Walaupun terlihat sepele, lari jarak pendek merupakan salah satu cabor (cabang olahraga) yang masuk dalam pagelaran olimpiade internasional. Cabor ini memiliki sejarah yang cukup panjang, hingga menghasilkan aturan seperti sekarang ini. Mau tahu seluk beluk cabor ini? Mari belajar bersama artikel satu ini!
Daftar ISI
Mengenal Lari Jarak Pendek
Pada dasarnya, cabor yang akrab Anda kenal sebagai sprint merupakan salah satu disiplin atletik, yang melibatkan lari cepat dalam rute yang relatif pendek. Biasanya, perlombaan akan menggunakan lintasan dengan jarak 60 meter, 100 meter, hingga 200 meter.
Lari jarak pendek sering menjadi bagian dari olahraga atletik, dan atlet yang berpartisipasi dalam cabor ini butuh latihan yang intens. Tentunya latihan berfokus untuk mengembangkan stamina dan teknik dasar dalam mencapai performa terbaik saat perlombaan.
Dalam perlombaan tersebut, atlet berlari dengan kecepatan penuh untuk mencoba mencapai garis finish dalam waktu sesingkat mungkin. Untuk menjadi atlet dalam cabor ini, Anda butuh melatih massa otot (khususnya pada kaki), daya ledak, dan reaksi cepat.
Selain untuk perlombaan, melakukan latihan atau olahraga ini juga memberikan banyak manfaat untuk kehidupan sehari-hari. Mulai dari meningkatkan kecepatan, menguatkan jantung, melatih reaksi cepat, serta memperkuat daya tahan tubuh.
Sejarah Lari Jarak Pendek
Sejarah cabor ini juga melibatkan perkembangan panjang dan beragam, tetapi ada beberapa titik penting dalam evolusinya seperti halnya:
1. Olimpiade Kuno
Sebenarnya perlombaan pada cabor ini sudah ada dalam Olimpiade kuno di Yunani sekitar abad ke 7 sebelum masehi. Dulunya, ajang perlombaan ini hanya proses latihan dan adu fisik antar para prajurit Persia pada kala itu. Prajurit memang harus memiliki kecepatan untuk mengirimkan pesan peperangan dengan cepat.
Perlombaan awal yang tercatat terjadi pada Colosseum dan umumnya hanya terbagi dalam kelas prajurit saja. Rute lintasan terbagi dalam beberapa perlombaan, mulai dari 190-200 meter (Stadion), 380-400 meter (Diaulos/dua stadion), dan lari dengan perlengkapan perang (Hoplitodromos).
2. Abad Pertengahan
Pada abad pertengahan, kepopuleran lari jarak pendek mulai menurun karena fokus publik lebih pada olahraga yang berhubungan dengan kemampuan bertahan hidup dalam kondisi perang dan pertanian. Namun, lari tetap menjadi bagian dari pelatihan militer.
3. Abad ke-19
Seiring perkembangan kepentingan terhadap olahraga dan hiburan, pada abad ke-19 atletik modern mulai berkembang. Hal ini membuat banyak cabor bermunculan dan sprint menjadi salah satu cabang utama dalam acara atletik dunia pada kala itu.
Pada periode ini, aturan dan standar perlombaan mulai muncul. Perlombaan jarak pendek seperti 100 meter mulai menjadi bagian dari kompetisi atletik, yang cukup banyak peminatnya.
4. Abad ke-20
Lari jarak pendek juga terus berkembang sepanjang abad ke-20. Atlet-atlet seperti Jesse Owens, Carl Lewis, dan Usain Bolt, menjadi ikon-ikon dalam cabor ini. Sprint juga masih menjadi bagian penting dalam Olimpiade modern dan berbagai latihan dasar untuk hampir seluruh jenis olahraga.
5. Perkembangan Teknologi dan Pemantauan
Saat ini kemajuan teknologi juga hadir dalam cabor sprint, khususnya untuk menentukan waktu lari dan VAR pada garis finish. Atlet juga memiliki akses kepada pelatihan dan peralatan yang lebih canggih, sehingga mampu mengolah kemampuan lari lebih optimal.
Teknik Dasar Lari Jarak Pendek
Sebenarnya teknik dasar sprint adalah bagaimana Anda mencapai performa tubuh terbaik dan menghindari cedera. Walaupun style dan potensi tubuh atlet bisa berbeda-beda, namun beberapa latihan ini bisa membantu meningkatkan performa saat pertandingan.
1. Starting Position (Posisi Awal)
Pada lari jarak pendek, awalan sedikit banyak dapat menentukan daya ledak dan momentum. Umumnya, para trainer akan mengajarkan beberapa sikap dasar seperti:
- Berdiri di starting blocks (blok start), dengan salah satu kaki di depan dan yang lainnya di belakang.
- Kaki depan harus sedikit membungkuk, dan kaki belakang lebih kedalam pada posisi paling nyaman.
- Pusatkan berat tubuh sebagian besar harus untuk mendukung belakang dan menghasilkan daya ledak, serta kaki depan harus siap siaga untuk mendorong.
2. Teknik Start
Saat starter pistol atau tanda start berbunyi, Anda harus merespons secepat mungkin untuk memulai lomba. Sehingga, teknik start harus mencakup dorongan kuat dengan kaki belakang dan perpindahan berat tubuh ke depan. Namun, ada sikap start yang umum atlet gunakan, seperti:
- Bunch Start (Start Pendek): Posisi awal dengan berdiri tegak dan kedua kaki rapat.
- Start Menengah: Memposisikan lutut kaki depan sedikit menekuk dan lutut kaki belakang sedikit lebih rendah.
- Start Jongkok: Seperti sikap dasar yang Anda pelajari sebelumnya
3. Running Form (Sikap Berlari)
Sebenarnya selama berlari, running form akan cukup mempengaruhi performa Anda. Jadi, saat perlombaan lari jarak pendek berlangsung, pastikan tubuh tetap tegak dengan mata yang fokus pada garis finish.
Posisikan lengan bergerak dengan kuat maju-mundur seiring dengan gerakan kaki, sehingga memberikan daya dorong dan momentum tambahan. Elbow drive yang kuat, juga akan membantu menggerakkan lengan dengan efisien.
Usahakan kaki harus bergerak ke depan dengan langkah-langkah pendek namun cepat, terutama pada awal perlombaan. Karena jaraknya pendek Anda bisa langsung mengeluarkan seluruh energi pada awal pertandingan untuk memperdalam jarak dengan lawan.
4. Teknik Pernapasan
Dalam lari jarak pendek, kontrol pernapasan juga jadi poin penting. Jadi ada baiknya Anda berlatih untuk bernapas dengan ritme yang konsisten. Bernapaslah dari hidung dan mulut untuk memaksimalkan pasokan oksigen ke otot-otot yang Anda perlukan. Usahakan jangan mengeluarkan suara saat bernafas agar tidak boros.
5. Teknik Finish
Saat Anda mendekati garis finish, selalu ingat untuk mempertahankan kecepatan dan meningkatkan langkah. Teknik finish yang baik adalah dengan memberikan dorongan terakhir dan gerakan lengan yang tegas serta badan sedikit menjorok ke depan.
Aturan Perlombaan Lari Jarak Pendek
Khusus acuan aturan perlombaan sprint, umumnya mengacu pada aturan yang diberlakukan oleh Federasi Atletik Dunia (World Athletics) dan asosiasi atletik nasional masing-masing negara. Umumnya aturan meliputi:
1. Start dan Blok Start
Perlombaan lari jarak pendek dimulai dari block start untuk memberikan keuntungan awal yang merata kepada semua peserta. Peserta wajib mematuhi perintah starter dan tidak boleh bergerak sebelum tanda start berbunyi.
2. Jalur Lari atau Lintasan
Umumnya terdapat beberapa klasifikasi lintasan yang meliputi:
- Garis start dan finish masing-masing harus memiliki lebar 5 sentimeter, terdapat siku-siku dengan batas tepi dalam lintasan.
- Lintasan lari jarak pendek harus sesuai dengan standar resmi, rancangan harus memastikan jarak yang akurat dan kondisi yang setara untuk semua peserta.
- Garis finish harus ditandai dengan jelas dan diberi nomor perlombaan yang sesuai. Peserta harus mengetahui dengan pasti di mana garis finish berada.
3. Peraturan Umum
Ada beberapa peraturan umum yang harus Anda patuhi seperti halnya:
- Peserta harus mengenakan kostum yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk atribut nomor perlombaan, sepatu lari, dan berbagai aturan lainnya.
- Bergerak sebelum tanda start berbunyi (3 kali), melanggar jalur, menghalangi start peserta lain, atau melakukan pelanggaran aturan lain sanksinya adalah diskualifikasi.
- Pelari yang melakukan pelanggaran dapat mengajukan protes dalam waktu tertentu setelah perlombaan selesai.
- Jika peserta lebih dari 8 orang akan ada kualifikasi tambahan.
- Khusus prosesi finish, para atlet lari jarak pendek valid melakukannya saat bagian tubuh depan dada (biasanya dada atau dada atas), menyentuh garis finish.
- Hasil perlombaan dapat digunakan untuk mencatat rekor, memberikan poin, hingga menentukan pemenang dalam kondisi kompetisi tertentu.
Baca Juga : Lari Marathon: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar, dan Aturannya
Kini Anda Lebih Mengenal Cabor Lari Jarak Pendek, Bukan?
Dari artikel ini, kini Anda tahu sprint merupakan cabang olahraga atletik yang melibatkan lari dengan jarak 100-400 meter. Cabang olahraga ini memiliki sejarah yang panjang, bahkan sudah ada sejak era Yunani Kuno.
Agar mencapai performa terbaik dalam perlombaan, sprinter harus menguasai teknik dasar yang benar. Mulai dari teknik awalan, berlari, dan memasuki garis finish. Namun selain perlombaan, Anda juga bisa melakukan kegiatan sprint untuk meningkatkan kecepatan, reaksi, hingga daya tahan tubuh.