Teori Belajar Humanistik: Pengertian, Prinsip, Manfaat, hingga Aplikasinya 

Belajar adalah proses yang tidak pernah berakhir dalam kehidupan kita. Seiring berjalannya waktu, berbagai teori belajar telah dikembangkan untuk membantu kita memahami bagaimana orang belajar dan bagaimana proses tersebut dapat dioptimalkan. Salah satu teori yang memiliki pengaruh besar dalam pendidikan dan psikologi adalah teori belajar humanistik. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, prinsip, manfaat, tujuan, ciri-ciri, hingga aplikasi dari teori belajar tersebut.

Pengertian Teori Belajar Humanistik

Teori belajar humanistik adalah pandangan tentang belajar yang menekankan peran individu dalam proses pembelajaran. Teori ini berfokus pada pemahaman, pengalaman, dan kebutuhan psikologis individu sebagai faktor utama yang mempengaruhi bagaimana mereka belajar. 

Untuk pertama kalinya, teori ini dikembangkan pada tahun 1950-an dan 1960-an oleh sejumlah ahli psikologi terkenal, seperti Abraham Maslow dan Carl Rogers.

Pemahaman dasar dari teori ini adalah setiap individu merupakan makhluk yang unik, memiliki potensi untuk pertumbuhan, dan memiliki dorongan internal untuk mencapai potensi mereka. 

Ini berarti bahwa pembelajaran lebih dari sekadar akuisisi pengetahuan, melainkan juga proses pertumbuhan pribadi yang melibatkan aspek psikologis, emosional, dan sosial individu.

Berikut ini adalah pengertian teori belajar humanistik menurut para ahli:

1. Abraham Maslow

Menurut pandangan Abraham Maslow, inti dari proses pembelajaran ini adalah untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri, mencari jati diri, dan menggali potensi yang ada dalam diri sendiri untuk ditingkatkan.

2. Carl Rogers

Carl Rogers, di sisi lain, berpendapat bahwa pembelajaran ini adalah proses interaksi saling memahami antara guru dan murid. Rogers percaya bahwa guru harus memahami kebutuhan individual dari setiap murid tanpa menghadirkan tekanan atau ketidaksepahaman dalam prosesnya. Tujuannya adalah agar pembelajaran menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap individu yang terlibat.

3. Arthur Combs

Menurut Arthur Combs, seorang pendidik dan psikolog yang berasal dari Ohio, pembelajaran ini adalah aktivitas yang dapat dilakukan di berbagai tempat dan memiliki potensi untuk menghasilkan sesuatu yang berarti bagi individu. 

Baginya, seorang pendidik seharusnya tidak memaksakan individu untuk mempelajari hal yang tidak sesuai dengan minatnya.

Prinsip-Prinsip Teori Belajar Humanistik

Murid belajar
Murid belajar | Sumber: pexels.com

Teori belajar humanistik didasarkan pada sejumlah prinsip utama yang memandu pendekatan ini dalam pembelajaran dan pengajaran. Berikut adalah beberapa prinsip utama dari teori belajar ini:

  1. Manusia memiliki dorongan alami untuk belajar. Pada dasarnya, manusia memiliki rasa ingin tahu dan keinginan untuk mengeksplorasi pengalaman baru.
  2. Proses pembelajaran akan menjadi lebih efektif dan bermakna ketika materi yang diajarkan relevan dengan kebutuhan peserta didik.
  3. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan dengan mengurangi gangguan dari lingkungan luar. Keadaan yang tenang menjadi kunci keberhasilan dalam proses belajar-mengajar.
  4. Proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan individu, bukan hanya salah satunya saja.
  5. Pembelajaran yang efektif melibatkan partisipasi aktif dari individu. Artinya, seseorang harus aktif dalam merespons materi yang disampaikan.
  6. Kebebasan, kepercayaan diri, dan kreativitas dapat ditingkatkan melalui evaluasi diri.

Manfaat Teori Belajar Humanistik

Siswa belajar
Siswa belajar | Sumber: pexels.com

Teori belajar humanistik memiliki sejumlah manfaat yang signifikan dalam konteks pendidikan dan pengembangan pribadi. Beberapa manfaat utama dari pendekatan ini meliputi:

1. Pengembangan Pribadi yang Holistik

Pertama, teori ini mengutamakan pertumbuhan pribadi yang holistik, mencakup aspek intelektual, emosional, dan sosial individu. Ini membantu siswa menjadi individu yang lebih seimbang dan sadar diri.

2. Pemberdayaan Individu

Pendekatan ini memberikan kontrol dan tanggung jawab lebih besar kepada individu dalam proses pembelajaran mereka. Ini dapat meningkatkan motivasi dan rasa kepemilikan atas pembelajaran.

3. Penghargaan terhadap Kepentingan Pribadi

Selanjutnya, teori ini mengakui bahwa individu memiliki minat dan kebutuhan yang berbeda. Ini memungkinkan pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna karena dapat disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.

4. Meningkatkan Keterlibatan Siswa

Pendekatan humanistik dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Ketika siswa merasa didengarkan dan diberdayakan, mereka cenderung lebih bersemangat dan terlibat dalam proses pembelajaran.

5. Peningkatan Psikologis Siswa

Dengan memberikan dukungan psikologis dan menciptakan lingkungan yang mendukung, teori ini dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa. Dengan begitu, siswa bisa merasa lebih nyaman dan percaya diri dalam belajar.

Tujuan Teori Belajar Humanistik

Murid belajar
Murid belajar | Sumber: pexels.com

Teori belajar humanistik memiliki sejumlah tujuan yang menjadi fokus utama dalam proses pembelajaran. Beberapa tujuannya meliputi:

1. Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Pendekatan ini bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, berpikir kritis, dan membuat keputusan yang bijak. Ini adalah keterampilan yang penting untuk kesuksesan di dunia nyata.

2. Meningkatkan Kemandirian Anak

Teori belajar humanistik berusaha untuk meningkatkan kemandirian siswa. Ini mencakup kemampuan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri, mengambil inisiatif, dan mengambil tanggung jawab atas pembelajaran mereka.

3. Memberdayakan Siswa

Kemudian, salah satu tujuan lainnya adalah memberdayakan siswa agar merasa memiliki peran aktif dalam pembelajaran. Mereka diharapkan untuk menjadi pribadi aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri.

Ciri-Ciri Teori Belajar Humanistik

Untuk memahami lebih lanjut tentang teori ini, mari identifikasi beberapa ciri-ciri utamanya berikut ini:

1. Sentralitas Individu

Pertama, ciri utama dari teori belajar ini adalah sentralitas individu. Teori ini menekankan bahwa setiap individu adalah makhluk yang unik dengan kebutuhan, potensi, dan pengalaman yang berbeda.

 2. Peran Guru sebagai Fasilitator

Dalam pendekatan ini, peran guru lebih sebagai fasilitator daripada pengajar yang memberikan pengetahuan. Guru membantu siswa mengeksplorasi dan memahami materi pembelajaran, tetapi siswa memiliki kendali atas proses pembelajaran mereka sendiri.

3. Fokus pada Pengalaman dan Perasaan

Teori belajar humanistik mengakui pentingnya pengalaman dan perasaan dalam proses pembelajaran. Siswa diberi kesempatan untuk merasakan dan mencerna materi pembelajaran dengan cara yang bermakna bagi mereka.

4. Pembelajaran Aktif

Pendekatan ini mendorong pembelajaran yang aktif. Siswa diajak untuk aktif berpartisipasi dalam eksplorasi, diskusi, refleksi, dan pemecahan masalah.

5. Pemberian Umpan Balik yang Positif

Guru atau fasilitator dalam pendekatan ini memberikan umpan balik yang positif kepada siswa. Ini membantu membangun rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi untuk belajar.

6. Lingkungan yang Mendukung

Lingkungan pembelajaran yang aman, mendukung, dan bebas dari hukuman atau kritik yang merendahkan sangat penting dalam teori ini. 

Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif akan membuat anak merasa nyaman saat melakukan pembelajaran sehingga efektivitas siswa dalam menyerap dan menerapkan hasil belajar tersebut juga akan semakin meningkat.

Aplikasi Teori Belajar Humanistik

Dalam konteks teori ini, seorang pendidik berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Oleh karena itu, langkah-langkah berikut ini adalah tindakan yang perlu dilakukan oleh fasilitator:

  1. Di awal pertemuan, pendidik dapat memberikan motivasi agar siswa mau dan berminat untuk mengikuti proses pembelajaran.
  2. Tujuan pembelajaran dijelaskan oleh pendidik, tetapi jika ada siswa yang belum memahaminya, pendidik dapat menjelaskannya kembali untuk memastikan bahwa siswa benar-benar memahami arah pembelajaran.
  3. Penting bagi fasilitator atau pendidik untuk memahami karakteristik dan ciri-ciri individu siswa yang akan diajarkan. Hal ini bertujuan agar pendidik dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
  4. Fasilitator menyediakan beragam sumber materi pembelajaran melalui media kreatif, seperti buku atau modul pelajaran, serta perangkat audio-visual, agar siswa tidak merasa bosan.
  5. Terjalin komunikasi yang efektif antara fasilitator dan siswa untuk menjaga agar proses pembelajaran tetap terkendali.
  6. Fasilitator mendorong siswa untuk meningkatkan kreativitas mereka dan lebih peka terhadap diri sendiri serta lingkungan sekitar.
  7. Fasilitator menciptakan dan menjaga suasana pembelajaran agar selalu kondusif.
  8. Melakukan kegiatan yang mendorong siswa untuk tetap aktif selama proses pembelajaran berlangsung.

Sudah Paham dengan Teori Belajar Humanistik?

Teori belajar humanistik adalah pendekatan yang menekankan peran individu dalam proses pembelajaran. Ini berguna untuk memahami bahwa setiap individu adalah makhluk yang unik dengan kebutuhan, potensi, dan pengalaman yang berbeda. 

Dengan sentralitas individu, fokus pada pengalaman dan perasaan, serta tujuan untuk pertumbuhan pribadi, teori ini memberikan kerangka kerja yang kuat untuk pendidikan yang lebih berarti dan efektif. 

Selain itu, dengan pemberdayaan individu, penghargaan terhadap pribadi siswa, dan pembelajaran yang aktif, pendekatan ini memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan perkembangan pribadi. 

Oleh karena itu, pemahaman tentang teori belajar ini dapat memberikan wawasan berharga bagi para pendidik, siswa, dan individu yang ingin terlibat dalam proses pembelajaran.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page