Sekilas, dunia ekonomi hanya sekedar tentang produksi, penjualan, dan konsumsi saja. Namun, apabila Anda telisik lebih lanjut, Anda pasti akan mengetahui bahwa ilmu ekonomi itu sangat luas. Ada hukum permintaan dan penawaran yang salah satu pembahasannya adalah rumus elastisitas permintaan.
Membaca tentang istilah elastisitas permintaan, mungkin Anda akan langsung berpikir bahwa ini berhubungan dengan fenomena konsumen dalam membeli suatu produk. Memang benar, ini seperti hukum sebab akibat, di mana ada produksi tentu saja ada konsumsi yang dirangkum dalam takaran elastisitas.
Daftar ISI
Pengertian Rumus Elastisitas Permintaan
Sebelumnya, tahukah Anda apa itu elastisitas permintaan? Secara sederhana, elastisitas permintaan merupakan sebuah gambaran ketika terjadi perubahan terhadap jumlah permintaan barang dan jasa karena terpengaruh oleh harga. Gagasan terkait hal ini bisa dipelajari melalui rumus elastisitas permintaan.
Secara garis besar, elastisitas bisa Anda pakai untuk menjadi alat ukur guna mengetahui reaksi konsumen terhadap perubahan jumlah barang atau harga yang terjadi di pasaran. Bagaimana menilainya? Barang bisa akan menjadi elastis apabila permintaannya terpengaruh oleh harga.
Sedangkan barang akan menjadi tidak elastis apabila permintaannya tidak dipengaruhi oleh harga yang ada. Perlu Anda pahami bahwa, fenomena elastisitas ini bisa terjadi terhadap semua jenis barang apapun. Tidak peduli dari industri apapun, semuanya akan memperoleh pengaruhnya.
Rumus Elastisitas Permintaan
Agar bisa mengetahui tingkat elastisitas, ada rumus elastisitas permintaan yang harus Anda terapkan. Rumus ini meliputi beberapa aspek seperti harga awal, permintaan awal, permintaan, dan perubahan harga. Berikut adalah rumus lengkapnya:
Ed = ΔQ / ΔP x P / Q
Ed = Elastisitas permintaan
ΔQ = Perubahan jumlah permintaan
ΔP = Perubahan harga
P = Harga awal
Q = Jumlah permintaan awal
Dengan keterangan :
- E = 0 : Permintaan inelastis sempurna
- E = ~ : Permintaan elastis sempurna
- E < 1 : Permintaan inelastis
- E = 1 : Permintaan itu uniter
- E > 1 : Permintaan elastis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
Sejauh ini, faktor yang mempengaruhi elastisitas permintaan sangatlah beragam. Sebab, setiap komoditi biasanya akan terpengaruh oleh beberapa hal unik. Jadi, terkadang membutuhkan penelitian untuk mendapatkan jawaban yang spesifik. Namun, untuk menjadikannya acuan dasar, berikut adalah faktor-faktor umumnya:
1. Distribusi Pendapatan
Pendapatan menjadi faktor utama yang mempengaruhi jumlah elastisitas permintaan konsumen. Sebab, konsumen membeli produk pasti menggunakan uang. Maka dari itu, ketika jumlah pendapatan masyarakat semakin meningkat, maka jumlah permintaan pun akan naik.
Begitupun sebaliknya, apabila jumlah pendapatan masyarakat menurun, maka permintaan pun akan berkurang. Ini sudah menjadi hukum permintaan yang mutlak.
2. Pertambahan Penduduk
Meski dalam rumus elastisitas permintaan tidak tercatat ada pertambahan penduduk, namun ternyata faktor ini juga berpengaruh terhadap intensitasnya. Sebab, ketika jumlah penduduk semakin meningkat, maka permintaan pun juga sama. Hal tersebut terjadi karena kebutuhan penduduk yang banyak.
3. Subtitusi
Faktor berikutnya adalah barang substitusi atau pengganti. Adanya barang yang dijual di pasar akan mempengaruhi jumlah permintaan terhadap produk utamanya. Biasanya, fenomena ini terjadi ketika produk utama mengalami kenaikan harga sementara pendapatan penduduk tetap atau bahkan berkurang.
4. Harga Barang
Dari rumus elastisitas permintaan sudah tertulis harga akan selalu diperhitungkan dalam perekonomian. Maka dari itu, naik turunnya harga produk akan berpengaruh terhadap jumlah barang yang pasar minta. Akan tetapi, hambatan ini biasanya tidak terlalu berpengaruh terhadap barang-barang yang tidak ada penggantinya.
Misalnya saja BBM, listrik, tiket, transportasi, dan lain sebagainya. Tahukah Anda apa alasannya? Karena produsen yang memproduksi barang-barang tersebut menjalankan sistem pasar monopoli, sehingga meminimalkan jumlah pesaing. Alhasil, sekalipun harganya naik, jumlah pembelinya pun tergolong tetap.
5. Intensitas Kebutuhan dan Selera
Kebutuhan terbagi menjadi 3 jenis, yakni primer, sekunder, dan tersier. Untuk kebutuhan primer sendiri merupakan keperluan yang paling masyarakat butuhkan. Contohnya seperti makanan, rumah, pakaian. Sedangkan kebutuhan sekunder adalah keperluan yang bisa orang nomor duakan.
Intinya, barang sekunder bisa Anda tunda terlebih dahulu. Sementara kebutuhan tersier adalah barang-barang mewah. Dengan begitu, mendesak atau tidaknya kebutuhan seseorang maka akan mempengaruhi jumlah permintaan.
Selain kebutuhan, selera pun bisa mempengaruhi jumlah permintaan di masyarakat. Seperti metode pendidikan, lingkungan, perkembangan mode, dan lain sebagainya. Jika Anda sadar, sekarang ini perubahan mode sudah semakin berkembang pesat. Terlebih ada pengaruh dari luar negeri yang sedikit banyak masyarakat tiru.
Contoh Soal Elastisitas Permintaan
Setelah mengetahui tentang pengertian, rumus elastisitas permintaan, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Maka, kini saatnya Anda mengetahui beberapa contoh soal-soalnya. Berikut adalah penjelasannya:
1. Contoh 1
Jumlah permintaan buah naga di pasar A mengalami peningkatan dari jumlah 30 kg menjadi 60 kg. Padahal, harganya tidak mengalami kenaikan sedikitpun, yakni tetap di angka Rp50.000,00 per kilogramnya. Berdasarkan kejadian ini, berapakah tingkat elastisitas jumlah permintaannya?
Diketahui:
ΔQ = 60 kg – 30 kg = 30 kg
ΔP = 0 (karena tidak mengalami perubahan harga buah naga di pasar)
P = Rp 50.000
Q = 30 kg
Ditanya:
Ed = ?
Rumus elastisitas permintaan:
Ed = ΔQ / ΔP x P / Q = 30 / 0 x 50.000 / 30 = ~
Kesimpulannya, elastisitas jumlah permintaan buah naga tidak terhingga. Adapun alasannya adalah permintaan tetap naik sekalipun harga tidak berubah.
2. Contoh 2
Di sebuah toko yang berada di pusat kota menjual aneka buah-buahan. Dalam beberapa hari terakhir ini, buah rambutan di sana mengalami penurunan harga dari nominal Rp20.000,00 per kilogramnya menjadi Rp10.000,00 per kilogram.
Hal tersebut menyebabkan permintaan buah rambutan mengalami kenaikan. Dari yang awalnya 100 kg menjadi 200 kg. Berdasarkan kasus tersebut, hitunglah tingkat elastisitas permintaan!
ΔQ = 200 kg– 100 kg = 100 kg
ΔP = Rp 20.000 – Rp 10.000 = Rp 10.000
P = Rp 20.000 Q = 100 Kg
Ed = ΔQ / ΔP x P / Q = 100 / 10.000 x 20.000 / 100 = 0.002
Dari perhitungan menggunakan rumus elastisitas permintaan dapat disimpulkan bahwa, tingkat elastisitas permintaannya adalah 0.002. Artinya, permintaan jumlah rambutan di toko bersifat inelastis, yakni perubahan harga tidak mempengaruhi perubahan permintaan secara signifikan.
3. Contoh 3
Dalam sebuah kasus tercatat bahwa, ada sebuah produsen garam yang mematok harganya sebesar Rp14.000,00 per kilogram. Jumlah permintaan barang muncul sebanyak 60 kg. Namun, sesaat setelah harga garam turun menjadi Rp12.000,00, jumlah permintaan tetap yakni 60 kg.
Dari data di atas, coba tentukan nilai koefisien elastisitas jumlah permintaan yang terjadi pada produsen garam tersebut!
Diketahui:
P1 = Rp 14.000
P2 = Rp 12.000
Q1 = 60 kg
Q2 = 60 kg
Rumus elastisitas permintaan:
Ed = ΔQ / ΔP x P / Q = 60 – 60 / 12.000 – 14.000 / 60 = 0 / 2.000 x 400 = 0
Berdasarkan jumlahnya dapat Anda simpulkan bahwa, koefisiennya masuk ke dalam kategori inelastis sempurna. Karena meskipun harganya turun, jumlah permintaannya tetap. Adapun hal ini bisa saja terjadi karena jumlah kebutuhan masyarakat akan garam bisa masuk kategori tetap dan tidak berubah.
Sudah Tahu Bagaimana Rumus Elastisitas Permintaan?
Berdasarkan penjelasan di atas, rumus elastisitas permintaan dibutuhkan untuk mengetahui jumlah permintaan konsumen atas suatu produk tertentu. Namun, setiap hasil dari perhitungan menunjukkan jenis elastisitas tersebut. Sebab, nilai koefisien dari elastisitas permintaan adalah nol sampai tak terhingga.
Jadi, jenis elastisitas tidak hanya terdiri dari satu macam. Meliputi inelastis sempurna, elastis sempurna, elastis, elastis tunggal, dan tidak elastis. Maka dari itu, rumus ini akan selalu berkaitan dengan hukum permintaan ekonomi. Semoga bermanfaat!