10 Dosa Besar Istri Terhadap Suami yang Sering Dianggap Remeh

Dalam Islam, suami merupakan surga atau neraka bagi istri. Dosa besar istri terhadap suami akibat ketidaktaatan atau kepatuhan menjadi penghalang dalam masuk surga. Hal ini pentingnya untuk mendapatkan ridho suami atas istrinya.

Apabila suami tidak ridho, maka seorang istri akan mendapatkan dosa besar sehingga bisa dikatakan sebagai durhaka serta kufur nikmat.

Tentunya sebagai istri ingin menghindari perbuatan tersebut agar selamat dunia akhirat.

Alasan Mengapa Istri Harus Patuh pada Suami

Ketaatan istri kepada suami adalah konsep yang penting dalam sebuah pernikahan. Bentuk ketaatan ini tentunya bagian dari kerangka ajaran agama yang memberikan pedoman tentang bagaimana hubungan pernikahan.

Hal ini terlepas dari fungsi dan tugas dalam menjalankan tanggung jawab masing-masing pihak. Suami yang taat dan paham agama tentunya membimbing istri dan keluarga ke jalan yang benar serta menafkahi secara fisik dan rohani.

Begitu juga sebaliknya, istri sebagai pasangan dari suami harus selalu patuh dengan apa yang diperintahkan oleh suami sebagai pemimpin. Hal ini tertulis secara jelas dalam Al-Qur’an dan sabda dari Nabi Muhammad SAW.

1. Berdasarkan Al-Qur’an

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat muslim tentunya mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pernikahan antara suami dan istri. Dalam Al-Qur’an kita bisa menemukan beberapa ayat yang membahas pernikahan.

Hal ini tentu saja mencakup bagaimana istri harus taat pada suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga.

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Ar-rijālu qawwāmụna ‘alan-nisā`i bimā faḍḍalallāhu ba’ḍahum ‘alā ba’ḍiw wa bimā anfaqụ min amwālihim, faṣ-ṣāliḥātu qānitātun ḥāfiẓātul lil-gaibi bimā ḥafiẓallāh, wallātī takhāfụna nusyụzahunna fa’iẓụhunna wahjurụhunna fil-maḍāji’i waḍribụhunn, fa in aṭa’nakum fa lā tabgụ ‘alaihinna sabīlā, innallāha kāna ‘aliyyang kabīrā.

Artinya:

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisa: 34).

Baca juga: Hadits tentang Ghibah: Larangan dan Ancaman Bagi Pelakunya

2. Berdasarkan Hadits Nabi Muhammad SAW

Tidak hanya di dalam Al-Qur’an yang membahas terkait pentingnya istri untuk selalu patuh atau taat pada suami, tapi juga Rasulullah SAW dalam sabdanya. 

Rasulullah bahkan menjamin istri yang taat pada suami masuk dalam surga apabila telah wafat.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ

Artinya:

“Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi No. 1161 dan Ibnu Majah No. 1854).

Dari hadits ini tentunya kita bisa mengetahui apabila seorang istri beriman selama hidup selalu memperhatikan kewajiban suami sampai ridha, maka seorang istri ini akan dijamin masuk surga atau bahkan diampuni oleh Allah SWT atas dosanya.

Dosa Besar Istri Terhadap Suami

Setelah mengetahui alasan mengapa istri harus taat atau patuh kepada suami, maka selanjutnya kita bisa mengetahui perilaku atau sifat yang mungkin bisa menjadi dosa besar istri terhadap suami dalam berumah tangga.

Berikut ini beberapa perilaku atau sifat yang bisa menyebabkan dosa besar istri terhadap suami.

1. Tidak Taat pada Suami

Dalam pernikahan, apabila orang tua atau wali telah menyerahkan istri pada suami, maka kewajiban taat terhadap suami menjadi hak yang paling tinggi dan harus dipenuhi setelah kewajiban dengan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Hal ini juga menjadi sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:

لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ ِلأَحَدٍ َلأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا

Artinya:

“Seandainya aku boleh menyuruh seseorang sujud kepada seseorang, maka aku akan perintahkan seorang wanita sujud kepada suaminya” (HR. At-Tirmidzi No. 1159).

Dari hadits diatas menjelaskan bahwa sejatinya perempuan yang shaleh kepada Allah SWT harus taat kepada suami setelah mereka sah dalam melakukan pernikahan.  Istri harus taat pada suami mencakup segala hal yang baik.

2. Berzina dengan Laki-Laki Lain

Berzina merupakan perbuatan dosa besar yang paling dibenci oleh Allah SWT. Hukum dari berzina haram bagi orang atau pasangan yang bukan muhrim. Allah SWT telah melarang seluruh hamba-Nya melakukan zina.

Hal ini tercantum dalam Surat Al-Isra ayat 32 yang berbunyi:

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلً

Wa lā taqrabuz-zinā innahụ kāna fāḥisyah, wa sā`a sabīlā.

Artinya:

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).

Baca juga: 10 Doa Agar Seseorang Merindukan Kita, Insyallah Manjur

3. Berkhianat pada Suami

Berkhianat atau berselingkuh saat ini menjadi hal yang sering kita jumpai. Sejatinya, istri yang melakukan perselingkuhan merupakan perbuatan yang menyakiti perasaan suami.

Oleh karena itu, dosa istri kepada suami yang sangat dibenci Allah SWT dan diberikan balasan yang setimpal, sesuai dengan firman-Nya:

ضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱمْرَأَتَ نُوحٍ وَٱمْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَٰلِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ ٱللَّهِ شَيْـًٔا وَقِيلَ ٱدْخُلَا ٱلنَّارَ مَعَ ٱلدَّٰخِلِينَ

Daraballāhu maṡalal lillażīna kafarumra`ata nụḥiw wamra`ata lụṭ, kānatā taḥta ‘abdaini min ‘ibādinā ṣāliḥaini fa khānatāhumā fa lam yugniyā ‘an-humā minallāhi syai`aw wa qīladkhulan-nāra ma’ad-dākhilīn.

Artinya:

“Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)”. (QS. At-Tahrim: 10).

4. Menolak Ajakan Berhubungan Intim

Dosa besar istri terhadap suami selanjutnya adalah menolak ajakan suami untuk berhubungan intim. Perbuatan dibenci oleh Allah SWT, apabila istri dalam keadaan baik dan memungkinkan untuk berhubungan badan.

Dari Abu Hurairah menyatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila ada seorang suami yang mengajak istrinya ke tempat tidur kemudian istrinya menolak sehingga suaminya marah atas dirinya, maka malaikat melaknat perempuan tersebut hingga datangnya pagi hari.” (HR. Bukhari).

5. Berdusta pada Suami

Berdusta atau berbohong merupakan perbuatan dosa seorang istri kepada suami yang tentu saja dibenci oleh Allah SWT. Hal ini tentunya mencakup hal-hal apa saja, termasuk uang yang dikeluarkan untuk belanja dan lain sebagainya.

Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW:

“Berhati-hatilah pada dusta. Sesungguhnya dusta akan membawa pada neraka. Selama seseorang berdusta dan selalu memilih untuk berdusta, maka ia akan tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta atau pembohong”. (HR. Bukhari).

6. Tidak Menemani Suami Tidur

Sepasang suami dan istri diwajibkan untuk selalu tidur bersama selama situasi tertentu yang memungkinkan. Hal ini jelas bahwa istri yang ingin tidur sendiri atau bersama anak-anak harus meminta izin terlebih dahulu dengan suami.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Apabila seorang wanita menghindari tempat tidur suaminya pada malam hari, maka para malaikat melaknatnya hingga pagi hari”. (HR. Muslim).

Apabila istri tidak mau menemani suami ketika tidur, maka itu termasuk perbuatan dosa besar. Cara menebus dosa istri kepada suami apabila telah melanggar adalah dengan meminta maaf sampai suami memaafkan dan meridhoinya.

7. Menjerumuskan Suami

Seorang istri dianjurkan untuk mengingatkan suami dalam berbuat kebaikan dan berada di jalan Allah SWT. Apabila menjerumuskan bahkan melakukan hal-hal yang dilarang syariat, maka merupakan perbuatan dosa besar.

8. Keluar Rumah tanpa Izin

Islam menjelaskan bahwa istri merupakan pendamping suami. Apabila istri ingin pergi keluar rumah atau bepergian, maka dianjurkan untuk memberi tahu dan selalu meminta izin terlebih dahulu pada suami untuk keluar rumah.

9. Tidak Menghormati Keluarga Suami

Dosa besar istri terhadap suami lainnya adalah tidak menghormati keluarga suami. Alasan mengapa penting menghormati keluarga adalah untuk menjaga keharmonisan. Istri harus menjunjung tinggi suami beserta keluarga besarnya.

10. Puasa Sunnah tanpa Izin Suami

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: 

“Siapa saja istri berpuasa (sunnah) tanpa izin suaminya, lalu suaminya mengajak bercampur, tetapi ia menolaknya (karena sedang berpuasa), maka Allah tetapkan ia berbuat tiga dosa besar.” (HR. Thayalisi).

Hal ini menjelaskan bahwa istri harus meminta izin terlebih dahulu pada suami, apabila ingin berpuasa sunnah. Apabila suami mengizinkan, maka istri bisa berpuasa sunnah. Demikian sebaliknya, istri harus patuh terhadap perintah suami.

Dosa besar istri terhadap suami ini mungkin terlihat sepele apabila diabaikan. Namun, jelas ganjaran yang diterima istri atas perbuatan dosa tersebut akan dibalas oleh Allah SWT. Karena itu, penting untuk selalu taat dan patuh pada suami.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment