Resensi Novel Perahu Kertas Singkat Lengkap Karya Dee Lestari

Resensi digunakan oleh penulis untuk memberikan ulasan terhadap karya, baik karya seni, rupa, atau karya tulis seperti novel. Berbicara tentang novel, Perahu Kertas jadi salah satu novel best seller yang layak dijadikan sebagai topik ulasan atau resensi. Berikut ulasan perihal resensi novel Perahu Kertas.

Resensi Novel Perahu Kertas

Novel berjudul Perahu Kertas ini merupakan karya dari penulis ternama, Dee Lestari. Kepopuleran novel ini kemudian dilirik oleh industri perfilman Indonesia yang dengan senang hati mengadaptasi cerita Perahu Kertas menjadi film nasional.

Jauh sebelum itu, novel Perahu Kertas milik Dee Lestari ini ternyata sudah lebih dulu dirilis dalam bentuk digital, tepatnya pada April 2008. Tepat satu tahun kemudian, novel Perahu Kertas diluncurkan berbentuk buku bersama Bentang Pustaka dan Truedee Books.

Tidak banyak yang tahu, bahwa proses penulisan naskah novel Perahu Kertas sempat mengalami penundaan hingga 11 tahun lamanya. Meski begitu, Dee Lestari berhasil menyelesaikan novel ini dalam waktu 55 hari.

Novel Perahu Kertas tidak hanya menceritakan tentang percintaan, akan tetapi juga menggambarkan semangat tokohnya dalam meraih mimpinya. Berikut resensi novel Perahu Kertas yang ditulis secara lengkap:

Judul Novel

Berdasarkan resensi novel Perahu Kertas, Dee Lestari memilih Perahu Kertas sebagai judul novelnya. Meski terkesan sederhana, ternyata judul tersebut memiliki makna tersirat yang sebenarnya menarik untuk diulas lebih dalam.

Jika diartikan, Perahu Kertas bisa disimbolkan sebagai harapan yang berisi cita-cita yang ingin dicapai. Namun, proses mencapai cita-cita tersebut tentu tidak mudah dan memiliki banyak rintangan. Ibarat sebuah perahu yang terus mengikuti derasnya arus sungai hingga sampai di tempat tujuan.

Selain itu, Perahu Kertas juga bisa disimbolkan sebagai perantara atau wadah untuk membawa sesuatu. Entah kapan isi dari perantara tersebut akan tersampaikan, perahu tersebut terus akan mengikuti arus.

Pemilihan judul Perahu Kertas sepertinya sudah melalui proses penimbangan panjang dari sang penulis, Dee Lestari. Ia tidak ingin menjadikan judul novel sebagai pemanis sampul, tapi juga sebagai perantara isi novel kepada pembacanya.

Nama Penulis, Penerbit, Tahun Terbit dan Jumlah Halaman

Perahu Kertas adalah salah satu karya fenomenal milik Dee Lestari. Penulis wanita populer ini memiliki nama Dewi Lestari, tapi memakai nama pena Dee Lestari. Kini, nama tersebut sudah tidak asing lagi bagi para pecinta novel.

Berdasarkan resensi novel Perahu Kertas, novel ini diterbitkan oleh Bentang Pustaka, salah satu penerbit populer yang sudah berpengalaman dalam menerbitkan karya-karya tulis. Novel milik Dee Lestari tersebut terbit pada tahun 2009, tepatnya di bulan Agustus.

Meski mengalami penundaan yang cukup panjang dan mampu diselesaikan hanya dalam waktu 55 hari, novel Perahu Kertas memiliki total 444 halaman. Artinya, Dee Lestari menyuguhkan cerita yang cukup komplit dan menarik untuk dibaca.

Jika dibandingkan dengan novel lainnya yang pengerjaannya hanya memakan waktu 55 hari, sepertinya tidak akan bisa mencapai hingga 400 halaman. Namun, berkat kegigihan Dee Lestari, novel fenomenal tersebut mampu memiliki lebih dari 400 halaman.

Di dalamnya, pembaca akan dibawa oleh penulis untuk mengikuti setiap masalah yang dialami oleh tokoh di dalamnya. Ketebalan novel ini juga menandakan bahwa penggambaran kisah para tokohnya cukup banyak dan memiliki hubungan satu sama lain.

Meski begitu, ketebalan novel Perahu Kertas juga bisa membuat orang-orang yang penasaran ingin membaca novel, tapi tidak memiliki hobi membaca, bisa kehilangan minat dan cenderung mengurungkan niatnya.

Namun, sepertinya target utama dari novel Perahu Kertas ini adalah para pembaca setia yang sudah mengenal Dee Lestari atau mereka yang memiliki hobi membaca novel bertemakan romansa remaja ini.

Sinopsis Novel Perahu Kertas

Novel berjudul Perahu Kertas milik Dee Lestari ini bertemakan tentang persahabatan, percintaan, serta idealisme seseorang. Tema ini cukup umum, sehingga para pembaca mudah untuk terbawa suasana.

Novel yang memiliki halaman berjumlah 444 ini menceritakan tentang seorang remaja laki-laki bernama Keenan yang baru saja lulus dari bangku Sekolah Menengah Akhir (SMA). Berikut resensi novel Perahu Kertas secara lengkapnya:

Keenan merupakan siswa yang cerdas dan memiliki bakat di bidang seni lukis. Selain berminat menjadi seorang seniman, Keenan memiliki cita-cita lain menjadi seorang penulis terkenal.

Namun, cita-cita tersebut harus ditinggalkan oleh Keenan, karena tidak mendapatkan restu dari sang ayah. Keenan harus meninggalkan Amsterdam dan melanjutkan pendidikannya di Indonesia, tepatnya di salah satu Fakultas Ekonomi di daerah Bandung.

Novel Perahu Kertas juga memiliki tokoh utama lain, yaitu bernama Kugy. Ia merupakan perempuan yang memiliki imajinasi sangat tinggi. Selain pemikirannya yang unik, penampilan Kugy juga terbilang berbeda dari tokoh lainnya.

Dengan gaya eksentrik yang cenderung berantakan, Kugy tampil percaya diri. Di sini Kugy diceritakan hendak melanjutkan pendidikan di kampus yang sama dengan Keenan, yaitu di daerah Bandung.

Sejak kecil, Kugy sudah mencintai cerita-cerita dongeng. Inilah sebabnya kenapa tokoh Kugy memiliki imajinasi yang sangat tinggi ketimbang teman-teman nya. Bahkan, Kugy memiliki koleksi cerita hingga taman bacaan. Selain membaca, Kugy memiliki hobi menulis cerita-cerita dongeng.

Hobi tersebut yang mendorong diri Kugy untuk menjadi seorang juru dongeng. Namun, impian tersebut harus ia pendam, karena Kugy sadar bahwa menjadi penulis atau juru dongeng bukan sebuah profesi yang menjanjikan dan menghasilkan.

Agar bisa menikmati hobinya yang tidak jauh dari kepenulisan, Kugy akhirnya memilih Fakultas Sastra.

Meski berbeda fakultas, Kugy dan Keenan justru bisa saling bertemu. Awal pertemuan keduanya terjadi karena Eko dan Noni. Tokoh Eko merupakan sepupu dari Keenan, sedangkan Noni adalah sahabat Kugy sedari kecil.

Berkat pertemuan tersebut, Keenan, Kugy, Eko, dan Noni menjadi sangat akrab dan sering kumpul bersama. Tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat keempat tokoh tersebut saling akrab dan menjadi sahabat baik.

Intensitas pertemuan membuat Keenan dan Kugy memiliki rasa kagum satu sama lain. Perlahan, keduanya mengalami adanya perubahan yang tidak bisa dijelaskan. Perasaan Kugy dan Keenan tidak bisa diutarakan, karena mereka berada di waktu yang tidak tepat.

Kugy sudah memiliki tambatan hati bernama Joshua atau yang akrab dipanggil Ojos. Sedangkan Keenan tengah dijodohkan oleh Eko dan Noni dengan seorang kurator muda bernama Wanda.

Bisa dikatakan nasib Wanda hampir mirip dengan Keenan, sehingga memiliki kecocokan satu sama lain. Wanda sangat mahir di bidang seni lukis dan tertarik ingin menjadi pelukis. Namun, impian tersebut dipatahkan oleh restu kedua orang tua yang menganggap profesi pelukis tidak bisa menjamin kehidupannya kelak.

Cerita hidup inilah yang membuat Keenan dan Wanda mulai dekat. Kedekatan keduanya diketahui oleh Kugy. Ada rasa cemburu yang muncul di benak Kugy, tapi ia tepis dengan sikap yang seolah-olah tidak peduli terhadap hubungan Keenan dan Wanda.

Tidak berselang lama, Keenan dan Wanda menjadi sepasang kekasih. Wanda tidak segan untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada Keenan secara terang-terangan. Begitu pula dengan Keenan yang melakukan hal yang sama.

Kabar hubungan Keenan dan Wanda sudah terdengar sampai ke telinga Kugy. Ada perasaan sakit dan kecewa yang perlahan dirasakan oleh Kugy. Ia tidak tahu harus berbahagia atau justru sebaliknya. Kugy mulai ragu dengan perasaannya yang absurd.

Di sisi lain, Kugy sadar bahwa dia sudah memiliki kekasih yang selalu ada untuknya, yaitu Ojos. Namun, di sisi lain Kugy merasa kecewa sekaligus sedih mengetahui Keenan dan Wanda sudah berpacaran.

Ketidaknyamanan perasaan Kugy akhirnya berdampak pada hubungannya dengan Ojos. Tanpa Kugy sadari, Ojos selama ini mulai merasakan ada perubahan dalam sikap Kugy, salah satunya adalah mulai tidak peduli dengan hubungan mereka. Tidak butuh waktu lama, hubungan Kugy dan Ojos pun kandas di tengah jalan.

Selain hubungan percintaan, persahabatan antara Kugy, Keenan, Eko, dan Noni pun mengalami masalah. Mereka berempat sudah jarang berkumpul dan bertemu, bahkan bisa dikatakan hubungan persahabatan mereka mulai merenggang.

Tidak ingin larut dalam hubungan yang pelik, Kugy akhirnya mencari kesibukan baru, yaitu menjadi seorang relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sini, Kugy mengembangkan kemampuan menulis cerita dongeng dengan mengambil cerita nyata dari para muridnya.

Cerita dongeng yang berhasil Kugy tulis berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Cerita dongeng tersebut menceritakan tentang tokoh bernama Pilik, yaitu salah satu murid Sakola Alit yang terkenal bandel.

Kugy berhasil menaklukan Pilik dan teman-temannya yang nakal. Setelah menemukan kedekatan, Kugy pun menulis cerita setiap hari tentang murid-murid di Sakola Alit tersebut. Nantinya, cerita tersebut akan dibuat dalam sebuah buku utuh yang akan diberikan kepada Keenan.

Di saat Kugy sibuk menjadi relawan, Keenan masih menjalani hubungan bersama Wanda. Di awal, hubungan keduanya berjalan dengan baik. Namun, tidak butuh waktu lama, hubungan keduanya mulai berubah dan menemukan banyak perbedaan.

Wanda merasa bahwa Keenan tidak sepenuh hati menyayanginya. Hal ini memicu konflik yang cukup besar hingga membuat hubungan keduanya kandas. Ini juga membuat Keenan mulai mengubur impiannya yang sudah ia persiapkan hanya dalam semalam.

Karena perasaannya berantakan, Keenan harus terpaksa pergi meninggalkan kota Bandung dan pergi ke Ubud, Bali. Selama di Bali, Keenan tinggal di rumah Pak Wayan, sahabat dari ibunya.

Pak Wayan merupakan seniman terkenal di Bali, sehingga Keenan merasa nyaman dan betah selama tinggal di sana. Perasaan sedih, kecewa, dan suasana hati yang  membuat Keenan tidak nyaman pun perlahan menghilang.

Salah satu orang yang ikut andil dalam proses penyembuhan luka batin Keenan adalah Luhde Laksmi, yaitu keponakannya Pak Wayan. Berkat kelembutan hati Luhde dan kesabarannya mendengarkan Keenan bercerita, akhirnya Keenan kembali mau melukis.

Lukisan pertama Keenan saat di Bali ternyata terinspirasi oleh buku cerita dongeng milik Kugy yang berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Berkat inspirasi tersebut, Keenan akhirnya bisa membuat lukisan fenomenal dan diincar oleh sejumlah kolektor lukisan.

Hubungan Keenan dan Luhde pun semakin dekat. Luhde menemukan kenyamanan saat bersama Keenan. Begitu juga sebaliknya, Keenan merasa menemukan sesuatu yang sudah lama hilang dari diri Luhde. Tidak butuh waktu lama, Keenan dan Luhde pun menjalin hubungan.

Jika Keenan sudah kembali pulih dan bisa melanjutkan hobi melukisnya, Kugy justru merasa kesepian, karena kehilangan sahabat-sahabatnya, salah satunya adalah Keenan.

Setelah lulus dari kuliah, Kugy kembali menata hidupnya menjadi lebih baik. Kugy akhirnya bekerja sebagai copywriter di sebuah perusahaan iklan ternama di kota Jakarta.

Di tempat kerja ini, Kugy bertemu dengan seorang pria bernama Remigius atau akrab disapa Remi. Ia merupakan atasan Kugy sekaligus sahabat dekat Karel, yaitu abangnya Kugy.

Berkat pemikiran Kugy yang unik dan mendapatkan ide-ide fresh, Kugy tumbuh menjadi karyawan yang cukup diandalkan oleh perusahaannya, khususnya Remi. Ternyata, Remi memiliki pandangan berbeda terhadap Kugy. Baginya, Kugy adalah perempuan yang unik dan berbeda dari perempuan lainnya.

Remi menyukai Kugy bukan hanya karena bakatnya, tapi juga semangat dan kepribadian Kugy. Bagi Remi, Kugy adalah perempuan luar biasa. Sadar jika perasaannya tumbuh menjadi rasa sayang, Remi tidak ingin membuang waktu dan mengungkapkan perasaannya kepada Kugy.

Awalnya Kugy memandang Remi hanya sebagai atasan sekaligus sahabat dekat abangnya. Namun, berkat ketulusan yang diberikan oleh Remi kepadanya, akhirnya Kugy pun luluh juga.

Sementara itu, kondisi kesehatan ayah Keenan yang semakin buruk membuatnya harus segera menentukan pilihan. Keenan tidak bisa terus menerus tinggal di Bali. Akhirnya, ia kembali pulang ke Jakarta dan menggantikan posisi ayahnya memimpin perusahaan milik keluarganya.

Baik Keenan dan Kugy keduanya sudah merasa menemukan orang yang tepat. Namun, perasaan tersebut tidak sesuai dengan apa yang dirasakan oleh Remi dan Luhde. Remi merasa jika perasaan Kugy selama ini tidak sepenuhnya untuk dia, begitu pula dengan Luhde yang merasa jika Keenan hanya setengah hati.

Takdir kembali mempertemukan Kugy dan Keenan. Pertemuan keduanya tidak bisa terhindarkan. Keempat sahabat yang dulu berpisah itu kembali bertemu, tapi dengan kondisi yang sudah berbeda.

Tidak ada yang menyangka bahwa hubungan mereka kembali diuji, kisah persahabatan dan percintaan yang terjalin selama lima tahun pun kandas secara tidak terduga. Mereka hanya bisa pasrah dan membiarkannya mengalir hingga bermuara entah ke mana.

Penokohan Dalam Novel Perahu Kertas

Menulis resensi novel Perahu Kertas akan semakin lengkap, jika mengulas masing-masing tokoh yang terlibat di dalamnya. Novel Perahu Kertas memiliki banyak tokoh selain peran utamanya, yaitu:

1. Kugy

Tokoh pertama adalah Kugy. Ia merupakan tokoh utama wanita yang diceritakan memiliki kemampuan menulis cerita. Kugy memiliki badan yang mungil, imajinatif, ceria, spontan, dan cenderung berantakan dalam berpenampilan.

Penampilan Kugy bisa dikatakan sangat eksentrik dan boyish. Selain pemikirannya, Kugy juga memiliki hobi yang unik, yaitu menulis kalimat-kalimat dalam kertas, lalu membentuknya menjadi perahu. Kemudian, perahu tersebut ia hanyutkan ke sungai dan Kugy akan setia mengamatinya.

2. Keenan

Tokoh kedua bernama Keenan. Ia adalah tokoh utama pria yang memiliki segudang talenta dalam seni lukis. Seperti seniman pada umumnya, Keenan memiliki penampilan yang unik dan tidak jauh berbeda dari Kugy.

Keenan memiliki kepribadian yang penuh kejutan. Ia juga pandai berbaur dengan orang baru dan mudah membuat orang-orang merasa nyaman. Tidak hanya itu, Keenan juga sangat cerdas. Jiwa seni dan kecerdasannya membuat Keenan dengan mudah mendapat pujian.

Sama seperti Kugy, Keenan juga bercita-cita ingin menjadi seorang seniman, entah itu penulis atau pelukis profesional. Namun, impian tersebut tidak mendapatkan dukungan dari orang tua hingga membuatnya terpaksa mengambil jurusan lain dan meneruskan perusahaan keluarganya.

3. Noni

Tokoh berikutnya ada Noni. Dia merupakan sahabat Kugy sejak kecil. Oleh karena itu, Noni menjadi saksi bisu bagaimana perjalanan hidup Kugy.

Di resensi novel Perahu Kertas ini, Noni memiliki kepribadian yang dewasa, telaten, sabar, dan sigap membantu keperluan Kugy hampir setiap hari. Bisa dikatakan, tokoh Noni ini memiliki karakteristik yang berbanding terbalik dengan Kugy.

4. Eko

Kemudian, ada tokoh bernama Eko. Ia merupakan sepupu Keenan yang bersekolah dan menetap di Bandung. Eko memiliki kepribadian yang supel dan ceria.

Eko sudah sangat dekat dengan Keenan sejak kecil. Bahkan, keduanya sudah dekat saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Kedekatan keduanya membuat Keenan dengan mudah berbaur bersama teman-teman Eko, yaitu Kugy dan Noni.

Kedekatan Eko pun juga membuatnya sedikit tahu bagaimana kisah hidup Keenan, khususnya mengenai keluarga Keenan yang menentang keras cita-cita Keenan untuk menjadi seorang seniman.

Namun, karena sadar jika Keenan memiliki kemampuan luar biasa tentang seni, khususnya seni lukis, Eko pun memberikan dukungan penuh kepada Keenan, baik sebagai sepupu ataupun sahabat.

5. Karel

Karel adalah tokoh pendukung menurut resensi novel Perahu Kertas ini. Tokoh Karel merupakan kakak laki-laki dari tokoh utama, Kugy. Hubungan Karel dan Kugy sangat dekat dan akrab.

Tokoh Karel memiliki karakteristik yang penyayang dan pengertian. Selain itu, Karel juga sangat percaya pada Kugy. Sewaktu kecil, Karel mempercayai bahwa Kugy merupakan Dewa Neptunus karena berzodiak Aquarius.

Karel tahu jika Kugy menyukai cerita dongeng sejak kecil. Sebagai kakak, Karel setia mendengar cerita-cerita yang ditulis oleh Kugy. Sejak saat itu, Karel kagum dan mendukung cita-cita Kugy untuk menjadi seorang penulis.

Salah satu bentuk dukungan Karel terhadap Kugy adalah mengenalkan sahabatnya yang merupakan atasan di sebuah perusahaan iklan ternama. Di perusahaan tersebut, Kugy diberikan kepercayaan untuk mengisi posisi copywriter. Kemampuan menulis Kugy pun semakin terasah meski bukan menulis sebuah cerita.

6. Wanda

Wanda adalah tokoh pendukung yang hadir saat Kugy dan Keenan saling menyukai dalam diam. Ia adalah sepupu dari Noni, yang merupakan sahabat dekat Kugy.

Karena hubungannya dengan Noni cukup dekat, Wanda dikenalkan dengan Keenan. Karena memiliki selera seni yang sama, hubungan Wanda dengan Keenan pun berlanjut menjadi sepasang kekasih.

Karakter Wanda di sini digambarkan sebagai wanita yang baik dan suka membantu. Oleh karena itu, ia kerap membantu Keenan ketika mengalami masa-masa sulit. Ini juga dilakukan oleh Wanda sebagai bentuk sayang dan tulusnya mencintai Keenan.

Wanda juga sangat perfeksionis dalam hal apapun, salah satunya soal penampilan. Maka dari itu, ia sangat memperhatikan penampilannya agar tetap terlihat sempurna, khususnya di mata Keenan.

Sifat perfeksionis tersebut membuat Wanda sedikit sensitif jika mendapat kritikan, apalagi soal penampilannya. Wanda juga sedikit sinis, jika seseorang berani menyinggung penampilannya.

7. Luhde Laksmi

Di novel Perahu Kertas juga ada tokoh perempuan pendukung lainnya bernama Luhde Laksmi. Seperti namanya, tokoh ini merupakan gadis asli Bali yang merupakan keponakan dari Pak Wayan, sahabat dari ibunya Keenan.

Tokoh Luhde Laksmi berdasarkan resensi novel Perahu Kertas ini adalah gadis desa pada umumnya, yaitu kalem, anggun, lembut, pemalu, dan penuh perhatian. Meski tinggal di desa, Luhde Laksmi memiliki kecerdasan seperti anak-anak kota lainnya.

Karakter Luhde Laksmi tersebut membuat Keenan sedikit demi sedikit sembuh dari luka batin, baik soal percintaan, persahabatan, keluarga, dan cita-citanya. Bahkan, berkat kesabaran dan ketulusan Luhde Laksmi, akhirnya Keenan bisa bangkit dan kembali melukis.

Pesona dan karakter Luhde Laksmi membuat Keenan luluh. Perasaan Luhde Laksmi pun disambut baik oleh Keenan. Keduanya pun menjalani hubungan dan menjadi pasangan yang saling mendukung satu sama lain.

Namun, hubungan keduanya terpaksa berakhir ketika Luhde menyadari bahwa Keenan masih belum bisa melupakan Kugy sepenuhnya. Hal ini terjadi ketika Keenan menjadikan cerita dongeng milik Kugy sebagai inspirasi untuk lukisannya yang kemudian fenomenal.

Selain karena keberadaan Kugy yang belum sepenuhnya hilang, hubungan Luhde dan Keenan harus terpaksa berakhir karena Keenan terpaksa kembali ke Jakarta untuk meneruskan perusahaan keluarganya.

8. Remi

Berikutnya ada tokoh bernama Remigius atau akrab disapa Remi. Tokoh pria pendukung ini diceritakan sebagai atasan Kugy sekaligus sahabat dekat Karel, kakaknya Kugy.

Remi digambarkan sebagai sosok yang ramah, penuh perhatian, dewasa, bijaksana, dan romantis. Karakter ini yang membuat Kugy akhirnya luluh dan menjalin hubungan dengan Remi.

Sayangnya, Remi menganggap bahwa Kugy tidak sepenuhnya memberikan hatinya. Hal ini membuat hubungan keduanya sering mengalami konflik hingga akhirnya kandas saat Kugy dan Keenan kembali bertemu di Jakarta.

9. Pak Wayan

Pak Wayan adalah tokoh pendukung yang keberadaannya muncul saat Keenan pergi ke Bali untuk menenangkan diri. Berdasarkan resensi novel Perahu Kertas ini, Pak Wayan digambarkan sebagai tokoh yang bijaksana dan pendengar yang baik.

Karakter tersebut membuat Keenan tidak ragu-ragu untuk bercerita dan meminta pendapatnya. Apalagi selera seni Pak Wayan mirip seperti Keenan, sehingga keduanya bisa langsung akrab.

Pak Wayan adalah sahabat dekat ibunya Keenan. Beliau terkenal sebagai seniman dan memiliki karya-karya yang luar biasa.

Kepribadian tokoh Pak Wayan ini berbanding terbalik dengan ayahnya Keenan. Selama tinggal di rumah Pak Wayan, Keenan mendapatkan apa yang selama ini tidak didapatkan dari ayahnya, salah satunya adalah dukungan untuk melukis.

10. Joshua

Tokoh pendukung terakhir ada Joshua atau Ojos. Ia merupakan pacar Kugy saat masih kuliah dan belum mengenal Keenan. Ojos digambarkan sebagai kekasih yang penuh perhatian dan kasih sayang.

Ojos sangat menerima keunikan Kugy. Namun, perhatian dan rasa sayang Ojos perlahan mulai goyah saat Kugy mulai berubah menjadi kurang peduli dengan hubungan mereka. Perubahan ini terjadi saat Kugy berteman dengan Keenan.

Meski hanya muncul sebentar, keberadaan tokoh Ojos di dalam novel Perahu Kertas ini memiliki peran penting, khususnya perihal hubungan Kugy dan Keenan. Sebab, keduanya tidak bisa bersatu karena Ojos masih menjadi kekasih Kugy.

Selain tokoh-tokoh yang diulas resensi novel Perahu Kertas di atas, ada juga tokoh pendukung lainnya, seperti keluarga Keenan dan keluarga Kugy. Keseluruhan tokoh di dalam novel ini memiliki perannya masing-masing untuk membuat cerita yang lebih seru dan menarik.

Kemunculan tokohnya pun menyesuaikan setting atau latar tempat yang ada. Misalnya, Pak Wayan dan Luhde Laksmi yang merupakan warga Bali muncul saat Keenan memutuskan untuk tinggal sementara di Bali.

Selain itu, kemunculan tokoh-tokohnya juga terbilang tepat dan menjadi penyelesaian sebuah konflik. Misalnya, Wanda menjadi penyelesaian konflik hubungan Kugy dan Keenan.

Lalu, ada Luhde Laksmi yang menjadi penyelesaian konflik Keenan dengan Wanda hingga Kugy. Kemudian, ada Remi yang menjadi penyelesaian konflik perasaan Kugy kepada Keenan.

Kemunculan tokoh yang bisa dikatakan cukup banyak ini dibagi berdasarkan kondisi dan situasi yang membuat cerita novel Perahu Kertas mengalir apa adanya dan menarik untuk dibaca.

Kelebihan dan Kekurangan Novel Perahu Kertas

Agar resensi novel Perahu Kertas semakin lengkap, maka harus disertai oleh kelebihan dan kekurangannya. Tujuannya agar bantu memudahkan pembaca untuk menentukan pilihannya, yaitu apakah akan membaca novel tersebut atau sebaliknya. Berikut kelebihan dan kekurangan dari novel Perahu Kertas:

1. Kelebihan Novel Perahu Kertas

Berdasarkan sinopsis yang sudah dijabarkan dalam resensi novel Perahu Kertas, novel ini bercerita tentang hubungan yang kompleks, yaitu persahabatan dan percintaan. Kemudian, juga diimbangi oleh impian dari masing-masing tokohnya, khususnya tokoh utama Kugy dan Keenan.

Benang merah di atas sangat relate dan realistis, karena kebanyakan orang pasti akan mengalami hal yang sama. Inti dari cerita inilah yang membuat novel Perahu Kertas milik Dee Lestari menarik banyak pembaca.

Alur cerita novel Perahu Kertas ini juga terbilang runtun, sehingga membuat pembaca merasa nyaman. Agar pesan cerita bisa tersampaikan dengan baik, Dee Lestari memakai gaya bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca.

Kata-kata yang dipilih oleh Dee Lestari terbilang sederhana, ringan, serta menyesuaikan kondisi atau situasi yang terjadi. Tidak hanya mudah dimengerti, gaya bahasa dalam novel Perahu Kertas tersebut juga membuat pembaca larut dalam inti cerita yang dihadirkan.

Gaya bahasa tersebut juga bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, mulai dari remaja hingga dewasa. Hal ini menjadi salah satu kelebihan dari novel Perahu Kertas yang akhirnya menarik banyak pembaca.

Kemunculan setiap konfliknya juga tidak terlalu dipaksakan. Konflik-konflik yang dihadirkan oleh penulis juga terbilang realistis dan masih sesuai dengan benang merah atau inti ceritanya, yaitu persahabatan, percintaan, dan cita-cita.

Novel Perahu Kertas juga memiliki pesan edukatif. Karena inti ceritanya cukup realistis dan menggambarkan kehidupan sehari-hari, maka pembaca bisa mengambil banyak pelajaran, salah satunya saat mewujudkan impian.

Masing-masing tokoh memiliki cara sendiri untuk menyelesaikan masalah dan mewujudkan impiannya. Pembaca akan ikut belajar bagaimana cara memahami diri sendiri, menetapkan tujuan, pantang menyerah, dan cara menyelesaikan masalah yang ada.

Gambaran setting waktu dan tempat pun cukup jelas dan terperinci. Tidak ada setting yang berlebihan, sehingga membuat pembaca mudah larut dalam cerita Perahu Kertas.

Penjabaran antara alur cerita, setting, konflik, dan tokohnya pun terbilang hampir sempurna. Setiap halaman menghadirkan pengalaman yang unik dan menarik bagi para pembaca. Pengalaman tersebut masih cukup realistis dan dekat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mudah untuk dinikmati.

2. Kekurangan Novel Perahu Kertas

Meski memiliki beberapa kelebihan, novel karya Dee Lestari ini juga memiliki kekurangan yang bisa dijadikan sebagai pertimbangan bagi para pembaca yang tertarik dengan novel Perahu Kertas.

Dalam resensi novel Perahu Kertas, kekurangan yang patut diketahui dari novel ini adalah perpindahan setting tempat yang terjadi sangat cepat. Hal ini bisa menimbulkan kebingungan bagi para pembaca, jika tidak berkonsentrasi saat membaca novel ini.

Ada juga beberapa penggalan cerita di dalam novel ini yang cenderung monoton, karena penulis kembali menampilkan masalah atau konflik yang itu-itu saja. Jadi, penyelesaian konflik bisa dikatakan belum maksimal, karena masih tetap muncul di beberapa halaman yang berkaitan dengan tokoh utama Kugy dan Keenan.

Misalnya, Kugy dan Keenan yang masih sama-sama belum move on padahal sudah berpisah dan menjalani hubungan dengan orang baru. Hal ini bisa membuat pembaca merasa bosan dan bisa menebak alur cerita, meski belum selesai membacanya.

Kamu Tertarik Membaca Novel Perahu Kertas?

Itulah contoh resensi novel Perahu Kertas yang lengkap dan cukup singkat. Setelah membaca resensi dari novel karya Dee Lestari di atas, apakah kamu tertarik untuk membaca novelnya?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page