Indonesia kaya akan peninggalan sejarahnya, salah satunya Candi Borobudur. Seperti yang kamu tahu, Candi Borobudur menjadi pusat keagamaan umat Buddha di seluruh dunia. Namun, sebelum menjadi tempat beribadah, Candi Borobudur memiliki kisah sejarah yang menarik. Lalu, seperti apa sejarah Candi Borobudur?
Daftar ISI
Sejarah Candi Borobudur
Dilansir dari situs Borobudur Park, Candi Borobudur dibangun oleh Dinasti Syailendra pada tahun 780-840 Masehi. Dinasti Syailendra sendiri menganut aliran Buddha yang memegang Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah bagian selatan. Pembangunan candi ini bertujuan untuk menjadi tempat memuja Buddha dan ziarah.
Pembangunan Candi Borobudur ini, kemudian selesai pada tahun 900-an Masehi. Pada saat itu adalah masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani, seorang anak dari Raja Samaratungga. Selain itu, kesuksesan pembangunan Candi Borobudur tidak lepas dari jasa seorang arsitek bernama Gunadharma.
Kemudian pembangunan Candi Borobudur terlihat menggunakan gaya Manda yang merefleksikan seluruh alam semesta dalam ajaran Buddha. Lalu, bentuk bangunan candi terlihat kotak dan memiliki empat pintu masuk serta pusat bangunan berbentuk lingkaran.
Namun setelah itu, selama berabad-abad candi peninggalan ajaran Buddha ini pernah terkubur oleh tanah dan tertutup abu vulkanik Gunung Merapi sekitar 1006 Masehi. Akan tetapi, candi ini ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Gubernur Jenderal Inggris Sir Thomas Stamford Raffles saat ingin berkunjung ke Semarang.
Beliau mendapat informasi bahwa di daerah Kedu ada bebatuan bergambar di bukit yang letaknya di Desa Bumisegoro. Kemudian, Raffles memerintahkan Insinyur Belanda bernama Christian Cornelius bersama 200 masyarakat sekitar untuk memeriksa dan melakukan pembersihan.
Legenda Candi Borobudur
Masih membahas tentang sejarah Candi Borobudur, kali ini dalam sudut pandang cerita rakyat atau legenda dari masyarakat. Adapun cerita rakyat mengenai Candi Borobudur yang didukung sebuah penelitian dari geologi Nieuwenkamp.
Pada zaman dahulu terdapat perkampungan Buddha di bawah pemerintahan Dinasti Syailendra. Saat itu, perkampungan tersebut memiliki tanah yang subur dan berdiri megah serta memiliki Raja bernama Samaratungga.
Kemudian saat itu, masyarakat hidup damai, rukun, dan sentosa dengan aktivitas keseharian mereka yaitu bercocok tanam. Selain itu, terdapat acara keagamaan khas Buddha yang sering mereka adakan di sekitaran danau.
Namun, pada suatu hari, musim paceklik datang, irigasi mulai mengering dan membuat wilayah kerajaan menjadi mencekam. Kondisi yang berlangsung lama tersebut membuat masyarakat mengalami kehausan dan kelaparan. Kemudian raja pun meminta kepada dewa untuk menurunkan hujan dengan bersemedi.
Setelah bersemedi, hujan pun turun, namun tidak berlangsung lama. Suatu ketika, bencana alam datang hingga menghancurkan kerajaan dan rumah warga di sekitar Borobudur.
Lalu, Raja Samaratungga meminta petunjuk kepada dewa. Dewa mengatakan bahwa bencana itu datang karena aktivitas penebangan tidak terkendali di kaki bukit Borobudur.
Sehingga, bukit Borobudur ditanami pohon dengan jumlah banyak dan danau yang kering, beliau membangun candi megah bernama Candi Borobudur. Lalu, pada candi terdapat aliran air yang masyarakat dapat gunakan.
Selain itu, di candi pun mereka bisa melakukan ibadah. Candi Borobudur akhirnya selesai pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani.
Fungsi Candi Borobudur
Setelah pamugaran selesai pada tahun 1983, Presiden Soeharto membuka secara resmi Candi Borobudur untuk masyarakat umum. Selain itu, pada tahun 1991, UNESCO menetapkan Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon sebagai Warisan Budaya Dunia.
Lalu kawasan Candi Borobudur ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional pada tahun 2008. Adapun fungsi dari Candi Borobudur saat ini antara lain:
- Sebagai tempat bersejarah dan warisan budaya Indonesia
- Menjadi tempat wisata keagamaan, khususnya umat Buddha
- Sebagai tempat penelitian dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
- Sebagai tempat ibadah untuk umat Buddha
Arsitektur Candi Borobudur
Dalam sejarah Candi Borobudur, pembangunan candi ini menerapkan tiga tingkatan ranah spiritual dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan tersebut, antara lain:
1. Kamadhatu
Kamadhatu merupakan bagian kaki Candi Borobudur yang memiliki arti kama atau nafsu rendah. Kemudian terlihat pada bagian tersebut mayoritas tertutup tumpukan batu yang tujuannya untuk memperkuat konstruksi candi.
Pada bagian kaki candi ini yang tertutup bebatuan, ada 160 panel cerita Karmawibhangga yang saat ini tersembunyi. Lalu batuan andesit yang menutupi kaki bangunan candi, jika diukur memiliki volume 13.000 m³.
2. Rupadhatu
Rupadhatu merupakan empat tingkatan teras yang berbentuk lorong dan pada dindingnya terdapat hiasan relief. Dalam artian lain, Rupadhatu adalah sebuah dunia yang bisa melepaskan dari nafsu, namun masih terikat oleh rupa dan bentuk. Pada tingkatan tersebut menggambarkan alam antara atau alam bawah dan alam atas.
Lantai pada bagian Rupadhatu tersebut berbentuk persegi. Lebih lanjut, Rupadhatu terdiri dari empat lorong dengan jumlah gambar relief mencapai 1.300, lalu panjang keseluruhan relief mencapai 2,5 km dengan 1.212 panel ukiran.
Kemudian bagian Rupadhatu terdapat patung-patung Buddha yang terletak di relung dinding yang ada di atas pagar selasar. Jika dihitung, di dalam relung terdapat arca Buddha dengan total 432 buah. Selain itu, pada bagian lankan memiliki perbedaan arsitektur yang menggambarkan peralihan dari bagian Kamadhatu ke Rupadhatu.
3. Arupadhatu
Arupadhatu merupakan dinding bangunan Candi Borobudur dari lantai lima hingga tujuh yang tidak berelief, sehingga berbeda dengan Rupadhatu yang kaya akan reliefnya.
Pada tingkatan Arupadhatu menggambar alam atas, artinya manusia yang sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk serta rupa, namun belum mencapai nirwana.
Jika kamu lihat pada pelatarannya, terdapat 72 stupa kecil yang tersusun menjadi tiga baris dan mengelilingi satu stupa besar. Kemudian untuk stupa kecil yang berbentuk lonceng itu tersusun pada 3 teras lingkaran. Masing-masing teras akan terdapat 32, 24, dan 16 stupa kecil, totalnya menjadi 72 stupa.
Selain itu, terdapat patung-patung Buddha yang diletakan di dalam stupa berbentuk kurungan. Namun, dari luar kamu masih bisa melihat patung Buddha di dalamnya secara samar-samar. Maksud arsitektur bangunan tersebut menggambarkan peralihan keadaan tanpa wujud, dengan artian Buddha itu ada namun tidak terlihat.
Susunan Pembagian Relief
Jika sudah mengetahui sejarah Candi Borobudur, maka kamu perlu memahami susunan pembagian relief dari candi tersebut. Pasalnya, setiap relief yang tersebar di dinding-dinding Candi Borobudur memiliki susunan ceritanya sendiri, yaitu:
1. Karmawibhangga
Sesuai namanya, relief yang menghiasi dinding batu tersebut memperlihatkan hukum karma. Kemudian, artian Karmawibhangga sendiri merupakan naskah yang menggambarkan tentang karma, yaitu sebab akibat dari tindakan baik atau jahat.
2. Lalitawistara
Relief ini memperlihatkan Sang Buddha turun dari surga Tushita dan akhirnya dengan wejangan pertama yang ada di Taman Rusa, letaknya dekat dengan kota Banaras.
Jika kamu lihat maka relief ini tersusun dari tangga di sebelah selatan, kemudian melewati susunan relief sebanyak 27 pigura yang posisi awalnya di tangga sisi timur.
3. Jataka dan Awadana
Jataka merupakan sekumpulan cerita mengenai Sang Buddha sebelum terlahir sebagai Pangeran Siddharta. Kemudian isi relief tersebut menunjukkan perilaku baik, seperti suka menolong dan rela berkorban dari Sang Bodhisattwa dari makhluk lainnya.
Sedangkan Awadana hampir sama dengan Jataka, namun tokohnya buka Sang Bodhisattwa, melainkan makhluk lain dan ceritanya ada di kitab Awadanasataka (seratus cinta Awadana) dan kitab Diwyawadana.
4. Gandawyuha
Gandawyuha merupakan deretan relief yang menggambarkan cerita Sudhana yang berkelana tanpa lelah untuk mencari Pengetahuan Tertinggi mengenai Kebenaran Sejati. Penggambaran kisahnya tersusun dalam 460 pigura berdasarkan kitab Buddha Mahayana dengan judul Gandawyuha.
Baca Juga: Sejarah Candi Prambanan: Latar Belakang dan Legendanya
Sudah Tahu Tentang Sejarah Candi Borobudur?
Itulah beberapa informasi mengenai sejarah Candi Borobudur hingga gambaran cerita pada reliefnya yang bisa kamu ketahui. Sehingga kamu bisa mendapat gambaran dan wawasan lebih luas lagi. Setelah membaca artikel ini, apakah kamu tertarik untuk pergi ke Candi Borobudur?.