Hukum Menyukai KPOP dalam Islam, Kupas Tuntas

Industri Kpop kian gencar bekembang di kalangan muda mudi, bahkan beberapa perusahaan besar di Indonesia banyak yang berkiblat dengan Korea, salah satunya musik. Menilik ketenaran Kpop membuat sebagian orang menggilainya. Namun bagaimana sebenarnya hukum menyukai Kpop dalam Islam?

Pengidola memang sering kali menutup mata dan tidak mempertanyakan keyakinan yang dianut idolanya, bahkan dengan sukarela untuk meniru budaya dan perilaku sang idola.

Meski sebagian orang mengatakan bahwa mengidolakan juga memiliki batasan, namun bagaimana tanggapan Islam dalam hal ini?

Mengenal Lebih Dekat Orang yang Mengidolakan Kpop

Seiring dengan perkembangan tren musik dan juga fashion di seluruh dunia, memberi kesempatan yang besar bagi berkembangnya industri Kpop di gancah International. Dahsyatnya perkembangan ini, bahkan membuat virus Kpop menjadi satu di antara banyak virus yang menyerang Indonesia.

Sudah menjadi pembahasan publik jika sebagian remaja Indonesia menggilai Kpop hingga kerap kali melupakan dunia nyata. Bahkan bukan hanya kaum remaja, orang-orang dewasa juga banyak yang mengalami kecanduan akan Kpop.

Agamanya pun beragam, termasuk di antaranya adalah kaum muslim/muslimah. Tak jarang perdebatan pro-kontra sesama remaja mengenai hal-hal yang menyangkut obsesi mereka dengan Kpop.

Beberapa pengamat, menyimpulkan bahwa sebagian orang yang menyukai Kpop akan lupa dengan jati diri mereka sendiri dan akan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Namun sebagian di antaranya hanya sekadar suka dan menikmati musik yang ada.

  1. Bahkan terdapat beberapa indikasi umum yang kerap kali kita lihat pada seseorang yang mengidolakan Kpop secara berlebihan:
  2. Menyukai drama korea dan atau lagu-lagu korea
  3. Rela meluangkan waktu berjam-jam hanya untuk menonton drama atau mendengarkan lagu korea
  4. Mengoleksi foto-foto artis korea
  5. Membeli majalah-majalah tertentu untuk mengetahui kehidupan artis korea favoritnya
  6. Berusaha keras untuk menonton konser offline artis korea
  7. Mempelajari bahasa korea tanpa tujuan yang jelas
  8. Menggunakan bahasa korea tertentu dalam kehidupan nyata
  9. Membaca AU atau karangan-karangan yang seringkali berbau gay dan pornografi.
  10. Meniru gaya hidup idola koreanya dan masih banyak lagi.

Poin-poin di atas merupakan gambaran bagi mereka yang terlalu mengidolakan Kpop. Pada tahap akut, sebagian orang akan terhipnotis dan terikat dengan sosok yang diodalakan tersebut, hingga nasehat tidak akan pernah menjadi pertimbangan dalam hidupnya.

Mereka akan terdorong berlaku implusif dan mengikuti perkembangan idolanya secara terus-menerus, mulai dari gaya hidup, drama, lagu, barang-barang yang digunakan hingga cara berpakaiannya. Maka jangan heran jika kerap kali frekuensi ibadah, belajar hingga bersosialisasi akan menurun drastis karena disibukkan oleh Kpop.

Baca juga: 12 Contoh Puisi Agama Islam yang Inspiratif dan Penuh Makna

Hukum Menyukai Kpop dalam Islam

Allah SWT memberikan raga yang sempurna serta akal, guna kita mempertimbangkan sesuatu yang akan kita lakukan memiliki dampak baik atau buruk di dunia, termasuk mengenai perihal mengidolakan seseorang.

Oleh sebab itu, sebelum mengidolakan Kpop, sebaiknya ketahui terlebih dahulu hukum menyukai Kpop dalam Islam. Ingat selalu bahwa setiap hal yang kita kerjakan di dunia harus dipertanggungjawabkan di akhirat kelak!

Maka, sebelum terjerumus ke jalan yang salah, penting bagi kita untuk mengenal dan memahami terlebih dahulu ilmunya. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah pada surat An-Nahl ayat 106 yang berbunyi:

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” ( QS. An-Nahl : 106)

Sebagian orang berpendapat bahwa baik buruknya suatu idola dilihat dari agamanya. Jika ia kafir, maka kafir pula yang mengidolakannya. Hal ini semakin diperkuat dengan firman Allah swt. berikut ini.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad).

Karena rasa kasih sayang, padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu.

Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang.

Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.” (QS. Al Mumtahanah : 1)

Bahkan dalam suatu kisah, dari Anas bin Malik, beliau menceritakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak sholat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shahih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Dalam kisah tersebut, Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan keutamaan orang yang mencintai Rasulullah SAW. Namun kecintaan ini tentu dilakukan dengan melakukan erintah Allah dan Rasul-Nya, menjauhi larangan dan beradab sesuai yang diajarkan oleh syariat Islam.

Dan lihatlah bagaimana perbedaan antara yang mengidolakan aktor, aktris, selebriti dan olahragawan dengan umat muslim yang mengidolakan Rasulullah SAW. Perbedaan sesungguhnya terletak pada akhir kehidupan seseorang.

Dalam riwayat Thobroni dalam Mu’jamnya, dari ‘Aisyah secara marfu’ (sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam),

لَا يُحِبّ أَحَد قَوْمًا إِلَّا حُشِرَ مَعَهُمْ يَوْم الْقِيَامَة

“Tidaklah seseorang mencintai suatu kaum melainkan dia akan dikumpulkan bersama mereka pada hari kiamat nanti.” (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 11/164, Asy Syamilah).

Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa hukum menyukai Kpop dalam Islam adalah haram, sebab kelemahan manusia yang sering lupa jika menyukai sesuatu dengan berlebihan. Sebab dianjurkan bagi seorang muslim untuk menghindari sesuatu hal yang memiliki banyak kemudhorotan.

Selain itu, telah dijelaskan dalam suatu hadits Rasulullah SAW mengenai kelemahan manusia akan hal-hal tersebut, dikhawatirkan akan menjadi orang yang menyerupai meski tidak mengimani.

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ: فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR Abu Dawud : 4031 dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud).

Ash-Shon’ani menyatakan tatkala menjelaskan makna hadits ini:

والحديث دال على أن من تشبه بالفساق كان منهم أو بالكفار أو المبتدعة في أي شيء مما يختصون به من ملبوس أو مركوب أو هيئة

“Dan hadis ini menunjukkan bahwa siapa yang meniru orang fasik atau orang kafir atau ahli bidah pada perkara yang menjadi ciri khas mereka, baik dari pakaian, tunggangan, rupa, maupun cara adalah bagian dari mereka.” (Subulussalam : 4/192-193).

Itulah dia hukum menyukai Kpop dalam Islam. Pada dasarnya, Islam hadir dengan Allah berikan segala kemudahan bagi umatnya, namun akan lebih baik apabila kita memilah segaa perbuatan yang akan kita lakukan di dunia dan menghindari hal-hal ang mengandung mudhorot.

Semoga artikel ini dapat menggugah hati ita agar selalu bertawakal dan mengidolakan yang sesuai dengan syariat muslim. Aamiin.

Share:

Seorang wanita akhir zaman yang menyukai sastra dan ingin menjadi penulis yang bermanfaat!

Leave a Comment