Nama besarnya di masa lalu membuat sejarah Kerajaan Kutai menarik untuk dibahas secara mendalam. Kerajaan ini sendiri merupakan yang pertama kali berdiri di Nusantara. Seperti apa latar belakang Kerajaan tersebut berdiri, daftar pemimpin, peninggalan berharga, hingga kisah masa kejayaannya?
Daftar ISI
- Sejarah Kerajaan Kutai Berdiri di Nusantara
- Daftar Raja Kerajaan Kutai
- Masa Kejayaan Kerajaan Kutai Martapura
- Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Kutai Martapura
- Keruntuhan Kutai Martapura dan Transisi ke Kutai Kartanegara
- Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan Kutai Kartanegara
- Sudah Tahu Bagaimana Sejarah Kerajaan Kutai?
Sejarah Kerajaan Kutai Berdiri di Nusantara
Kerajaan Kutai merupakan dinasti yang berbasis Hindu paling tua di Nusantara. Istananya berada di wilayah yang saat ini menjadi teritorial Kalimantan Timur, berada tepat di samping Mahakam. Kerajaan ini pula yang menjadi cikal bakal kehadiran kerajaan-kerajaan lain di Nusantara.
Kerajaan Kutai diperkirakan berdiri pada 400 – 500 M dan raja pertama sekaligus pendirinya adalah Maharaja Kudungga. Nama tersebut merupakan nama asli Indonesia sebelum berakulturasi dengan kerajaan-kerajaan Hindu dari India. Kutai memang terkenal memiliki hubungan erat dengan negeri Hindustan tersebut.
Semula, Raja Kudungga tidak langsung membentuk suatu kerajaan, melainkan sebatas kelompok di mana sosoknya memegang kekuasaan sebagai kepala suku. Bertambahnya anggota kelompok serta hubungan erat dengan India kemudian membuat Kerajaan Kutai terbentuk.
Daftar Raja Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai cukup lama berdiri. Dalam sejarah Kerajaan Kutai ada kurang lebih dua puluh orang Raja yang telah memegang tampuk kepemimpinan. Berikut daftar lengkapnya:
- Maharaja Kudungga: Gelar Raja tidak diberikan pada Kudungga saat mendirikan dan memimpin karena pada masa itu hanya bergelar Kepala Suku. Namun, gelar tersebut kemudian disematkan setelah wafat sekaligus mendapatkan Anumerta Dewawarman sebagai penghormatan.
- Maharaja Aswawarman: Aswawarman (putra Kudungga) juga belum memiliki gelar Raja selama memegang tampuk kepemimpinan. Namun, Aswawarman terkenal sebab memiliki kemampuan pengelolaan masyarakat yang baik. Sehingga memperoleh gelar Wangsakerta atau pembentuk keluarga Raja.
- Maharaja Mulawarman: Berdasarkan sejarah, Raja Mulawarman alias raja ketiga inilah yang menciptakan sistem pemerintahan berbentuk kerajaan. Mulawarman merupakan putra Aswawarman atau cucu Kudungga. Kerajaan Kutai juga mencapai masa kejayaan pada era kepemimpinannya.
- Maharaja Marawijaya Warman
- Maharaja Gajayana Warman
- Maharaja Tungga Warman
- Maharaja Jayanaga Warman
- Maharaja Nalasinga Warman
- Maharaja Gadingga Warman Dewa
- Maharaja Indra Warman Dewa
- Maharaja Sangga Warman Dewa
- Maharaja Candrawarman
- Maharaja Sri Langka Dewa
- Maharaja Guna Parana Dewa
- Maharaja Wijaya Warman
- Maharaja Sri Aji Dewa
- Maharaja Mulia Putera
- Maharaja Nala Pandita
- Maharaja Indra Paruta Dewa
- Maharaja Dharma Setia: Berdasarkan sejarah Kerajaan Kutai, inilah raja terakhir sebelum Kutai Hindu (Martapura) gugur di medan perang melawan Pangeran Sinum Panji pada 1653 M. Hasil peperangan tersebut, Kerajaan Kutai berada di bawah kekuasaan Kesultanan Kutai Kartanegara yang berbasis agama Islam.
Masa Kejayaan Kerajaan Kutai Martapura
Sebagai kerajaan tertua di bumi Nusantara dan berdiri cukup lama, tentu Kutai Martapura pernah mencapai puncak kejayaan. Sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Yupa sebagai sumber sejarah utama, Kerajaan Kutai mencapai masa emas selama masa pemerintahan Maharaja Mulawarman alias Raja ketiga.
Kejayaan Kutai Martapura bermula ketika Sang Maharaja melakukan pengorbanan emas, yaitu membagikan emas-emas pribadi miliknya dan keluarga kerajaan untuk kebutuhan rakyat. Berdasarkan sejarah Kerajaan Kutai, sumbangan tersebut kemudian menghasilkan kemajuan di berbagai aspek dengan tolak ukur sebagai berikut:
- Aspek Intelektualitas
Selain kerabat kerajaan, intelektualitas atau pengetahuan masyarakat umum pada masa tersebut cukup bagus. Contoh sederhananya adalah penguasaan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa yang memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi.
- Aspek Politik
Kepemimpinan Mulawarman menciptakan keamanan dan stabilitas politik di tengah keluarga kerajaan maupun masyarakat umum. Ini tidak terlepas dari kepuasan terhadap kepemimpinannya yang dinilai adil dan bijak. Sehingga tidak ada pergolakan politik dengan tujuan perebutan kekuasaan.
- Aspek Ekonomi
Salah satu tolak ukur utama kejayaan kerajaan tentu sektor perekonomiannya. Kutai Martapura mendapatkan pemasukan tinggi melalui pajak berupa upeti barang berharga. Pungutan tersebut diwajibkan kepada pedagang lintas negara yang melintas maupun melakukan aktivitas dagang di Kerajaan.
- Aspek Agama
Terakhir adalah aspek agama yang secara luas diketahui Kerajaan Kutai berbasiskan Hindu. Pada masa itu, Maharaja Mulawarman disebutkan kerap melakukan persembahan untuk upacara keagamaan sesuai tuntunan Hindu.
Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Kutai Martapura
Lantas, apa bukti-bukti yang dapat memvalidasi sejarah Kerajaan Kutai sebagaimana penjabaran di atas? Jawabannya adalah peninggalan-peninggalan sejarah dari masa kerajaan tersebut yang cukup banyak dan rinci. Berikut adalah peninggalan-peninggalan dari Kerajaan Kutai Martapura:
1. Prasasti Yupa
Pertama, tentu saja prasasti yang paling lengkap dari kerajaan tersebut, yaitu Prasasti Yupa. Peninggalan sejarah zaman Kerajaan Kutai Martapura yang satu ini mengandung informasi paling lengkap perihal silsilah sampai tempat sedekah kerabat kerajaan.
2. Arca
Zaman Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara sangat kental dengan pembuatan arca. Begitu pula pada masa Kerajaan Kutai Martapura. Banyak arca-arca yang ditinggalkan dan kemudian ditemukan di Goa Gunung Kombeng, sekitar Sungai Mahakam.
3. Kura-Kura Emas
Peninggalan sejarah Kerajaan Kutai Hindu selanjutnya adalah patung kura-kura emas. Ukurannya sekepalan tangan dan merupakan hadiah dari Kerajaan China. Sekarang ini, patung kura-kura berharga tersebut tersimpan rapi di Museum Mulawarman.
4. Kalung Emas dari China
Selain patung kura-kura, ada juga hadiah dari Kerajaan China berupa kalung emas. Pemberian hadiah-hadiah tersebut tidak termasuk dalam pajak atau pungutan untuk aktivitas perdagangan. Melainkan menjadi simbol hubungan diplomatik antara kedua belah pihak.
Keruntuhan Kutai Martapura dan Transisi ke Kutai Kartanegara
Telah sedikit terdapat penjelasan di atas bahwa Kerajaan Kutai Martapura yang bercorak Hindu mengalami keruntuhan pada masa pemerintahan Maharaja Dharma Setia. Beliau sebagai raja terakhir Kutai Kuno gugur dalam peperangan melawan Pangeran Sinum Panji dari Kutai Kartanegara.
Kerajaan Kutai Kartanegara sendiri berdiri pada abad ke-13 dan semula juga merupakan Kerajaan Hindu-Buddha. Aji Batara Agung Dewa Sakti merupakan pendiri sekaligus Raja pertama dari Kerajaan Kutai Kartanegara.
Pada abad ke-16, Kutai Kartanegara kemudian melakukan invasi pada Kutai Martapura yang telah mengalami kemunduran secara bertahap sejak mangkatnya Maharaja Mulawarman. Anak keturunannya tidak berhasil mempertahankan kejayaan yang Mulawarman bangun dan gapai dengan susah payah.
Sejarah Kerajaan Kutai Martapura berakhir sampai di situ dan terjadilah peleburan dengan Kerajaan Kutai Kartanegara. Nama dari gabungan dua kerajaan tersebut berubah menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara ing Martapura.
Ajaran Islam kemudian masuk ke Kerajaan Kutai Kartanegara ing Martapura dan mendapatkan sambutan baik dari pihak kerabat maupun rakyat. Bentuk pemerintahan kemudian ikut berubah dari Kerajaan menjadi Kesultanan dan menjadikan syariat Islam sebagai landasan utama.
Masa Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalan Kutai Kartanegara
Masa kejayaan Kutai Kartanegara dimulai saat telah memasuki era Kesultanan. Sebab, wilayahnya memiliki kekayaan SDA yang melimpah. Mulai dari sarang burung walet alami, emas, batu bara, kayu berkualitas tinggi, hingga minyak bumi. Perdagangan menjadi sumber pendapatan terbesar kala itu.
Namun, sayangnya, Kesultanan Kutai Kartanegara kemudian harus tunduk di bawah Kesultanan Banjar. Sebab, tidak lama kemudian, Kesultanan Banjar ditaklukkan oleh Belanda. Secara otomatis, Kesultanan Kutai Kartanegara yang berada di bawah kendali Kesultanan Banjar terikat dengan VOC.
Hasil bumi di Kutai Kartanegara terus diperah secara membabi buta hingga akhirnya Proklamasi Kemerdekaan pada tahun 1945 terjadi. Saat itu, Kesultanan Kutai Kartanegara resmi tergabung dalam Republik Indonesia Serikat (RIS).
Sistem kesultanan kemudian mengalami penghapusan secara menyeluruh pada tahun 1960. Meskipun demikian, silsilah kerajaan atau kesultanan tersebut tidak serta merta ikut terhapus. Garis keturunan masih terjaga dan tercatat dengan baik selama generasi ke generasi.
Adapun peninggalan berdasarkan sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut:
- Kompleks makam para Sultan Kutai Kartanegara.
- Mahkota emas Kesultanan Kutai Kartanegara.
- Pedang Sultan Kutai.
- Kalung Ciwa.
Sudah Tahu Bagaimana Sejarah Kerajaan Kutai?
Panjang bukan sejarah Kerajaan Kutai dari Martapura hingga berubah menjadi Kartanegara? Namun, banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah perjalanan kerajaan tertua di Nusantara tersebut.
Kerajaan Kutai merupakan cikal bakal utama dari kehadiran kerajaan-kerajaan di Nusantara dengan segala keunikannya. Sedikit banyak, era kerajaan tersebut menambah khasanah keberagaman budaya di Indonesia dan tentu meninggalkan banyak destinasi wisata sejarah yang menarik pula.
Selain itu, Kerajaan Kutai juga menunjukkan transisi sempurna dari era Hindu – Buddha di Indonesia menjadi era Kesultanan Islam. Menunjukkan bahwa perubahan akan selalu ada dan memberikan pelajaran serta pengalaman yang berbeda. Pembelajaran yang berharga, bukan?