah bisakah kamu memahami apa maknanya, syarat, faktor, beserta contohnya? Kita bisa menyimpulkan, keberadaan integrasi itu tidak bisa terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sekalipun tidak banyak yang menyadarinya, fenomena tersebut selalu melekat. Untuk menjaga keharmonisan antara masyarakat, sudah sepatutnya kamu ikut berkontribusi untuk melestarikan integrasi yang ada di sekitarmu.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page