Sejarah PMI dan Perannya dalam Masyarakat Indonesia

Indonesia adalah negara dengan beragam kekayaan budaya dan alam. Namun, Indonesia juga merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam seperti gempa bumi, banjir, dan letusan gunung berapi. Untuk menghadapi berbagai bencana ini, Indonesia memiliki sebuah organisasi yang sangat penting, yaitu Palang Merah Indonesia (PMI) serta banyak peristiwa yang erat dengan sejarah PMI. 

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah PMI, peran, dan tujuan strategisnya yang vital bagi masyarakat Indonesia.

Sejarah PMI di Indonesia

Sejarah PMI di Indonesia memiliki latar belakang yang cukup panjang. Awal mula berdirinya PMI dimulai sebelum Perang Dunia II. 

Awal Mula saat Rencana Pembentukan PMI Selalu Ditolak

Pada tanggal 21 Oktober 1873, Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan sebuah organisasi kemanusiaan di Indonesia yang dikenal dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai). Namun, selama pendudukan Jepang, organisasi ini harus dibubarkan.

Awal sejarah PMI dan perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri dimulai sekitar tahun 1932. Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan memainkan peran penting dalam memimpin usaha ini. 

Rencana mereka mendapat dukungan yang luas, terutama dari kalangan intelektual Indonesia. Mereka berusaha keras untuk mengajukan rancangan pembentukan organisasi tersebut dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940, meskipun akhirnya usaha ini ditolak secara tegas. Rancangan ini terpaksa disimpan untuk menunggu kesempatan yang lebih tepat.

Namun, semangat mereka tidak luntur. Saat pendudukan Jepang, mereka mencoba lagi untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, tetapi sekali lagi, usaha ini mengalami kendala dari Pemerintah Tentara Jepang. Sehingga, rancangan ini harus disimpan untuk kedua kalinya.

Badan Palang Merah Resmi Terbentuk

Setelah menerima berbagai penolakan, baru tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk sebuah Badan Palang Merah Nasional. Sejarah PMI berdiri pun akhirnya tercipta.

Atas perintah tersebut, Dr. Buntaran, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan dalam Kabinet I Republik Indonesia, membentuk Panitia 5 yang terdiri dari:

  1. dr. R. Mochtar (Ketua), 
  2. dr. Bahder Djohan, 
  3. dr. Djuhana, 
  4. dr. Marzuki, dan 
  5. dr. Sitanala.

Akhirnya, pada tanggal 17 September 1945, Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil didirikan dan mulai melaksanakan kegiatannya, termasuk memberikan bantuan kepada korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia serta melakukan pemulihan tawanan perang, baik sekutu maupun Jepang.

Donor darah PMI
Donor darah PMI | Sumber: Pexels.com

Berkat kinerja yang sangat mulia ini, Palang Merah Indonesia mendapatkan pengakuan secara internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional. 

Selanjutnya, keberadaannya diakui secara nasional melalui Keputusan Presiden No. 25 tahun 1959, yang kemudian diperkuat oleh Keputusan Presiden No. 246 tahun 1963.

Saat ini, jaringan kerja Palang Merah Indonesia meluas hingga mencakup 30 daerah provinsi atau Tingkat I dan 323 cabang di daerah Tingkat II, serta didukung oleh 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia. 

Organisasi ini telah memainkan peran yang sangat penting dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan pertolongan pertama di Indonesia, terutama dalam situasi bencana alam dan konflik. 

Peran PMI dalam Masyarakat Indonesia

Tensi darah
Tensi darah | Sumber: pexels.com

Setelah belajar tentang sejarah PMI, kini saatnya kita mengetahui bagaimana peran PMI dalam masyarakat Indonesia. 

PMI memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat Indonesia. Organisasi ini tidak hanya berfokus pada pelayanan kemanusiaan dalam situasi bencana, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial dan kemanusiaan sehari-hari. 

Berikut adalah beberapa peran penting PMI dalam masyarakat Indonesia:

1. Penanganan Bencana Alam

Salah satu peran utama PMI adalah menangani bencana alam. Indonesia adalah negara yang rawan terhadap gempa bumi, tsunami, banjir, dan letusan gunung berapi. PMI selalu siap untuk merespons bencana-bencana ini dengan cepat, dengan memberikan bantuan medis, evakuasi, dan kebutuhan dasar bagi korban bencana.

2. Penyediaan Layanan Donor Darah

Tak kalah penting, PMI menyediakan layanan transfusi darah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1980. 

Mereka mengumpulkan darah dari para donor sukarela dan mendistribusikannya kepada mereka yang membutuhkan, seperti pasien di rumah sakit atau korban bencana. 

Program donor darah ini telah menyelamatkan banyak nyawa. Bagi yang hendak menjadi pendonor sukarela, berikut ini adalah syarat-syaratnya:

  • Usia minimal 17 tahun.
  • Berat badan melebihi 45 kilogram.
  • Tekanan darah sistolik berkisar antara 90 hingga 160 mmHg.
  • Tekanan darah diastolik berkisar antara 60 hingga 100 mmHg.
  • Denyut nadi berkisar antara 60 hingga 100 kali per menit dan berdetak secara teratur.
  • Kadar hemoglobin dalam rentang 12.5 g/dL hingga 17 g/dL.
  • Wajib makan atau sarapan sebelum proses pengambilan darah.
  • Tidak mengonsumsi obat selama 5 hari terakhir.
  • Tidak sedang mengalami menstruasi, hamil, atau menyusui.
  • Tidak menggunakan alkohol atau narkotika.
  • Bebas dari penyakit jantung, hati, ginjal, paru-paru, diabetes, gangguan pembekuan darah, epilepsi, kanker, atau penyakit kulit.
  • Setidaknya telah dua bulan sejak donasi darah terakhir.
  • Harus memiliki kartu identitas (KTP/SIM/Kartu Pelajar/Kartu Tanda Anggota PMI).

3. Pelayanan Kesehatan

Menjelaskan obat
Menjelaskan obat | Sumber: pexels.com

Sejak awal sejarah PMI yang panjang, kini organisasi tersebut sudah memiliki fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan pusat kesehatan yang memberikan pelayanan medis kepada masyarakat, terutama yang kurang mampu. 

Mereka juga memberikan layanan kesehatan ke daerah-daerah terpencil yang sulit terjangkau oleh layanan kesehatan pemerintah.

4. Penyuluhan Kesehatan

PMI aktif dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Mereka memberikan informasi tentang kesehatan, kebersihan, dan tindakan pencegahan penyakit kepada masyarakat, terutama di daerah pedesaan.

5. Pelatihan Pertolongan Pertama

Sejak awal sejarah PMI, organisasi tersebut sampai sekarang juga memberikan pelatihan pertolongan pertama kepada masyarakat. Ini penting karena pengetahuan pertolongan pertama bisa menyelamatkan nyawa dalam situasi darurat.

6. Pelaksanaan Program Kesejahteraan Sosial Masyarakat

PMI juga memiliki program kesejahteraan sosial yang membantu masyarakat yang membutuhkan, seperti anak-anak yatim piatu, kaum difabel, dan orang tua tunggal.

7. Operasi Kemanusiaan Internasional

Sebagaimana penjelasan mengenai sejarah PMI sebelumnya, organisasi ini tidak hanya aktif di Indonesia, tetapi juga terlibat dalam operasi kemanusiaan internasional. Mereka mengirimkan bantuan kemanusiaan ke negara-negara yang membutuhkan dalam situasi krisis.

Dalam menjalankan tugasnya, PMI berpedoman pada 7 prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yakni Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan, dan Kesemestaan.

Tujuan Strategis PMI

Setelah memahami sejarah PMI dan perannya secara umum, organisasi juga memiliki beberapa tujuan strategis, yakni sebagai berikut:

  1. Menjaga citra dan meningkatkan pertanggungjawaban PMI sebagai organisasi kemanusiaan di tingkat nasional dan internasional.
  2. Peningkatan ketersediaan darah yang aman, mudah diakses, dan berkualitas di seluruh wilayah Indonesia.
  3. Peningkatan jumlah dan kualitas rekrutmen serta pembinaan relawan sebagai elemen kunci dalam layanan kemanusiaan PMI.
  4. Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan dalam penanggulangan bencana, krisis kesehatan, dan situasi kemanusiaan lainnya dengan memperkuat unit pelayanan PMI di semua tingkatan dan mengembangkan potensi sumber daya masyarakat.
  5. Mencapai kinerja optimal PMI dengan kepemimpinan yang berbasis kolegial dan mengikuti Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Internasional PM/BSM, melalui tata kelola organisasi yang terintegrasi dengan markas yang sinergis dalam pelaksanaan kegiatan, serta peraturan organisasi, sistem, dan prosedur yang sesuai.
  6. Meningkatkan kemandirian organisasi PMI secara berkelanjutan melalui kerja sama strategis di semua tingkatan dan inisiatif pengembangan sumber daya yang inovatif.
  7. Meningkatkan kapasitas PMI di semua tingkatan dalam pengelolaan infrastruktur dasar (sarana-prasarana) yang mendukung operasional dan layanan.

Sejarah PMI dan Perannya Sangat Penting, bukan?

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah organisasi kemanusiaan yang telah memainkan peran penting dalam masyarakat Indonesia selama hampir satu abad. Sejarah PMI yang panjang mencerminkan semangat kemanusiaan dan komitmen untuk membantu mereka yang membutuhkan, terutama dalam situasi bencana alam. 

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, PMI terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan berpartisipasi dalam misi kemanusiaan internasional. Dengan dukungan dan kerjasama dari masyarakat dan pemerintah, PMI dapat terus berperan penting dalam menjaga kemanusiaan di Indonesia. 

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page