5 Rumah Adat NTT: Sejarah, Macam, Bentuk, dan Filosofinya

Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan wilayah provinsi di Indonesia yang terkenal dengan keberagaman wisatanya. Banyak para turis yang ingin mengunjungi wisata alam seperti pulau Flores, Labuan Bajo, dan Pulau Komodo. Selain wisatanya, di sana juga terdapat rumah adat NTT yang menjadi penginapan para turis.

Para pengunjung wisatawan yang menginap di tempat rumah adat tersebut juga bisa merasakan pengalaman edukatif yang memungkinkan mereka belajar sejarah dan filosofinya secara langsung. Anda bisa mengetahui berbagai macam dan bentuk rumah adat NTT melalui artikel berikut ini!

Sejarah Rumah Adat NTT

Rumah adat NTT merupakan satu dari banyak keberagaman kebudayaan di Indonesia yang masih awet hingga sekarang. Bentuk dan bahan bangunannya masih amat kental dengan ciri khas wilayah tenggara Indonesia. Tak heran, Nusa Tenggara Timur menjadi destinasi utama bagi wisatawan asing.

Selain dari keindahannya, rumah asli yang sekarang banyak dijadikan sebagai tempat penginapan para turis ini kerap menjadi sorotan. Pasalnya, gaya struktur rumah yang disajikan selalu unik dengan filosofi yang menarik.

Ketertarikan para turis kian meningkat ketika mengetahui rumah adat di sana memiliki pola yang berbeda pada masing-masing sukunya. Perlu Anda ketahui, terdapat 45 suku yang mendiami Provinsi Nusa Tenggara Timur yang saat ini memiliki sebutan Flobamora (Flores-Sumba-Timor-Alor).

Pada dasarnya, rumah adat NTT memiliki tiga model atap. Berikut ini macam-macamnya:

  • Masyarakat suku Sumba memiliki atap rumah dengan model yang berbentuk menyerupai Joglo khas Jawa Tengah.
  • Sementara masyarakat suku Timor memiliki atap rumah yang berbentuk kerucut.
  • Sedangkan penduduk suku Rote memiliki atap rumah dengan model perahu terbalik.

Bahkan, ada suku bernama Ende Lio yang rela melakukan penyambutan para turis asing. Tentunya, dengan memamerkan busana dan bahasa khas suku tersebut yang mana membuat para turis enggan untuk pulang. Dengan cara tersebut, wisatawan tentu akan semakin senang dan tertarik untuk mengetahui sejarah kebudayaan NTT.

5 Macam Rumah Adat NTT

Provinsi Nusa Tenggara Timur telah menjadi salah satu provinsi yang kaya akan rumah adat dan estetikanya. Dengan berbagai suku, Anda akan bertemu berbagai macam rumah adat khas wilayah Indonesia Timur. Langsung saja, simak beberapa macam-macam rumah adat NTT dan penjelasannya di bawah ini:

1. Rumah Adat Musalaki

Bangunan Musalaki
Bangunan Musalaki | Sumber gambar: pariwisataindonesia.id

Rumah adat NTT yang pertama adalah rumah Musalaki. Berdasarkan sejarahnya, nama “Musalaki” berasal dari gabungan dua kata, yaitu “mosa” dan “laki.” Kedua kata ini memiliki akar dalam bahasa suku Ende Lio, di mana “mosa” merujuk kepada seorang ketua dan “laki” mengandung makna adat.

Dari filosofi di atas, rumah Musalaki merupakan rumah yang ditinggali oleh ketua atau kepala adat di Ende Lio. Fungsi lain dari rumah yang berbentuk segiempat ini adalah sebagai tempat upacara adat, ritual, dan berbagai kegiatan musyawarah masyarakat lainnya.

Berdasarkan strukturnya, rumah Musalaki terbagi menjadi struktur atas dan struktur bawah. Pada bagian struktur bawah terdapat pondasi dan lantai. Pondasi pada rumah Musalaki menggunakan sistem leke lewu atau sistem yang memiliki kekuatan tinggi sehingga bisa menahan bencana.

Sementara untuk struktur lantainya akan menggunakan dua macam, yaitu tenda teo (teras gantung) dan koja ndawa (ruang dalam). Sedangkan pada struktur atas bangunan tersebut juga terdapat struktur lantai yang menggunakan balok kayu atas dan balok kayu bawah.

Salah satu bentuk yang paling unik dari rumah adat NTT ini adalah atapnya. Atap rumah Musalaki berbentuk seperti perahu yang terbuat dari kuda-kuda jara dan kayu palang. Kayu palang yang berada di atap tersebut berfungsi untuk menghubungkan tiang wisu dan tiang mangu.

Menurut filosofinya, atap yang besar dan tinggi seperti perahu tersebut menggambarkan nenek moyang pada zaman dahulu sebagai nelayan. Oleh karena itu, arti dari simbol perahu layar tersebut adalah kesatuan.

2. Rumah Adat NTT Mbaru Niang

Rumah Mbaru Niang
Rumah Mbaru Niang | Sumber gambar: tribunnewswiki.com

Selanjutnya adalah rumah adat Mbaru Niang yang terkenal sebagai rumah di atas awan karena lokasinya berada di pegunungan Kampung Adat Wae Rebo, Flores. Uniknya, rumah ini sudah ada sejak abad ke 18 dengan total ada 7 rumah. Hingga sekarang, ketujuh rumah Mbaru Niang tersebut masih terjaga.

Katanya, tujuh rumah tersebut menjadi bentuk penghormatan masyarakat setempat pada tujuh gunung yang mengelilinginya. Mereka percaya bahwa gunung sekeliling melindungi mereka.

Bentuk rumah Mbaru Niang cukup unik, dengan atap yang menyerupai kerucut dan menjulang tinggi ke atas sehingga dapat menjadi struktur perlindungan mereka. Konon, atap yang terbuat dari lontar dan terselimuti oleh ijuk ini dapat melindungi dari berbagai cuaca.

Berdasarkan filosofinya, rumah adat NTT yang satu ini juga harus berbentuk kerucut karena memberikan makna perlindungan. Sedangkan lantai bawahnya berbentuk lingkaran yang bermakna keadilan dan harmonisasi antar warga.

Meskipun terlihat kecil, namun masyarakat sana mampu membagi ruangan untuk berbagai keperluan. Seperti contohnya kumpul keluarga, untuk menyimpan bahan pangan, berkebun, dan bahkan untuk meletakkan sesaji para leluhur.

3. Uma Bokulu dan Uma Mbatangu

Rumah Uma Bokulu dan Uma Mbatang
Rumah Uma Bokulu dan Uma Mbatangu | Sumber gambar: tripsumba.com

Macam-macam rumah adat NTT selanjutnya adalah Uma Bokulu dan Uma Mbatangu yang berlokasi di Sumba. Daerah yang kerap kali dikunjungi wisatawan ini memiliki rumah adat berbentuk persegi panjang dengan ditopang empat tiang yang tingginya hingga 30 meter.

Keunikan rumah adat yang satu ini terletak pada model rumah tanpa jendela. Selain itu, struktur bangunannya terdiri dari tiga bagian, diantaranya adalah menara rumah, bangunan utama, dan struktur bawah. 

Fungsi dari menara yang menjulang tinggi adalah simbol untuk para roh yang berkedudukan tinggi. Sedangkan bangunan utamanya berguna sebagai tempat pemujaan dan merupakan bagian hunian masyarakat. Kemudian, struktur bawahnya menandakan dunia bawah yang berhubungan dengan kematian. 

Sejak zaman dahulu, masyarakat setempat menyediakan rumah Uma Bokulu dan Uma Mbatangu untuk pria dan wanita secara terpisah. Dengan bentuk dan tujuan seperti itu, fungsi rumah adat NTT ini adalah sebagai tempat tinggal dan upacara adat suku Sumba.

4. Sao Ata Mosa Lakitana

Rumah Sao Ata Mosa Lakitan
Rumah Sao Ata Mosa Lakitana | Sumber gambar: Indonesiatravelguides.com

Keunikan lain pada budaya rumah di NTT adalah keberadaan rumah bernama Sao Ata Mosa Lakitana yang berbentuk bulat seperti telur. Rumah ini tidak memiliki tiang atau penyangga. Meskipun begitu, rumah adat NTT yang satu ini dijadikan sebagai hunian maupun tempat suci.

Berdasarkan sukunya, model atap rumah adat ini terbagi menjadi tiga. Diantaranya adalah berbentuk Joglo untuk suku Sumba, berbentuk kerucut untuk suku Timor, dan model perahu terbalik untuk suku Rote dan Sabu.

5. Rumah Adat NTT Ume Kbubu

Rumah Ume Kbubu
Rumah Ume Kbubu | Sumber gambar: Kulitinta2017.wordpress.com

Daftar terakhir rumah adat khas Nusa Tenggara Timur yang perlu Anda ketahui adalah Ube Kbubu. Jika merujuk pada asal-usul namanya, “ume” dapat diartikan sebagai “rumah,” sementara “kbubu” memiliki arti “bundar.” Oleh karena itu, Ume Kbubu adalah sebuah rumah adat yang memiliki bentuk bundar.

Rumah Ume Kbubu merupakan tempat tinggal masyarakat suku Dawan yang berada di wilayah Timor. Struktur bangunannya mirip dengan lainnya, di mana terdapat dinding, atap, dan pilar. Adanya dinding yang terbuat dari bambu dalam rumah adat NTT ini berfungsi sebagai tempat mengikat alang-alang.

Rumah adat yang bermodel bundar ini juga tetap bisa membagi ruangannya seperti tunaf, hala, tnana, dan hau monef. Tentunya tiap ruangan sudah tertata apik beserta fungsinya sebagai kegiatan religius.  

Baca Juga : 9 Rumah Adat Papua yang Unik dan Penuh Makna

Sudah Tahu Berbagai Macam Kebudayaan Rumah Adat NTT?

Berdasarkan pemaparan di atas, tentunya Anda telah mengenal berbagai macam bentuk, fungsi, dan filosofi yang diusung oleh rumah adat NTT. Pentingnya mengenal dan mempelajari budaya mereka adalah sebagai bentuk melindungi cagar budaya yang ada di Indonesia.

Selain terpesona dengan keindahannya, Anda juga harus tahu keunikan dan estetika lain terutama yang berhubungan dengan budaya Indonesia. Dengan begitu, Anda bisa terus melestarikan rumah adat NTT dan mempertahankan eksistensinya.

Sebab, warisan budaya dari para leluhur tersebut berhasil menyabet penghargaan dari UNESCO Asia-Pasifik dengan kategori konservasi warisan budaya. Selain itu, Aga Khan juga turut memberikan penghargaannya dengan kategori arsitektur, mengingat keunikan model bangunan rumah adat Nusa Tenggara Timur.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page