7 Tari Tradisional Jawa Timur serta Kisah Dibaliknya

Jawa Timur termasuk salah satu provinsi yang kaya akan kesenian dan budayanya. Sejumlah tari tradisional Jawa Timur tidak hanya menyuguhkan atraksi hiburan yang menarik, namun juga mengandung kisah dibaliknya. Tarian-tarian tersebut dikemas dalam gerakan gemulai hingga magis dengan kostum yang unik pula.

Yuk, baca artikel di bawah ini jika kamu ingin memperluas wawasan tentang seni tari populer dari provinsi Jawa Timur.

7 Tari Tradisional Jawa Timur

Dibawah ini merupakan kumpulan tari tradisional yang terkenal lengkap dengan penjelasan kisah di balik tarian tersebut.

1. Remo

Remo
Remo | Image Source: Surabaya.kompas.com

Seni tari yang sering menjadi ciri khas provinsi Jawa Timur yaitu Tari Remo. Faktanya, asal nama tarian ini yaitu Remong, namun masyarakat lebih familiar dengan sebutan Remo. Biasanya, Tari Remo menjadi satu paket dengan kesenian Ludruk yang notabene adalah kesenian khas Jawa Timur.

Tari Remo akan menjadi pembuka pertunjukan Ludruk. Penari Remo yang membuka pertunjukan Ludruk akan menari dengan gerak khas sambil menyanyikan lagu. Untuk membawakan tarian khas Jawa Timur ini bisa secara berkelompok atau sendiri. 

Pada zaman dulu, hanya penari laki-laki yang sering membawakan tarian ini karena gerakannya yang identik dengan kesan tegas dan keras. Perkembangan zaman memberikan perubahan pada Tari Remo karena penari wanita pun bisa membawakan tarian ini.

Penari wanita akan menggunakan kostum dengan riasan laki-laki sehingga dapat menghadirkan kesan tegas. Gerakan tegas Tari Remo menggambarkan para prajurit perang yang berlaga dalam medan perang. Selain itu, Tari Remo juga mempunyai gerakan khas seperti kuda-kuda.

Kaki kanan ke depan dan tangan diangkat hingga di atas kepala. Tangan kiri memegang pinggang dan telapak kaki kanan melakukan gerakan menghentak-hentak kecil. Penari Remo menggunakan kostum celana pendek dan dibalut dengan sarung khas berwarna merah. 

Properti lain yang menyempurnakan Tari Remo adalah selendang atau sampur, gelang kaki, dan penutup kepala. Penari Remo pun akan tampak gagah dan sigap dengan properti yang mereka gunakan.

2. Tari Topeng Malangan

Tari Topeng Malangan
Tari Topeng Malangan | Image Source: Getradius.id

Tari tradisional Jawa Timur berikutnya yaitu dari Kota Malang yang berjudul Tari Topeng Malangan. Masyarakat Malang juga sering menyebutnya sebagai Wayang Topeng Malangan. Fakta menarik dari seni Tari Topeng Malangan yaitu usianya sudah sangat tua, karena sudah ada sejak abad ke 8 masehi. 

Kerennya lagi, warga Malang masih melestarikan warisan tari yang unik dan menarik ini hingga saat ini. Selain itu, Tari Topeng Malangan termasuk ke dalam warisan budaya tak benda yang ditetapkan oleh Kemendikbud.

Mulanya, Tari Topeng Malangan merupakan pertunjukan religi dan sifanya yang sakral. Tarian ini biasanya mengisahkan Mahabarata, Ramayana, dan cerita wayangan India lainnya dan pementasannya. Namun, seni Tari Topeng Malangan mulai menjadi tarian budaya biasa pada masa pemerintahan Raja Erlangga.

Tari Topeng Malangan mempunyai sejumlah karakter dan watak masing-masing, yakni sebagai berikut:

  • Panji Asmoro Bangun

Karakter topeng protagonis ini mempunyai peran dalam mengatur naik turunnya konflik dalam cerita pertunjukan. Panji Asmoro Bangun menggunakan warna dominan hijau sebagai tanda orang yang baik hati. Penari yang membawakan karakter ini akan menari dengan gerakan gesit dan gagah seperti perwira.

  • Gunung Sari

Ciri khas Gunung Sari yaitu mempunyai kumis panjang, mata sipit dan wajah dominan menggunakan warna putih. Gunung Sari merupakan sahabat Panji Asmoro Bangun yang mempunyai sifat baik hati dan suci.

  • Dewi Ragil Kuning

Warna wajah topeng dominan kuning yang melambangkan karakter ceria dan aktif. Dewi Ragil Kuning merupakan adik dari Panji Asmoro bangun.

  • Klana Sewandana

Karakter ini mempunyai hidung besar dan warna wajah merah karena merupakan tokoh antagonis. Musuh Panji Asmoro Bangun ini juga mempunyai bibir tebal sigar jambe dan bola mata yang menonjol. Sifat Klana Sawandana yaitu pemberani.

  • Bapang

Karakter ini merupakan sahabat dari Klana Sewandana dengan bentuk muka yang hampir sama yaitu, wajah merah, mata besar, dan hidung panjang.

3. Reog Ponorogo

Reog Ponorogo
Reog Ponorogo | Image Source: Pagaralampos.disway.com

Tari Tradisional Jawa Timur populer berikutnya adalah Reog Ponorogo. Pertunjukan Reog Ponorogo selalu menyajikan atraksi yang apik sehingga tidak pernah gagal memukau penontonnya. Kesan magis dan mistis tarian ini juga sangat kuat dengan iringan musik gamelan.

Biasanya, Tari Reog Ponorogo dilakukan oleh 6 atau 8 orang penari wanita atau laki-laki. Tarian Reog Ponorogo mempunyai beberapa fase, sehingga durasi pertunjukan tarian ini lumayan lama. Setiap gerakan penari akan menceritakan perjalanan Prabu Kelana Sewandana.

Prabu Kelana Sewandana bersama dengan patih dan prajuritnya, Bujangganong, melakukan perjalanan untuk mencari kekasihnya, Dwi Sanggalangit. Menurut sejarahnya, Dwi Langit merupakan seorang putri dari Kerajaan Kediri. 

Dwi Sanggalangit memberikan syarat kepada Kelana Sewandana jika ingin mendapatkan cintanya. Prabu Kelana Sewandana harus membuat karya seni untuknya. Sang Prabu pun menyanggupi persyaratan tersebut dan membuat Reog Ponorogo.

Adapun beberapa prajurit yang selalu mengiringi pertunjukan Reog Ponorogo yaitu Patih Bujangganong, Jathil, Pembarong, dan Warok. Penampilan Reog Ponorogo sangat meriah karena melibatkan banyak penari dan menggunakan properti menakjubkan pula.

4. Tari Gandrung

Tari Gandrung
Tari Gandrung | Image Source: Surabaya.kompas.com

Tari tradisional Jawa Timur dari Banyuwangi yang merupakan wilayah paling timur yaitu Tari Gandrung. Maksud gandrung pada nama tari ini bukan menggambarkan perasaan jatuh cinta. Nama Gandrung tersebut merupakan asal nama dari Dewi Padi. Masyarakat Banyuwangi memanggil Dewi Padi dengan sebutan Dewi Sri. 

Dalam budaya Jawa, Dewi Padi adalah lambang kemakmuran karena padi merupakan bahan makanan pokok mereka. Fakta unik Tari Gandrung yaitu penari akan mendapatkan imbalan beras dari masyarakat yang menyaksikan pertunjukan tersebut. 

Gerakan Tari Gandrung ini gemulai dan biasa dibawakan oleh penari wanita. Penari akan menggunakan kostum beludru dan membawa selendang atau sampur. Selain itu, mereka juga menggunakan mahkota omprok di atas kepala. Alat musik yang mengiringi yaitu gong dan kempul yang merupakan alat musik khas Banyuwangi.

5. Glipang Probolinggo

Glipang Probolinggo
Glipang Probolinggo | Image Source: Netralnews.com

Tari tradisional Jawa Timur yang kelima yaitu Glipang yang berasa dari Probolinggo. Seno Truno merupakan pemuda Madura yang tinggal di Probolinggo dan bekerja di pabrik milik Belanda. Ia tidak puas dengan Belanda sehingga berusaha mengumpulkan penduduk untuk melakukan perlawanan.

Glipang berasal dari Bahasa Arab Gholiban yang maknanya kebiasaan. Seno Truno dan masyarakat berkumpul untuk melakukan latihan silat untuk melawan Belanda. Selama latihan, mereka menggunakan iringan musik, sehingga pihak Belanda mengira mereka melakukan latihan seni.

Mengingat asal mula gerakannya adalah gerakan silat, maka pertunjukan Glipang selalu membawakan gerakan yang tegas dan gagah.

6. Tari Jaranan Buto

Tari Jaranan Buto
Tari Jaranan Buto | Image Source: Seringjalan.com

Tari tradisional Jawa Timur yang berasal dari Banyuwangi lainnya adalah Tari Jaranan Buto. Makna Buto dalam Bahasa Jawa adalah raksasa, sedangkan jaranan merupakan kuda. Sesuai dengan namanya, penari akan membawa properti kuda lumping dengan riasan wajah yang seram seperti raksasa. 

Pertunjukan Tari Jaranan Buto ini meriah karena melibatkan sebanyak 16 hingga 20 penari. Umumnya, hanya penari laki-laki saja yang membawakan seni Tari Jaranan Buto. Referensi riasan wajah raksasa menyeramkan ini berasal dari Menak Jinggo yang merupakan sosok raksasa dalam sejarah budaya Jawa.

Tari Jaranan Buto mengandung unsur mistis dan magis karena para penari biasanya akan kesurupan. Roh jahat yang merasuki penari akan membuat penari tersebut melakukan gerakan ekstrim. Gerakan tarian ini melambangkan perkelahian atau mirip dengan gerakan ekstrim kuda lumping.

Musik yang mengiringi tari tradisional ini berasal dari instrumen terompet, gong, kecer, kendang, dan bonang. Selain itu, pagelaran Tari Jaranan Buto biasanya dilaksanakan di acara pernikahan atau khitan.

7. Tari Beskalan

Tari Beskalan
Tari Beskalan | Image Source: Gasbanter.com

Tak hanya dikenal sebagai kota pelajar, Malang juga menyumbangkan banyak kesenian, seperti Tari Beskalan. Menurut sejarahnya, tarian ini merupakan seni jalanan yang dibawakan oleh pengamen. Istilah untuk seni jalanan ini yaitu bakalan namun masyarakat lebih banyak menyebutnya beskalan.

Pada masa lampau, Tari Beskalan hanya untuk ritual pementasannya tidak untuk hiburan publik. Tarian ini mulai mengalami perkembangan semenjak kesenian Ludruk yang kian populer, yakini sekitar tahun 1930an. 

Mulanya, penari Tari Beskalan adalah laki-laki namun menggunakan kostum perempuan. Walaupun begitu, penari laki-laki dapat melakukan gerakan yang feminim, lembut, dinamis, dan lincah. Kostum Tari Beskalan tampak unik karena merupakan kolaborasi kostum Tari Topeng Malangan dan Tari Gambyong. 

Adapun ciri khas kostum Tari Beskalan yaitu baju pundak terbuka, rok sepanjang lutut, selendang, gelang kaki seperti Tari Remo. Sedangkan untuk hiasan kepala, penari menggunakan sanggul besar dan hiasan kembang goyang.

Musik yang mengiringi pertunjukan Tari Beskalan yaitu jidor dan kendang. Selain itu, ada beberapa sinden dengan suara khas yang menyanyi mengiringi tarian.

Tari Tradisional Jawa Timur Mana yang Ingin Kamu Bawakan?

Ketujuh tari tradisional Jawa Timur di atas merupakan nama-nama tarian yang populer. Masih ada banyak tarian khas Jawa Timur lainnya yang bisa kamu eksplor. Tujuh tari di atas tidak hanya menyuguhkan karya seni yang menghibur publik, namun juga mempunyai nilai-nilai sejarah.

Tarian seperti Reog Ponorogo dan Tari Jaranan Buto mempunyai unsur magis karena penarinya seringkali kesurupan. Selain itu, kedua tarian tersebut juga menggunakan properti yang megah dan mempunyai nilai seni yang tinggi.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page