10 Adab berbicara dalam Islam, Untuk Pria dan Wanita

Segala aspek kehidupan di dunia baik yang kecil maupun besar telah diatur dengan jelas di dalam Al-Qur’an. Termasuk mengenai adab berbicara dalam Islam.

Umat muslim wajib memiliki adab, sebab salah satu ciri orang beriman yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah beradab.

Tujuan dari memiliki adab yang baik adalah untuk membentuk dan menghasilkan pribadi atau akhlak yang terpuji. Baik terhadap Allah SWT, para Rasul-Nya, dan sesama mahluk hidup lainnya sesuai dengan nilai yang terkandung dalam hadits.

Untuk lebih jelasnya, Yuk simak beberapa adab berbicara dalam Islam yang perlu diketahui!

Adab Berbicara dalam Islam

Terdapat pepatah yang mengatakan bahwa lisanmu adalah harimaumu, hal ini dimaknai bahwa segala hal baik maupun buruk yang diterima bergantung pada perkataan yang dilontarkan, jangan sampai kita berbicara hal yang tidak penting dan menyakiti hati orang lain.

Adab berbicara dalam Islam tentu memiliki keterkaitan dengan akhlak terpuji, apabila seseorang memiliki akhlak yang baik sudah tentu ia memiliki adab berbicara yang baik pula.

Bahkan adab berbicara dalam Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Betapa lembut dan dan santunnya perkataan beliau. Sehingga masing-masing lawan bicaranya merasa dia yang paling dimuliakan Rasulullah.

Berikut beberapa adab berbicara yang dicontohkan Rasulullah SAW:

1. Jangan terlalu berceloteh

Adab berbicara dalam Islam yang pertama yakni berhati-hatilah untuk tidak terlalu banyak berceloteh. Pilah perkataan yang akan diucapkan, sehingga dapat disampaikan dalam kalimat yang ringkat, jelas dan tidak bertele-tele.

Hal ini dijelaskan dalamsalah satu firman Allah SWT pada surat An-Nisa ayat 114 yang berbunyi:

لَا خَيۡرَ فِىۡ كَثِيۡرٍ مِّنۡ نَّجۡوٰٮهُمۡ اِلَّا مَنۡ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوۡ مَعۡرُوۡفٍ اَوۡ اِصۡلَاحٍۢ بَيۡنَ النَّاسِ‌ ؕ وَمَن يَّفۡعَلۡ ذٰ لِكَ ابۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ اللّٰهِ فَسَوۡفَ نُـؤۡتِيۡهِ اَجۡرًا عَظِيۡمًا

Artinya: “Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar“. (QS An nisa:114)

Selain itu, perlu diingat bahwa segala sesuatu yang dilakukan dan dikatakan seorang muslim. Meski ia yakin tidak ada sesiapapun yang akan mendengarnya, dan hanya berupa bisikan. Allah SWT senantiasa mendengarnya.

Allah Ta’ala berfirman :

 عن اليمين وعن الشمال قعيد. ما يلفظ من قولٍ إلا لديه رقيب عتيد

Artinya: “Seorang duduk di sebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS Qaaf:17-18).

2. Menjaga Lisan     

Hal yang perlu diperhatikan dalam adab berbicara dalam Islam selanjutnya yakni berhati-hati saat berbicara atau menjaga lisan.

Dalam hal ini, penting bagi seorang muslim untuk mengontrol lidah agar memilah dan mengerem kata-kata yang dilontarkan. Sehingga perkataan yang dikeluarkan merupakan kata-kata positif.

Tidak hanya itu, berbicara juga perlu melibatkan hati, agar perkataan yang dikeluarkan tidak menyakiti hati orang lain. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surat Qaf ayat 18 yang berbunyi:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Artinya: “Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).” (QS. Qaf: 18)

Selain itu hal ini juga dijelaskan dalam salah satu hadits riwayat Bukhari, Muslim dan Ahmad, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat yang dia tidak pikirkan dahulu, Dia akan menggelincirkan ke dalam neraka lebih jauh dari apa-apa di antara timur.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

3. Berkatalah yang Baik atau Diam

Berkata yang baik atau diam adalah salah satu adab berbicara dalam Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu, umat muslim diperintahkan untuk memperhatikan segala ucapannya.

Sederhananya, jika perkataan tersebut baik dan bermanfaat bagi orang lain katakanlah. Akan tetapi jika hal yang akan dikatakan itu merupakan hal buruk dan merugikan, maka lebih baik untuk diam.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah dia menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Baca juga: Puasa Nazar: Niat, Tata Cara, Hukum, Konsekuensi, dan Macamnya

4. Menjauhi Berkata Dusta

Dusta yang dimaksud yakni memberitakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini kerap kali terjadi ketika seseorang menglang cerita, sebagian cerita akan terpotong atau bahkan dilebih-lebihkan.

Hal ini termasuk ke dalam kelemahan manusia yang pelupa, oleh sebab itu, dilarang bagi seorang muslim untuk memberitakan hal-hal yang tidak seharunsya ia urusi, dikhawatirkan terdapat dusta di dalamnya.

Seperti yang dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW pada hadits berikut ini:

“Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga, dan sesungguhnya seorang lelaki yang berkata jujur hingga di sisi Allah menjadi orang yang shidiq. Dan sesungguhnya dusta itu membawa seseorang kepada dosa, dan dosa itu membawa kepada neraka. Dan seorang lelaki yang berdusta hingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

5. Dilarang Berkata Kotor

Adab berbicara dalam Islam kali ini yakni dilarang berkata kotor. Seiring dengan perkembangan zaman dan tren yang kiat pesat meningkat. Banyak remaja yang merasa jika mengucapkan kata-kata kotor menjadikannya keren.

Namun, Rasulullah SAW sangat melarang umat muslim berkata yang tidak baik, seperti mengutuk, berkata kotor dan ucapan bathil lainnya.

Ibnu Mas’ud meriwayatkan, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Bukanlah seorang Mukmin yang sempurna, yang suka mencaci, mengutuk, berbuat, dan berkata kotor.” (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan At-Tirmidzi)

6. Hindari Berdebat

Hindari Berdebat

Kecenderungan orang yang memiliki pengetahuan lebih, kerap kali suka mendebat seseorang yang sedang berbicara. Meski paa faktanya hal yang ia katakan merupakan kebenaran.

Namun sayangnya, seseorang yang senang berdebat akan terjerumus ke dalam dosa dan kesesatan. Dari Abu Umamah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

“Aku akan menjamin sebuah istana di sekitar surga bai orang yang meninggalkan perdebatan meskipun dia benar. Dan aku menjamin sebuah istana di tengah-tengah surga bagi orang yang tidak berdusta meskipun bercanda. Dan aku menjamin istana di atas surga bagi orang yang berakhlak mulia.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

7. Dilarang Bercanda dengan Perkataan Dusta

Dewasa ini, ada banyak sekali orang  yang dengan sengaja berbohong atau mengada-ngada agar orang yang mendengarkan perkataan kita menjadi tertawa saat mendengarnya.

Hal ini tentu dilarang dalam Islam. Bahkan Rasulullah SAW menjelaskan dalam sabdanya bahwa akan celaka seseorang yang berbicara untuk membuat sekelompok orang tertawa namun dengan suatu kebohongan.

Mua’awiyah bin Haidah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Celakalah bagi seseorang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat sekelompok orang tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi)

Baca juga: Doa sebelum Berhubungan Suami Istri dan Lengkap dengan Artinya

8. Menghindari Ghibah

Menghindari ghibah atau bergosip menjadi salah satu hal yang memang perlu diperhatikan pada adab berbicara dalam Islam. Hal ini pun dijelaskan dalam sabda Nabi saw berikut:

“Janganlah kalian saling mendengki, dan janganlah kalian saling membenci, dan janganlah kalian saling berkata-kata keji, dan janganlah kalian saling menghindari, dan janganlah kalian saling meng-ghibah satu dengan yang lain, dan jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muttafaq’alaih)

9. Menjaga Suara

Adab berbicara satu ini dikhususkan bagi muslimah. Sebab dianjurkan bagi seorang wanita untuk membuat suaranya terlalu lembut atau dibuat-buat yang dikhawatirkan akan menarik perhatian seorang laki-laki.

Hal ini dengan berlandas pada hadis berikut:

“Wanita itu adalah aurat, apabila ia keluar rumah maka syaitan menghias-hiasinya (membuat indah dalam pandangan laki-laki sehingga ia terfitnah).” (HR. At-Tirmidzi)

10. Membanggakan Diri Sendiri

Berbicara mengenai diri atau menjelaskan kelebihan diri sendiri merupakan hal yang tidak baik. Sifat seperti ini seharusnya dijauhi sebab Rasulullah SAW membenci orang-orang yang menyombongkan dirinya.

Hal ini dijelaskan dalam hadis berikut:

“Sesungguhnya orang yang paling aku benci di antara kalian dan yang paling jauh majelisnya dariku pada hari kiamat: orang yang berlebihan dalam berbicara, sok fasih dengan ucapannya dan merasa ta’ajjub terhadap ucapannya.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan lainnya dari hadis Abu Tsa’labah Al-Khusyani)

Nah itulah dia 10 adab berbicara dalam Islam yang perlu diperhatikan umat Muslim. Meski kadang dianggap sepele, tetapi ingatlah bahwa ada banyak sekali ruh yang menyesal di akherat dengan segala perkataan yang mereka ucapkan dulu.

Semoga kita dijauhkan dari hal-hal buruk, aamiin.

Share:

Seorang wanita akhir zaman yang menyukai sastra dan ingin menjadi penulis yang bermanfaat!

Leave a Comment