Memahami Sistem Kasta di India, Sejarah, dan Cirinya

Sistem kasta di India sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan terus lestari hingga kini. Meski kampanye tentang kesetaraan sosial dan hak asasi manusia berlangsung secara masif, nyatanya India tidak bergeming dan tetap mempertahankan sistem kasta. 

Bagaimana sih sistem strata sosial mereka? Kamu bisa temukan jawabannya dalam uraian berikut ini! 

Apa Itu Kasta di India?

kasta di india apa itu kasta
Sekelompok pria India | Sumber gambar: Unsplash

Sistem kasta adalah pembagian strata sosial berdasarkan perbedaan kelas, kekayaan, pangkat, hak, profesi, atau pekerjaan dalam masyarakat. Di India, sistem kasta yang kompleks masih ada hingga hari ini. Sistem kasta tersebut telah hidup di sana sejak kedatangan orang berbahasa Arya.

Pada prinsipnya, masyarakat India terbagi menjadi empat strata sosial, yaitu: 

  • Brahmana adalah kasta tertinggi yang umumnya menjadi pendeta, 
  • Ksatria umumnya beranggotakan tentara dan pemimpin pemerintahan, 
  • Waisya terdiri dari pedagang dan petani, dan 
  • Sudra adalah para pengrajin dan buruh. 

Brahmana, Ksatria, dan Waisya lebih termasuk dalam kelompok Tri Wangsa.

Selain itu, ada kasta Dalit yang paling rendah hingga mendapatkan julukan “tak tersentuh”. Meskipun diskriminasi terhadap mereka masih terjadi, tetapi K.R Narayanan, seorang Dalit pernah terpilih sebagai presiden India pada tahun 1997.

Sistem strata sosial di Indonesia mencerminkan karakteristik yang sudah turun temurun, membagi masyarakat ke dalam kelompok endogami dengan sistem keanggotaan waris. Kasta juga memengaruhi aspek lain, termasuk perkawinan, pekerjaan, dan peringkat sosial.

Di Bali juga ada sistem kasta  yang bernama Catur Warna Hindu. Sistemnya mirip dengan India tetapi tidak kompleks dan diskriminatif. Fungsi kasta di Bali lebih berpengaruh pada pemberian nama anak.

Bagaimana Sejarah Sistem Kasta di India?

kasta di india sejarah
Kumpulan buku | Sumber gambar: Unsplash

Sebenarnya, asal usul sistem kasta di India masih menjadi misteri, walaupun ada temuan bukti tertulis terkait dalam kitab suci Veda yang menggunakan bahasa Sansekerta sekitar tahun 1.500 Sebelum Masehi (SM). Kitab Veda membentuk dasar bagi agama Hindu.

Sebelum itu, seperti yang tercatat dalam kitab “Rigveda” yang berasal dari sekitar 1700-1100 SM, penyebutan perbedaan kasta sangat jarang terjadi. Mobilitas sosial lebih lazim dan umum pada masa itu.

Cerita Hindu, tentang penciptaan manusia, menghubungkan sistem kasta dengan dewa Brahma, yang mereka percaya dapat menciptakan manusia dengan berbagai bagian tubuhnya. Dalam cerita ini, pendeta lahir dari mulutnya, penguasa dan pejuang dari lengannya, pedagang dari pahanya, dan pekerja dari kakinya. 

Cerita tersebutlah yang membentuk dasar kasta Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Masyarakat yang lahir di luar sistem kasta mendapatkan sebutan “orang tidak tersentuh” atau Dalit.

Awalnya, sistem kasta terbentuk berdasarkan pekerjaan yang seseorang lakukan. Namun, seiring waktu, sistem ini berubah menjadi status yang diwariskan secara turun temurun. Oleh karena itu, setiap individu lahir dalam status sosial tertentu yang tidak dapat mengubahnya selama hidup mereka.

Istilah “kasta” sebenarnya berasal dari bahasa Portugis yang tiba di India pada abad ke-16. Sementara orang India menggunakan istilah “jati” untuk merujuk pada sistem struktur sosial yang turun temurun di Asia Selatan.

Sekarang, penggunaan istilah “kasta”  lebih menggambarkan masyarakat yang terbagi berdasarkan kelompok atau strata. Sistem sosial tersebut tidak hanya terdapat di Asia Selatan, tetapi juga di seluruh dunia. 

Mahatma Gandhi, meskipun lahir dalam kasta Ksatria, memperjuangkan kesetaraan bagi Dalit dan memberi mereka julukan “Harijans,” yang berarti “anak-anak Tuhan.”

Sejumlah teori biologis menghubungkan sistem kasta dengan keyakinan bahwa individu mewarisi sifat-sifat tertentu, yang memengaruhi status sosial, pekerjaan, dan pola makan mereka.

Alasan-alasan teologis juga memainkan peran dalam sistem kasta, terkait dengan konsep reinkarnasi dalam kosmologi Hindu, di mana penganutnya percaya bahwa jiwa bereinkarnasi ke dalam bentuk berbeda setelah kehidupan sebelumnya.

4 Kasta di India dan Ciri-Cirinya

Seperti yang sudah disinggung dalam pembahasan sebelumnya bahwa kasta di masyarakat India terdiri dari empat tingkatan. Setiap kasta rupanya memiliki karakteristik tersendiri dari berbagai aspek yang dijelaskan secara singkat berikut ini. 

1. Kasta Brahmana

kasta di india brahmana
Orang India memakai pakaian khusus | Sumber gambar: Unsplash

Kasta Brahmana di India adalah kasta tertinggi yang berisi cendekiawan agama, guru, dan pemimpin pengetahuan. Umumnya, mereka memilih gaya hidup sebagai vegetarian dan menghindari bahan makanan yang memiliki darah atau bernyawa, terutama di daerah di mana makanan hewani langka, seperti pegunungan atau gurun.

Dari sisi pekerjaan, kaum Brahmana menghindari pekerjaan yang terkait dengan kematian, seperti pembuatan senjata, penyembelihan hewan, dan perdagangan racun. Di samping itu, mereka memainkan peran penting sebagai pemimpin dalam upacara keagamaan dan mendapat penghormatan tinggi dalam masyarakat.

Selain berperan sebagai cendekiawan dan guru, kaum Brahmana juga umum berprofesi sebagai pejuang, pedagang, atau petani. Pada periode 1600-1800, banyak dari mereka yang menduduki jabatan administrasi pemerintah dan memimpin militer di bawah Dinasti Maratha.

Saat ini, jumlah mereka mencapai sekitar 5% dari populasi India. Meskipun kurang dari 10% di antara mereka yang bekerja sebagai pendeta, banyak yang menjalani mata pencaharian yang berkaitan dengan kasta yang lebih rendah, seperti pertanian, pekerjaan batu, atau industri jasa. 

Kondisi tersebut sering dianggap sebagai tindakan yang tidak sesuai, karena pekerjaan “rendah” tersebut dapat menghambat peran Brahmana sebagai cendekiawan agama. Jika mereka terlibat dalam pekerjaan semacam itu, mereka bisa terkontaminasi dalam aspek ritual dan dilarang memasuki imamat.

2. Ksatria

kasta di india ksatria
Seorang pria India dengan pakaian formal | Sumber gambar: Unsplash

Kasta di India yang kedua adalah Ksatria, yang terdiri dari anggota militer, bangsawan, kepala, dan pejabat pemerintahan. Meskipun mereka termasuk bangsawan, harta mereka adalah kepunyaan negara. 

Pada masa lalu, Ksatria adalah bangsawan dan pemimpin masyarakat yang bertanggung jawab dalam menjaga keamanan, keadilan, dan membela kaum tertindas. Contohnya adalah tentara dan raja.

Saat ini, Ksatria masih terkait erat dengan profesi di lembaga pemerintahan, termasuk pemimpin negara, penegak hukum, prajurit keadilan, dan tokoh masyarakat. Oleh karena itu, banyak anggota lembaga pemerintahan di India yang berasal dari kasta Ksatria.

3. Waisya

kasta di india waisya
Pesta di India | Sumber gambar: Unsplash

Waisya merupakan salah satu kasta dalam tatanan sosial agama Hindu. Bersama dengan Brahmana dan Ksatria, mereka membentuk Tri Wangsa, yang merupakan tiga kelompok utama dalam struktur profesi yang menjadi pilar bagi penciptaan kesejahteraan masyarakat. 

Karakteristik dasar golongan Waisya adalah memiliki sifat perhitungan, tekun, keahlian, hemat, ketelitian, dan kemampuan dalam manajemen aset. Oleh sebab itu, kaum Waisya seringnya bekerja sebagai dengan pedagang dan pengusaha.

Mereka memiliki tanggung jawab untuk mengelola kegiatan ekonomi dan bisnis dengan tujuan mewujudkan distribusi dan redistribusi pendapatan serta penghasilan, sehingga mencapai kesejahteraan bagi masyarakat, negara, dan kemanusiaan.

4. Sudra

kasta di india sudra
Pria tua di India | Sumber gambar: Unsplash

Kasta di India yang terakhir bernama Sudra. Seperti yang telah sempat disinggung sebelumnya, mereka berperan sebagai pelayan bagi ketiga kasta di atasnya. Biasanya, kasta Sudra beranggotakan individu yang bekerja sebagai buruh dan pelayan. 

Menariknya, kasta Sudra adalah yang paling banyak terdapat di Bali, yaitu sekitar 90% dari jumlah penduduk Bali.

Keunggulan anggota kasta Sudra ini meliputi kekuatan fisik, ketekunan, dan ketaatan terhadap pemimpin mereka. Tugas utama mereka masih berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, tetapi mereka melakukannya dengan mengikuti petunjuk dari golongan di atasnya.

Apakah Sistem Kasta Masih Relevan?

Sistem kasta di India memang sudah menjadi tatanan sosial turun temurun yang sulit untuk diubah. Dampaknya, ketimpangan sosial di negara tersebut sangat tinggi. Kasta rendah seperti Sudra dan Dalit yang jumlahnya lebih banyak memiliki akses yang sangat terbatas terhadap fasilitas umum. 

Sistem kasta ini membuat kemiskinan di India menjadi salah satu masalah yang sulit teratasi. Pengaruh sistem kasta di sana berbeda dengan sistem kasta Hindu Bali yang lebih fleksibel dalam penerapannya. Wajar saja jika kesejahteraan sosial masyarakat di Bali cenderung lebih merata.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page