Lari Marathon: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar, dan Aturannya

Tidak sedikit orang yang menganggap lari marathon sama dengan lari jarak jauh. Meskipun sama-sama memiliki jarak yang jauh, namun sebenarnya kedua olahraga ini tetap berbeda. Karena secara umum jarak tempuh marathon jauh lebih panjang. Yuk, simak sejarah, teknik dasar, serta peraturan dalam pertandingan di sini!

Apa itu Lari Marathon?

Marathon merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang begitu populer di dunia. Jarak tempuhnya sangat jauh hingga 26 mil atau sekitar 42,195 kilometer. Selain itu, marathon umumnya diikuti oleh ratusan bahkan ribuan peserta.

Meskipun memiliki peserta yang sangat banyak, namun marathon bukan pertandingan beregu melainkan individu. Jadi, hanya ada satu orang yang akan menempati posisi juara. 

Sejarah Lari Marathon

Istilah atletik ini sendiri berasal dari bahasa Yunani “athlon” yang artinya kompetisi atau kontes. Jadi, jangan heran jika sejarah lari marathon dimulai dari Yunani. Pada ribuan tahun lalu, masyarakat Yunani sering mengadakan lari jarak jauh.

Tujuan lari jarak jauh yang mereka lakukan bukan untuk kompetisi atau kesehatan. Namun, tujuan sebenarnya adalah untuk berburu atau mengirimkan pesan. Fakta tersebut terjadi pada sekitar era 490 SM (Sebelum Masehi).

Sementara marathon dimulai dari seorang prajurit Yunani bernama Pheidippides. Ia bertugas menyampaikan pesan kemenangan Yunani atas Persia dari kota kecil bernama Marathon menuju ke Sparta di Athena. 

Jarak kota Marathon yang menjadi tempat pertarungan dengan Athena kurang lebih 150 mil atau sekitar 240 kilometer. Sayangnya, Pheidippides meninggal setelah misi yang dijalankan selesai. 

Masyarakat Yunani akhirnya mengadakan perlombaan jarak jauh untuk mengenang jasa prajurit Yunani Pheidippides. Pada saat itu, jarak lombanya adalah 24 mil atau sekitar 40 kilometer. Perlombaan ini adalah ajang Olimpiade modern pertama di Athena tahun 1896. Marathon memang menjadi salah satu olahraga tertua di dunia. 

Namun, pada ajang Olimpiade London tahun 1908, jarak tempuhnya bertambah 300 meter dari sebelumnya. Selanjutnya, penetapan standar jarak marathon menjadi 42,195 kilometer dan ini dilakukan pada tahun 1921. 

Baca Juga : Lari Estafet: Pengertian, Sejarah, Aturan Main, dan Teknik Dasar

Teknik Dasar Lari Marathon

Jarak yang jauh membuat perlombaan marathon tidak mudah untuk dilakukan. Bahkan, banyak peserta yang tidak mampu mencapai garis akhir. Jika ingin mencapai garis akhir, kamu harus memperhatikan beberapa teknik dasar berikut ini:

1. Teknik Start

Ilustrasi Teknik Start
(Ilustrasi Teknik Start | Sumber Gambar: freepik.com)

Sama seperti olahraga atletik lainnya, marathon juga menggunakan teknik start. Pada saat start, yang harus kamu lakukan adalah persiapan. Nanti akan ada aba-aba berupa hitungan.

Hitungan satu, kamu harus mulai bersiap. Posisi tubuhnya sendiri menghadap arah tujuan lari dengan lutut ditekuk. Pastikan pandangan lurus ke arah tujuan lari. Selanjutnya hitungan kedua, persiapkan kedua lengan untuk berlari dan tumpukan beban badan pada kaki depan. Hitungan ketiga, peserta sudah mulai berlari. 

2. Teknik Berlari

Ilustrasi Teknik Berlari
(Ilustrasi Teknik Berlari | Sumber Gambar: freepik.com)

Pada lari jarak pendek, peserta biasanya akan langsung meningkatkan tempo berlari agar bisa segera sampai garis finish. Namun, pada lari marathon, ada beberapa teknik lari yang perlu kamu perhatikan. Berikut di antaranya:

1. Langkah Kaki

Langkah kaki merupakan salah satu bagian paling penting dalam olahraga marathon. Tidak seperti lari jarak pendek yang mengharuskan untuk melangkah dengan cepat, olahraga ini mengharuskan kamu mengatur tempo. 

Pasalnya, terlalu banyak bergerak dengan cepat membuat fisik mudah lelah. Akibatnya, kamu akan kesulitan di akhir lintasan karena sudah kelelahan di awal.

2. Posisi Injakan Kaki

Ketika berlari untuk pertandingan marathon, kamu harus memperhatikan injakan kaki. Pastikan kamu fokus pada posisi injakan saat berlari. Posisi yang tepat adalah melangkah lebih ke depan dengan stride pendek. 

3. Titik Injakan

Selain posisi, titik injakan juga sangat penting untuk kamu perhatikan. Bagian telapak kaki harus menapak dengan baik di lintasan. Tujuannya untuk membantu otot betis semakin kuat. 

4. Postur Tubuh

Apakah kamu penasaran dengan postur tubuh yang tepat saat marathon? Postur tubuh saat berlari akan memengaruhi performa. Jadi, pastikan posisi tubuh tepat agar teknik berlari semakin baik. Kepala harus tegak dan pandangan ke depan. Jangan menundukkan kepala agar napas lebih lancar.

3. Teknik Pernapasan untuk Lari Marathon

Ilustrasi Teknik Bernapas
(Ilustrasi Teknik Bernapas | Sumber Gambar: freepik.com)

Marathon sangat membutuhkan stamina yang kuat agar bisa sampai garis finish. Sementara metode atau teknik pernapasan yang benar bisa mempertahankan stamina.

Ketika mengikuti lari marathon, teknik pernapasan melalui mulut lebih dianjurkan ketimbang teknik pernapasan dari hidung. Pasalnya, teknik pernapasan dari mulut memungkinkan kamu mendapatkan lebih banyak oksigen dan mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida. Otot wajah juga tidak akan tegang.

Selain itu, bernapas dari mulut saat marathon juga bisa membantu tubuh lebih rileks. Jadi, kamu bisa berlari dengan lebih santai menuju tujuan. Sementara teknik pengambilan napas yang tepat adalah pendek dan dangkal. Teknik bernapas tersebut akan membantu kamu lebih mudah mengatur napas. 

4. Teknik Finish

Ilustrasi Teknik Finish
(Ilustrasi Teknik Finish | Sumber Gambar: freepik.com)

Teknik dasar marathon terakhir adalah teknik finish. Saat awal pertandingan, kamu perlu mengatur langkah secara konstan. Namun, saat mendekati garis finish, mulailah mengerahkan seluruh sisa tenaga.

Kamu bisa mulai berlari cepat saat garis finish tinggal satu atau dua kilometer lagi. Lalu, saat memasuki garis finish, busungkan dada untuk menyentuh garis finish. Ingat! Pelari tidak boleh meraih pita garis finish dengan tangan. Jika kamu melakukannya, maka hal tersebut akan masuk dalam sebuah pelanggaran.

Peraturan dalam Lari Marathon

Marathon merupakan perlombaan massal, sehingga peraturannya tidak terlalu mengekang. Berikut ini merupakan peraturan-peraturan perlombaan marathon yang perlu kamu ketahui:

1. Usia Peserta

IAAF (International Association of Athletics Federation) membagi pertandingan berdasarkan kategori usia. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Pemula (13-14 tahun).
  • Junior III (15-18 tahun).
  • Junior II (17-18 tahun).
  • Junior I (di bawah 20 tahun).
  • Veteran Puteri (di atas 35 tahun).
  • Veteran Putera (di atas 40 tahun).

2. Jalur Perlombaan

Jalur perlombaan atau lintasan lari marathon bisa berupa alam terbuka atau berbentuk lingkaran. Jika menggunakan jalur outdoor, maka ada lebih banyak hal yang perlu diperhatikan oleh panitia. 

Contohnya seperti keamanan jalur untuk peserta, tidak adanya lintasan untuk memotong jalan, dan harus mengumumkan jalurnya dengan jelas. Selain itu, panitia juga harus memasang tanda penunjuk arah untuk pelari.

Berbeda dengan jalur alam terbuka, jalur bentuk lingkaran atau elips tidak terlalu banyak aturan. Aturannya adalah satu kali putaran tidak kurang dari 2.200 meter. 

3. Jarak Lomba

Jarak lomba marathon juga berbeda-beda sesuai kategori usia atlet. Umumnya, atlet putri junior jaraknya 4 kilometer, sementara atlet putra junior 8 kilometer.

4. Pemenang

Pemenang pertandingan marathon adalah atlet yang memiliki catatan waktu terendah. Pada ajang seperti olimpiade, atlet pemenang akan mendapatkan medali emas. 

Manfaat Lari Marathon

Seiring berjalannya waktu, olahraga lari menjadi salah satu bentuk lifestyle yang disukai banyak orang. Bahkan marathon juga menawarkan banyak manfaat positif untuk tubuh, meliputi:

1. Membantu Membakar Kalori

Mengikuti marathon menjadi salah satu cara untuk menurunkan berat badan secara efektif. Pasalnya, olahraga atletik termasuk marathon akan membantu membakar kalori lebih cepat.

2. Membentuk Tubuh

Marathon mengharuskan beberapa bagian tubuh kami bergerak. Jadi, manfaat lainnya adalah membentuk tubuh. Otot-otot tubuh juga akan menjadi lebih kencang jika kamu rutin menjalaninya.

3. Meningkatkan Kesehatan Jantung

Sama seperti olahraga atletik lainnya, lari marathon juga termasuk salah satu olahraga kardio. Saat berlari, jantung akan berdetak kencang. Oleh sebab itu, marathon akan membantu meningkatkan kesehatan organ tersebut. 

4. Meningkatkan Kualitas Tidur dan Mood

Karena marathon membutuhkan banyak energi, tubuh akan butuh istirahat maksimal Hal tersebut akan membuat tidur lebih nyenyak. Olahraga juga akan membuat tubuh memproduksi hormon endorfin yang akan membuat mood menjadi lebih baik.

Baca Juga : Perbedaan Jalan dan Lari pada Olahraga Atletik serta Tekniknya

Tertarik Mengikuti Pertandingan Lari Marathon?

Demikianlah pembahasan mengenai lari marathon. Apakah kamu tertarik untuk mengikuti marathon? Selain pertandingan profesional, marathon sering diadakan untuk merayakan hari spesial yang bisa kamu coba ikuti. Jika berniat mencoba pertandingan marathon, maka pastikan kamu melakukan persiapan dengan baik. Lakukan latihan pernapasan, jaga pola makan, dan rajin latihan lari. Jangan lupa juga untuk menjaga tubuh agar tetap terhidrasi dan sudah istirahat dengan cukup. Hal tersebut bisa membantu kamu agar lebih mudah mencapai garis finish saat perlombaan tiba. Semoga bermanfaat!

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page