Apa Saja Faktor Penghambat Mobilitas Sosial dan Pengaruhnya

Mobilitas sosial memungkinkan masyarakat bergerak dari satu strata ke strata lainnya atau dari satu komunitas sosial ke komunitas sosial lainnya. Namun, ada pula masyarakat yang stuck. Pasalnya, ada faktor penghambat mobilitas sosial yang nyata terjadi di tengah-tengah masyarakat.

Pergerakan pada aktivitas sosial ini juga tidak harus dalam skala yang besar. Kamu sudah dianggap melakukan mobilitas sosial ketika mampu berpindah dari satu strata ke strata lainnya. Meski begitu, kamu perlu mengetahui apa saja faktor yang menjadi penghambat sehingga mobilitas tersebut tidak terjadi.

Pengertian Mobilitas Sosial 

Sebelum membahas soal faktor penghambat mobilitas sosial, kamu perlu memahami dulu apa pengertian dari perpindahan satu ini. 

Sederhananya, mobilitas artinya adalah bergerak sementara sosial adalah keterlibatan atau kontribusi seseorang dalam sekelompok masyarakat maupun komunitas sosial.

Artinya, mobilitas sosial adalah proses pergerakan setiap individu menuju keterlibatan komunitas sosial tertentu. 

Pergerakan tersebut bisa mengarah pada status sosial yang lebih tinggi, sama, atau bahkan lebih rendah. Hal ini bergantung pada seberapa besar pergerakan yang masyarakat lakukan.

4 Bentuk Mobilitas Sosial

Secara umum, terdapat 4 bentuk mobilitas sosial yang terjadi dalam masyarakat. Masing-masing bentuk ini bisa menjadi penunjuk posisi mobilitas yang sedang terjadi pada kamu. Berikut penjelasan mengenai 4 bentuk mobilitas sosial, yaitu:

1. Mobilitas Sosial Vertikal

Kata kunci dari mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan yang tidak sederajat, entah itu naik atau turun. 

Pada mobilitas naik, contohnya adalah perubahan status dari yang semula memiliki pangkat rendah menjadi lebih tinggi. Sementara yang turun, artinya ada penurunan status, seperti walikota menjadi kepala desa.

2. Mobilitas Sosial Horizontal

Kalau pada mobilitas sosial vertikal bicara soal perpindahan yang tidak sederajat, maka berlaku sebaliknya pada poin ini. 

Mobilitas horizontal memungkinkan perubahan status sosial yang tidak berpengaruh terhadap derajatnya. Misalnya, seorang dokter yang dipindah tugaskan dari rumah sakit satu ke yang lainnya.

3. Mobilitas Sosial Antargenerasi

Sesuai dengan namanya, perpindahan sosial ini memungkinkan kedudukan sosial yang kamu alami melibatkan perbedaan generasi. 

Misalnya, dulu pada zaman kakek nenekmu pendidikan tertinggi yang bisa mereka tempuh hanya setingkat SMA saja. Tetapi, di era sekarang ini menjadi sarjana merupakan pencapaian yang lumrah.

4. Mobilitas Sosial Intragenerasi

Berkebalikan dengan antargenerasi, intragenerasi memungkinkan terjadinya perpindahan sosial yang terjadi dalam satu generasi. 

Misalnya kamu duduk di bangku kelas 1 SMA lalu mendapatkan beasiswa akselerasi, sehingga bisa naik langsung ke kelas 3. Hal ini menunjukkan perpindahan yang terjadi masih satu generasi.

4 Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

Kamu pernah menemui orang atau sekelompok masyarakat yang kesulitan mengalami mobilitas sosial? Mereka kesulitan untuk berpindah dari satu strata sosial ke strata lainnya. Pasalnya, ada faktor penghambat mobilitas sosial yang terjadi. Berikut 4 diantaranya, yaitu:

1. Kemiskinan

1. Kemiskinan 1
Potret Kemiskinan | Sumber gambar: Freepik.com

Penghambat pertama datang dari kemiskinan. Sudah bukan rahasia lagi, apabila kemiskinan menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap terjadinya mobilitas sosial. 

Bagaimana tidak, kemiskinan membuat banyak orang sulit mendapatkan pendidikan yang layak. Maka tak heran, apabila level pendidikan mereka rendah.

Tidak adanya fasilitas pendidikan yang cukup, membuat mereka memiliki mindset yang kurang bertumbuh. 

Kemiskinan telah membuat orang-orangnya sibuk mencari sesuap nasi, tanpa mampu berpikir soal karir atau peluang-peluang ke arah kenaikan strata sosial. 

2. Diskriminasi

2. Diskriminasi
Potret Diskriminasi Pada Disabilitas | Sumber gambar: Freepik.com

Faktor penghambat mobilitas sosial yang kedua adalah diskriminasi. Makna dari aktivitas ini adalah perlakuan membeda-bedakan terhadap sesama individu dengan alasan beda agama, ras, suku, dan golongan. 

Diskriminasi tentu akan sangat menghambat mobilitas sosial karena setiap orang tidak mendapat peluang sama. Bahkan dampak paling parahnya, bisa muncul konflik yang kemudian juga akan memecah belah masyarakat. 

Kamu tentunya tidak ingin perpecahan ini terjadi, bukan? Maka, menghindari adanya perilaku diskriminasi adalah pilihan bijak yang harus dilakukan.

3. Stereotip Gender

3. Stereotip Gender
Gambaran Diskriminasi Gender | Sumber gambar: Freepik.com

Bicara soal stereotip gender, artinya telah ada pandangan yang mengkotak-kotakkan antara laki-laki dan perempuan. Kondisi ini menjadi penghambat mobilitas sosial paling mendasar. Sayangnya, cukup banyak orang yang melakukannya, bahkan mungkin tanpa mereka sadari.

Contoh sederhananya, masih banyak pemikiran patriarki yang menganggap wanita tidak boleh lebih tinggi derajatnya ketimbang wanita. 

Pada pemikiran ini semestinya lelaki menjadi pemimpin daripada wanita, sehingga tidak boleh ada yang melampaui lelaki. Padahal, secara HAM (Hak Asasi Manusia) semua gender harus mendapat kesempatan sama.

4. Keadaan Politik yang Tidak Stabil

4. Keadaan Politik yang Tidak Stabil
Gambaran Kerusuhan Politik | Sumber gambar: Freepik.com

Pada tahun 1998 saat kerusuhan Mei terjadi, Indonesia mengalami kondisi politik yang bergejolak. Saat itu, negara dalam kondisi yang tidak aman. 

Pertumpahan darah terjadi di mana-mana. Tentu masyarakat menjadi sangat cemas atas kondisi kritis yang terjadi, sehingga sangat tidak mungkin terjadi mobilitas sosial.

Kondisi politik suatu negara yang tidak stabil akan membuat suasana menjadi mencekam. Fokus masyarakat bukanlah pada sosial lagi, tetapi lebih kepada tingkat keamanan. Oleh karena itu, kondisi politik juga masuk dalam faktor penghambat mobilitas sosial.

3 Pengaruh Negatif Mobilitas Sosial

Meskipun mobilitas sosial penting terjadi pada masyarakat, tetap ada pengaruh negatif dari aktivitas perpindahan ini. Berikut ulasan mengenai 3 dampak negatifnya, yaitu:

1. Kecemasan

Adanya mobilitas sosial yang terlalu masif dalam masyarakat bisa berpengaruh terhadap tingkat kecemasan mereka, khususnya bagi orang-orang yang khawatir turun strata sosialnya. 

Parahnya jika terjadi kecemasan yang besar, justru akan berdampak pada timbulnya kejahatan.

2. Melemahkan Solidaritas Kelompok

Salah satu faktor penghambat mobilitas sosial adalah kemiskinan, tetapi mendadak menjadi orang kaya juga bisa berpengaruh negatif pada aktivitas ini. 

Misalnya, ada orang desa yang memenangkan undian ratusan juta lalu memilih hidup di kota besar tanpa tahu cara beradaptasi. 

Normalnya, mereka pasti akan menjalin interaksi dengan tetangga sekitar yang sudah lebih lama menjadi orang kaya. 

Sangat mungkin orang tersebut kaget dengan kebiasaan tetangga kayanya dan ingin mencapai posisi tersebut sehingga muncul tuntutan baru yang justru merenggangkan hubungan keluarga.

3. Memicu Konflik

Apabila masyarakat memiliki ambisi yang sangat besar untuk melakukan bentuk mobilitas sosial vertikal naik, persaingan akan kian padat. Secara otomatis pertikaian bisa saja muncul antar profesi maupun antar generasi, sehingga konflik rawan mencuat.

2 Pengaruh Positif Mobilitas Sosial

Selain pengaruh secara negatif, tentu tetap ada dampak positif dari mobilitas sosial ini. Berikut 2 dampak positif yang bisa kamu peroleh lewat adanya aktivitas perpindahan sosial ini, yaitu:

1. Mendorong Seseorang untuk Maju

Ketika seseorang melihat adanya pergerakan status sosial dari masyarakat lainnya dari yang semula rendah menuju naik, maka akan muncul dorongan untuk maju. 

Masyarakat akan cenderung berpindah agar status sosial mereka menjadi lebih tinggi atau lebih baik lagi.

Sebenarnya hal ini terjadi secara alamiah. Artinya, setiap individu pasti memiliki keinginan untuk terus bergerak maju. Misalnya, dari yang semula berada dalam kelas ekonomi bawah, pasti ingin naik ke kelas ekonomi lebih tinggi.

Maka, adanya perpindahan sosial ini bisa mendorong seseorang untuk lebih maju dan mencapai kesejahteraan dalam hidup.

2. Mempercepat Perubahan Sosial

Secara linier, mobilitas sosial ke arah maju membuat tingkat perekonomian masyarakat menjadi naik.

Pasalnya, kesadaran masyarakat untuk membantu wilayah pelosok juga akan semakin tinggi. Misalnya, memberikan bantuan pendidikan, berupa beasiasiwa maupun pembangunan fasilitas sekolah.

Dengan demikian, pendidikan juga akan bisa dirasakan oleh seluruh anak-anak yang mungkin berada di pelosok.

Selain itu, ada juga dampak jangka panjangnya. Anak-anak yang mendapat bantuan pendidikan sesuai jenjang yang semestinya mereka peroleh, maka suatu saat akan kembali ke kampung halaman untuk memajukan daerah tersebut. 

Mobilitas sosial sedemikian rupa ini tentunya akan mempercepat perubahan sosial ke arah lebih baik.

Sudah Paham Apa Saja Faktor Penghambat Mobilitas Sosial?

Itulah penjelasan lengkap mengenai faktor penghambat mobilitas sosial sampai pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari. Kamu juga bisa mempertimbangkan pengaruh negatif dan positifnya agar dapat mengategorikan ke arah mana mobilitas sosial yang sedang kamu lakukan.

Memahami faktor penghambat tersebut akan memberikan rambu-rambu kepada kamu agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Selain itu, kamu harus bisa berkontribusi dalam melakukan mobilitas sosial ke arah yang positif, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Dengan begitu, dampaknya pun akan positif.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page