Doa Nabi Nuh dalam Al-Qur’an untuk Kaum dan Anaknya!!

Nabi Nuh merupakan salah satu utusan Allah SWT untuk menyebarkan agama Allah kepada umat manusia. Namun, pada saat proses penyebaran agama itu berlangsung cukup lama, tibalah doa Nabi Nuh diserukan.

Salah satu Nabi yang dikenal sebagai bapak para umat setelah Adam adalah Nabi Nuh. Beliau memiliki kesabaran luar biasa untuk membimbing umat menuju agama Allah. Bahkan, dzikir Nabi Nuh tidak pernah berhenti untuk memohon kepada Allah.

Lantas, doa Nabi Nuh dalam surat apa? Allah SWT menerangkan kisah-kisah Nabi Allah di dalam Al-Qur’an secara berulang dan juga rinci.

Doa Nabi Nuh dalam Al-Qur’an untuk Umatnya

Dari titik balik usahanya untuk mengajak setiap orang mempercayai agama Allah SWT tetapi sudah mencapai puncak. Nabi Nuh berdoa agar Allah menyelamatkan umatnya dari pada orang-orang kafir yang jahat.

Beliau bisa menahan sakit dan pedihnya di cemooh serta di hajar pada masa itu. Nabi Nuh tidak kuasa jika harus menyaksikan penderitaan umatnya oleh orang-orang kafir yang berkuasa.

Doa Nabi Nuh menjadi salah satu bentuk doa mulia yang dipanjatkan oleh nabi untuk kelangsungan hidup umatnya. 

Beliau mengajak umatnya untuk naik ke atas bahtera yang telah dibuatnya selama ratusan tahun. Bagi orang kafir, Nabi Nuh dianggap sebagai orang gila karena tidak mungkin terjadi banjir pada masa itu.

Baca juga: Doa Nabi Ibrahim dalam Al-Qur’an ketika Dibakar dan Meminta Keturunan

Namun, setelah 950 tahun penantiannya dalam mengajak setiap golongan untuk masuk ke agama Allah. Justru hanya cemooh dan perilaku buruk yang didapatkan. 

Hal ini membuat Nabi Nuh mendoakan kaum kafir untuk dibinasakan oleh Allah SWT. Doa Nabi Nuh ini, pada akhirnya menjadi populer di kalangan muslim. 

Kejadian ini tidak seperti bayangan manusia di mana Nabi Nuh hilang kesabaran. Namun, Allah SWT telah menyampaikan kabar bahwa umatnya tidak akan bertambah seberapa keras usaha yang telah Beliau lakukan.

Namun, Allah SWT telah mengabarkan kepada Nabi Nuh untuk menyelamatkan seluruh umatnya dari bala yang akan terjadi.

Allah Ta’ala berfirman:

هِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِلا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ

Artinya : “Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!.” Nuh berkata: “Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) Yang Maha Penyayang”. Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan” (Huud: 42-43).

Pembahasan tentang kaum nabi Nuh juga terdapat dalam QS. Huud: 44.

وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Wa qīla yā arḍubla’ī mā`aki wa yā samā`u aqli’ī wa gīḍal-mā`u wa quḍiyal-amru wastawat ‘alal-jụdiyyi wa qīla bu’dal lil-qaumiẓ-ẓālimīn

Artinya: Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,” dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang zalim.”

Adapun bacaan doa Nabi Nuh untuk kaumnya yang kafir ada pada QS. Nuh ayat 26, yaitu:

Adapun bacaan doa Nabi Nuh untuk kaumnya yang kafir ada pada QS. Nuh ayat 26, yaitu:

وَقَالَ نُوحٌ رَبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا

Artinya: Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi” (Nuh: 26).

Jawaban dari doa Nabi Nuh, Allah jawab melalui firmanNya dalam surat Asy-Syuara: 119 – 120 berikut ini:

فَأَنْجَيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ * ثُمَّ أَغْرَقْنَا بَعْدُ الْبَاقِينَ

Artinya: “Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tersisa.” (Asy-Syuara 119-120).

Selain itu, Nabi Nuh juga memohon untuk keselamatan diri dan orang-orang yang beriman:

رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا

Rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā tabārā

Artinya: Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan,” (QS Nuh: 28).

Doa Nabi Nuh untuk Anaknya 

Sebenarnya doa Nabi Nuh juga termasuk ke dalam kisah yang ada dalam QS. Huud ayat 42-43. Dalam kisah tersebut dapat kita ketahui bahwa seorang putra dari Nabi Nuh saja tidak mempercayai bapaknya, bagaimana dengan umat lain?

Meskipun begitu, tidak semua anak dari Nabi Nuh ikut tenggelam. Dari 4 bersaudara, tiga diantaranya selamat dengan amanat dari Allah SWT untuk meneruskan keturunan dari Nabi Nuh AS.

Putra Nabi Nuh yang mati saat banjir bandang datang adalah Yam. Sedangkan ketiga putranya yang berhasil selamat dan ikut naik ke atas bahtera Nabi Nuh adalah Sam, Ham, dan juga Yafits.

Melihat bagaimana salah satu putranya tidak turut naik ke atas bahtera dan mulai dihadang banjir bandang. Nabi Nuh berdoa kepada Allah SWT.

وَنَادَىٰ نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ

Artinya: Dan Nuh berseru kepada Rabbnya sambil berkata: “Ya Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.” (QS. Hud: 45).

Allah menjawab dalam firmanNya QS. Hud: 46.

قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ ۖ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ ۖ فَلَا تَسْأَلْنِ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۖ إِنِّي أَعِظُكَ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْجَاهِلِينَ

Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (QS. Hud: 46).

Menyesali ucapannya kepada Allah SWT. Nabi Nuh pun memohon ampun serta perlindungan kepada Allah SWT dari berbagai sifat yang tidak diketahuinya.

قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Artinya: Nuh berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Hud: 47).

Nah, itulah mengenai doa Nabi Nuh untuk umat dan juga anaknya. Banyak sekali kisah yang sebenarnya bisa membuat kita tersadar bagaimana adil dan bijaksanaNya Allah SWT kepada setiap umatnya.

Oleh karena itu, janganlah kita takabur dan mendekati keburukan. Karena jalan kebaikan dan janji Allah SWT atas segala perlindungan sangat nyata dan benar adanya.

Selalu mendekat dan meminta perlindungan kepada Allah SWT atas segala cobaan dan permasalahan hidup. Berharap hal-hal yang benar selalu menyelimuti kita dan keimanan selalu hidup di hati masing-masing umat Islam.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment