Profil Anggota Panitia Sembilan, Sang Perumus Piagam Jakarta

Tanpa adanya anggota Panitia Sembilan, sebuah piagam yang memiliki nama Piagam Jakarta, atau Jakarta Charter, takkan dapat selesai. Padahal, Piagam ini merupakan tanda bahwa Indonesia memiliki kebebasan dalam beragama dan pluralisme dalam hukum.

Masing-masing dari anggota tersebut mempunyai peran yang besar dalam memajukan Indonesia. Kira-kira, siapakah jati diri setiap anggota tersebut, sehingga mereka dapat menciptakan Piagam Jakarta yang sakral ini?

Profil Anggota Panitia Sembilan

Isi dari Piagam Jakarta
Isi dari Piagam Jakarta | Dewan Dakwah

Anggota Panitia Sembilan ini terbentuk dari lima individu dari golongan nasionalis, dan empat orang dari kelompok Islam. Profil singkat dari setiap anggota bisa kamu perhatikan melalui penjelasan singkat berikut ini.

1. Ir. Soekarno

Sosok yang juga kamu kenal sebagai presiden pertama di Indonesia, Ir. Soekarno, merupakan salah satu pribadi yang berjasa dalam pembuatan Jakarta Charter. Beliau lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901.

Pribadi hebat ini mulai terkenal sejak keikutsertaannya menjadi salah satu anggota Jong Java, organisasi kepemudaan cabang Surabaya, pada tahun 1915.

Sejak partisipasinya itulah, beliau aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beliau pun ikut turut serta sebagai salah satu dari Panitia Sembilan, dan berperan sebagai ketua. 

2. Mohammad Yamin

Sementara itu, sosok anggota bernama Mohammad Yamin lahir pada 24 Agustus 1903, berasal dari Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. 

Mohammad Yamin juga seorang pelopor Sumpah Pemuda yang harinya kamu peringati setiap tanggal 28 Oktober. 

Beliau juga terkenal akan perannya sebagai sastrawan, budayawan, sejarawan, ahli hukum, dan juga politikus di Indonesia semasa hidup. Mohammad Yamin pun mendapatkan penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia karena perannya yang banyak untuk kesejahteraan Indonesia.

3. Mohammad Hatta

Wakil presiden Ir Soekarno, Mohammad Hatta, juga merupakan anggota Panitia Sembilan. Bung Hatta lahir pada tanggal 12 bulan Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatra Barat. 

Mohammad Hatta menjadi seorang yang sangat Soekarno percayai, sebab sejak sebelum sampai proses proklamasi berjalan, Hatta selalu mendampingi sang Proklamator.

Bersama-sama dengan Soekarno, Hatta merumuskan serta menandatangani naskah proklamasi. Setelah proklamasi kemerdekaan, Mohammad Hatta pun menjabat sebagai wakil presiden, perdana menteri, dan bekerja membentuk Kabinet Hatta I, Hatta II, serta RIS.

4. Achmad Soebardjo

Achmad Soebardjo merupakan seorang aktivis pejuang kemerdekaan Indonesia yang berperan sebagai anggota di sejumlah organisasi di Indonesia pada masa itu. Contohnya adalah Jong Java, dan Persatuan Mahasiswa Indonesia yang ada di Belanda. 

Salah satu anggota Panitia Sembilan ini juga merupakan salah satu pemuda yang terlibat pada Peristiwa Rengasdengklok. Bersama golongan muda lain, beliau menculik Presiden Soekarno dan Bung Hatta, mendesak supaya mereka segera melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia. 

Achmad Soebardjo juga sangat berjasa dalam perjuangan kemerdekaan sebab ia ikut serta dalam penyusunan naskah proklamasi. Sesudah itu, beliau tetap aktif berjuang melalui posisi Menteri Luar Negeri Indonesia yang pertama.

5. A.A Maramis

Pria kelahiran Manado, Alexander Andries Maramis atau A.A Maramis ini juga banyak menyumbangkan jasanya dalam persiapan kemerdekaan Indonesia. A.A Maramis juga aktif sebagai salah satu anggota BPUPKI.

Jasa beliau yang cukup signifikan antara lain adalah mengusulkan perubahan pada nilai pertama Pancasila, saat perumusan dasar negara sedang didiskusikan. Beliau mengusulkan kepada Mohammad Hatta, agar poin pertama yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam” diganti.

Berkat A.A Maramis, poin pertama yang bisa menimbulkan diskriminasi itu pun diubah. Kalimat tersebut berganti menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa,” sehingga membuat lega para masyarakat yang beragama minoritas.

Setelah berperan sebagai salah satu anggota Panitia Sembilan, A.A Maramis menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia. Beliau pulalah yang menjadi pejabat yang menandatangani Oeang Republik Indonesia.

6. K.H Abdul Wahid Hasyim

K.H Abdul Wahid Hasyim merupakan salah seorang yang memiliki keinginan kuat untuk terus berkarir di bidang politik. Beliau lahir di Jombang, pada tanggal 1 Juni 1914. Abdul Wahid juga aktif bergabung dalam Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), dan setahun setelah menjabat, beliau diangkat menjadi ketua.

Abdul Wahid yang juga menjadi Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia ini, pernah menjabat menjadi anggota BPUPKI, PPKI, dan juga Panitia Sembilan. Ayah dari Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini akhirnya menjabat menjadi Menteri Negara Pertama dalam Kabinet Presidensial Republik Indonesia. 

7. Agus Salim

Pahlawan Nasional, Agus Salim, adalah salah satu anggota Panitia Sembilan yang berasal dari Sumatera Barat. Agus merupakan salah satu pejuang yang mempertahankan kemerdekaan Indonesia antara tahun 1945-1949. 

Selain itu, Agus Salim juga merupakan salah satu anggota BPUPKI yang K.R.T. Radjiman Wediodiningrat pimpin. Dalam badan tersebut, Agus Salim bertugas untuk mempersiapkan UUD 1945.

Agus Salim ini tak hanya pintar dalam bidang pendidikan, tetapi juga mempunyai kemampuan penguasaan bahasa asing. Tidak heran jika Agus memulai karir sebagai penerjemah dan pembantu notaris.

8. Abikoesno Tjokrosoejoso 

Adik dari H.O.S. Tjokroaminoto ini lahir di Dolopo, Kota Madiun, Jawa Timur, pada tanggal 15 Juni 1897. Pada awal tahun 1945, Abikoesno berperan sebagai salah satu anggota Panitia Sembilan, sekaligus salah satu anggota BPUPKI.

Sesudah Indonesia dinyatakan merdeka, beliau menjabat di dalam sebuah kabinet, sebagai Menhub (Menteri Perhubungan) Republik Indonesia yang pertama.

Di samping itu semua, rupanya Abikoesno Tjokrosoejoso juga pernah berperan sebagai pemimpin redaksi majalah mingguan yang bernama Sri Joyoboyo. Tetapi tidak berarti saat itu beliau meninggalkan dunia politik. Justru, melalui perannya ini, beliau makin aktif menulis topik berkaitan dengan politik, ekonomi, dan sejarah.

9. Abdul Kahar

Anggota Panitia Sembilan yang terakhir adalah Abdul Kahar Muzakkir, seorang yang juga pemerintah Indonesia beri sebuah gelar Pahlawan Nasional. Beliau berperan besar di bidang politik nasional, sebagai salah satu perumus pendirian negara Indonesia. Beliau juga pernah tergabung dalam BPUPKI sebagai anggota.

Abdul Kahar merupakan sosok yang kukuh ingin Indonesia berdasar kepada hukum Islam, atau Indonesia menjadi negara sekuler. Selain Abdul Kahar, ada pula tokoh Muhammadiyah yang bernama Ki Bagus Hadikusumo, seorang yang juga setuju dengan prinsip tersebut.

Akan tetapi, akhirnya dalam isi Jakarta Charter, anggota lain menyetujui pendapat yang A.A Maramis sampaikan. 

4 Tugas Anggota Panitia Sembilan

Ir. Soekarno sebagai ketua Panitia Sembilan
Ir. Soekarno sebagai ketua Panitia Sembilan | Gramedia

Masing-masing personel Panitia Sembilan memiliki peran masing-masing seperti yang telah disinggung di atas. Tetapi, secara keseluruhan mereka memiliki empat tugas yang dijelaskan secara singkat berikut ini. 

1. Setiap anggota wajib ikut merumuskan dasar negara Indonesia.

2. Memberikan masukan yang membangun secara lisan dan tulisan, serta merumuskan dan membahas dasar negara Indonesia.

3. Mengumpulkan seluruh masukan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pembentukan dasar negara.

4. Menyusun dengan teliti rancangan naskah dasar negara Indonesia.

Dari empat tugas pokok itulah, akhirnya penyusunan Piagam Jakarta dapat terselesaikan dengan lancar. Meskipun awalnya terdapat berbagai perbedaan, terutama perdebatan antar anggota untuk mengubah sila pertama, tetapi akhirnya masalah itu pun dapat menemukan titik terang.

Baca Juga: Mengenal Daftar Anggota BPUPKI dan Tugas-tugas Pokoknya

Bagaimana Pengaruh Anggota Panitia Sembilan?

Kebersamaan para anggota Panitia Sembilan
Kebersamaan para anggota Panitia Sembilan | Tribun News

Tanpa adanya para anggota Panitia Sembilan, pembuatan Piagam Jakarta atau Jakarta Charter tidak akan berjalan dengan semestinya. Lebih dari itu, peranan  mereka bahkan memberi pengaruh signifikan dalam perumusan dasar negara ini, yaitu Pancasila, hingga akhirnya memiliki format yang kamu kenal hari ini.  

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page