Dampak Negatif dari Pencemaran Udara serta Penyabab Utamanya

Dewasa ini, penduduk perkotaan sering kali merasakan pencemaran udara. Pencemaran udara atau pengotoran udara adalah proses bercampurnya zat-zat yang menimbulkan dampak negatif pada media udara. Tentu saja zat-zat ini juga buruk untuk kesehatan. Mari kita waspadai dampak negatif dari pencemaran udara.

5 Dampak Negatif dari Pencemaran Udara

Berikut ini adalah 5 dampak negatif dari pencemaran udara, baik jangka panjang maupun jangka pendek, yaitu:

1. Pemanasan Global

Pemanasan Global
Pemanasan Global | Image source: Unsplash.com

Bumi sedang mengalami pemanasan global yang dapat dianggap sebagai masalah utama akibat dari pencemaran udara. Terlebih, pemanasan global dapat melahirkan permasalahan lain yang tak kalah buruknya.

Adapun beberapa zat yang berkontribusi dalam proses pemanasan global antara lain:

  • Carbon dioksida (CO2)
  • Chloroflourocarbon (CFC) 
  • Metana
  • Ozon (O3)
  • Nitrogen dioksida (N2O)

Zat-zat tersebut nantinya akan bercampur di atmosfer bumi dan bekerjasama untuk memantulkan panas matahari kembali ke bumi. Proses ini disebut efek rumah kaca. Adapun penyebab timbulnya zat-zat tersebut antara lain, yaitu:

  • CO2 berasal dari respirasi hewan, fungi, hingga pembakaran bahan bakar fosil.
  • CFC atau freon berasal dari penggunaan AC dan pendingin kulkas.
  • Metana berasal bahan bakar, pembangkit listrik, hingga pupuk.
  • O3 terbentuk secara alami dari O2 dan sinar UV.
  • N2O  berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.

2. Perubahan Iklim

Dampak negatif selanjutnya adalah perubahan iklim. Saat suhu bumi naik, es di kutub akan mencair. Lalu, es yang mencair akan membanjiri wilayah bumi lain dan menyebabkan siklus cuaca berubah. 

Kondisi ini juga yang membuat perubahan sifat pada fauna yang memiliki aktivitas musiman seperti migrasi. Tak hanya fauna, kehidupan flora juga terdampak. Terlebih pada flora yang berhubungan langsung dengan manusia seperti komoditas tani dan kebun.

Pada flora yang tak langsung berhubungan dengan manusia seperti flora hutan, pemanasan global yang bersamaan dengan perubahan iklim dapat menambah potensi kebakaran hutan.

3. Hujan Asam

Hujan Asam
Hujan Asam | Image source: Unsplash.com

Hujan asam berasal dari meningkatnya kadar keasaman pada air hujan. Normalnya, air hujan memiliki pH sekitar 5,6. Namun, saat terjadi hujan asam, pH hujan akan menurun hingga di bawah 5. 

Apabila sampai di bawah 4, maka air hujan sudah sangat asam dan akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah. 

Adapun penyebab hujan asam adalah kandungan SO2 (sulfur dioksida) dan NOX (nitrogen oksida) di udara. Penyebab utama dari hujan asam, antara lain:

  • Penggunaan bahan bakar fosil oleh kendaraan bermotor, pembangkit listrik, dan industri. 
  • Aktivitas pertanian yang menggunakan pupuk nitrogen
  • Pembakaran sampah tanpa pemurnian emisi

Saat di udara, kedua zat tersebut akan berinteraksi dengan uap air dan oksigen. Lalu membentuk asam sulfur dan asam nitrat. 

Dampak negatif yang satu ini secara langsung akan merusak keadaan tanah. Zat asam yang berinteraksi dengan air hujan akan jatuh ke tanah dan secara langsung juga mencemari tanah.

Pasalnya, asam merupakan zat yang berbahaya. Hujan asam dapat merusak bagian-bagian tumbuhan dan menghambat pertumbuhannya, mencemari air apabila jatuh ke cadangan air, dan dapat merusak bangunan.

Selain itu, manusia dan hewan yang terpapar hujan asam berpotensi mengalami gangguan pernapasan, penyakit kulit, dan lain-lain.

4. Kabut Asap

Kabut asap juga salah satu dampak negatif dari pencemaran udara. Biasanya terjadi di daerah perkotaan maupun daerah dekat industri.

Kabut asap adalah kondisi saat udara mengandung partikel-partikel kecil, seperti uap air, polusi, debu, dan bahan kimia lainnya. 

Tak hanya itu, kabut asap juga dapat mengandung benda padat kecil seperti abu, debu, dan karbon. Benda-benda padat ini nantinya akan mengangkut zat kimia lain yang lebih kecil.

Tidak jarang pula, kabut asap mengandung beberapa persen dari gas beracun. Gas-gas ini meliputi: karbon dioksida (CO2), sulfur dioksida (SO2), ozon (O3), dan nitrogen dioksida (NO2).

Dampak dari kabut asap sudah sering terasa, yakni iritasi mata dan gangguan pernapasan. 

5. Gangguan Kesehatan

Gangguan Kesehatan
Gangguan Kesehatan | Image source: Unsplash.com

Selain merusak alam dan lingkungan, pencemaran udara juga berdampak negatif pada kesehatan manusia. Berikut adalah beberapa contoh penyakit akibat polusi udara.

1. Asma (Asmathic Bronchiale)

Asma adalah penyakit kronis atau jangka panjang. Penyakit ini ditandai dengan adanya peradangan atau penyempitan pada saluran pernapasan yang mengakibatkan sulit atau sesak napas. 

2. Ateroklerosis

Ateroklerosis adalah penyempitan pembuluh darah akibat menumpuknya plak pada pembuluh darah. Kotoran ini bisa berasal dari kandungan oksigen yang dibawa oleh darah.

Penumpukan plak dalam jangka panjang dapat mengentalkan saluran pembuluh arteri dan membatasi aliran darah, oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. 

Tanpa penanganan, kondisi ini dapat mengarah ke kardiovaskular. Tepatnya seperti serangan jantung koroner atau penyakit arteri perifer, serangan jantung, dan stroke. 

3. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Gejala ISPA adalah batuk, pilek, dan disertai demam. ISPA adalah penyakit yang dapat dialami oleh siapa saja dan mudah menular. 

Menurut data WHO, hampir 4 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat ISPA. Dari 4 juta orang tersebut, 98% di antaranya akibat infeksi saluran pernapasan bawah, akibat dari menghirup udara yang berpolusi.

4. Gangguan Mata

Terdapat beberapa gangguan mata sebagai dampak buruk pencemaran udara, berikut adalah beberapa gangguan tersebut:

  • Sindrom mata kering dan radang kornea yang mengakibatkan mata terasa gatal dan muncul sensasi terbakar pada mata.
  • Konjungtivitis biasanya diakibatkan oleh bakteri, namun ada juga kasus yang disebabkan oleh polusi udara. Radang mata ini menimbulkan radang konjungtiva yang membuat mata merah dan kelopak mata bengkak.
  • Alergi mata biasanya terjadi pada mata yang sensitif.
  • Gangguan pada iris dan kornea mata bisa terjadi akibat dari paparan udara yang tercemar. Akibatnya mata merasa tidak nyaman apabila melihat cahaya yang terang.

Apabila selalu terpapar udara kotor di perkotaan, sebaiknya gunakanlah kacamata sebelum berkendara. 

5. Gangguan Kehamilan

Bagi ibu hamil yang secara rutin terpapar udara tercemar, terdapat potensi gangguan dalam kehamilannya. 

Udara kotor yang masuk pada saluran pernapasan juga akan beredar ke seluruh bagian tubuh. Pada ibu hamil, bisa juga sampai ke plasenta yang bertugas menyediakan oksigen untuk janin.

Mungkin tidak separah apabila ibu hamil menghisap rokok, tetapi akibat dari menghirup udara tercemar secara rutin antara lain, yaitu:

  • Peradangan rahim (intrauterine inflammation)
  • Berat badan lahir rendah
  • Prematur
  • Autisme
  • Keguguran

7 Penyebab Utama Pencemaran Udara

Berikut 7 penyebab utama timbulnya pencemaran udara yang berasal dari kegiatan manusia dan fenomena alam, yaitu:

1. Asap Kendaraan Bermotor

Asap kendaraan bermotor adalah sumber dari gas karbon monoksida (CO). Apabila menghirup gas ini secara rutin, dapat menimbulkan dampak negatif dari pencemaran udara seperti gangguan pernapasan dan penyakit lainnya. 

2. Limbah Asap Industri

Sama seperti asap kendaraan bermotor, limbah asap pabrik juga mencemari udara dengan gas CO, hidrokarbon, dan senyawa lain yang berbahaya. 

3. Limbah Pertanian

Pupuk untuk kegiatan tani menghasilkan gas amonia dan NH3. Apabila penggunaannya berlebihan, dapat berkontribusi langsung pada terjadinya hujan asam.

4. Penebangan Hutan

Seperti yang kita ketahui, hutan adalah paru-paru bumi yang dapat menukar karbon dioksida menjadi oksigen. Penebangan hutan liar secara signifikan mengurangi kontribusi hutan dalam memasok oksigen di atmosfer.

5. Aktivitas Rumah Tangga

Dalam skala kecil, membakar sampah, dan mengecat tembok juga melepas gas-gas berbahaya ke atmosfer. Kandungan dalam gas tersebut dapat mengganggu pernapasan.

6. Aktivitas Gunung Berapi

Salah satu kegiatan alami yang juga melepas gas berbahaya ke atmosfer. Letusan gunung berapi membawa gas belerang dioksida (SO2) yang berkontribusi pada hujan asam, hidrogen sulfida (HS2) yang bisa beracun, dan CO2 yang berbahaya untuk pernapasan.

7. Kebakaran Hutan

Berbeda dengan pembakaran hutan, kebakaran hutan bisa terjadi secara alami. Umumnya terjadi pada musim kemarau, yang pastinya melepaskan asap dan gas berbahaya lain yang mencemari udara.

Ayo Kurangi Dampak Negatif dari Pencemaran Udara!

Sebagian besar penyebab munculnya pencemaran udara adalah dari aktivitas manusia. Namun, manusia juga bisa berkontribusi untuk mengurangi dampak negatif dari pencemaran udara dengan reboisasi, penggunaan pupuk organik, dan hal lain demi menjaga kesehatan udara.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page