Konsep Berpikir Sinkronik: Arti, Ciri-Ciri, Cara & Contoh

Identik dengan pengkajian sebuah peristiwa masa lampau, konsep berpikir sinkronik meluas secara ruang dan memiliki batas dalam hal waktu. Kehadiran pendekatan sinkronik tidak berusaha untuk memutuskan kesimpulan, melainkan melakukan sebuah analisis terhadap peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Tak hanya mengetahui sebab akibat, pendekatan sinkronik mampu menguraikan ruang dan waktu secara mendalam serta menyeluruh dari adanya suatu peristiwa. Artikel ini akan membahas tentang pendekatan berpikir sinkronik, mulai dari pengertian, ciri-ciri, cara melakukan, hingga contoh penerapannya. Simak artikel selengkapnya!. 

Apa Itu Konsep Berpikir Sinkronik?

Berasal dari bahasa Yunani, konsep berpikir sinkronik merupakan metode pemikiran terhadap masa lalu berdasarkan analisis secara runtut, mulai dari waktu kejadian, tempat, tokoh, alasan, dan dampak. Selain itu, keseluruhan aspek yang ada dalam peristiwa, baik aspek sosial, ekonomi, dan politik akan dianalisis secara menyeluruh. 

Lebih jauh, pendekatan sinkronik juga berarti proses analisis terhadap suatu kejadian atau peristiwa masa lampau, dengan mengedepankan komponen atau elemen secara harmonis dan sistematis. 

Dalam konsep ini, pendekatan sinkronik menekankan struktur kajian yang melebar dalam ruang dan menyempit secara waktu. Pada umumnya, pendekatan sinkronik adalah ilmu yang sering digunakan dalam cabang ilmu politik, sejarah, ekonomi, antropologi, hingga sosial. 

Ciri-Ciri Konsep Berpikir Sinkronik

Ciri Ciri Konsep Berpikir Sinkronik
Ilustrasi pendekatan sinkronik | Sumber gambar: Freepik.com

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri pendekatan sinkronik dalam mempelajari suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi pada masa lalu:

1. Mengkaji Peristiwa Sejarah pada Masa Lampau

Ciri yang paling mencolok dari konsep berpikir sinkronik yaitu fokus mengkaji peristiwa sejarah. Segala sesuatu yang berbau sejarah pasti erat kaitannya dengan masa lalu atau hal-hal yang telah terjadi pada masa lampau. 

Lebih lanjut, masa lampau merujuk pada peristiwa kenegaraan, baik tingkat nasional maupun internasional, yang mempunyai fungsi kemaslahatan umum. Adapun, tujuan dari proses pengkajian sejarah tidak lain untuk mendalami pengetahuan atau informasi yang mempengaruhi kejadian tersebut pada kurun waktu tertentu.  

2. Bersifat Horizontal 

Karena membicarakan kejadian yang sudah terjadi dahulu, konsep berpikir sinkronik memiliki sifat horizontal yang mampu memandang peristiwa pada ruang yang lebih luas dalam berbagai aspek.

Pada praktiknya, proses analisis kejadian masa lalu akan melihat seluruh aspek yang mempengaruhi atau terpengaruh dari adanya kejadian tersebut. Keseluruhan aspek meliputi aspek ekonomi, sosial, politik, dan budaya. 

Kehadiran pendekatan sinkronik akan memudahkan seseorang dalam memperoleh informasi mengenai peristiwa pada kondisi waktu tertentu, dengan ruang lingkup analisis yang mencakup semua aspek. Singkatnya, pendekatan sinkronik yaitu meluas secara ruang, akan tetapi terbatas dalam hal waktu.  

3. Lingkup Konsep Berpikir Sinkronik Sempit

Dari segi ruang lingkup dan jangkauannya, konsep berpikir ini mempunyai kajian yang lebih sempit. Bukan berarti tidak baik, karena pendekatan sinkronik akan menghasilkan sebuah upaya yang berperan untuk mengerucutkan dan memfokuskan proses analisis informasi yang terjadi pada peristiwa masa lampau.   

4. Tidak Ada Perbandingan 

Ciri yang selanjutnya dari konsep berpikir sinkronik adalah tidak adanya perbandingan. Artinya, suatu peristiwa sejarah yang terjadi dari sebuah tempat dan waktu tertentu tidak akan memiliki kesamaan dengan yang lainnya.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya peristiwa sejarah mempunyai kisah dan identitas masing-masing, yang tidak bisa dibandingkan dengan peristiwa sejarah yang lain. 

Kendati demikian, pendekatan sinkronik pada proses analisis hanya mempelajari sebab dan akibat, tanpa bertujuan untuk membenturkannya dengan peristiwa yang sama atau semacamnya.     

5. Mempelajari Kajian Secara Mendalam dan Sistematis 

Bukan sekedar permainan atau keisengan belaka, konsep berpikir sinkronik yang mendalam benar-benar ingin mencari tahu dan mendapatkan solusi tentang peristiwa terkait. Terlebih lagi, pendekatan sinkronik akan mengkaji sejarah yang pasti terdapat cerita dan kesan monumental pada setiap rentetan peristiwanya.  

Sementara itu, penerapan pendekatan sinkronik juga harus secara sistematis. Karena menyangkut tentang sejarah penting, maka proses pengkajian peristiwa sejarah wajib mengedepankan unsur teliti, tertata, dan hati-hati.   

6. Menitikberatkan Peristiwa pada Pola, Gejala, dan Karakter 

Ketika menganalisis peristiwa, konsep berpikir sinkronik juga dapat ditinjau dari pengangkatan kajian yang ada. Rata-rata, peristiwa yang diangkat akan menganalisis pola, karakter, dan gejala yang terjadi pada masa lampau. Dengan begitu, hal tersebut dapat menjadi pelajaran dan evaluasi untuk perkembangan era kini yang lebih baik lagi.    

Cara Melakukan Konsep Berpikir Sinkronik 

Cara Melakukan Konsep Berpikir Sinkronik
Ilustrasi seseorang sedang berpikir | Sumber gambar: Freepik.com

Pada dasarnya, sinkronik adalah cara berpikir, terutama dalam mempelajari peristiwa sejarah pada suatu masa. Meski begitu, pendekatan sinkronik juga biasa dipakai pada pelajaran Bahasa Indonesia dan jurusan jurnalistik dengan mempergunakan konsep 5W+1H, yang meliputi:  

1. What? 

Cara yang pertama dalam konsep berpikir sinkronik yaitu bermula dari pertanyaan what atau apa. Pada implementasinya, kamu harus mengetahui secara garis besar mengenai apa yang terjadi pada kejadian saat proses analisis berlangsung. 

Karena konteksnya mengacu pada banyaknya rentetan peristiwa yang terjadi di masa lampau, maka kamu perlu menentukan satu ruang lingkup atau titik fokus saja. Tujuannya, supaya kamu bisa menyelaminya dengan lebih mudah.     

2. Who? 

Kata who yang berarti siapa dalam konsep berpikir sinkronik merujuk kepada siapa saja yang turut andil pada peristiwa masa lalu. Orang yang ikut andil ini nantinya akan terlibat pada proses analisis, sebab mereka adalah tokoh-tokoh krusial yang memberikan pengaruh besar dalam peristiwa yang terjadi tersebut.         

3. When?

Dengan konsep berpikir sinkronik, periode kejadian atau peristiwa esensial umumnya berfokus pada keterangan waktu tertentu yang lebih sempit. Tanpa mengetahui kapan waktu yang terjadi secara tepat, proses pendekatan sinkronik akan menjadi semakin sulit. 

4. Why?

Sebagai informasi, why atau kenapa dalam konsep berpikir sinkronik mengarahkan untuk menemukan alasan mengapa kejadian pada masa lalu tersebut dapat terjadi. Alasan-alasan inilah yang akan berguna untuk menentukan arah analisis kedepannya. Kata why juga merujuk pada aspek yang mempengaruhi peristiwa bisa terjadi.    

5. Where?

Memiliki arti dimana, where merupakan lokasi atau tempat berlangsungnya kejadian atau peristiwa masa lalu. Petunjuk tentang lokasi tempat peristiwa itu terjadi memainkan peran dalam membantu berjalannya proses analisis konsep berpikir sinkronik dari awal hingga akhir.   

6. How? 

Sementara itu, kata tanya how atau bagaimana, menitikberatkan pada jalannya sebuah peristiwa. Dengan kata lain, konteks berpikir sinkronik ini lebih berpusat pada cara, metodologi ataupun kronologi bagaimana cerita tentang kejadian lampau tersebut dapat terjadi.    

Contoh Penerapan Konsep Berpikir Sinkronik

Contoh Penerapan Konsep Berpikir SinkronikJPG
Demokrasi Liberal | Sumber gambar: Kompas.com

Melansir dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, konsep berpikir sinkronik akan menyertakan pemikiran ilmu-ilmu sosial. Sebagai contoh, peninjauan materi demokrasi liberal tahun 1950-1959 dari segi ekonomi.

Pada masa demokrasi liberal, meskipun Indonesia telah merdeka, namun keadaan ekonomi Indonesia sedang memburuk. Adapun, beberapa aspek yang memicu ekonomi tersendat, antara lain:

  • Indonesia hanya mengandalkan satu macam ekspor hasil bumi.
  • Dalam konferensi meja bundar, Indonesia harus menanggung beban ekonomi dan keuangan.
  • Tanggungan defisit pada waktu itu berkisar Rp5,1 miliar.
  • Pemerintah Belanda tidak memberikan nilai-nilai yang cukup, supaya sistem ekonomi kolonial dapat berubah menjadi sistem ekonomi nasional.
  • Situasi keamanan dalam negeri yang tidak begitu menguntungkan.
  • Tidak stabilnya politik dalam negeri, yang mengakibatkan banyak pengeluaran tak terduga. 
  • Jumlah angka pertumbuhan penduduk yang begitu besar. 

Kesimpulannya, kasus permasalahan ekonomi pada demokrasi liberal dapat dianalisis menggunakan pendekatan berpikir sinkronik. Misalnya, upaya masyarakat saat itu dalam memperjuangkan hidup masing-masing usai merdeka. Dengan melibatkan pendekatan sinkronik, hasil analisis tersebut nantinya bermanfaat bagi kehidupan masa sekarang.      

Sudah Tahu Konsep Berpikir Sinkronik? 

Pada intinya, pendekatan sinkronik mengkaji pola, gejala, dan karakter dari peristiwa yang terjadi di masa lampau. Meski erat kaitannya dengan kajian sejarah, penggunaan pendekatan sinkronik juga terdapat pada ilmu politik, antropologi, sosial, dan ekonomi.   

Karena mengutamakan penggambaran ruang lingkup yang luas dan kurun waktu yang pendek, pendekatan sinkronik menghadirkan proses analisis peristiwa yang bersifat menyeluruh dan mendalam, dengan tempo yang terbatas. 

Adanya pendekatan sinkronik memudahkan penyampaian informasi yang detail mengenai sebuah peristiwa masa lampau. Bukan hanya sekedar kronologi kejadian belaka, melainkan juga mencakup keseluruhan aspek yang ada.  

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page