Tidur yang Baik Menurut Islam, dari Waktu Hingga Posisi Tidur

Sebagai umat muslim kita tidak diperkenan untuk terlalu banyak tidur. Terlebih tidur di waktu-waktu tertentu. Tidurlah secukupnya di waktu dan dengan posisi yang tepat. Maka dari itu, kita perlu tahu tidur yang baik menurut islam.

Islam memberikan arahan hingga petunjuk dalam setiap aktivitas umatnya.

Tidak terkecuali perihal tidur. Ternyata aturan waktu hingga posisi tidur dalam Islam juga berkaitan dengan kesehatan. 

Waktu Tidur yang Baik Menurut Islam

Adab tidur perlu kita terapkan sebagai seorang muslim. Salah satunya adalah dengan mengikuti waktu tidur menurut ajaran Islam. Waktu tidur yang baik menurut Islam yakni setelah sholat Isya’.

Setelah sholat Isya’ merupakan waktu yang ideal bagi seorang muslim untuk tidur. Setelah melakukan aktivitas seharian, tubuh akan terasa lelah. Oleh karena itu, setelah melakukan sholat Isya’ kita sangat dianjurkan untuk beristirahat. 

Namun, apabila ada kepentingan yang berkaitan dengan kemaslahatan, maka kita diperbolehkan untuk beraktivitas setelah sholat Isya’. Misalnya, belajar, musyawarah warga, atau ada tamu yang berkunjung ke rumah. 

Anjuran Tidur Setelah Isya’

Tentunya selain bermanfaat untuk kesehatan. Tidur di awal malam atau setelah Isya’ sangat disarankan Rasulullah. Pasalnya, kebiasaan hidup saat ini sangat sulit menghindari kebiasaan begadang. 

Oleh sebab itu, apabila aktivitas setelah Isya’ tidak mengandung unsur kebaikan atau kemaslahatan, maka alangkah baiknya ditinggalkan. Sebab, para ulama menyebutkan bahwa berbincang setelah Isya’ hukumnya makruh.

Baca juga: Hasil Judi untuk Sedekah? Apa Hukumnya dalam Islam?

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah memberikan penjelasan:

فإن النبي صلى الله عليه وسلم كان يكره النوم قبل صلاة العشاء والحديث بعدها وإذا أطال الإنسان السهر فإنه لا يعطي بدنه حظه من النوم، ولا يقوم لصلاة الصبح، إلا وهو كسلان تعبان، ثم ينام في أول نهاره عن مصالحة الدينية والدنيوية، والنوم الطويل في أول النهار يؤدي إلى فوات مصالح كثيرة

Artinya:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci tidur sebelum Isya dan berbincang-bincang (tidak bermanfaat) setelahnya. Jika seseorang begadang semalaman dan tidak memberikan hak tidur kepada badannya, bahkan tidak shalat subuh kecuali bangn dengan tubuh yang lelah dan malas, kemudian tidur di awal hari, maka ia telah kehilangan maslahat yang banyak.”[Liqaa’ Asy syahri 1/333]. 

Berikut hadits makruhnya berbincang-bincang setelah Isya’ dari Abu Barzah radhiallahu ‘anhu:

أنَّ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – كان يكرهُ النَّومَ قَبْلَ العِشَاءِ والحَديثَ بَعْدَهَا

Artinya: 

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyukai tidur sebelum shalat Isya’ dan berbincang-bincang setelahnya.” [HR. Bukhari & Muslim].

Dijelaskan oleh Syaikh Abdullah Al-Faqih:

فقد كان النبي صلى الله عليه وسلم ينام أول الليل بعد العشاء، إذ كان يكره النوم قبل العشاء والحديث بعدها

Artinya:

“Adalah kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur di awal malam setelah shalat Isya, karena dimakruhkan tidur sebelum shalat Isya dan berbincang-bincang setelahnya.” [Fatawa As-Syabakiyyah no. 251950].

Posisi Tidur yang Baik Menurut Islam

Selain waktu tidur, kita juga perlu mengetahui posisi tidur yang baik menurut Islam. Berikut adab posisi tidur yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

1. Tidur Berbaring Menghadap Sisi Kanan

Adab tidur yang berikutnya yakni memposisikan badan berbaring menghadap sisi kanan. Selain, posisi yang dianjurkan dalam islam ternyata menurut kesehatan posisi ini juga ada manfaatnya lho.

Tidur berbaring dengan menghadap sisi kanan menurut para ahli bermanfaat untuk kesehatan jantung. Pasalnya, posisi tidur menghadap sisi kanan dapat mengurangi tekanan berlebih pada jantung. 

Tentang anjuran posisi tidur menghadap sisi kanan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

اِضْطَجِعْ عَلَى شَقِّكَ اْلأَيْمَنِ

Artinya:

“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” [HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710].

Baca juga: Doa untuk Orang Tua; Arab, Latin dan Terjemahnya

2. Tidak Dianjurkan Tidur Telungkup

Selain posisi tidur yang dianjurkan, kita juga perlu mengetahui posisi tidur yang tidak disenangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Salah satu posisi tidur yang tidak dianjurkan yakni posisi tidur dengan telungkup. 

Selain tidak disukai Allah, tidur tengkurap juga dapat mengganggu kesehatan seperti, tulang belakang bermasalah, dan menyebabkan sakit leher. Bahkan, Rasulullah sangat membenci posisi tidur tengkurap.

Sebagaimana hadits dari Ibnu  Tikhfah Al Ghifari, dari Abu Dzar, ia berkata:

عَنِ ابْنِ طِخْفَةَ الْغِفَارِىِّ عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ مَرَّ بِىَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَأَنَا مُضْطَجِعٌ عَلَى بَطْنِى فَرَكَضَنِى بِرِجْلِهِ وَقَالَ « يَا جُنَيْدِبُ إِنَّمَا هَذِهِ ضِجْعَةُ أَهْلِ النَّارِ

Artinya:

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat di hadapanku dan ketika itu aku sedang tidur tengkurap. Beliau menggerak-gerakkanku dengan kaki beliau. Beliau pun bersabda, “Wahai Junaidi, tidur seperti itu seperti berbaringnya penduduk neraka.” (HR. Ibnu Majah no. 3724. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Adab Sebelum Tidur yang Baik Menurut Islam

Sebelum tidur hendaknya melakukan hal yang baik dan mengikuti anjuran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berikut adab sebelum tidur yang baik menurut Islam:

1. Tidur dalam Keadaan Berwudhu

Adab pertama yang sangat dianjurkan yakni berwudhu sebelum tidur. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyukai umat yang berwudhu’ sebelum tidur. Sebab, kita akan dijauhkan dari godaan syaitan dan hal buruk lainnya.

Kebiasaan berwudhu sebelum tidur juga baik untuk kesehatan, karena kita sekaligus membersihkan area tubuh seperti kaki, tangan, dan muka. Bagian tersebut sangat mungkin terdapat bekas kotoran yang bisa menjadi sumber penyakit.

Sangat bermanfaat bukan? Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

Artinya:

“Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).

2. Baca Do’a Sebelum Tidur

Adab sebelum tidur lainnya yakni membaca doa sebelum tidur. Bahkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk membaca beberapa ayat Al-Qur’an sebelum tidur. 

Adapun doa sebelum tidur yang bisa kita baca:

بِاسْمِكَ رَبِّي وَضَعْتُ جَنْبِي وَبِكَ أَرْفَعُهُ، إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِيْ فَارْحَمْهاَ، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Artinya:

“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.”

Selain itu, kita juga bisa membaca doa berikut sebelum tidur:

اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ, لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Artinya:

“Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu aku menghadapkan wajahku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu karena mengharap dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali kepada-Mu, aku memohon ampunan-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu, aku beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau utus.” [HR. Al-Bukhari no. 247, 6113, 6313, 7488, Muslim no. 2710, Abu Dawud no. 5046 dan at-Tirmidzi no. 3394].

Sebagai umat muslim sudah sepatutnya kita menerapkan adab tidur yang baik menurut Islam. Sehingga dengan senantiasa memanjatkan doa kepada Allah sebelum tidur, kita senantiasa dijaga dan dilindungi oleh Allah.

Share:

Reskia pernah menjabat sebagai Sekretaris Divisi Media Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sumbagsel tahun 2020. Ia senang berbagi pengetahuan yang ia peroleh. Because sharing is caring.

Leave a Comment