Istilah backpacker pasti sudah tidak asing lagi bagi kamu yang suka melakukan traveling, terutama saat ingin memanfaatkan momen liburan dengan bepergian.
Umumnya, istilah ini digunakan untuk mereka yang merencanakan perjalanan dengan cara ringkas karena hanya membawa tas ransel atau tas punggung.
Cara yang digunakan mereka pun terbilang low budget hingga bisa menekan pengeluaran biaya meski berlibur ke banyak lokasi wisata.
Nah, untuk memahami lebih lanjut, artikel kali ini akan membahas tentang backpacker, mulai dari pengertian, tujuan, dan caranya.
Pengertian Backpacker
Istilah backpacker diambil dari kata backpack dalam Bahasa Inggris yang berarti tas punggung atau lebih dikenal juga dengan nama tas ransel.
Jadi, backpacker adalah sebutan untuk seorang traveler yang melakukan perjalanan wisata dengan membawa tas ransel atau tas punggung.
Gaya bepergian traveler seperti ini menerapkan penggunaan anggaran terbatas dan mengedepankan pengalaman, petualangan, serta interaksi budaya alih-alih kenyamanan.
Tujuan Backpacker
Tujuan backpacker bukan hanya sekadar penghematan biaya dalam melakukan perjalanan wisata mengingat keringkasan barang bawaaan yang minim fasilitas mewah.
Tidak jarang para traveler ini justru mencari penginapan yang ekonomis seperti hostel, guesthouse, atau bahkan berkemah.
Para traveler ini juga menyasar tujuan mobilisasi yang lebih mudah dan cepat hingga bisa pergi kemana pun tanpa harus direpotkan dengan koper.
Selain itu, liburan ala back packer juga memungkinkan meraih tujuan untuk mengunjungi tempat-tempat menarik, menjelajahi budaya lokal, hingga menghadapi tantangan baru.
Jenis Backpacker
Mmeski secara umum backpacker hampir sama dimana pun, tetapi ternyata ada jenis-jenis yang berbeda berdasar fokus dan jangka waktu perjalanannya. Berikut ini jenisnya yang penting untuk diketahui.
1. Flashpacker
Jenis backpacker yang pertama adalah flashpacker yang tidak membatasi orientasi budget dan fokus perjalanan pada pengalaman serta kenyamanan.
Tipe flashpacker memiliki keinginan menikmati berbagai pengalaman baru untuk diabadikan tanpa ingin dibatasi dengan budget tertentu.
Mereka tidak terlalu berorientasi pada perjalanan murah, tetapi juga ingin menikmati keseluruhan perjalanan sebagai bagian dari pengalaman dan petualangan baru.
2. Gap-packer
Berbeda dengan flaspacker yang menekankan pengalaman tanpa ingin direpotkan dengan keharusan serba murah, gap-packer mengarah pada backpacker waktu singkat.
Meski konsep perjalanannya masih sama dengan traveler pada umumnya, tetapi gap-packer hanya akan bepergian dalam waktu terbatas.
Biasanya, tipe backpacker ini hanya melakukan perjalanan di momen liburan tertentu untuk mengisi waktu luang.
Misalnya, mahasiswa yang sedang libur semester merencanakan momen bepergian dalam waktu singkat sebelum kembali pada aktivitas perkuliahan.
3. Megaloping
Selain flaspacker dan gap-packer, ada juga jenis backpacker yang dikenal dengan istilah megaloping yang hanya menggunakan angkutan umum sebagai transportasinya.
Tipe yang satu ini akan mulai mencari informasi tentang angkutan umum di tempat tujuan perjalanannya untuk memudahkan pemilihan alat mobilisasi.
Misalnya, memastikan jalur bus, kapal, atau kereta api yang akan digunakan untuk mencapai tempat tujuan lengkap dengan tarifnya.
4. Humanitarian
Jenis lainnya yang cukup banyak ditemui yaitu humanitarian yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk membantu orang lain secara sukarela.
Mereka bukan sekadar ingin menempuh perjalanan ke berbagai daerah atau negara demi sebuah petualangan baru, tetapi juga membawa misi mulia.
Para humanitarian menggunakan hati dan pikirannya untuk menciptakan berbagai pengalaman perjalanan yang penuh makna.
Tipe backpacker ini bahkan tidak ragu untuk berbaur dengan penduduk lokal dan mendengar banyak cerita kehidupan seolah ingin melebur menjadi bagian dari mereka.
5. Traveling Couple
Sesuai dengan namanya, traveling couple merupakan tipe backpacker yang melakukan perjalanan bersama pasangannya.
Perjalanan ini menjadi penuh kesan karena harapan menciptakan pengalaman bepergian dan kenangan baru bersama orang terkasih.
6. Hippie Spiritualist
Jika kamu berpikir bepergian ala backpacker hanya untuk mencari pengalaman dan petualangan baru, tidak dengan hippie spiritualist.
Tipe traveler ini melakukan perjalanan untuk mencari tahu identitas diri dan definisi hidup yang sesungguhnya sambil mengunjungi tempat-tempat ibadah.
Mereka tidak ragu untuk berbincang dengan biksu, pendeta, atau ahli agama yang mereka temui dalam perjalanannya.
Tips Bepergian Ala Backpacker
Ada beberapa cara bepergian ala backpacker yang penting untuk diterapkan, antara lain sebagai berikut.
1. Buat Rencana Perjalanan
Cara pertama untuk bepergian ala backpacker adalah dengan membuat rencana perjalanan, mulai dari menentukan lama waktu, susunan anggaran yang realistis, dan daftar persiapan.
Durasi perjalanan menjadi penting mengingat hal ini nantinya akan berkaitan dengan budget atau waktu bepergian yang memang singkat.
Sedangkan susunan anggaran, biasanya direncanakan dengan baik mulai dari biaya untuk penginapan, transportasi, makanan, dan aktivitas lainnya.
Daftar persiapan lainnya meliputi visa jika akan melakukan perjalanan antar negara, syarat vaksinasi yang sempat digalakkan, hingga perlengkapan selama bepergian.
2. Pastikan Membawa Barang yang Tepat
Tips selanjutnya untuk menjadi backpacker yaitu memastikan membawa barang yang tepat selama melakukan perjalanan.
Mulai dari pemilihan ransel yang nyaman dengan ukuran yang sesuai kebutuhan sampai perlengkapan pribadi yang wajib dibawa.
Selain pakaian yang sesuai tempat tujuan dan cuaca saat itu, obat-obatan serta alat kebersihan diri juga wajib masuk packing list.
2. Fleksibilitas dan Adaptabilitas
Sudah menjadi rahasia umum jika seorang backpacker dikenal sebagai pribadi dengan sifat yang fleksibel dan adaptif terhadap rencana perjalanan.
Mereka akan selalu siap untuk membuat rencana ulang sesuai dengan situasi yang dihadapi demi pengalaman yang penuh kesan.
Tidak heran jika fleksibilitas dan adaptabilitas menjadi tips yang wajib diterapkan meski sudah membuat rencana awal dengan terstruktur sebelumnya.
Selain itu, seorang back packer juga harus siap untuk bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang baru demi menciptakan pengalaman yang berkesan.
3. Bijak dalam Anggaran dan Pengeluaran
Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, bepergian ala backpacker memungkinkan rencana anggaran yang serba hemat.
Jadi, penting untuk melakukan pengelolaan anggaran dan pengeluaran dengan bijak jika ingin melakukan cara ini dalam berwisata.
Mulai dari pemilihan akomodasi low budget hingga membeli makanan lokal yang lebih terjangkau tetapi memberi pengalaman baru yang unik.
4. Gunakan Transportasi Umum
Cukup lazim bagi seorang backpacker untuk melakukan cara bepergian dengan menggunakan transportasi umum alih-alih kendaraan pribadi.
Biasanya, cara traveling yang digunakan lebih memilih bus atau kereta api untuk menghemat biaya selama perjalanan.
5. Interaksi dengan Budaya Lokal
Cara backpacker dalam melakukan perjalanan juga tidak lepas dari esensi interaksi dengan budaya lokal di setiap tempat yang dikunjungi.
Seorang back packer akan selalu mampu membuka diri untuk memahami kearifan lokal dan membaur dengan penduduk lokal sambil mempelajari budaya mereka.
6. Bergabung dalam Komunitas
Tidak selamanya backpaker akan bepergian sendirian sebab umumnya ada komunitas yang akan bisa memperkaya pengalaman.
Melalui komunitas juga mereka bisa berbagi petualangan baru dan saling mengakses informasi hingga rekomendasi tempat baru untuk dikunjungi.
Demikianlah informasi tentang backpacker, mulai dari pengertian, tujuan, dan caranya yang sudah kami rangkum untuk memudahkan pemahaman.
Pembahasan di atas juga memberikan informasi tentang jenis backpacker yang mungkin belum terlalu banyak diketahui istilahnya.