Sejarah Islam di Indonesia tidak terjadi selama satu malam tapi sangatlah panjang. Islam masuk pertama kali ke tanah air pada abad ke-13. Dalam kurun waktu tersebut, banyak tokoh pembaharuan Islam di Indonesia yang berperan.
Setiap tokoh memberikan pembaharuan yang berbeda dan melekat di Indonesia.
Tidak sekedar mengajarkan syariat Islam, para tokoh juga berperan penting dalam kemajuan pendidikan, budaya, politik, kesehatan, dan masalah sosial.
Daftar ISI
Apa itu Gerakan Pembaharuan Islam?
Gerakan pembaharuan Islam adalah ajaran Islam yang tidak bergerak secara statis melainkan dinamis mengikuti zaman. Akan tetapi, ajaran agama yang diberikan tetap berpedoman pada as-Sunnah dan Al-Qur’an.
Latar belakang utama munculnya pembaharuan Islam tidak lain karena krisis atau kemunduran yang terjadi di berbagai bidang pada abad ke-18 M. Kemunduran yang terjadi mulai dari bidang ekonomi, budaya, politik, ilmiah, hingga sosial.
Krisis yang terjadi membutuhkan penanganan yang tepat hingga kemudian munculah era pembaharuan Islam yang kemudian melahirkan banyak tokoh pembaharuan.
Menariknya, tokoh pembaharuan Islam tersebar luas di berbagai negara mulai dari Mesir, Turki, India-Pakistan, hingga Indonesia.
Bukti dari perkembangan atau era pembaharuan Islam di tanah air bisa kita temukan dari berdirinya Sarekat Islam, Muhammadiyah, serta NU.
Selain itu, pembaharuan Islam juga semakin maju berkat berdirinya pusat pendidikan Islami. Jumlahnya bukan hanya satu saja tapi banyak dan tersebar luas di seluruh Indonesia.
Ketahui 10 Tokoh Pembaharuan Islam di Indonesia
Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah muslim terbanyak di Indonesia. Tidak mengherankan jika pada akhirnya jumlah tokoh pembaharuan Islam di tanah air cukup banyak.
Mau tahu latar belakang dan pengaruh sepuluh tokoh pembaharuan Islam di Indonesia? Simak selengkapnya berikut ini:
1. KH. Ahmad Dahlan
KH. Ahmad Dahlan dikenal sebagai pendiri organisasi Islam Muhammadiyah yang berdiri di Yogyakarta sejak 18 November 1912. Muhammadiyah bergerak dalam berbagai bidang mulai dari pendidikan, kesehatan, politik, dan kemasyarakatan.
Sejak pertama kali hadir dan berkembang, Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi yang melakukan pembaharuan Islam.
KH. Ahmad Dahlan lahir dari keluarga yang taat beragama. Beliau memperoleh didikan agama dan bahasa Arab secara langsung di pondok pesantren.
Di usianya yang menginjak 15 tahun, KH. Ahmad Dahlan menetap di Mekah sehingga pemikirannya tentang pembaharuan Islam mulai bermunculan.
KH. Ahmad Dahlan berpikir untuk melakukan pembaharuan Islam di Yogyakarta, yang mana masih sangat kental dengan formalisme dan sinkretisme.
Baca juga: Bacaan Bilal Tarawih untuk 8, 11, dan 23 Rakaat dengan Latin dan Artinya
2. KH. Hasyim Asy’ari
Tokoh pembaharuan Islam di Indonesia berikutnya adalah KH. Hasyim Asy’ari. KH. Hasyim Asy’ari hadir sebagai pendiri NU salah satu organisasi Islam yang juga sangat populer di tanah air.
NU hadir untuk mempertahankan tradisi keislaman yang sudah menjadi identitas lama di tanah air. Tradisi yang dimaksud di antaranya adalah ziarah kubur, mazhab fiqih, tasawuf, tarekat, dan sebagainya.
KH. Hasyim Asy’ari dilahirkan di Jombang, Jatim. Beliau merupakan keturunan langsung dari Sunan Ampel Denta salah satu Wali Songo di Indonesia. Di usia mudanya, KH. Hasyim Asy’ari memperoleh pendidikan langsung dari orangtuanya.
Namun, menginjak usia 20 tahun beliau berangkat untuk mengenyam pendidikan di Mekah. Sepulangnya ke Indonesia, KH. Hasyim Asy’ari mendirikan ponpes Tebuireng.
Selain dikenal sebagai tokoh pendidikan, KH. Hasyim Asy’ari juga merupakan penulis yang sangat mahir. Berbagai kitab berhasil ditulisnya termasuk kitab tentang tauhid, hadis, fiqih, tasawuf, akhlak, tafsir, dan juga sejarah Islam.
3. Syekh Ahmad Surkati
Syekh Ahmad Surkati merupakan salah satu tokoh pembaharuan Islam di Indonesia yang dikenal karena berhasil mendirikan organisasi Islam yakni Al-Irsyad.
Misi utama Al-Irsyad adalah membantu penyebaran Islam di tanah air yang sesuai dengan ketentuan hadits serta Al-Qur’an. Peran paling besar yang bisa kita rasakan dari Al-Irsyad adalah berdirinya sekolah modern Islami di Indonesia.
Syekh Ahmad Surkati lahir tahun 1875 di Pulau Arqu, Dunggulah, Sudan. Di Jawa, Syekh Ahmad Surkati sangat dihormati dan menjadi ulama yang sangat besar.
Beliau merupakan guru besar bagi KH. Mas Mansur, KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahid Hasyim. Semasa hidupnya, beliau banyak mengikuti perdebatan isu keislaman yang membuatnya semakin dikenal oleh publik.
4. Ahmad Hassan
Sebagai umat muslim, kita mungkin mengenal nama ini dengan baik sebagai tokoh Persis. Persis merupakan organisasi Islam yang lahir dan berkembang di Bandung.
Latar belakang lahirnya Persis tidak lain untuk pembaharuan Islam yang disesuaikan dengan ketentuan hadis dan Al-Qur’an. Persis tidak hanya aktif dalam bidang keislaman tapi juga aktif di bidang pendidikan, budaya, politik, sosial, dan lainnya.
Sebelum kemerdekaan RI, Persis menjadi salah satu organisasi yang cukup kritis terhadap pemerintahan kolonial Belanda.
Ahmad Hasan lahir atau dilahirkan dengan nama Hasan Abdullah Baqir, lahir di keluarga dengan ilmu agama yang kental. Sebelum melanjutkan pendidikan ke Mekah, Ahmad Hasan menerima pendidikan langsung dari sang Ayah.
Ayahnya merupakan ulama besar Baghdad yang hijrah dan menetap di Cirebon. Selama berada di Mekah, Ahmad Hasan banyak belajar tentang ilmu agama bersama para ulama besar.
Di Indonesia, Ahmad Hasan bergabung dengan Persis pada tahun 1921. Beliau berperan sangat besar terhadap pembaharuan Islam karena tulisannya tentang isu keislaman yang diterbitkan di majalah Persis.
5. Syekh Abdul Karim Amrullah
Syekh Abdul Karim Amrullah yang juga lebih dikenal dengan julukan Haji Rasul merupakan ulama yang sangat terkenal di Indonesia. Beliau dikenal sebagai pendiri Sumatera Thawalib.
Apa itu Sumatra Thawalib? Sumatera Thawalib adalah sekolah Islam modern pertama yang bisa kita temukan di tanah air.
Syekh Abdul Karim Amrullah lahir dari keluarga muslim yang taat. Di tahun 1894, beliau sengaja dikirimkan oleh ayahnya untuk melanjutkan studi ke Mekah.
Tahun 1925, Syekh Abdul Karim Amrullah kembali ke Indonesia kemudian mendirikan Muhammadiyah cabang Minangkabau.
Nama Syekh Abdul Karim Amrullah semakin besar karena Hamka, putranya yang dikenal sebagai ulama besar Indonesia.
6. Ahmad Maryani Ismail
Ahmad Maryani Ismail merupakan salah satu ulama karismatik asal Banten yang pernah sangat berpengaruh di zamannya. Ahmad Maryani Ismail sangat menentang kolonialisme dan komunis di tanah air.
Ahmad Maryani Ismail yang disebut juga sebagai Ahmar atau Ustad Maryani lahir dari keluarga terpandang dan taat beragama.
Usai menikah dan pindah ke Serang, Ahmad Maryani Ismail mendirikan Kampung Persis. Kampung Persis mengamalkan as Sunnah shahih berikut juga Al-Qur’an.
7. Buya Hamka
Tokoh pembaharuan Islam di Indonesia berikutnya yang sangat populer adalah Buya Hamka. Beliau merupakan ahli agama, sastrawan, filsuf Indonesia.
Buya Hamka merupakan nama pena dari Prof. Dr. H. Abdul Malik Karim Amrullah Datuk Indomo. Buya Hamka merupakan ketua MUI pertama di tanah air yang juga ikut berpartisipasi di organisasi Muhammadiyah.
Sejarah Buya Hamka sebagai tokoh pembaharuan Islam tanah air sangatlah panjang. Beliau bahkan pernah di penjara karena dituduh melakukan gerakan subversif.
Seiring dengan kebebasannya pada tahun 1966, Hamka memilih untuk memusatkan perhatian dan waktunya untuk berdakwah di Masjid Agung Al-Azhar. Beliau juga banyak berceramah di TVRI maupun RRI.
8. Abdul Wahab Rokan
Abdul Wahab Rokan merupakan ulama, seorang sufi, ahli fikih, dan juga Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah yang sangat populer di Sumatera Timur. beliau lahir di Riau pada September 1811.
Syekh Abdul Wahab memperoleh pendidikan agama yang sangat baik, beliau belajar langsung dari ayahnya kemudian pada guru besar seperti Tuanku Muhammad Shaleh Tambusai serta Syeikh Muhammad Yusuf.
Syekh Abdul Wahab bertolak ke Mekah tahun 1863 untuk menunaikan ibadah haji sekaligus menambah pengetahuan agamanya. Beliau menghabiskan waktu beberapa tahun belajar dengan para ulama termasyhur dari Mekah.
Pulang dari Mekah, Syekh Abdul Wahab membangun perkampungan yang kemudian dinamakan sebagai Kampung Masjid. Tidak puas dengan perkampungan ini, beliau kemudian mendirikan Kampung Babussalam.
9. Abdullah Gymnastiar
Abdullah Gymnastiar atau yang lebih populer dengan nama Aa Gym merupakan seorang penulis buku, pendakwah, penyanyi, pengusaha, sekaligus pendiri Ponpes Daarut Tauhiid.
Aa Gym mulai dikenal di Indonesia sejak berdakwah pada tahun 2000 di TV Nasional. Uniknya, pembahasan utama yang seringkali Aa Gym sampaikan saat berdakwah adalah tentang keluarga dan ibu rumah tangga.
Kemudian, kondisi tersebut pula yang membuat Aa Gym terkena kontroversi ketika ketahuan telah berpoligami.
Dibalik kontroversinya, Aa Gym memiliki latar belakang pendidikan yang sangat bagus. Beliau juga telah berhasil mempublikasikan banyak buku termasuk di dalamnya adalah Syarah Al-Hikam, Hidup adalah Surga, dan sebagainya.
10. Kyai Haji Abdullah Syafi’i
Kyai Haji Abdullah Syafi’i merupakan pendiri pertama dari Perguruan as-Syafi’iyah yang berlokasi di Jakarta. Latar belakangnya dalam organisasi sangat beragam termasuk menjadi Ketua I MUI
KH. Abdullah Syafi’i merupakan anak yang lahir dari keluarga muslim dengan latar belakang pendidikan keislaman. Selain mengenyam pendidikan di Sekolah Rakyat, beliau juga belajar langsung dari para ulama.
KH. Abdullah Syafi’i atau Kiai Dulloh mendirikan Madrasah Diniyah pertama kali di usia yang ke-17 tahun. Berawal dari madrasah tersebut, kemudian Kiai Dulloh berhasil mengembangkan Islam dari bidang pendidikan.
Islam mungkin agama mayoritas di tanah air tapi bukan berarti tidak pernah mengalami kemunduran pada masa-masa tertentu. Karena kondisi yang kurang menguntungkan, para tokoh mengambil sikap dengan melakukan pembaharuan.
Siapa yang tahu jika gerakan pembaharuan hadir sudah sangat lama, tepatnya pada abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19 Masehi. Gerakan pembaharuan tersebut mengalami pertumbuhan dari abad ke abad.
Tokoh pembaharuan Islam di Indonesia pun mengalami kemajuan karena teknologi yang semakin berkembang. Setiap tokoh hadir dengan pemikiran yang positif untuk memperluas ajaran Islam di Nusantara.