Bagi umat muslim, bersuci sebelum beribadah hukumnya wajib. Salah satu cara bersuci adalah dengan berwudhu. Penting mengetahui tata cara wudhu yang benar untuk menghindari sholat yang tidak sah.
Syarat sah sholat salah satunya, yakni bersih dari hadas dan najis melalui wudhu yang sempurna. Hal ini tertulis dalam hadis riwayat Al-Bukhori, Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
“Tak akan diterima sholatnya orang yang ber-hadats sampai ia berwudhu” . [HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya]
Lantas, bagaimana cara wudhu yang benar? Untuk mengetahui penjelasannya, mari simak artikel ini sampai akhir.
Daftar ISI
Dalil tentang Berwudhu
Seperti yang telah dijelaskan dalam hadis riwayat Rasulullah SAW, bahwa tidak akan diterimanya sholat seorang muslim sampai ia membersihkan hadas dan najis dengan berwudhu.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah menyeru orang beriman untuk mengambil wudhu ketika hendak menjalankan sholat.
Panduan wudhu dalam bersuci diri telah dijelaskan pada firman Allah surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.”
Selain firman Allah SWT, panduan berwudhu juga dibahas dalam hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Zaid dalam Shahih Muslim (234):
“Abdullah bin Zaid berkata, ‘Aku datang kepada Nabi SAW, lalu aku meminta petunjuk darinya tentang wudhu.’ Maka beliau menyerahkan kepada ku sebuah bejana berisi air, lalu beliau mulai mencuci kedua tangannya sebanyak tiga kali, kemudian mencuci wajahnya sebanyak tiga kali, lalu mencuci kedua tangannya hingga ke siku sebanyak tiga kali, kemudian mengusap kepalanya, lalu mencuci kedua kakinya hingga ke mata kaki sebanyak tiga kali Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Inilah wudhu yang telah Allah perintahkan kepada kita. Barangsiapa yang meninggalkan satu anggota badan dalam wudhu, pasti akan diharamkan baginya masuk surga.”
Dengan adanya firman Allah SWT dan hadis shahih ini, dapat disimpulkan bahwa agama Islam begitu mementingkan kebersihan kepada umatnya saat akan melakukan ibadah.
Bahkan, ketika dalam kondisi tidak ada air bersih yang bisa dipakai untuk berwudhu serta kondisi semisal yang menyebabkan tidak tersedianya air bersih, kita diwajibkan untuk tetap bersuci dengan Tayammum.
Baca juga: 8 Arti Mimpi Hamil dalam Islam, Sebuah Pertanda Baik?
Niat Wudhu dan Artinya
Segala hal berawal dari niat, layaknya mengerjakan pekerjaan dan beribadah, mengawali berwudhu juga harus dengan niat.
Dengan niat yang jelas dan tulus, wudhu kita akan lebih bermakna dan dapat membantu kita dalam menjalani kegiatan ibadah dengan khusyuk dan penuh kesadaran.
Seperti yang tertulis dalam hadis riwayat Bukhari yang berbunyi:
“Rasulullah SAW. menerangkan bahwa segala perbuatan tergantung kepada niatnya, dan seseorang akan mendapatkan balasan menurut apa yang diniatkannya.” HR. Bukhori
Berikut adalah bacaan niat berwudhu dan artinya yang sah sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW:
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitul whuduua liraf’il hadatsil asghari fardhal lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu karena Allah Ta’ala.”
Syarat Sah Wudhu
Syek Salim bin Sumair al-Hadrami dalam kitabnya Safinatun Naja menjelaskan bahwa ada sejumlah syarat sah wudhu yang harus dipenuhi.
1. Islam
Syarat sah wudhu yang pertama adalah pemeluk agama Islam
2. Suci dari Haid dan Nifas
Berwudu tidak diperkenankan bagi seorang muslimah yang sedang dalam hadas besar, yakni nifas atau haid.
Khusus hal ini, wudhu diperuntukkan untuk mandi wajib yang sudah dibahas di bab tata cara mandi wajib.
3. Berwudhu menggunakan air suci
Sebagai bentuk bersuci, dianjurkan untuk menggunakan air jika tidak dalam kondisi terdesak. Akan tetapi, kita juga perlu memperhatikan air yang digunakan untuk berwudhu.
Air yang boleh digunakan untuk berwudhu adalah air yang turun dari langit atau air tanah yang masih murni dan bebas dari najis.
Adapun jenis-jenis air yang bisa digunakan untuk berwudhu adalah sebagai berikut:
- Air hujan
- Air Sumur
- Air telaga
- Air terjun,laut atau sungai
- Ar dari lelehan salju atau hujan es
- Air dari tangki besar atau kolam
4. Tidak Ada Penghalang Basuhan Air ke Kulit
Menggunakan aksesoris yang menghalangi air masuk ke dalam tubuh seperti menggunakan kutek dan cat yang menempel di kulit menyebabkan wudhu tidak sah.
5. Mengetahui Rukun Wudhu
Ruku wudhu ada 6 yakni:
- Niat
- Membasuh wajah
- Membasuh kedua tangan sampai ke siku
- Mengusap kepala
- Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
- Tertib
6. Tamyiz
Tamyiz adalah kondisi seseorang dapat membedakan baik dan buruknya pekerjaan (Baliq & Berakal). Orang gila tidak sah wudhunya, sebab ia tidak dapat membedakan mana yang salah dan benar.
7. Mengetahui hukum wudhu adalah wajib
8. Tidak boleh beri`tiqad (berkeyakinan) bahwa salah satu dari fardhu–fardhu wudhu`hukumnya sunnah (tidak wajib).
9. Masuk waktu sholat yang dikerjakan.
10. Dilakukan Terus menerus
Hukum Berwudhu
Sama halnya dengan sholat yang memiliki hukum wajib dan sunnah untuk dikerjakan. Begitu juga dengan berwudhu.
Untuk lebih jelas, simak penjelasan di bawah ini:
1. Fardhu / Wajib
Wudhu menjadi wajib dilakukan jika hendak melakukan sholat, sujud tilawah, thawaf, dan menyentuh Mushaf Al-Quran.
Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Waqiah ayat 77-79:
(٧٩)لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ (٧٨)فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ (٧٧) إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
Innahu laqur-aanun kariimun, fii kitaabin maknuunin, laa yamassuhu illaa almuthahharuuna
Artinya: “Sesungguhnya Al-quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang telperihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan”.
2. Sunnah
- Yang pertama, dikatakan sunnah jika mengulangi kegiatan wudhu setiap kali sholat meskipun wudhu sebelumnya belum batal. Namun hal ini tidak berlaku jika seorang muslim tidak yakin apakah wudhu yang dilakukan sebelumnya sudah batal atau belum.
- Sunnah yang kedua, yakni berwudhu ketika hendak melakukan kegiatan sehari-hari.
- Berwudhu sebelum tidur, terutama ketika seseorang berada pada keadaan junub.
- Sunnah yang selanjutnya yakni, dianjurkan untuk berwudhu sebelu melakukan mandi wajib.
- Wudhu yang dilakukan saat hendak mengulangi hubungan badan
- Saat marah, seorang muslim disunnahkan untuk melakukan wudhu dan senantiasa mengingat Allah SWT, agar meredakan amarah yang dirasakan.
- Berwudhu saat akan melaksanakan adzan dan iqamat.
3. Makruh
Makruh jika sebelumnya sudah berwudhu, namun mengulanginya lagi saat hendak melakukan shalat.
4. Haram
Haram melakukan wudhu dengan air hasil curian, air yang tidak suci lagi mensucikan
Tata Cara Wudhu yang Benar dari Awal Sampai Akhir
Setelah mengetahui pentingnya bersuci dengan wudhu sebelum beribadah, memahami cara wudhu yang benar juga merupakan dari bersuci yang perlu diperhatikan.
Selain itu, tata cara wudhu bagi pria maupun wanita tidak memiliki dalil yang membedakannya. Berikut ini urutan cara wudhu yang benar:
1. Membaca Basmallah dan niat di dalam hati
2. Mencuci kedua tangan sebanyak tiga kali
Dengan gerakan menyeka pada sela-sela jari telapak tangan yang dimulai dari tangan kanan kemudian tangan kiri
3. Berkumur
Berkumur sebanyak 3 kali, dengan gerakan utuh membersihkan mulut (bahkan dari sisa-sisa makanan yang masih ada pada mulut)
4. Membasuh Hidung
Membasuh lubang hidung secara menyeluruh, sebanyak 3 kali gerakan.
5. Membasuh Muka
Membasuh seluruh permukaan wajah dengan rata, sebanyak 3 kali gerakan memutar sekeliling wajah.
6. Membasuh kedua tangan kanan dan kiri
Membasuh kedua tangan hingga mencapai siku, sebanyak 3 kali gerakan memutar dan menyeluruh ke permukaan tangan.
7. Membasuh kepala
Basuh kepala mulai dari ubun-ubun mengenai rambut hingga ke dagu sebanyak tiga kali.
8. Membersihkan kedua telinga
Selanjutnya membersihkan kedua daun telinga, dilakukan secara bersamaan antara kanan dengan kiri.
Cara membasuhnya, masukan jari telunjuk ke dalam telinga, kemudian ibu jari mengusapkan kedua daun telinga dari bawah ke arah atas sebanyak tiga kali.
9. Membasuh Kaki hingga Atas Mata Kaki
Tata cara wudhu yang benar selanjutnya ialah membasuh kedua kaki hingga di atas mata kaki sebanyak tiga kali.
Caranya dimulai dari kaki bagian kanan terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan kaki kiri. Pastikan setiap lipatan di sela jari dan tumit belakang seluruhnya terkena basuhan air. Gosoklah supaya seluruh telapak kaki basah sempurna.
10. Membaca Doa setelah Wudhu
Doa Setelah Wudhu
Setelah selesai melakukan rukun berwudhu, sempurnakan wudhu dengan membaca doa setelahnya. Ketahui tata cara berdoa setelah wudhu, yakni menghadap kiblat dan menengadahkan kedua tangan kemudian berdoa secara kusyuk pada Allah ta’ala. Berikut bacaannya:
أَشْهَدُ أَنْ لآّاِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللّهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Latin: “Asyhadu allâ ilâha illallâhu wahdahû lâ syarîka lahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhû wa rasûluhû, allâhummaj’alnî minat tawwâbîna waj’alnii minal mutathahhirîna.”
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci (shalih).”
Hal-hal yang Membatalkan Wudhu
Setelah mengetahui tata cara wudhu yang benar serta dalil yang menyertainya. Perlu juga mengetahui beberapa hal yang dapat membatalkan wudhu:
- Keluarnya gas dari bagian belakang (kentut)
- Kehilangan janin atau keguguran
- Segala sesuatu yang keluar dari bagian depan dan belakang, baik sedikit maupun banyak, akan membatakan wudhu
- Keluarnya darah, nanah atau cairan kuning dari tubuh. Cairan ini akan membatalkan wudhu jika menyebar dari titik asalnya.
- Muntah sebanyak satu mulut penuh.
- Tidur yang membuat seseorang kehilangan kendali diri akan membatalkan wudhu.
- Pingsan,baik dalam waktu singkat maupun lama.
- Tertawa saat sholat, yakni tertawa dengan bersuara yang dapat didengar. Menurut mazhab syafi’I, tertawa keras saat sholat tidak membatalkan wudhu.
- Jika seseorang melakukan tayamum yan kemudian Ia bertemu dengan air.
- Kontak fisik intens antara pria dan wanita. Tidak masalah kontak tersebut menyebabkan keluarnya cairan ataupun tidak, wudhu akan tetap
- Bagi orang yang memiliki alasan khusus,seperti penyakit medis, wudhu mereka akan batal saat sholat telah berakhir.
- Mabuk karena disengaja dengan menggunakan narkoba ataupun menggunakan obat-obatan terlarang.
Demikianlah penjelasan mengenai wudhu dari niat hingga doa penutup. Semoga penjelasan di artikel ini bermanfaat bagi kamu yang membaca. Insyallah jika kita mengejar kebaikan, Allah SWT akan balas dengan kebaikan pula, aamiin. Sampai bertemu lagi, Assalamualaikum wr.wb.