Apa Itu Random Sampling? Pengertian dan Contoh

Ketika kamu melakukan riset, tentu kamu membutuhkan responden agar hasil riset bisa mewakili kebutuhan pasar. Salah satu teknik yang bisa kamu terapkan adalah random sampling atau metode pengumpulan data dengan sasaran responden tidak spesifik. Metode ini terbilang populer karena mampu menghasilkan data tidak bias.

Lewat metode ini, kamu tidak hanya akan mendapatkan jawaban yang beragam, tetapi juga data-data yang mungkin memunculkan ide-ide baru. Maka tak heran apabila banyak peneliti yang menganggap metode ini lebih menarik dan mampu memberikan hasil maksimal.

Pengertian Random Sampling

Simply Psychology, salah satu lembaga survei mendefinisikan random sampling sebagai jenis pengambilan data yang terjadi secara acak sehingga seluruh populasi target memiliki kesempatan yang sama untuk diambil datanya. Sebagian ahli juga memberikan definisi atas metode ini, antara lain:

1. Margono

Metode pengambilan sampel secara acak ini merupakan teknik yang bisa kamu gunakan untuk memperoleh suatu sampel dan bisa mewakili peluang setiap populasi.

2. Kerlinger

Menurut Kerlinger, random sampling merupakan teknik pengambilan data atau populasi menggunakan cara tertentu secara acak. Tujuannya agar data atau populasi yang terambil memiliki peluang terpilih yang sama.

3. Sugiyono

Lebih sederhana, Sugiyono menjelaskan bahwa proses pengambilan data menggunakan teknik ini dilakukan secara acak tanpa melihat strata ataupun jenis dari sampel. Siapa pun bisa memanfaatkan metode ini untuk memperoleh data valid yang mereka inginkan.

Jenis-Jenis Random Sampling

Setelah memahami mengenai pengertiannya, kamu perlu tahu apa saja jenis-jenis dari metode pengambilan data ini. Terdapat empat jenis pengambilan data acak yang bisa kamu pilih dan sesuaikan dengan kebutuhan data. Berikut daftarnya.

1. Sampel Acak Sederhana

Dinamai sebagai teknik pengambilan sampel yang sederhana karena kamu bisa melakukan pengambilan data secara acak, tetapi tetap pastikan setiap populasi memiliki kesempatan yang sama. 

Artinya, meskipun kamu melakukan pemilihan dengan benar-benar acak, setiap jenis populasi tetap memiliki perwakilan.

Hasil pengambilan data dari teknik ini memang akan lebih banyak tetapi hal ini akan sangat membantu menerjemahkan hasilnya karena umumnya teknik ini digunakan untuk menganalisis kasus deskriptif. 

Contohnya bisa kamu gunakan pada pengambilan data untuk mengetahui jenis pekerjaan, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Sampel Acak Berstrata

Sesuai namanya, teknik pengambilan sampel ini dapat dilakukan secara bertingkat pada suatu populasi tertentu. 

Contohnya saat kamu ingin mengambil data mengenai status sosial, tingkat pendidikan, jenjang karir, dan sejenisnya. Akan lebih baik apabila kamu menggunakan teknik sampel acak berstrata.

Biasanya, teknis yang bisa kamu lakukan adalah dengan membagi seluruh populasi menjadi sub kelompok yang lengkap. 

Tujuannya agar setiap sub kelompok tersebut bisa terwakili oleh sampel dan hasil data yang kamu peroleh juga mencerminkan kondisi sebenarnya.

3. Sampel Acak Berdasarkan Area

Jenis random sampling yang ketiga diacak berdasarkan area. Proses pengambilan sampling ini tidak didasarkan pada individunya, tetapi lebih mengutamakan area tempat tinggalnya. 

Misalnya kamu bisa mengambil kelompok masyarakat yang tinggal di area perkotaan, pedesaan, cluster perumahan, sekolahan, dan sebagainya.

Perlu kamu ketahui, teknik pengambilan sampel berdasarkan area biasanya memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan sampel acak lainnya. 

Selain itu, butuh juga ketelitian agar setiap sampel yang diperoleh benar-benar memiliki validitas dan tidak ada area yang terlewat.

4. Sampel Acak Sistematis

Teknik yang keempat adalah sistematis. Mungkin kamu sedikit bingung, bukankah intinya acak? Memang benar, inti dari pengambilan sampel ini bisa dilakukan acak, tetapi prosesnya tetap perlu secara sistematis. 

Misalnya dengan memperhatikan urutan sampel atau urgensi sampel yang harus dicek terlebih dahulu.

Proses pengambilan sampel yang sistematis memungkinkan kamu untuk mendapatkan sampel yang representatif dari total populasi. 

Dengan begitu, pertimbangan-pertimbangan yang kamu lakukan bertujuan untuk mendapatkan hasil data yang valid.

Baca Juga : Data Science: Pengertian, Sejarah, Manfaat, dan Penerapannya

Cara Melakukan Random Sampling

Ada dua cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menggunakan metode ini, yakni sistem kocokan dan tabel acak. Berikut masing-masing penjelasannya.

1. Sistem Kocokan

Ilustrasi Sistem Kocokan Sampel Acak
Ilustrasi Sistem Kocokan Sampel Acak | Sumber gambar: Freepik.com

Kamu pasti mengenal sistem arisan bukan? Nah, sistem kocokan yang dimaksud adalah menggunakan teknik arisan. Kamu bisa mengumpulkan beberapa sampel yang mewakili populasi lalu mengambilnya secara acak menggunakan teknik kocokan persis seperti arisan.

2. Tabel Acak

Contoh Penggunaan Tabel
Contoh Penggunaan Tabel | Sumber gambar: Freepik.com

Jika tidak memungkinkan menggunakan sistem kocokan, kamu juga bisa mengandalkan tabel acak.

Sistemnya bebas, kamu hanya perlu membuat tabel yang berisi sampel dari tiap populasi. Lalu tentukan titik awal atau start poinnya. Setelah itu, kamu bisa menentukan cara pemilihan tabel yang disepakati.

3 Kelebihan Teknik Random Sampling

Agar semakin yakin untuk memilih teknik pengambilan sampel satu ini, kamu perlu tahu apa saja kelebihan yang ditawarkan. Berikut ini adalah 3 kelebihan yang akan kamu peroleh saat memilih metode satu ini, yaitu:

1. Mudah Dilakukan

Praktis. Itulah satu kata yang mewakili proses pengambilan data secara acak ini. Bahkan, kamu tidak perlu memiliki keahlian apapun untuk bisa menjalankan teknik pengambilan sampel ini. Cukup dengan bekal ketelitian karena meskipun sifatnya acak, tetap ada prosedur yang perlu kamu perhatikan.

2. Hasil Data Tidak Bias

Ilustrasi Data Akurat
Ilustrasi Data Akurat | Sumber gambar: Freepik.com

Kamu tentunya tidak ingin hasil data yang diperoleh lebih condong pada suatu populasi tertentu bukan? Tidak usah khawatir karena teknik pengambilan sampel secara acak ini, kamu akan memperoleh data yang tidak bias. 

Semua sampel terambil secara acak dan mewakili tiap populasi sehingga akan sulit terprediksi kecondongannya.

3. Tidak Memerlukan Banyak Teori

Kamu tidak perlu berkutat dengan banyak teori, langsung praktik saja! Inilah yang menjadi kesederhanaan dari random sampling yang mana tidak butuh bekal apa pun, kamu bisa langsung melakukan pengambilan sampel. 

Kelebihan ini secara tidak langsung juga membuat siapapun bisa menggunakan teknik satu ini.

3 Kekurangan Teknik Random Sampling

Seperti teknik pengumpulan data lainnya, pasti wajar apabila tetap ada kekurangan yang melekat, termasuk pada teknik pengambilan data ini. Kamu juga akan memperoleh sisi kekurangan apabila menggunakan teknik satu ini. Berikut ini 3 kekurangannya, yaitu:

1. Membutuhkan Waktu yang Lama

Ilustrasi Proses yang Lama
Ilustrasi Proses yang Lama | Sumber gambar: Freepik.com

Efek dari pengambilan sampel secara acak membuat kamu butuh waktu lebih lama untuk mengumpulkannya. 

Apalagi jika proses pengumpulan sampel yang telah kamu lakukan mengalami kesalahan, perlu mengulang lagi dari awal yang jelas-jelas membutuhkan waktu lama.

2. Sulit Mengakses Daftar Total Populasi

Perlu kamu ketahui, hasil statistik yang kuat hanya diperoleh apabila ada daftar lengkap dari populasi tersebut.

Sayangnya, yang kerap terjadi di lapangan proses random sampling kerap menemui beberapa hambatan seperti tidak adanya akses yang fleksibel untuk memperoleh data keseluruhan.

3. Perlu Menyiapkan Dana

Proses pengambilan data menggunakan teknik satu ini pasti tidak bisa terlewat tanpa bantuan dana. Kamu akan kesulitan menggerakkan populasi untuk mau berpartisipasi apabila tidak ada benefit atau sesuatu yang kamu berikan, meskipun itu sifatnya hanyalah sederhana.

Baca Juga : Teknik Pengumpulan Data: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Sudah Tahu Teknis Pelaksanaan Random Sampling?

Setelah mengetahui metode random sampling, kamu bisa menjalankan penelitian dengan mencoba mengandalkan metode ini. Nantinya melalui berbagai kelebihan yang ada, kamu bisa mendapatkan hasil yang lebih akurat dan tentunya minim bias atau kecenderungan pada hasil tertentu.

Namun, di balik proses pelaksanaannya yang mudah, kamu tetap perlu mengecek dengan detail setiap sampel yang telah dikumpulkan. Sebab kekuatan dari metode ini terletak pada kualitas sampel yang kamu hasilkan, sehingga jangan sampai ada yang terlewat.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page