10 Penyakit Hati dalam Islam, Dampak dan Cara Mengatasinya  

Penyakit hati dalam Islam merupakan salah satu gangguan yang ada pada hati dan emosi seorang muslim. Penyakit hati bukanlah suatu penyakit yang berhubungan dengan medis seperti penyakit liver dan lainnya.

Penyakit hati ini lebih dikenal sebagai istilah “maaridh al-qulub”.

Hal ini mengacu pada berbagai macam gangguan emosi dan psikis yang dapat mempengaruhi kesehatan mental dan spiritual seseorang. 

Kenali Apa itu Penyakit Hati dalam Islam

Penyakit hati termasuk salah satu gangguan yang berasal dari kelemahan, kurangnya iman dan ketidakmampuan untuk memahami serta menerima kehendak Allah. Penyakit hati ini juga dapat mempengaruhi perilaku dan tindakan seseorang. 

Allah telah menjelaskan hal mengenai penyakit hati di dalam Al-Qur’an, yaitu:

وَأَمَّا ٱلَّذِينَ فِى قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَىٰ رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كَٰفِرُونَ

Artinya:

“Dan bagi mereka yang memiliki penyakit hati, dengan surat ini skeptisisme mereka meningkat, di samping (yang sudah) skeptis, dan mereka mati dalam keadaan tidak percaya.” (QS. At-Taubah ayat 125).

Dalam ayat yang ada di atas disebutkan bahwa penyakit hati dalam Islam dapat menimbulkan jurang keragu-raguan. Hal ini juga akan menyebabkan kematian dalam keadaan kafir atau tidak beriman kepada Allah.

Baca juga: Pengertian Toleransi dalam Islam dan Batasan-Batasannya

Nabi Muhammad (saw) juga telah menyebutkan dalam haditsnya bahwa hati adalah salah satu organ yang terpenting dalam tubuh manusia. Hati inilah yang akan dapat mempengaruhi seluruh tubuh.

“Kamu tahu bahwa di dalam tubuh manusia saat ini terdapat segumpal daging. Apabila segumpal daging tersebut baik, maka baiklah tubuh. Namun, jika segumpal daging buruk, rusaklah seluruh tubuh. Kamu harus tahu bahwa segumpal daging adalah hati” (H.R. Bukhari).

Jenis-Jenis Penyakit Hati Wajib Dipahami

Penyakit hati dalam Islam saat ini memiliki beberapa jenis. Segala macam penyakit hati dapat mengikis keimanan kepada Allah, berikut ini jenis-jenisnya:

1. Penyakit Hati berupa Hasad

Penyakit hati yang pertama menurut Islam adalah kecemburuan. Hasad atau disebut juga penyakit hati dengki adalah sifat orang yang tidak suka ketika orang lain bahagia.

Hasad merupakan salah satu penyakit hati yang berbahaya. Hal ini karena dapat merusak hubungan sosial dan emosional serta dapat menghalangi kesuksesan maupun kebahagiaan hidup. 

Dalam Islam, perbuatan jahat seringkali dianggap terlarang dan dikutuk. Hal ini dapat dilihat dalam beberapa ayat Alquran, misalnya yang ada dalam Surat Al-Falaq ayat 5:

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

Artinya: “Dari kejahatan iri ketika dia iri.” (Q.S Al-Falaq Ayat 5)

Penyakit hati dalam Islam juga disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW, “Waspadalah terhadap dengki (dengki dan dengki), sesungguhnya dengki itu akan memakan habis pahala seperti api memakan kayu.” (HR. Abu Dawud).

2. Penyakit Hati berupa Kesombongan

Sombong dalam Islam adalah salah satu perilaku atau sikap merasa lebih unggul dan lebih baik dari orang lain. Seseorang yang memiliki sifat ini juga akan meremehkan atau merendahkan orang lain. 

Kesombongan merupakan suatu penyakit hati yang sangat dikritik dalam Islam. Hal ini tentunya karena dapat menghambat pencapaian dan kesuksesan seseorang serta merusak hubungan sosial.

Dalam Islam, kesombongan ini seringkali dianggap sebagai perbuatan buruk dan dilarang. Hal ini karena dapat membuat seseorang menjadi sombong, memandang rendah orang lain serta menganggap dirinya paling baik dan paling tulus. 

Sifat seperti ini berbeda dengan ajaran Islam yang selalu mengikuti kebenaran. Apalagi Islam juga selalu menyuruh umatnya berusaha memperbaiki diri menjadi lebih baik. Allah berfirman dalam Al Qur’an Al-Isra ayat 37 antara lain:

وَلَا تَمْشِ فِى ٱلْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ ٱلْأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ ٱلْجِبَالَ طُولًا

Artinya:

“Dan jangan berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu tidak akan pernah menembus bumi dan kamu tidak akan pernah mencapai ketinggian gunung.” (QS. Al-Isra ayat 37).

3. Penyakit Hati berupa Riya

Penyakit Hati berupa Riya

Riya adalah suatu perbuatan atau perilaku yang biasanya dilakukan oleh seseorang untuk menunjukkan kepada orang lain, bahwa dia adalah orang yang saleh atau memiliki amal baik.

Namun, pada kenyataannya tujuan utamanya bukanlah untuk menyenangkan Allah, melainkan untuk dipuji, diakui atau dihargai oleh orang lain. 

Riya sendiri termasuk salah satu bentuk penyakit hati yang dapat menghambat kesuksesan dan keberhasilan seseorang. Selain itu, penyakit ini juga akan mempengaruhi hubungannya dengan Allah.

Dalam Islam, riya saat ini dianggap sebagai perbuatan yang sangat buruk dan dikritik. Hal ini tentunya karena dapat membuat seseorang menjadi sombong.

Bahkan, orang tersebut akan merasa bangga dengan perbuatannya dan menganggap dirinya lebih baik dari orang lain.  Allah berfirman dalam Al Quran, (surah Al-Baqarah ayat 264), antara lain:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُبْطِلُوا۟ صَدَقَٰتِكُم بِٱلْمَنِّ وَٱلْأَذَىٰ كَٱلَّذِى يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا۟ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ

Artinya:

“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menyia-nyiakan (pahala) amalmu dengan menyebutkannya dan menyakiti (perasaan penerimanya). Misalnya saja seperti orang yang memberikan hartanya untuk kepentingan orang banyak dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari esok. Maka gambaran orang ini seperti batu licin, di atasnya ada kotoran, lalu batu bertemu hujan deras menjadi bersih (tidak ada lagi kotoran). Mereka tidak memiliki kendali atas apapun yang diperjuangkan karena Tuhan tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang tidak beriman”. (QS Al-Baqarah ayat 264).

4. Penyakit Hati berupa Kikir

Kikir dalam Islam adalah salah satu sifat atau perilaku yang menunjukkan sikap menolak. Di mana tidak ingin memberi sesuatu dengan hati yang tidak tulus atau sedikit rasa keberadaan hati. Kikir ini sering dikaitkan dengan keserakahan.

Hal ini karena seseorang tidak mau memberikan kebaikan atau membantu orang lain. Allah juga telah menyebutkan tentang orang-orang kikir dalam Al-Qur’an, antara lain:

وَلَا يَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya:

“Jangan sekali-kali orang-orang yang pelit dengan harta yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa pelit itu baik bagi mereka. Sebenarnya, mereka akan dirantai di leher pada hari kiamat, dan semua kekayaan (yaitu) di langit dan di bumi akan menjadi milik Allah. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Imran ayat 180).

5. Penyakit Hati berupa Ujub

Penyakit Hati berupa Ujub

Ujub dalam Islam adalah salah satu sifat atau perilaku yang mengungkapkan rasa bangga atau merasa lebih unggul dari orang lain dalam hal perbuatan atau prestasi. 

Ujub seringkali dikaitkan dengan kesombongan dan termasuk penyakit hati menurut Islam.

Di mana perasaan lebih baik dari orang lain, sehingga dapat menghambat kesuksesan seseorang serta mempengaruhi hubungannya dengan Tuhan.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda bahwa ujub dapat menuju ke jurang kehancuran. 

“Ada tiga hal yang mengarah ke jurang kehancuran, antara lain: keserakahan dan kikir, nafsu (selalu mengundang keburukan) dan ujub (keegoisan)”. (HR. Abdur Razaq, hadits hasan).

Baca juga: 7 Adab Menjenguk Orang Sakit Dalam Islam Sesuai Sunnah

6. Penyakit Hati berupa Cinta Dunia

Dalam Islam, cinta dunia sebenarnya memiliki dua arti yang berbeda, yaitu cinta akan keindahan dan kebaikan yang telah diciptakan oleh Allah di dunia. Selain itu, ada cinta yang berlebihan terhadap kekayaan, kedudukan dan hal-hal yang lain.

Kesenangan duniawi memang dapat mengganggu keseimbangan hidup dan merusak hubungan dengan Tuhan. Cinta akan keindahan dan kebaikan yang telah diciptakan oleh Allah SWT di dunia sangat dianjurkan dalam Islam.

Hal ini karena cinta dapat mempererat hubungan seseorang dengan Allah. Namun, cinta dunia yang berlebihan dan tidak seimbang juga akan dapat mempengaruhi keseimbangan hidup seseorang.

Bahkan, hal ini dapat mengganggu hubungan seseorang dengan Tuhan. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam juga telah menyebutkan tindakan mencintai dunia dalam haditsnya. 

“… Akan tiba saatnya orang lain akan bersaing untukmu seperti orang lapar berebut makanan di atas piring,’ para sahabat bertanya, ‘Apakah karena saat itu kami tidak sedikit, wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, “Tidak, sebenarnya kamu sangat banyak saat itu, tapi sifatmu seperti buih yang mengapung di laut, dan di dalam jiwamu ada kelemahan ruh,” Sahabat bertanya, “Apa arti kelemahan jiwa wahai Rasulullah? Dia menjawab: ‘Cinta dunia dan takut mati'” (H.R. Abu Daud).  

7. Penyakit Hati berupa Buruk Sangka

Prasangka, juga dikenal sebagai suudzon, yang merupakan sikap negatif atau curiga terhadap seseorang tanpa alasan yang jelas atau bukti. Dalam Islam, prasangka ini seringkali dianggap dosa besar yang harus dihindari. 

Hal ini karena dapat merusak hubungan sosial dan kepercayaan di antara orang-orang. Allah melarang umat Islam dari memiliki sikap prasangka yang palsu. 

Dalam Alquran, Allah telah berfirman bahwa : 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya:

“Hai orang-orang beriman! Jauhi prasangka, sebenarnya sebagian prasangka itu dosa dan jangan salahkan orang lain dan jangan sampai ada diantara kalian yang memfitnah orang lain. (Surat Al-Hujurat ayat 12).

8. Penyakit Hati berupa Sum’ah

Sum’ah berasal dari kata sama’a yang berarti mendengarkan. Artinya, sum’ah merupakan salah satu dampak penyakit hati dalam Islam berupa mendengarkan kebaikan terhadap orang lain.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperingatkan umat Islam dalam haditsnya: “Siapa pun yang melakukan Sum’ah akan langsung diperlakukan oleh Allah dengan seperti itu dan siapapun yang melakukan riya akan dibalas dengan riya juga.” (HR. Bukhari).

Maka jika melakukan Sum’ah, aibmu akan dinyatakan di akhirat di hadapan umat manusia. Sedangkan diganjar dengan riya, maksudnya adalah pahala atas perbuatannya akan diperlihatkan, tetapi tidak diberikan pahala kepadanya.

9. Penyakit Hati berupa Taqtir

Taqtir bisa disebut juga pelit. Orang yang taqtir pasti tidak ingin apa yang menjadi miliknya dibagikan secara bebas kepada orang lain. 

Sedangkan pahala sedekah itu sangat luar biasa. Allah juga berfirman dalam Al-Quran: “Jangan sekali-kali orang-orang yang pelit dengan harta yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira bahwa pelit itu baik bagi mereka. Padahal, keserakahan ini merugikan mereka. 

وَلَا يَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ هُوَ خَيْرًا لَّهُم ۖ بَلْ هُوَ شَرٌّ لَّهُمْ ۖ سَيُطَوَّقُونَ مَا بَخِلُوا۟ بِهِۦ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ وَلِلَّهِ مِيرَٰثُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Artinya:

“Kekayaan yang mereka berikan akan dikenakan di leher mereka pada Hari Pengadilan. Dan semua properti (yaitu) di surga dan di bumi adalah milik Allah. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali’ Imran ayat 180).

10. Penyakit Hati berupa Angan-Angan Panjang

Penyakit hati dalam Islam terakhir adalah angan-angan. Perilaku ini sangat berbahaya karena seseorang akan terlalu fokus pada keinginannya sehingga terlalu mengabaikan hal-hal baik dan penting lainnya. 

Seolah-olah waktu yang dimilikinya, bisa menjalankan semua angan-angannya agar tercapai. “Orang berakal adalah orang yang tidak berangan-angan panjang. 

Bagi orang yang berangan-angan panjang, maka tindakannya lemah. Siapa yang dijemput ajalnya, angan-angannya pun sia-sia. Orang bijak tidak akan mati tanpa makanan, berdebat tanpa alasan dan perselisihan tanpa kekuatan. 

Dengan alasan, jiwa akan hidup; hati akan bersinar; pekerjaan akan terus berjalan dan dunia akan terus berlanjut. (Ibn Hayyan al-Basti, Raudhatu al-‘Uqala’ wa Nuzhatu al-Fudhala’).

Penyebab Penyakit Hati dalam Islam

Penyakit hati menurut Islam sangat berbahaya, sehingga harus dihindari. Apa saja penyebab penyakit hati? berikut penjelasannya:

1. Kurangnya Iman kepada Allah

Tentu saja, penyebab penyakit hati dalam Islam adalah kurangnya iman kepada Allah. Hati yang tidak beriman kepada Allah, tentunya akan diselimuti keburukan dan penyakit hati akan timbul dengan sendirinya.

2. Mengeluh

Mengeluh adalah penyebab penyakit hati menurut Islam yang paling buruk. Seseorang yang terlalu banyak mengeluh tentunya akan menjadi malas dan iri hati. 

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا

Artinya:

“Sesungguhnya manusia telah diciptakan untuk mengeluh dan pelit. Ketika dia dalam kesulitan, dia mengeluh, dan ketika dia dalam keadaan baik, maka dia pelit.” (QS. Al-Ma’arij ayat 19-21).

3. Tidak Pernah Bersyukur

Bersyukur berarti merasa cukup atas semua hal yang Allah berikan. Orang yang tidak bersyukur tentunya akan berpotensi menimbulkan berbagai penyakit hati dalam Islam.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah makanan yang lezat yang Kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah, jika memang itu yang kamu sembah.” (QS. Al-Baqarah ayat 172).

4. Melakukan Hal-hal Jahat

Perbuatan durhaka kepada Allah juga sebenarnya akan mengeraskan hati seorang muslim dan sulit menerima nasehat baik dari orang lain. Orang berdosa tentunya akan menjadi egois, kotor, serta mudah tersinggung.

وَمَاۤ اُبَرِّئُ نَفۡسِىۡ‌ۚ اِنَّ النَّفۡسَ لَاَمَّارَةٌۢ بِالسُّوۡٓءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىۡ ؕاِنَّ رَبِّىۡ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ

Artinya:

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kejahatan), karena memang nafsu selalu mengarah pada kejahatan, kecuali nafsu yang dirahmati oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun dan Penyayang.” (QS.Yusuf ayat 53).

5. Jarang Berdzikir 

Dzikir adalah salah satu cara seorang muslim mengingat Allah. Orang yang lupa berdzikir kepada Allah, hatinya lebih mudah ditembus oleh hal-hal negatif.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (menyebut nama) Allah, ingatlah sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab ayat 41).

6. Syirik

Syirik adalah salah satu dosa yang paling besar Islam. Tindakan sirik ini juga akan memisahkan seseorang dari belas kasihan Tuhan.

وَلَقَدْ أُوحِىَ إِلَيْكَ وَإِلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

Artinya:

“Sesungguhnya jika kamu melakukan kemusyrikan, maka amalmu akan terhapus, dan kamu benar-benar termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Az-Zumar ayat 65).

Bagaimana Cara Mengatasi Penyakit Hati?

Ada berbagai cara untuk bisa menyembuhkan penyakit hati jika seseorang sudah memilikinya. Berikut cara mengobati penyakit hati dalam Islam, antara lain:

1. Dzikir dan Doa

Tentunya, cara menghilangkan penyakit hati dalam Islam yang pertama adalah dengan memperbanyak dzikir dan selalu berdoa kepada Allah. Hal ini karena dzikir dan doa dapat membantu kita memperkuat iman dan taqwa.

2. Meningkatkan Ketaatan kepada Allah

Selain itu, kita juga dapat meningkatkan ketaatan kepada Allah. Menyembuhkan penyakit hati dalam Islam cukup melakukan kegiatan ibadah. Ibadah yang bisa kita lakukan adalah shalat, mengaji dan infak.

Hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah, hati akan menjadi lebih tenang.

3. Menjaga Hubungan Baik dengan Tuhan dan Orang Lain

Cara mengobati penyakit hati dalam Islam selanjutnya adalah dengan selalu menjaga hubungan baik dengan orang lain, baik itu keluarga, teman, tetangga dan lingkungan sekitar.

Kita juga harus belajar menghargai perbedaan dan menerima kesalahan orang lain, sekaligus berusaha menjadi pemaaf. Sehingga, kita bisa jauh dari penyakit hati.

4. Jauhi Dosa

Menghindari dosa adalah obat penyakit hati dalam Islam yang paling benar. Kita dapat melakukannya dengan menghindari sumber-sumber yang dapat memperburuk penyakit hati, seperti hasad, ujub, riya, kikir dan buruk sangka.

Mengobati penyakit hati dalam Islam tidaklah mudah dan membutuhkan usaha yang dilakukan terus-menerus. Namun, dengan tekad yang kuat dan pertolongan Allah, maka seseorang dapat mengatasi penyakit hatinya.

Hal ini dilakukan agar menjadi pribadi yang lebih baik serta bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, dan masyarakat sekitar. 

5. Sedekah

Sedekah juga merupakan salah satu cara yang paling ampuh untuk menyembuhkan penyakit hati dalam Islam. 

Sedekah bisa dengan memberi sebagian makanan kepada orang lain. Jika dilakukan dengan ikhlas, maka pemberian tersebut membuat seseorang menjadi nyaman dan membuat penyakit hati menjadi hilang.

Penyakit hati dalam Islam memang harus segera dihindari. Islam juga berpesan kepada seluruh umat Islam untuk berusaha memperbaiki diri melalui introspeksi diri, serta berusaha selalu berpegang pada ajaran Islam yang benar.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment