Kisah Nabi Harun AS, Nabi yang Hidup Sezaman dengan Nabi Musa AS

Kisah Nabi Harun AS selalu bersandingan dengan Nabi Musa AS. Karena pada masa dakwah Nabi Musa, seseorang yang mendampinginya adalah Nabi Harun AS.

Meskipun tidak sepopuler kisah dari Nabi Musa, tetapi Nabi Harun juga memiliki kisahnya sendiri, loh. Namun, dalam Al-Qur’an sendiri penyebutan Nabiyullah Harun selalu didahului atas nama Musa AS.

Kenapa demikian? Kira-kira kita semua sudah mengenal sejarah Nabi Harun AS atau belum sih? Menjawab pertanyaan itu semua, kali ini kita akan membahas seputar kisah Nabi Harun AS.

Kisah Nabi Harun AS Saat Lahir

Untuk mengenal Nabiyullah lebih dalam lagi, kita perlu tahu kapan waktu lahir dari beliau. Nabi Harun AS sendiri dikisahkan lahir sebelum Nabi Musa AS, meskipun kedua nama ini tidak bisa dipisahkan dalam sejarah.

Hal ini membuat usia Nabi Harun lebih tua daripada Nabi Musa. Nabi Harun AS memiliki usia hingga 123 tahun dan hidup di tahun 1531 – 1408 sebelum Masehi (SM). Secara biologis, Nabi Harun AS merupakan kakak dari Nabi Musa AS.

Nama lengkap beliau adalah Harun bin Imran bin Qahats bin Azar bin Lawi bin Ya’qub bin Ishak Ibrahim. Selisih usia dari Nabi Harun dan Nabi Musa AS adalah empat tahun. Sehingga jauh ini tidak terlalu jauh dari silsilah keluarganya.

Kelahiran Nabi Harun AS tidak serumit pada masa Musa AS, karena pada zaman itu belum ada perintah dari Fir’aun untuk membunuh bayi laki-laki yang lahir. Sehingga, Nabi Harun AS dapat terlahir dengan selamat dan dalam keadaan sehat.

Kisah ini menjadi berbeda pada kelahiran Nabi Musa AS. Zaman beliau, Fir’aun sudah mendapatkan gambaran bahwa akan ada seorang anak laki-laki yang terlahir untuk menghancurkannya.

Oleh karena itu, muncullah ultimatum untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang terlahir di masa Nabi Musa AS. Atas kuasa Allah SWT, Nabi Musa AS tetap selamat dan bahkan mendapatkan jaminan pengasuhan di bawah lindungan Fir’aun sendiri.

Kisah Nabi Harun AS dan Nabi Musa AS ini sebenarnya adalah saudara kandung. Lantaran sejumlah alasan, akhirnya kedua saudara ini terpisah secara pengasuhan.

Nabi Harun AS tetap bersama keluarganya, sedangkan Nabi Musa diasuh di bawah pengawasan Fir’aun, yaitu istrinya Aisyah. Meskipun begitu, keduanya tetap tumbuh dengan baik dibawah lindungan Allah SWT.

Baca juga: Jejak Warisan Seni Budaya Islam di Filipina

Kisah Dakwah Nabi Harun AS dan Nabi Musa AS

Nabi Musa As dan Nabi Harun As memang lahir di zaman yang sama karena keduanya bersaudara. Sehingga, tugas yang Allah SWT berikan pun berkaitan. Hal inilah yang membuat kedua Nabiyullah ini saling bekerja sama dalam berdakwah.

Nabi Musa AS terkenal dengan kecerdasannya yang sangat luar biasa. Namun, kakaknya Nabi Harun AS pun juga Allah SWT berikan mukjizat yang sama bermanfaatnya dalam menyebarkan dakwah Islam.

Kelebihan yang Allah SWT berikan salah satunya adalah kepandaian beliau dalam berbicara. Selain itu, beliau juga memiliki jiwa yang tegas dan berani dalam memimpin, berdakwah, ataupun berargumen.

Melihat bagaimana kuatnya seorang Nabi Harun AS, membuat Allah SWT memerintahkan beliau untuk mendampingi Nabi Musa AS dalam berdakwah. Tentunya untuk menegakkan ajaran Allah SWT.

Kelebihan yang Nabi Harun AS miliki sendiri diakui oleh Nabi Musa AS dalam riwayatnya. Bahkan, karena kefasihannya dalam berbicara membuat Nabi Harun mendapatkan julukan sebagai juru bicara.

Kenapa demikian? Dikisahkan bahwa Nabi Musa AS memiliki keterbatasan kemampuan dalam berbicara akibat waktu kecil disuruh untuk memakan bara api oleh Fir’aun.

Hal itu membuat lidah dari Nabi Musa AS terbakar dan susah untuk berbicara. Nah, dipilihnya Nabi Harun untuk mendampingi Nabi Musa AS justru membawa berkah karena mampu meringankan beban dakwah dari Nabi Musa AS.

Dalam beberapa kesempatan Nabi Harun AS justru menggantikan posisi dakwah Nabi Musa saat memimpin umatnya.

Kerja Sama Nabi Harun dan Nabi Musa dalam Menghadapi Firaun

Pada suatu ketika, di zaman pemerintahan Firaun banyak terjadi kedzoliman terhadap rakyat. Tidak hanya satu atau dua rakyat saja yang mendapatkan belenggu dan kedzoliman dari Firaun, tetapi hampir seluruh penduduk Bani Israel.

Melihat kekejaman yang Nabi Firaun lakukan, dalam kisah Nabi Harun AS dan Nabi Musa AS keduanya menghadap Firaun. Kedua saudara ini berdakwah dan juga memberikan peringatan kepada raja Firaun.

Kedua Nabiyullah ini sudah merasa optimis dan senang serta bersyukur karena sebentar lagi Bani Israel tidak lama lagi akan terbebas dari kekuasaan Firaun.

Meskipun dikeluarkan dari Mesir pun, kedua Nabi utusan Allah SWT ini merasa senang. Justru dengan keluar dari Mesir ini, rakyat Bani Israel dapat menjalani kehidupan dengan normal dan tanpa pimpinan yang keji.

Namun, ketika Nabi Harun dan Nabi Musa hendak memberikan peringatan dan arahan terhadap kepemimpinan Firaun, justru mendapat respon kurang enak.

Firaun mendengar setiap ucapan dari Nabi Harun dan Nabi Musa sangat emosi dan marah besar. Hal ini didasarkan pada perasaan bahwa Nabi Musa AS yang sudah dirawat sejak kecil justru menjadi penentangnya ketika dewasa.

Ketidakcocokan Firaun terhadap ajaran Musa AS, membuatnya memberikan penegasan kepada setiap rakyatnya bahwa Nabi Musa hanyalah orang gila yang mengaku sebagai rasul Allah.

Karena kepicikan hatinya dalam menerima Nabiyullah, Firaun selalu menyerang Nabi Musa AS dengan bukti yang dapat membuatnya percaya. Atas wahyu dari Allah SWT, Nabi Musa As menuruti keinginan dari Firaun.

Dengan tongkat yang dibawanya, Nabi Musa langsung melemparkannya ke lantai. Seketika, tongkat itu berubah menjadi ular. Kedatangan ular raksasa dari tongkat Nabi Musa AS ini membunuh ribuan ular sihir dari para ahli sihir suruhan Firaun.

Setelah berhasil membuktikan kepada Firaun, Nabi Musa langsung menjulurkan tangannya ke arah ular. Seketika ular tersebut kembali berubah menjadi tongkat. Lantas, Nabi Musa AS memasukkan tangannya ke saku dan muncullah cahaya putih.

Segala keajaiban yang ditunjukkan oleh Nabi Musa dan Nabi Harun tidak lantas membuat Firaun mengimani begitu saja. Justru, Firaun mengatakan bahwa semua yang dilakukan oleh Nabi Musa dan Nabi Harus adalah tipu sihir.

Kisah Nabi Harun AS dan Samiri

Setelah melewati perjalanan panjang dalam menghadapi Firaun, kini Nabi Harun AS dan Musa As bersama rombongannya berhasil keluar dari Mesir. Seluruh rombongan tersebut melanjutkan perjalanan ke Negeri Kan’an.

Pada saat perjalanan inilah Nabi Musa AS mendapatkan wahyu dari Allah SWT berupa kita Taurat.

۞ وَوٰعَدْنَا مُوْسٰى ثَلٰثِيْنَ لَيْلَةً وَّاَتْمَمْنٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيْقَاتُ رَبِّهٖٓ اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً ۚوَقَالَ مُوْسٰى لِاَخِيْهِ هٰرُوْنَ اخْلُفْنِيْ فِيْ قَوْمِيْ وَاَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيْلَ الْمُفْسِدِيْنَ142

Artinya:

“Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Kitab Taurat yang diberikan kepada Nabi Musa AS ini diterima selama 40 hari. Pada saat itulah, Nabi Musa meninggalkan kaumnya untuk sementara. Kepemimpinan digantikan oleh Nabi Harun AS.

Namun, pada masa kepemimpinan Nabi Harun AS justru terdapat permasalahan yang tidak bisa beliau atasi. Seluruh kaum Bani Israil kembali menyembah secara berhala dan membuat patung sapi yang terbuat dari emas.

Hal ini dapat terjadi karena adanya pengaruh dari Samiri. Melihat penampakan tidak benar seperti itu, Nabi Harun AS sebenarnya sudah berusaha mengingatkan kaumnya. Namun, semua menghiraukan peringatan tersebut.

Alhasil, kaum Bani Israel tetap membuat patung sapi dari emas dan menyembah secara berhala. Sekembalinya Nabi Musa AS dari penerimaan wahyu, beliau melihat bagaimana kaumnya menyembah berhala.

Beliau pun sangat marah kepada Harun dan memegangi kepalanya sambil berkata:

قَالَ يَا هَارُونُ مَا مَنَعَكَ إِذْ رَأَيْتَهُمْ ضَلُّوا (92) أَلا تَتَّبِعَنِ أَفَعَصَيْتَ أَمْرِي (93) قَالَ يَا ابْنَ أُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلا بِرَأْسِي إِنِّي خَشِيتُ أَنْ تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي (94) }

Artinya:

Berkata Musa, “Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat, (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?” Harun menjawab, “Hai putra ibuku, janganlah kamu pegang janggutku, dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku), “Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku.” (Thahaa : 92-94).

Melihat bagaimana marahnya Musa AS, Nabi Harun AS pun menjelaskan semua kejadian selama ditinggalkan oleh Musa. Bahkan, Nabi Harun AS sendiri sudah melarang dan memberikan peringatan kepada kaum Bani Israil.

Namun, mereka tetap memilih sebagai pembangkang dan abai terhadap peringatan Harun AS. Bahkan, seluruh kelompok Bani Israel sampai ingin membunuh Nabi Harun AS.

Tidak hanya itu, Nabi Harun juga menjelaskan pengaruh dari menyembah berhala ini adalah Samiri. Mendengar penjelasan rinci dari Nabi Harun AS membuat Nabi Musa AS kembali luluh dan perselisihan terselesaikan dengan baik.

Kisah Wafatnya Nabi Harun AS

Kisah wafat dari Nabi Harun AS juga tidak terlepas dari perjalanannya dengan Nabi Musa AS. Di mana, ketika mereka pergi dari Kawasan mata air Meriba, Badesh menuju ke sebuah daerah.

Bertemulah mereka dengan salah satu gunung yang bernama Hor di Kawasan perbatasan Edom. Ketika itu, keduanya sedang mendaki sebuah gunung dengan salah satu putranya yaitu Eleazar.

Nabi Harun dan Nabi Musa melaksanakan hal ini karena perintah dari Allah SWT. Saat sudah tiba di tempat yang dituju, Nabi Musa AS langsung melepaskan pakaian yang dikenakan oleh Nabi Harun.

Berikutnya, pakaian itu dikenakan pada putra Nabi Harun yaitu Eleazar. Setelah keduanya berganti pakaian dan seluruh kain yang Nabi Harun gunakan sudah dipakai oleh Eleazar, datanglah malaikat Izrail di puncak gunung Hor.

Beberapa saat kemudian, muncullah berita bahwa Nabi Harun sudah wafat. Mendengar berita tersebut, bangsa Israel langsung menangis dan merasa kehilangan sosok panutan. Bahkan, hingga usia kematiannya mencapai 30 hari.

Kisah Nabi Harun AS ini memang cukup menyedihkan. Pasalnya, wafatnya Nabi Harun ini tepat 40 tahun bangsa Bani Israel keluar dari kawasan Mesir. Jika ditelisik dalam sejarah Islam, makam Nabi Harun AS ini terletak di Gunung Harun.

Mukjizat Nabi Harun AS

Setiap Nabiyullah yang dipilih langsung oleh Allah SWT selalu memiliki keistimewaan masing-masing. Tidak terkecuali pada kisah Nabi Harun AS selama berdakwah bersama Nabi Musa AS.

Beliau juga memiliki banyak sekali mukjizat yang patut kita jadikan suri tauladan dan bisa dijadikan media pengembangan ilmu menjadi lebih baik lagi, beberapa di antaranya:

1. Kemampuan dalam Berbicara

Terkenal sebagai juru bicara dari Nabi Musa As, terdapat latar belakang bahwa Nabi Harun AS memiliki kemampuan seni berbicara yang bagus. Alasan lain kepada dipilih sebagai juru bicara, karena adanya sebuah permasalahan pada Musa AS.

Tercatat dalam sejarah bahwa Nabi Musa AS pada zaman dahulu diuji oleh FIraun, dan beliau memilih untuk memakan bara api. Pemilihan Harun sebagai juru bicara pun tertuang di dalam Al-Qur’an ayat 29-32.

وَاجْعَلْ لِّيْ وَزِيْرًا مِّنْ اَهْلِيْ ۙ

Artinya:

“dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (QS. Taha: 29)”.

هٰرُوْنَ اَخِى ۙ

Artinya:

“(yaitu) Harun, saudaraku, (QS. Taha: 30)”

اشْدُدْ بِهٖٓ اَزْرِيْ ۙ

Artinya:

“teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia, (QS. Taha: 31)”

وَاَشْرِكْهُ فِيْٓ اَمْرِيْ ۙ

Artinya:

“dan jadikanlah dia teman dalam urusanku, (QS. Taha: 32).”

Karena kelihaian Nabi Harun dalam berkomunikasi, membuat Nabi Musa As lebih mudah dalam menyampaikan dan menegakkan agama Allah SWT.

2. Memiliki Janggut dengan Dua Warna

Jika sebelumnya sering kita jumpai seseorang dalam keadaan sepuh memiliki janggut. Maka, kali ini akan berbeda dari janggut pada umumnya. Sebab, Nabi Harun AS memiliki janggut dengan dua warna.

Warna dari janggut Nabi Harun AS ini adalah hitam dan putih. Namun, tidak seperti mukjizat lainnya, tetapi Nabi Musa mendapatkan keajaiban ini ketika beliau melakukan perjalanan untuk mengambil Kitab Taurat selama 40 hari 40 malam.

3. Mendapat Tanggung Jawab untuk Melindungi Bani Israel

Setelah keluar dari negara Mesir, bukan berarti kehidupan berjalan dengan baik-baik saja. Banyak hambatan lain yang dialami oleh Kaum Bani Israel. Utamanya ketika ditinggal Nabi Musa AS untuk mengambil Kitab Taurat.

Pada saat itu, Nabi Harun AS mendapatkan kepercayaan untuk melindungi Bani Israel. Tetapi sepeninggal Nabi Musa AS, justru seluruh pengikutnya kembali menyembah berhala dan hal itu membuat Musa AS sangat marah besar.

4. Pohon Bergerak

Mukjizat lain dari Nabi Harun AS adalah bisa melihat pohon bergerak di atas bukit yang belum pernah ditemukannya di mana pun. Pohon ini Nabi Harun AS dapatkan ketika sedang mendaki gunung atas perintah Allah SWT.

Ketika melihat pohon tersebut, ia merasa bahwa di bawah pepohonan tersebut adalah sebuah bangunan rumah. Terlebih munculnya beberapa aroma wangi yang muncul. Hal ini membuat Nabi Harun AS ingin sekali tidur di sana.

Tidak menunggu lama, Nabi Harun AS langsung saja tertidur di dapur. Sesaat setelah itu, Malaikat Izrail langsung kembali begitu saja. Keberkahan nikmat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ini tidak boleh diabaikan begitu saja.

Nah, itulah beberapa informasi mengenai kisah Nabi Harun AS yang dapat kita jadikan pelajaran dan ambil hikmahnya. Pastikan kita semua mengimani setiap Waliyullah yang dikirimkan untuk memperbaiki akhlak manusia.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment