Selaku salah satu tokoh pahlawan negara, terdapat sebuah kisah sejarah Perang Pattimura yang menjadi salah satu titik balik kemerdekaan Indonesia. Nah, sebagai generasi penerus bangsa yang mewarisi kemerdekaan dari para pahlawan, sudah sepantasnya kamu belajar sejarah dan menghormati jasa para pahlawan.
Untuk itu, penting untuk mempelajari sejarah perang satu ini, serta menelaah pelajaran apa yang bisa kamu ambil. Dengan harapan nilai luhur perjuangan, akan menjadi bekal untuk hidup bermasyarakat dan bernegara. Tentunya dengan menjunjung tinggi patriotisme dan nilai kesatuan.
Daftar ISI
Siapa Kapitan Pattimura?
Sebelum mempelajari sejarah Perang Pattimura, ada baiknya kamu mengenal tokoh pahlawan yang berperan di baliknya. Memiliki nama kecil Thomas Matulessy, sosok Kapitan Pattimura tumbuh dewasa di tanah Maluku, tepatnya di daerah Saparua.
Beliau lahir pada tanggal 8 Juni 1783, lalu tumbuh besar menjadi sersan militer (penjajahan Inggris). Dengan wataknya yang keras dan berani, beliau menjadi salah satu tonggak pada masa peperangan kala itu.
Melalui pergerakan pemberontakan Maluku melawan Belanda, beliau dan ribuan punggawanya berhasil memukul mundur pasukan Belanda. Walaupun pada tanggal 11 November 1817, beliau ditangkap oleh pasukan Belanda dan menjadi tahanan eksekusi mati.
Namun, pengorbanan dan jasa yang beliau lakukan mengukuhkannya menjadi salah satu pahlawan nasional kebanggaan Republik Indonesia. Pada tanggal 6 November 1973, Kapitan Pattimura dianugerahi gelar kehormatan atau gelar penghargaan tingkat tertinggi sebagai seorang pahlawan Indonesia.
Penyebab Terjadinya Perang Pattimura
Sebelum kamu mempelajari sejarang Perang Pattimura, ada baiknya kamu tahu latar belakang atau penyebab terjadinya perang tersebut. Secara garis besar, penyebabnya sudah pasti karena jajahan Belanda pada kala itu. Namun, ada beberapa penyebab besar yang jadi alasan pemberontakan ini terjadi, yaitu:
- Perjanjian Traktat London yang merupakan penyerahan kekuasaan Inggris atas Indonesia pada Belanda.
- Tindakan semena-mena dari Residen Saparua, Van den Berg, pada rakyat Maluku.
- Munculnya kebijakan Belanda yang menyengsarakan rakyat Maluku, mulai dari pemberlakuan kerja paksa (rodi) dan penyerahan hasil bumi kepada VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).
- Permintaan Orambai (perahu) tanpa bayaran untuk kebutuhan administrasi militer Belanda. Tak hanya perahu, rakyat juga harus menyerahkan hasil tangkapan alam pada pihak militer.
- Tekanan yang berat dalam bidang ekonomi sejak kekuasaan VOC, yang mana membuat adanya monopoli perdagangan rempah-rempah sehingga muncullah korban yang tak terhitung jumlahnya.
- Adanya tekanan pada bidang psikologis dengan berbagai penindasan yang terjadi pada pemerintah Belanda terhadap rakyat Maluku.
Sejarah Perang Pattimura
Sebagai salah satu daerah dengan sumber kekayaan alam (rempah dan hasil alam), Maluku kala itu menjadi area perebutan kekuasaan oleh bangsa asing. Lantaran melimpahnya sumber daya alam di Maluku, daerah ini mendapatkan predikat “Mutiara dari Timoer” oleh bangsa Eropa.
Namun, hal ini memicu berbagai tindak penjajahan yang berujung pada diskriminasi untuk warga lokal. Puncaknya adalah ketika Traktat London sudah ditandatangani, kebijakan menyiksa dan perlakukan dari pihak militer Belanja kala itu memunculkan banyak korban.
Hingga akhirnya Kapitan Pattimura mengadakan pertemuan rahasia yang mengumpulkan berbagai ras dan umat beragama di Saparua. Dalam pertemuan tersebut, akhirnya muncul wacana untuk melakukan pemberontakan, dengan penggagasnya, Thomas Matulessy, ditunjuk menjadi pemimpin perang.
Dari sinilah awal mula sejarah Perang Pattimura terjadi yang mengumpulkan sekitar 1.000 orang pemberani untuk membawa perubahan melalui jalur berdarah. Walaupun belum membawa keberhasilan yang haqiqi, namun hal ini menjadi pemicu semangat para generasi muda di seluruh wilayah Indonesia, terutama Maluku.
Memang benar pasukan 1.000 orang sempat menyapu bersih pasukan pada Benteng Duurstede. Namun nahas, tak selang berapa lama beberapa pasukan, termasuk Kapitan Pattimura dan beberapa orang lainnya, tertangkap oleh militer Belanda. Beberapa dihukum mati dan sisanya menjadi pekerja Rodi pada kala itu.
Tokoh Berjasa dalam Sejarah Perang Pattimura
Selain Kapitan Pattimura, sebenarnya banyak tokoh yang juga berjasa dalam perang tersebut, di antaranya adalah:
1. Christina Marta Tiahahu
Christina Martha Tiahahu merupakan seorang wanita berusia 17 tahun ketika perang Pattimura berlangsung. Beliau memimpin pasukan perempuan untuk melawan Belanda. Walaupun pada akhirnya beliau juga ikut tertangkap dan menjadi tawanan perang sebagai pekerja rodi bersama 39 orang lainnya.
2. Kapitan Paulus Tiahahu
Beliau merupakan ayah kandung dari Christina Martha Tiahahu, yang juga merupakan salah satu tokoh dalam sejarang Perang Pattimura. Beliau merupakan salah satu punggawa kepercayaan Kapitan Pattimura yang juga tertangkap dan dijatuhi hukuman mati oleh Belanda.
3. Anthony Rhebok, Philip Latumahina, dan Said Parintah
Anthony Rhebok, Philip Latumahina, dan Said Parintah merupakan tiga punggawa andalan Maluku yang ikut membela peperangan Pattimura. Tiga tokoh pejuang ini juga ikut ditangkap Belanda bersama Kapitan Pattimura dan Philip Latumahina pada tanggal 11 November 1817.
Kronologi Lengkap Sejarah Perang Pattimura
Setelah mempelajari sejarah dan latar belakang terjadinya Perang Pattimura, kini kamu juga perlu memahami kronologi perang tersebut terjadi. Seperti yang kamu tahu sebelumnya, perang ini terjadi pada tahun 1817 di Maluku yang melibatkan 1.000 pasukan dalam kepemimpinan Kapitan Pattimura.
1. Wujud Pemberontakan Maluku
Sejarah Perang Pattimura merupakan wujud pemberontakan dan perlawanan masyarakat Maluku pada penjajahan Belanda. Penderitaan dari kebijakan dan diskriminasi bangsa asing menyulut kemarahan masyarakat lokal yang meledak pada peperangan tersebut.
Karena pada awalnya bangsa asing tidak serta merta datang untuk menjajah, melainkan untuk berdagang di tanah Maluku. Melalui ribuan korban kebijakan dan diskriminasi tersebut, Pattimura mengumpulkan 1.000 pasukan untuk menyerang markas musuh di Benteng Duurstede.
2. Merebut Benteng Duurstede
Dalam sekali jalan, hari itu Pattimura dan para pendukungnya berhasil merebut Benteng Duurstede. Tindakan itulah yang menjadi titik awal dari perang yang lebih besar. Hingga akhirnya dari kemenangan tersebut, semangat seluruh rakyat lokal tersulut hingga menarik perhatian seluruh Maluku.
Sayangnya, Belanda tidak tinggal diam, tepatnya pada Januari 1817, datanglah pasukan tambahan dan kapal perang untuk menekan pemberontakan tersebut. Pertempuran sengit pun terjadi di berbagai wilayah yang membuat konflik semakin memanas.
3. Kekalahan Pasukan Maluku
Sejarah Perang Pattimura memuncak ketika Benteng Duurstede kembali Belanda rebut yang membuat pasukan pribumi semakin terdesak. Kemudian, Kapitan Pattimura, Kapitan Paulus Tiahahu, dan beberapa punggawanya tertangkap dan kemudian dijatuhi hukuman mati.
Mendengar kabar tersebut, Christina Martha Tiahahu memimpin beberapa pasukan untuk melakukan serangan gerilya dengan misi penyelamatan. Nahas, nasib buruk terjadi dan membuatnya tertangkap pihak Belanda.
Alih-alih mendapatkan hukuman mati, para pasukan gerilya tersebut malah menjadi budak kerja Rodi. Selang beberapa waktu kemudian, pada tanggal 16 Desember 1817, seluruh tokoh besar termasuk Kapitan Pattimura di eksekusi mati di depan publik.
Walaupun membuat nyali bangsa pribumi sempat mereda, namun semangat juang masih berkobar di dada. Hingga muncul berbagai peperangan di seluruh wilayah Indonesia selama bertahun-tahun, sampai kemerdekaan Indonesia dapatkan beberapa puluh tahun kemudian.
Kini Kamu Tahu Sejarah Perang Pattimura!
Berdasarkan penjelasan singkat sejarah Perang Pattimura di atas, kini kamu tahu bahwa para pahlawan memperjungkan hak dan kemerdekaan yang direnggut bangsa penjajah. Melalui semangat juangnya, Kapitan Pattimura dan 1.000 pasukannya menjadi contoh dan tauladan bagi para penerus bangsa.
Walaupun menderita kekalahan telak, namun perlawan tersebut menjadi cikal bakal perjuangan bangsa yang lebih besar. Tak heran melalui pengorbanan tersebut, Pattimura mendapatkan gelar Pahlawan Nasional dan menjadi salah satu kebanggaan tanah Maluku.