Dalam ensiklopedi sejarah Indonesia, terdapat banyak teori yang menjelaskan proses masuknya Islam ke Indonesia. Setelah terjadi keruntuhan kerajaan Hindu-Buddha, perlahan-lahan proses Islamisasi masuk ke Indonesia. Salah satu teori yang membahas sejarah tersebut adalah Teori Persia.
Teori tersebut menjelaskan mulai dari awal masuknya Islam hingga ke proses penyebarannya dengan karakteristik yang berbeda-beda. Bagaimana penjelasan tersebut menurut pandangan ahli sejarah? Yuk, langsung saja simak artikel berikut ini!
Daftar ISI
Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
Islam merupakan agama universal, sehingga agama Islam juga disebut sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Meskipun awalnya Islam merupakan agama mayoritas berada di tanah Arab, namun seiring dengan perkembangannya zaman penyebaran agama Islam bisa masuk ke banyak negara lain, termasuk Indonesia.
Proses Islamisasi di Indonesia terjadi pada awal abad ke-5 Masehi. Berdasarkan sejarah, proses masuknya Islam terjadi melalui jalur perdagangan dan pelayaran. Kendati demikian, masih sering terjadi silang pendapat antar para ahli terkait proses masuknya Islam ke Indonesia.
Meskipun adanya perbedaan pendapat, terdapat beberapa teori yang bisa menguatkan proses masuknya Islam, di antaranya adalah Teori Gujarat, Teori China, Teori Arab, dan Teori Persia. Para ahli telah banyak menyampaikan keempat teori tersebut dalam catatan sejarah Islam di Indonesia.
Meskipun ada yang melatarbelakangi masuknya Islam, tentunya agama Islam tetap berkembang dengan cara yang natural. Melalui dinamika perdagangan yang melibatkan bangsa Arab, Persia, dan India, ajaran Islam bisa menyebar dengan sangat baik karena bersamaan dengan kemunduran kerajaan Hindu-Buddha.
Setelah melewati fase berdagang, para bangsa yang menetap di beberapa wilayah Indonesia membentuk perkampungan. Kemudian, mereka juga melakukan perkawinan sebagai salah satu media penyebaran ajaran Islam. Sebab, jika menikah beda agama, maka pernikahan tersebut tidak sah.
Oleh karena itu, pernikahan juga sebagai ajang penyebaran ajaran agama Islam. Kemudian dilanjutkan dengan pendidikan, kesenian, dan politik hingga sampai saat ini penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam.
Penjelasan Teori Persia dalam Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
Pencetus teori yang mengajarkan Islam ke Indonesia pada abad ke-13 Masehi adalah Umar Amir Husen dan Husein Djajadiningrat. Keduanya berasal dari Persia, yang sekarang menjadi negara Iran, yang sama-sama memiliki beberapa pendapat tersendiri dalam membawakan ajaran Islam.
Berdasarkan buku yang ditulis oleh Abdurrahman Misno, dijelaskan bahwa bangsa Persia memiliki kemungkinan untuk masuk dan menyebarkan ajarannya di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya kesamaan dalam budaya dan tradisi di wilayah Persia dengan Indonesia.
Kesamaan tersebut adalah adanya peringatan 10 Muharram yang merupakan peringatan momen meninggalnya cucu dari Nabi Muhammad, yaitu Hasan dan Husein. Bangsa Persia sangat menjunjung tinggi peringatan tersebut.
Selain itu, ada beberapa bukti lainnya yang memperkuat kesamaan Islam di Persia dengan Indonesia dalam Teori Persia. Berikut ini di antaranya:
- Adanya peringatan upacara Tabuik yang biasa dilakukan oleh masyarakat Sumatera Barat. Sedangkan masyarakat yang ada di Pulau Jawa memberikan nama adat upacara tersebut dengan nama Bubur Suro.
- Berkembangnya ajaran Syekh Siti Jenar mengenai penyebaran wali songo di Indonesia yang merupakan bagian dari ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia.
- Ejaan tanda bunyi huruf harakat pada huruf Arab yang menggunakan bahasa Persia.
- Menemukan perkampungan Leren atau Leran di daerah Gresik. Nama tersebut merupakan salah satu dari pendukung Teori Persia ini.
- Semakin maraknya aliran syiah pada proses awal masuknya ajaran Islam ke wilayah Indonesia.
Kelemahan Teori Persia
Dengan adanya beberapa bukti yang memiliki cakupan luas terkait penyebaran Islam di Indonesia, namun pandangan Teori Persia sedikit berbeda dengan teori lainnya. Bangsa Iran membawakan teori ini berfokus pada sosio-kultural masyarakat Indonesia pada umumnya.
Akan tetapi, saat seminar proses masuknya Islam di Indonesia yang terselenggara di Kota Medan pada tahun 1963 mendapatkan banyak kritikan. Penyebab adanya penolakan Teori Persia adalah karena perbedaan waktu penguasa pimpinan Arab dan Iran pada saat itu.
Agama Islam tiba di Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Pada tahun tersebut, pemimpin kekuasaan di Indonesia adalah seseorang dari bangsa Arab yang bernama Khalifah Umayyah. Sedangkan pada tahun yang sama, kekuasaan di Iran masih belum terdapat kepemimpinan ajaran Islam.
Oleh karena itu, bukti yang digagas oleh bangsa Iran telah terpatahkan oleh kritikan Dahlan Mansur, Abu Bakar Atceh, Saifuddin Zuhri, dan Hamka. Selain itu, para pedagang Iran yang ada di Indonesia saat itu juga masih sangat minim.
Bahkan, ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa bangsa Iran membawakan agama Islam sesuai dengan ajaran Syiah. Sedangkan, bangsa muslim di Indonesia mayoritas bermazhab sunni.
Pendapat tersebut mendapatkan dukungan dari adanya kesamaan tradisi-tradisi di sebagian besar wilayah Indonesia yang masih memperingati hari Asyura. Meskipun, mereka menolak bahwa ajaran tersebut Syiah, namun tradisi tersebut merupakan ajaran syiah atau tradisi ajaran Persia.
Sebenarnya, pendapat tersebut bukan menjadi alasan kuat dalam melemahkan Teori Persia. Akan tetapi, terjadinya persoalan tradisi yang awalnya sebagai fenomena budaya malah berkembang ke fenomena agama.
Tentu saja, dengan adanya persoalan tersebut, nantinya akan lahir sikap bid’ah dan resisten, sinkretik, serta menjadikan si’atisasi umat sunni. Oleh karena itu, teori ini bukan sebagai kategori terkuat yang mendasari masuknya Islam ke Indonesia.
Analisis Teori Persia dalam Pandangan Para Ahli
Turunnya agama Islam pertama kali berasal dari tanah Arab dengan latar belakang Rasulullah SAW lahir, besar, dan menjalankan tugas sebagai rasul di sana. Menurut Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan, letak geografis Indonesia mempengaruhi proses masuknya Islam itu sendiri.
Proses tersebut juga melibatkan dimensi ruang yang menghubungkan antara Indonesia dan Arab. Dengan demikian, peran Teori Persia dalam masuknya Islam memiliki relevansi yang sesuai.
Dalam konteks teori ini, Persia yang merupakan bagian dari negara Iran berada di tengah-tengah antara negara Arab dan Indonesia. Oleh karena itu, sebagian orang memahami rute perjalanan masuknya Islam ke Indonesia adalah Arab lalu Persia, kemudian India dan lanjut ke Indonesia.
Berdasarkan peta di atas, awal kedatangan Islam pada umumnya menggunakan transportasi laut. Namun, beberapa bangsa Persia, India, dan Arab juga melakukan penyebaran agama Islam melalui darat.
Jalur perdagangan dari bangsa Arab, Persia, dan India saat pertama tiba di Indonesia adalah melalui Pulau Sumatera. Alat transportasi mereka menggunakan kapal juga mulai mendarat dan bersandar di pesisir Pulau Sumatra mulai abad ke-7 masehi.
Selain itu, juga ada perdebatan antara beberapa Teori Persia terkait waktu kedatangan Islam di Indonesia. Teori pertama yang mengatakan Islam masuk pada abad ke-7 Masehi merupakan pemaknaan dari individu-individu yang berasal dari Arab, Persia, atau india.
Kemudian, juga ada yang memahami masuknya Islam di Indonesia bertepatan dengan adanya batu nisan seorang sultan pertama yang berada di Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-13. Dari kedua teori tersebut, para ahli lebih cenderung kepada teori pertama di mana Islam masuk pada abad ke-7 Masehi.
Penyebabnya adalah terdapat hubungan yang erat antara pedagang Arab dengan Asia Tenggara dengan rentang waktu jauh sebelum abad ke-13 Masehi. Oleh karena itu, jika para ahli mengambil pendapat masuknya Islam pada abad ke-13, maka akan menghilangkan eksistensi pedagang Arab pada abad ke-7 sampai ke-13.
Bagaimana Perkembangan Teori Persia dari Masa ke Masa?
Berdasarkan kelemahan dari Teori Persia lantaran ajarannya tergolong syiah, ada beberapa pendapat dari para ahli terkait masuknya Islam pertama kali di Indonesia. Beberapa para ahli ilmu sosial termasuk Hamka mengatakan bahwa Islam pertama kali masuk di Indonesia dalam bentuk aliran sunni.
Pendapat kedua dari S.Q. Fatimi yang mana menyatakan bahwa agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia dalam bentuk aliran syiah. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, mereka mengakui budaya yang tergolong dengan agama syiah itu tergerus oleh masa, sehingga masyarakatnya bermazhab sunni.
Kondisi tersebut yang mengakibatkan Teori Persia menjadi sangat lemah dan tidak terdapat bukti yang membenarkan apakah pendapat tersebut adalah benar atau salah. Semoga artikel ini bermanfaat dalam menambah wawasan Anda terkait sejarah masuknya ajaran Islam di Indonesia!