Sejarah Candi Prambanan: Latar Belakang dan Legendanya

Sejarah Candi Prambanan mungkin sudah menjadi salah satu bagian yang tak lekang oleh zaman, sebab hal tersebut justru menjadi daya pikat yang besar bagi wisatawan. 

Seiring berkembangnya era modern, candi ini masih berdiri kokoh di perbatasan kota Yogyakarta. Tapi dibalik kemegahannya, ada proses panjang yang menjadi latar belakang tempat bersejarah ini.

Mengenal Sejarah Candi Prambanan

Candi Prambanan merupakan sebuah candi Hindu yang terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya berada di dekat perbatasan Sleman dan Klaten. Candi Prambanan termasuk salah satu budaya warisan UNESCO sebagai satu-satunya candi Hindu paling besar di Indonesia.

Gaya arsitektur Candi Prambanan yang menjulang tinggi sejauh 47 meter keatas, membuatnya lebih menonjol daripada candi-candi kecil di sekitarnya. Ukiran candi yang menonjolkan ciri khas agama Hindu, beserta dengan patung Dewa Siwa, Brahma, dan Wisnu membuat setiap sudut candi terlihat elegan. 

Keindahan Candi Prambanan juga disertai dengan kisah-kisah sejarah dan legenda, yang pada akhirnya menjadi daya tarik terbesar dari candi ini.

Latar Belakang Pra Pembangunan

Candi Prambanan
Candi Prambanan | Sumber gambar: pexels.com

Awal mula pembangunan Candi Prambanan ini diprakarsai oleh Sri Maharaja Rakai Pikatan, seorang raja pada sekitar tahun 847-855. Kisahnya terbukti dari Prasasti Wanua Tengah III, yang menjelaskan tentang masa pemerintahan di era Jawa Kuno.

Berdasarkan hasil penelitian para sejarawan terdahulu, mereka percaya bahwa yang melatarbelakangi pembangunan Candi Prambanan adalah sebagai tanda kekuasaan kembali keluarga Sanjaya.

Teori wangsa kembar percaya bahwa ada dua keyakinan yang berbeda di antara keluarga Sanjaya dan Syailendra. Keluarga Sanjaya menganut agama Hindu sedangkan keluarga Syailendra menganut agama Budha. 

Para peneliti sejarah percaya bahwa keberadaan Candi Borobudur yang lebih dulu, menuntun keluarga Sanjaya untuk membangun pula candi untuk agama Hindu.

Selanjutnya, para peneliti sejarah Candi Prambanan juga menduga bahwa Kerajaan Medang pada kala itu mulanya mendukung agama Budha yang menganut ajaran Mahayana sebelum akhirnya mendukung kepercayaan Hinduisme aliran Saiwa.

Proses Pembangunan Candi Prambanan

Candi Prambanan
Candi Prambanan | Sumber gambar : pexels.com

Berikut proses pembangunan Candi Prambanan menurut hasil penelitian:

1. Konstruksi Awal

Penelitian oleh para sejarawan dan arkeolog mengungkapkan bahwa Sri Maharaja Rakai Pikatan memulai pembangunan candi sejak 850 Masehi. Proses pembangunan awal terus mengalami penyempurnaan oleh para raja-raja penerusnya.

Selanjutnya, Raja Lokapala serta raja Sri Maharaja Dyah Balitung Maha Sambu turut serta menyempurnakan dan melakukan perluasan kompleks Candi Prambanan tersebut. 

Seperti yang tertera pada prasasti Siwagrha yang sudah ada sejak sekitar tahun 856 Masehi, menjelaskan bahwa pembangunan candi ini bertujuan untuk memuliakan dewa Siwa.

2. Pembangunan Kompleks Candi Prambanan

Berdasarkan sejarah Candi Prambanan ini, ada tiga candi utama yang menjulang tinggi. Candi paling utama berdiri arca Siwa yang letaknya di garbhagriha atau ruang utama. Tak hanya itu, ada pula arca lain yang menjadi simbolis raja Balitung, yang mana menjadi arca pedharmaan anumerta dia.

Selain candi utama, ada pula ratusan candi kecil-kecil lainnya yang berada di sekitar candi utama. Semuanya berjajar rapi membentuk sebuah kompleks Candi Prambanan yang megah, dengan candi utama yang tinggi. 

Proses pembangunan ini berhasil juga berkat campur tangan para raja-raja penerus Medang Mataram. Sri Maharaja Dyah Daksa dan Sri Maharaja Dyah Tulodong juga ikut membantu mengembangkan kompleks Prambanan ini. 

Para arkeolog percaya bahwa para raja-raja terdahulu juga mengubah tata saluran air yang sebelumnya mengalir melengkung dekat dengan candi, kemudian memindahkan aliran Sungai Opak supaya mengalir dari utara ke selatan. Jadi, aliran sungainya tidak terlalu dekat dan membuat erosi pada kompleks candi.

3. Candi Prambanan yang Terlantarkan

Selepas dari masa kejayaannya, sejarah Candi Prambanan sempat mengalami kemunduran akibat banyaknya candi yang runtuh. Sekitar tahun 930 Masehi, ibu kota kerajaan Mataram pindah ke wilayah Jawa Timur. Raja Sri Maharaja Mpu Sindok mencetuskan Wangsa Dinasti Isyana dengan pemerintahan di Jawa Timur. 

Seiring berjalannya waktu, perpindahan ibukota ini membuat kompleks Candi Prambanan perlahan tertinggal dan tidak terawat. Tak hanya itu, faktor lain seperti letusan Gunung Merapi dan gempa bumi yang terjadi pada abad ke-16, membuat Candi Prambanan mengalami keruntuhan yang cukup signifikan.

Pada sekitar tahun 1755, terjadi perpecahan kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. Sisi reruntuhan candi yang berada di perbatasan kompleks dan Sungai Opak akhirnya menjadi pembatas wilayah kesultanan tersebut.

Proses Penemuan Kembali Pasca Runtuhnya Candi

Relief Candi Prambanan
Relief Candi Prambanan | sumber gambar: istockphoto.com

Setelah sempat runtuh dan tak terurus, akhirnya eksistensi Candi Prambanan bisa muncul kembali. Berikut prosesnya:

1. Munculnya Legenda Sejarah Candi Prambanan

Pasca masa kejayaan dan kemundurannya, candi ini kemudian tidak begitu saja diketahui oleh masyarakat bahkan yang tinggal di sana. Lebih tepatnya kala itu, masyarakat sekitar masih sangat awam dengan sejarah awal pembangunan candi ini.

Seiring berjalannya waktu, muncul legenda-legenda rakyat tentang Roro Jonggrang yang kemudian menjadi begitu lekat dengan sejarah candi ini. 

Masyarakat percaya legenda candi ini merupakan kisah tentang seorang pangeran bernama Bandung Bandawasa yang berakhir mengutuk perempuan yang dicintainya sendiri, Roro Jonggrang.

2. Penemuan Puing Sejarah

Sejarah Candi Prambanan ini ditemukan kembali oleh seorang Belanda bernama CA. Lons. Tepatnya sekitar tahun 1733, ketika Britania menduduki Jawa, keberadaan candi ini sempat menarik perhatian dunia.

Lalu, Colin Mackenzie, seorang surveyor yang bekerja dengan Thomas Stamford Raffles, juga menemukan asal mula candi ini. Mereka mengumpulkan kepingan relief-relief yang menggambarkan kisah candi tersebut.

Proses pencarian puing-puing sejarah ini berlangsung begitu lama, hingga sekitar tahun 1855 karena tujuan yang tidak begitu serius. Bahkan tak ayal bagian-bagian candi ini mengalami banyak penjarahan untuk kepentingan pribadi.

3. Pemugaran

Kendati pemugaran sudah bermula dari tahun 1918, sebenarnya proses sesungguhnya benar-benar dikerjakan pada sekitar tahun 1930. Seorang bernama Theodoor van Erp mulai melakukan pemeliharan sisi yang rawan runtuh sejak tahun 1902, kemudian P.J Perquin melanjutkan Jawatan Purbakala di tahun 1918-1926.

Upaya pemugaran terus berjalan di tahun 1926 oleh De Haan, kemudian dilanjutkan kembali oleh Ir. V.R. van Romondt pada tahun 1931-1942. Selepas itu, renovasi terus berlanjut oleh putra Indonesia sampai tahun 1993. Perlahan tapi pasti, proses restorasi terus berjalan hingga saat ini.

Proses panjang ini terus menjadi salah satu bagian sejarah Candi Prambanan yang akhirnya selesai untuk candi utamanya pada tahun 1953. Presiden Soekarno sendiri yang meresmikan Candi Prambanan. 

Namun sayangnya, tak semua bagian candi-candi hingga yang kecil dapat selalu ditemukan karena puing-puingnya memang sudah tersebar di sepanjang Sungai Opak, bahkan ada yang sudah menjadi fondasi rumah warga

Legenda Roro Jonggrang dari Candi Prambanan

Legenda Roro Jonggrang dan Bandung Bandawasa ini begitu dekat dengan rakyat Yogyakarta dan Jawa Tengah serta memiliki keterkaitan dengan kisah berdirinya Candi Prambanan.

Kisah legenda rakyat ini mengisahkan bahwa seorang pangeran kerajaan Pengging bernama Bandung Bandawasa, terpikat oleh kecantikan Roro Jonggrang, putri dari musuhnya yang berasal dari kerajaan Baka.

Setelah menewaskan Prabu Baka, Bandung Bandawasa ingin memperistri Roro Jonggrang. Sang putri yang tak terima, beralasan memberikan syarat mustahil pada Bandung Bandawasa untuk dibangunkan sumur Jalatunda yang dalam, dan seribu candi dalam satu malam.

Roro Jonggrang yang yakin bahwa misi tersebut tidak berhasil, langsung terbantahkan sebab Bandung Bandawasa menggunakan sejumlah kekuatan sakti dan bantuan jin. Putri yang ketakutan, berusaha menggagalkan usaha tersebut namun justru membuat Bandung Bandawasa marah dan mengutuknya menjadi batu yang dipercaya menjadi salah satu bagian dari Candi Prambanan.

Baca Juga: Sejarah Candi Borobudur Lengkap dengan Fungsi dan Legendanya

Sudah Paham dengan Sejarah Candi Prambanan?

Ibarat seorang saksi, mungkin tak hanya deretan relief yang terukir di tembok Prambanan saja yang menjadi sejarah keberadaannya kerajaan Mataram di Jawa Kuno. Namun, situs Hindu terbesar ini juga menjadi saksi bisu peradaban sejarah Indonesia dan Yogyakarta. 

Tak hanya puing-puing reruntuhannya saja yang menjadi sejarah Candi Prambanan, tapi juga budaya seperti pewayangan dan berbagai imajinasi sendratarinya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page