Berbicara mengenai penyimpangan sosial, pasti juga akan menyinggung nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Dalam bermasyarakat, perlu adanya sikap saling mendukung dalam menjaga ketentraman bersama. Namun, ada juga individu atau kelompok yang menyimpang dari sosial. Simak penjelasannya sebagai berikut.
Daftar ISI
Pengertian Penyimpangan Sosial
Berbagai ahli telah memberikan pengertian yang jelas mengenai penyimpangan sosial. Prof. Robert M.Z. Lawang mengartikan sebagai segala tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang ada dan berlaku pada suatu sistem sosial.
Menurut Bruce J. Cohen, perilaku menyimpang merupakan setiap perilaku seseorang atau individu sebagai bentuk (atau hasil) ketidakberhasilan dalam menyesuaikan diri dengan norma atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat maupun kelompok di lingkungan tersebut.
Jadi, menurutnya, penyimpangan sosial adalah suatu reaksi. Selain itu, banyak peneliti dan ahli sosiologi lain yang menyatakan pemahamannya mengenai penyimpangan ini. Namun setidaknya semuanya setuju bahwa perilaku menyimpang merupakan kegiatan yang tidak selaras dengan norma dan nilai dalam masyarakat.
Penyimpangan sosial terjadi secara sengaja dan tidak sengaja. Dalam konteks atau budaya tertentu, sebuah kegiatan bisa saja menyimpang walau di budaya lain tidak menyimpang. Maka dari itu, perlu adanya pemahaman mengenai nilai dan norma yang berlaku pada suatu kelompok masyarakat.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran saat ada beberapa kelompok masyarakat dengan nilai dan norma yang berbeda hidup di lingkungan yang sama. Perbedaan pemahaman sangat berpotensi menimbulkan konflik. Maka dari itu, perlu adanya penengah seperti hukum dan undang-undang.
Jenis Penyimpangan Sosial
Dalam memahami jenis penyimpangan di lingkungan sosial, mari kita mengikuti pemahaman Edwin M. Lemert. Lemert adalah seorang sosiolog Amerika Serikat yang terkenal dengan Teori Labeling. Dalam teori tersebut, julukan negatif (label) pada individu bisa membuat perilaku seseorang semakin menyimpang.
Terkait jenis-jenis perilaku yang menyimpang, Lemert mengemukakan 3 hal, yakni:
- Penyimpangan berdasarkan tingkat keparahan
- Berdasarkan Pelaku
- Berdasarkan Sifatnya
1. Penyimpangan Sosial Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Lemert membaginya menjadi 2 tingkat keparahan, yakni primer dan sekunder. Pada dasarnya, jenis penyimpangan primer adalah penyimpangan yang masih bisa ditoleransi atau dimaklumi oleh masyarakat. Bisa juga sebagai penyimpangan yang tidak berulang. Contohnya seperti menyontek saat ujian.
Sedangkan, penyimpangan tingkat sekunder adalah penyimpangan yang sama sekali tidak bisa diterima oleh masyarakat. Penyimpangan ini sudah termasuk tindakan kriminal, seperti perampokan, pelecehan seksual, korupsi, dan lain-lain.
2. Penyimpangan Berdasarkan Pelaku
Jenis ini menyorot penyimpangan dari segi jumlah pelakunya, individu atau kolektif. Penyimpangan individu tentunya berlaku saat pelakunya hanya seorang. Sedangkan, penyimpangan kolektif dilakukan oleh banyak orang atau berkelompok.
3. Penyimpangan Sosial berdasarkan Sifatnya
Jenis penyimpangan ini cukup menarik. Pembagian sifat penyimpangan adalah penyimpangan positif dan penyimpangan negatif. Penyimpangan positif adalah perilaku menyimpang yang berdasarkan logika atau pemikiran yang mendukung.
Biasanya dalam bentuk inovasi. Budaya masyarakat tidak menganjurkan kegiatan ini, namun setelah memahami alasannya menjadi bisa diterima. Masyarakat dan hukum juga tidak memberikan sanksi.
Contohnya, norma di Indonesia menyarankan seorang istri untuk berada di rumah, jadi seorang istri yang berkarir dianggap menyimpang. Namun, penyimpangan ini memiliki alasan dan manfaatnya tersendiri. Maka dari itu, masih bersifat positif.
Sebaliknya, penyimpangan negatif sepenuhnya melanggar nilai dan norma tanpa adanya kejelasan manfaat. Penyimpangan ini akan merugikan masyarakat dan terdapat sanksi yang jelas.
Contoh yang kecil adalah membolos sekolah. Penyimpangan primer ini dapat memperburuk nilai individu tersebut, baik dalam konteks akademik maupun di mata masyarakat. Tak lupa dengan sanksi yang ada, baik hukuman dari sekolah maupun hukuman dari orang tua. Contoh lain seperti berkendara tanpa mengenakan helm.
Unsur Penyimpangan Sosial
Unsur penyimpangan dalam dunia sosial menjelaskan tentang hal yang harus ada sebelum sebuah perilaku dianggap menyimpang. Berikut adalah unsur-unsurnya:
- Adanya tindakan atau perbuatan
- Melanggar norma dan nilai yang ada dalam suatu lingkup masyarakat
- Perilaku penyimpangan dilakukan secara sadar atau tidak sadar; oleh seorang atau kelompok
- Pelaku berpotensi mendapatkan sanksi
Faktor Penyebab Terjadinya Penyimpangan Sosial
Menurut kriminolog Italia Cesare Lombroso, terdapat 3 faktor yang menjadi penyebab penyimpangan, yakni faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis.
- Biologis – Faktor yang satu ini sering juga disebut “si penjahat dari lahir”.
- Psikologis – Berkaitan dengan kepribadian seseorang karena adanya retakan atau trauma
- Sosiologis – Berkaitan dengan lingkungan sosial individu
Melalui pemahaman tersebut, penyimpangan dapat muncul dari dalam diri sendiri maupun dari pengaruh lingkungan. Berikut adalah penjelasan terperinci mengenai faktor penyebab penyimpangan sosial.
1. Penyimpangan Dari Dalam Diri
Penyimpangan dapat muncul tanpa adanya pengaruh lingkungan. Si penjahat dari lahir bisa dengan sendirinya berperilaku menyimpang karena beberapa hal, sebagai berikut.
a. Tidak Pandai Bersosialisasi
Terdapat kondisi medis mengenai masalah ini, bernama gangguan kepribadian menghindar (avoidant personality disorder). Kurangnya kemampuan dalam bersosialisasi berpengaruh juga dengan kemampuan beradaptasi. Masuk akal bahwa pengidap kondisi ini menyimpang dari kebiasaan sosial.
b. Krisis Identitas
Krisis identitas biasanya dialami oleh remaja atau dewasa yang kewalahan dengan beban hidup. Seorang yang mengalami ini memiliki konflik dalam diri yang memicu rasa cemas dan sering mempertanyakan fungsi mereka di dunia ini.
Individu yang mengalami krisis identitas juga sering kali tidak mendapatkan dukungan dan bimbingan dari lingkungan. Akibatnya, mereka kesulitan menempatkan diri dalam bermasyarakat.
c. Teori Anomie
Teori anomie berlaku pada individu maupun kelompok. Anomie adalah kondisi ketika masyarakat tidak banyak memberikan petunjuk moral kepada individu. Intinya, subjek tidak memiliki nilai dan norma yang kokoh sebagai pedoman hidup di sebuah lingkungan bermasyarakat. Sehingga perilakunya bisa saja dianggap menyimpang.
2. Penyimpangan dari Luar Diri
Penyimpangan ini biasanya berlaku pada individu yang berprinsip lemah atau bisa juga karena gangguan mental. Berikut adalah beberapa faktor penyimpangan sosial dari luar diri.
a. Lingkungan Keluarga
Lingkup keluarga yang tidak aman (broken home), kontrol orang tua yang rendah dalam konteks disiplin, atau orang tua yang terlalu otoriter bisa membentuk individu yang menyimpang. Selain itu, ini juga terjadi ketika tuntutan orang tua yang terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan kemampuan anak.
b. Kontrol Diri Lemah
Dalam bermasyarakat, tentunya harus memiliki filter atau kontrol diri yang kuat. Apabila lemah, ajakan buruk dari lingkungan bisa membuat individu melakukan penyimpangan sosial.
c. Gangguan Mental
Mungkin terjadi karena penyakit genetik, trauma, atau pengaruh obat-obatan. Gangguan mental berpotensi memengaruhi pola pikir, cara bertindak, dan perilaku seseorang. Pada akhirnya, seorang dengan gangguan mental akan melakukan penyimpangan dan semakin jauh dari masyarakat.
d. Perubahan Norma dan Nilai
Terjadi karena perkembangan zaman. Ada kalanya, kelompok masyarakat tidak bisa mengikuti perkembangan tersebut sehingga masih memegang nilai dan norma yang berbeda dari kelompok lain. Akhirnya, banyak sekali perilaku yang dianggap menyimpang dari perspektif kedua belah pihak.
e. Labelling
Adanya stigma atau cap dari masyarakat yang menempel pada individu. Contohnya, dalam suatu lingkungan masyarakat, orang bertato adalah orang jahat. Dengan memiliki cap tersebut, orang bertato tadi menjadi lebih acuh dengan nilai dan norma karena segala perbuatannya sudah terlebih dulu dianggap buruk.
Contoh Penyimpangan Sosial
Meski dalam beberapa poin di atas telah ada cuplikan contoh, berikut adalah contoh penyimpangan di lingkungan sosial yang belum tercantum.
- Suka berbohong
- Suka berkelahi dan mengganggu (jahil)
- Ugal-ugalan (konteks: berkendara), kebut-kebutan di jalanan
- Merusak fasilitas umum
- Kecanduan obat-obatan terlarang atau narkoba
- Gemar mabuk-mabukan
- Melakukan tindakan pemerkosaan
- Melakukan hubungan seks secara bebas
- Tawuran
- Fitnah
- Bergosip (menyebarkan hoax)
- Terlambat datang
- Kekerasan dalam rumah tangga, dan masih banyak lagi
Perlu diketahui bahwa penyimpangan sosial sedikit berbeda dengan tindak kriminal, khususnya penyimpangan yang bersifat primer. Tentu, banyak contoh penyimpangan sekunder yang sudah masuk ranah hukum dan termasuk tindak kriminal. Namun, penyimpangan lebih cocok berlaku dalam konteks masyarakat.
Jadi, penyimpangan dalam lingkup sosial berbeda di setiap daerah walau berada di lingkungan yang relatif dekat. Contohnya, nilai dan norma warga perumahan elit akan berbeda dengan anutan penduduk permukiman, walau keduanya berada dalam satu kawasan. Berbeda dengan tindak kriminal yang lebih umum.
Sekarang Kamu Sudah Paham Tentang Penyimpangan Sosial
Sekian penjelasan mengenai penyimpangan sosial. Mari lebih perhatian dengan nilai dan norma di lingkungan sekitar kita. Dengan begitu, kita dapat beradaptasi dan bersosialisasi dengan lebih baik.