5 Peran Indonesia dalam GNB serta Sejarah Singkatnya

Apa Anda tahu tentang Gerakan Non Blok atau GNB? Jika belum, GNB merupakan sebuah organisasi internasional yang di dalamnya berisi negara-negara yang tidak beraliansi maupun berpihak dengan kekuatan besar manapun, Faktanya, Indonesia merupakan salah satu anggotanya. Lalu, apa peran Indonesia dalam GNB ini?

Jika Anda ingin tahu mengenai peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok, maka biarkan artikel ini membantu Anda. Selain itu, kita akan mempelajari sejarah singkat mengenai Gerakan Non Blok. Tunggu apalagi? Simak penjelasannya!

Gerakan Non Blok. Apa Pengertiannya?

Perwakilan negara Irak dalam GNB
Perwakilan negara Irak dalam GNB | Sumber Gambar: Dictio Community

Anda harus paham dulu gerakan ini sebelum mengetahui peran Indonesia dalam GNB. Secara garis besar, Gerakan Non Blok (GNB) atau Non Aligned Movement (NAM) merupakan suatu gerakan yang dipelopori oleh negara-negara dari dunia ketiga. GNB memiliki anggota lebih dari 100 negara yang memiliki visi yang sama.

Gerakan Non Blok ini berdiri pada tanggal 1 September 1961. Secara historis, pembentukan GNB ini dicetuskan dan dipelopori oleh beberapa tokoh penting dunia. Siapa saja mereka? Mereka adalah Soekarno dari Indonesia, Jawaharlal Nehru dari India, Gamal Abdel Nasser dari Mesir, dan masih banyak lagi.

Lebih dari 100 negara yang tergabung di dalam Gerakan Non Blok ini memiliki visi untuk menjalankan seluruh kebijakan luar negeri dengan cara tidak memihak ataupun beraliansi dengan negara-negara dari Blok Barat maupun Blok Timur. Lantas, negara apa saja yang tergabung di dalam Blok Barat dan Blok Timur?

Pada dasarnya, Blok Barat berisi delapan negara yang meliputi Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Belanda, Kanada, Belgia, Luxemburg dan Norwegia. Sementara itu, Blok Timur hanya terdiri dari empat anggota negara, seperti Jerman Timur, Rumania, Cekoslovakia, dan Uni Soviet.

Sejarah Terbentuknya Gerakan Non Blok

Seperti yang sudah Anda ketahui dari penjelasan sebelumnya, pembentukan Gerakan Non Blok ini didasari oleh adanya perseteruan antara Blok Barat dengan Blok Timur. Masing-masing dari blok ini memiliki caranya sendiri dalam mempertahankan kedudukannya.

Dari Blok Barat, negara-negara yang tergabung di dalamnya membentuk North Atlantic Treaty Organization atau NATO. Sedangkan untuk Blok Timur, negara-negara yang tergabung di dalamnya membentuk organisasi bernama Pakta Warsawa.

Selain membentuk organisasi, kedua blok, baik Blok Barat maupun Blok Timur juga terus melakukan berbagai cara untuk mendapatkan sekutu. Rencananya, sekutu-sekutu ini akan digunakan untuk meningkatkan pertahanan masing-masing di Asia, Afrika, maupun Amerika.

Perbedaan dan perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur inilah yang melatarbelakangi lahirnya Gerakan Non Blok. Karena rasa khawatir akan keadaan antara dua blok ini yang memanas, negara-negara yang ada di kawasan Asia Afrika pun mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955.

Lokasi dari Konferensi Asia Afrika ini bertempat di Indonesia, lebih tepatnya di Bandung, Jawa Barat. Penyelenggaraan konferensi tersebut menghasilkan kesepakatan bersama bernama Dasasila Bandung yang berisi mengenai prinsip kerja sama internasional. 

Enam tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 1 sampai 6 September 1961, negara-negara Asia Afrika mengadakan kembali pertemuan bernama Konferensi Tingkat Tinggi I di Beograd, Yugoslavia. Dari konferensi ini, lahirlah organisasi internasional yang netral bernama GNB.

Selain itu, saat konferensi ini berlangsung, negara-negara pendiri GNB kemudian sepakat untuk mendirikan sebuah gerakan bernama Gerakan Non Blok. Menggunakan kata “gerakan” dan bukan “organisasi” karena bertujuan untuk menghindari adanya unsur-unsur birokratis di dalamnya.

Apa Saja Tujuan dari Pembentukan Gerakan Non Blok

Pertemuan Gerakan Non Blok
Pertemuan Gerakan Non Blok | Sumber Gambar: Kompas.com

Sebelum membahas peran Indonesia dalam GNB, mari bagas tujuannya terlebih dahulu. Tujuan utama pembentukan Gerakan Non Blok atau GNB ini adalah untuk mendukung hak dalam menentukan nasib negara sendiri, kemerdekaan secara nasional, kedaulatan nasional dari negara-negara yang tergabung dalam GNB.

Selain tujuan utama ini, ada beberapa tujuan lain dari GNB. Berikut poin-poinnya.

  • Penentangan terhadap apartheid
  • Tidak diperbolehkan untuk memihak pada apapun pakta militer multilateral
  • Harus berjuang untuk melawan segala bentuk manifestasi dari para imperialisme
  • Memperjuangkan dan bahkan menentang akan adanya kolonialisme, pendudukan, rasisme, neokolonialisme, dan bentuk dominasi apapun dari negara asing
  • Pelucutan senjata
  • Tidak diperbolehkan untuk ikut campur dengan urusan dalam negeri dari negara lain
  • Menolak adanya penggunaan ataupun ancaman kekuatan dalam melakukan hubungan internasional
  • Menciptakan ekonomi sosial dan restrukturisasi terhadap sistem perekonomian internasional
  • Melakukan kerja sama secara internasional dengan mengikuti aturan persamaan hak.
  • Menumbuhkan solidaritas antar negara berkembang demi menciptakan kemakmuran, kemerdekaan, dan kebersamaan.
  • Meredakan ketegangan yang terjadi di dunia akibat perseteruan antara Blok Barat dan Blok Timur.

Itulah beberapa tujuan dari pembentukan Gerakan Non Blok. Walau memiliki tujuan pembentukan yang jelas, namun GNB sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir tahun 1960. Bagaimana bisa? Itu karena beberapa negara yang tergabung dalam GNB memutuskan untuk bergabung dengan Blok Barat maupun Blok Timur.

5 Peran Indonesia dalam GNB

Ir. Soekarno dalam GNB
Ir. Soekarno dalam GNB | Sumber Gambar: Cerdika

Indonesia merupakan salah satu dari 100 negara yang menjadi pelopor terbentuknya Gerakan Non Blok. Lalu, apa peran Indonesia dalam GNB? Secara umum, ada 5 peran aktif yang Indonesia berikan dalam setiap proses terbentuknya Gerakan Non Blok. Berikut peran dari Indonesia dalam Gerakan Non Blok.

1. Menjunjung Perdamaian di Dunia Internasional

Semenjak Indonesia mendapatkan kemerdekaannya, Indonesia selalu menentang apapun kejahatan yang terjadi di dunia, apalagi penjajahan. Dengan kata lain, Indonesia sangat menjunjung tinggi sebuah perdamaian di dunia internasional.

Hebatnya, perdamaian yang Indonesia junjung ini diaplikasikan dengan baik dalam politik luar negeri bebas aktifnya. Ternyata, politik luar negeri bebas aktif yang Indonesia terapkan ini sejalan dengan prinsip yang Gerakan Non Blok miliki.

2. Ketua Serta Penyelenggara KTT GNB yang ke 10

Pada tanggal 1-7 September di tahun 1992, Indonesia menjadi tuan rumah atas Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gerakan Non Blok yang kesepuluh. Peran Indonesia dalam GNB ini berlokasi ada di Jakarta dan Bogor.

Hebatnya lagi, Indonesia juga menjadi pelopor atas kembalinya dialog antara utara serta selatan. Apa itu? Itu merupakan dialog yang dapat mempererat dan memperkuat hubungan setiap negara berkembang (pihak selatan) dengan negara-negara maju (pihak utara)

3. Memiliki Peran Signifikan dalam Meredakan Konflik Internasional

Peran Indonesia dalam GNB secara aktif selanjutnya adalah dengan meredakan ketegangan yang dulu pernah terjadi di kawasan bekas Yugoslavia. Peran aktif Indonesia ini terjadi pada tahun 1991. Pada tahun itu, Indonesia berhasil menyumbang peran yang signifikan untuk meredakan konflik di kawasan tersebut.

4. Membantu Menyelesaikan Masalah Utang Luar Negeri

Dalam kedudukan tinggi yang Indonesia miliki dalam organisasi Gerakan Non Blok, Indonesia selalu berupaya menyelesaikan berbagai masalah utang luar negeri yang negara berkembang dan miskin alami. Peran dari Indonesia dalam Gerakan Non Blok untuk menyelesaikan utang pun dilakukan secara komprehensif.

5. Mendirikan Pusat Kerjasama Teknik Selatan GNB

Peran Indonesia dalam GNB yang terakhir adalah mendirikan Pusat Kerjasama Teknik Selatan GNB di Jakarta. Adanya pendirian fasilitas ini berkat kerja sama antara Indonesia dengan Brunei Darussalam. Lalu, tujuan didirikannya fasilitas ini adalah untuk memperkuat hubungan antar negara-negara GNB.

Di dalam program ini, Indonesia dan Brunei Darussalam berfokus untuk mengentaskan kemiskinan, memajukan berbagai usaha kecil sampai menengah, serta menerapkan teknologi-teknologi yang berkaitan dengan informasi dan komunikasi.

Itulah 5 peran dari Indonesia dalam GNB. Selain kelima peran tersebut, Indonesia juga terkenal dengan perannya yang aktif dalam menjaga kedamaian dunia. Untuk itulah, negara ini mengeluarkan Jakarta Message yang berisi dukungan terhadap Palestina, permintaan penyelesaian diskriminasi di Afrika Selatan, dan banyak lagi.

Peran Indonesia dalam GNB Terhadap Perdamaian Dunia

Selain menyumbang peran penting dalam Gerakan Non Blok, Indonesia juga ikut andil dalam mewujudkan adanya perdamaian dunia. Apa saja kontribusi Indonesia terkait perdamaian dunia. Berikut penjelasannya.

1. Ikut Andil dalam Konferensi Asia Afrika (KAA)

Tidak dapat dipungkiri, Indonesia memiliki kontribusi yang penting di setiap penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika. Penyelenggaraan konferensi ini adalah untuk mempersatukan negara-negara di Asia Afrika yang saat itu baru mendapatkan kemerdekaan.

2.  Mengirim Kontingen Garuda

Demi menjaga perdamaian di dunia, peran Indonesia dalam GNB selalu mengirim Kontingen Garuda ke negara-negara yang sedang mengalami konflik. Kontingen Garuda ini merupakan para militer Indonesia yang memiliki tugas untuk melaksanakan berbagai misi perdamaian.

3. Membentuk ASEAN

Terbentuknya ASEAN merupakan salah satu bentuk peran Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut andil dalam pembentukan organisasi ini. 

Tujuan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) adalah untuk memperkuat hubungan sosial, politik, ekonomi di negara-negara Asia Tenggara.

Baca Juga: Konferensi Meja Bundar: Sejarah, Dampak, Arti Pentingnya

Sudah Paham Tentang Peran Indonesia dalam GNB

Demikian penjelasan mengenai peran Indonesia dalam GNB. Sebagai penutup, tujuan Indonesia membentuk Gerakan Non Blok bersama seratus negara lainnya adalah demi menjaga perdamaian negara saat adanya perseteruan antara Blok Barat dan Blok Timur.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page