Aturan Cara Menjawab Azan dan Ikamah yang Benar, Pahami!

Sudah tahu cara menjawab Azan dan Ikamah yang benar dalam Islam?

Saat azan dan ikamah dikumandangkan, umat muslim disunnahkan untuk menghentikan segala aktvitas yang dilakukan dan menjawabnya, sebab hal ini merupakan amalan yang mudah dilakukan meski membawa keberkahan baik di dunia maupun di akhirat.

Selain itu, perlu diketahui bahwa cara menjawab azan maupun ikamah memerlukan adab-adab yang benar dan terdapat doa khusus yang dilantunkan untuk menjawab azan.

Lantas, bagaiamana adab dan cara menjawab azan serta ikamah yang benar dalam Islam? Mari simak uraian berikut, untuk dapatkan jawabannya.

Cara Menjawab Azan

Menjawab azan merupakan amalan yang sederhana dan mudah untuk dilakukan, namun kerap kali luput diketahui sebagian orang muslim. Padahal ada banyak sekali keutamaan yang bisa didapatkan dari menjawab azan, salah satunya yakni keberkahan hidup di dunia maupun di akhirat.

Selain itu, menjawab azan merupakan amalan yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Anjuran untuk menjawab azan tersebut disebutkan dalam salah satu hadits berikut:

إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ فَادْعُوا

Artinya: “Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa antara adzan dan ikamah, maka berdoalah (kala itu).” (HR Ahmad).

Selain itu, terdapat hadits lainnya yang juga menyebutkan mengenai kesunnahan dalam menjawab azan, berikut bunyi haditsnya:

وَلِمُسْلِمٍ: – عَنْ عُمَرَ فِي فَضْلِ اَلْقَوْلِ كَمَا يَقُولُ اَلْمُؤَذِّنُ كَلِمَةً كَلِمَةً, سِوَى اَلْحَيْعَلَتَيْنِ, فَيَقُولُ: “لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاَللَّهِ”

Artinya: “Dalam riwayat Muslim, dari tentang keutamaan ucapan hendaklah yang mendengarkan adzan mengucapkan sebagaimana yang diucapkan muazin satu demi satu, kecuali pada kalimat hayya’alatain (hayya ‘alash sholah dan hayya ‘alal falah), hendaklah mengucapkan, ‘Laa hawla wa laa quwwata illa billah’,” (HR Muslim).

Pada dasarnya, cara menjawab azan sangat sederhana dan cukup mudah untuk dilakukan. Cara menjawab aan yang benar yakni melafalkan kalimat seperti yang dibunyikan dalam azan.

Dilansir dari NU Online, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad memberikan petunjuk mengenai bacaan-bacaan menjawab azan.

Berikut anjuran untuk menjawab azan setelah dikumandangkan oleh muazin sebagai berikut:

وإذا سمعت المؤذن فقل مثل ما يقول إلا في الحيعلتين فقل: “لا حول ولا قوة إلا بالله” وفي التثويب صدقت وبررت، فإذا فرغت من جوابه فصل على النبي صلى الله عليه وسلم.

Artinya: “Apabila seseorang mendengar suara azan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin,”

Adapun petunjuk-petunjuk cara menjawab azan adalah sebagai berikut:

1. Menjawab dengan Jawaban Khusus

Meski telah disebutkan dalam anjuran menjawab azan sebelumnya, terdapat pengecualian dalam menjawab azan dengan jawaban yang khusus, yakni:

حَیَّ عَلَی الصَّلاةِ dan .حَیَّ عَلی الفَلٰاحِ

Hayya ‘alal falah,” dan Hayya ‘alal Sholah,

Sebagai cara menjawab azan yang benar, ucapkanlah:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ

Lâ haula walâ quwwata illâ billâhi.

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah.”

Baca juga: Bacaan I’tidal Sesuai Sunnah dan Gerakannya dalam Sholat

2. Mengulangi Kalimat Azan

Selain hal khusus di atas, cara menjawab azan lainnya yang benar adalah dengan enirukan bacaan yang diucapkan oleh muazin, seperti:

اللّهُ‏ أَکْبَرُ،

“Allaahu Akbar.”

Maka akan dijawab dengan “Allaahu Akbar.”

أَشْهَدُ أَنْ لا إِلٰهَ إلّا اللّهُ

Asyhadu allaa illaaha illallaah.

Dijawab dengan lafal “Asyhadu allaa illaaha illallaah.”

أَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللّهِ

“Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah”

Lafal ini dijawab dengan lafal “Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah.”

حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ (٢x)

حَيَّ عَلَى الْفَلاَحِ (٢x)

Hayya ‘alashshalaah (2x) Hayya ‘alalfalaah (2x)”

Untuk menjawab bagian ini, cara menjawabnya adalah dengan bunyi:

لاحول ولاقوّة الاّ بالله

Laa haula walaa quwwata illa billahi.

Artinya: “Tidak ada daya upaya dan kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah.”

Baca juga: 13 Ayat dan Hadis Tentang Ibu, Kunci Surgamu!

3. Cara Menjawab Azan Subuh

Ketika menjawab azan subuh, ada lafal yang berbeda dengan azan pada waktu sholat lainnya. Perbedaan cara menjawab aan subuh terletak dalam bacaan:

الصّلاة خير من النّوم

As shalaatu khairum minan naumi.

Artinya: “Sholat lebih baik dari para tidur.”

Maka, orang yang mendengarnya dapat menjawab dengan bacaan:

صدقت وبررت وانا على ذلك من الشّاهدين

Shadaqta wabararta wa anaa alaa dzaalika minasy syaahidiina.

Artinya: “Benar dan baguslah ucapanmu itu dan aku pun atas yang demikian termasuk orang-orang yang menyaksikan.”

4. Doa Setelah Azan

Doa ini diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya.

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ اِنَكَ لاَ تُخْلِفُ اْلمِيْعَاد

Allahumma rabba haadzihid da’watit taammah. Wash shalaatil qaa-imah. Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa’adtahu innaka la tukhliful mi’ad.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki sholat yang didirikan. Berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah dia ke tempat yang terpuji sebagaimana yang Engkau telah janjikan.”

Khusus untuk azan Maghrib, seorang muslim bisa menambahkan bacaan sebagai berikut:

اللّٰهُمَّ هَذَا إِقْبَالُ لَيْلِكَ وإدْبَارُ نَهَارِكَ وَأَصْوَاتُ دُعَاتِكَ فَاغْفِرْ ليْ

Allahumma hadza iqbalu lailika wa idbaru naharika wa ashwatu du’aika faghfir lii.

Artinya: “Ya Allah, ini menjelang datang malam-Mu, dan telah berlalu siang-Mu, telah diserukan seruan-Mu, maka ampunilah aku.”

Cara Menjawab Ikamah

Setelah mengetahui cara menjawab azan, tentu ada pula cara tertentu untuk menjawab ikamah.

Ikamah sendiri merupakan panggilan maupun seruan untuk segera berdiri melaksanakan sholat. Pada dasarnya, ketika dikumandangkan ikamah oleh muazin, sunnah bagi seorang muslim untuk menjawab ikamah dengan cara yang khusus.

Aturannya sama dengan cara menjawab azan, namun ada beberapa pengecualian khusus dalam menjawabanya, yakni:

قَـدْ قَامَتِ الصَّـلاَةُ

Qad Qaamatish Shalaah.

Artinya: “Telah masuk waktu salat.”

Kalimat tersebut dapat dijawab dengan lafaz atau bacaan:

أقامها الله وادامها وجعلني من صالحى أهلها

Aqaamahallahu wa adaamahaa waja’alani min shaalihi ahliha.

Artinya: “Semoga Allah mendirikan salat itu dengan kekalnya, dan semoga Allah menjadikan aku ini, dari golongan orang-orang yang sebaik-baiknya ahli salat.”

Setelah mendengar suara ikamah, seseorang dapat menjawabnya kembali dengan membaca doa setelah ikamah, yakni:

الّلهمّ ربّ هذه الدّعوة التّامّة والصّلاة القائمة صلّ وسلّم على سيّدنا محمّد واته سؤله يوم القيامة

Allaahumma rabba hadzihid da’watit taammati wash-shalaatil qaa-imati, shalli wasallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin, wa aatihi su’lahu yaumal qiyaamati.

Artinya: “Ya allah Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna, dan memiliki salat yang ditegakkan, curahkan rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad, dan berilah/kabulkan segala permohonannya pada hari kiamat.”

Hukum Menjawab Azan

Sebelum mengetahui cara menjawab azan maupun ikamah yang benar dalam Islam. Akan lebih baik jika kita mengetahui hukum apabila kita menjawab azan, apakah wajib atau sunah?

Para ulama bersepakat bahwa azan hanya dikumandangkan saat masuk waktu sholat wajib. Selain itu, para ulama juga menerangkan bahwa hukum menjawab azan adalah sunnah.

Hal ini dikutip dari buku Taudhul Adillah 4 oleh H Muhammad Syafi’i Hadzami, hukum menjawab azan dan ikamah adalah sunnah. Pendapat ini disampaikan oleh golongan ulama Madzab Syafi’i.

Dalil yang memperkuat pendapat mengenai hukum sunnah dalam menjawab azan adalah hadits riwayat Abu Dawud yang menyatakan,

“Sesunggguhnya Rasulullah SAW, jika mendengar muadzin membaca syahadat, Beliau berkata, “dan aku dan aku.”

Keutamaan Menjawab Azan

Setiap kalimat azan memiliki makna. Oleh karena itu, dengan mengetahui cara menjawab azan, seseorang akan mendapatkan hikmah saat melakukanya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa keutamaan menjawab azan adalah akan mendapatkan keberkahan didalamnya, dan membuat hati menjadi tenang.

Bukan hanya itu, berikut ini adalah beberapa penjelasan mengenai keutamaan azan:

1. Menjadi Saksi Kebaikan

Menjawab azan yang merupakan panggilan sholat, akan menjadi amalan baik yang akan dicatat oleh malaikat sebagai timbangan baik untuk akhirat. Selain itu, akan menjadi saksi kebaikan seseorang dihari kiamat:

Sebagaimana dijelaskan dalam salah satu hadits riwayat Abu Ya’la, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah suara azan yang keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendengarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat,” (HR Abu Ya’la).

2. Menjawab Azan Karena Keyakinan Hati Akan Mengantarkan Menuju Surga

Saat mengetahui cara menjawab azan serta meyakini dengan hati mengenai kebenarannya, maka hal tersebut akan mengantarkan seorang muslim ke surga.

Hal ini dijelaskan dalam satu hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

“Ketika muazin mengumandangkan ‘Allahuakbar Allahuakbar’ lalu kalian menjawab ‘Allahuakbar Allahuakbar’.

Kemudian muazin mengumandangkan ‘Asyhadu anlaa ilaaha illallah’, lalu kalian menjawab ‘Asuhadu anlaa ilaaha illallah’ dan seterusnya hingga akhir azan. Siapa yang mengucapkan itu dari dalam hatinya maka akan masuk surga,” (HR Muslim).

3. Diampuni Dosa-dosanya

Apabila seorang muslim mendengar azan dan ia menjawabnya, maka atas izin Allah SWT akan diampuni segala dosa-dosanya.

Hal ini turut dijelaskan dalam salah satu hadits riwayat Ahmad, Muslim dan lainnya, berbunyi:

“Kemudian, barang siapa yang ketika mendengarkan azan dia mengucapkan: aku bersaksi bahwasanya tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT.

Siapa yang mengucapkan itu maka dosa-dosanya akan diampuni,” (HR Ahmad, Muslim dan lainnya).

4. Diberi Sholawat oleh Allah SWT

Dijanjikan bagi seorang muslim yang menjawab azan, akan diberikan sholawat sebanyak sepuluh kali baginya, hal ini dijelaskan dalam hadits riwayat muslim, yang artinya:

“Apabila kalian mendengar muazin, jawablah azannya. Kemudian bacalah sholawat untukku.

Karena orang yang membaca sholawat untukku, maka Allah akan memberikannya sholawat untuknya 10 kali,” (HR Muslim).

5. Rasa Kebersamaan Muncul

Saat seseorang menjawab azan, ia merasakan perasaan kebersamaan dengan umat Islam lainnya yang juga mendengar azan dan bersiap-siap untuk sholat. Hal ini akan menciptakan ikatan sosial dan rohani dalam komunitas Muslim.

Demikian penjelasan mengenai bagaimana cara menjawab azan dan ikamah yang baik dan benar dalam Islam, sehingga keberkahan akan selalu menyertai kita semua, aamiin.

Semoga bisa lebih dini dikenalkan kepada sikecil ya!

Share:

Seorang wanita akhir zaman yang menyukai sastra dan ingin menjadi penulis yang bermanfaat!

Leave a Comment