Apa itu Kerja Rodi? Pengertian, Sejarah Singkat, Tujuan dan Dampaknya

Dalam sejarah kemerdekaannya, Indonesia telah mengalami banyak peristiwa-peristiwa kelam di masa penjajahan Belanda, salah satunya adalah sistem kerja paksa atau kerja rodi. Ini merupakan sebuah sistem kerja paksa yang pemerintah kolonial Belanda lakukan kepada rakyat Indonesia.

Namun, apakah hanya sebatas itu pengertian dari kerja paksa ini? Tentu tidak. Lewat artikel ini, kami akan memberikan berbagai informasi mengenai sistem kerja tersebut, mulai dari pengertian, sejarah singkat, tujuan, hingga dampaknya terhadap rakyat Indonesia. Oleh karena itu, simak terus artikel ini!

Apa Itu Kerja Rodi? Sedikit Penjelasan

Secara umum, kerja rodi atau kerja paksa merupakan sebuah sistem yang ditetapkan oleh pihak pemerintah kolonial Belanda untuk memaksa rakyat Indonesia bekerja tanpa mendapatkan sedikitpun upah dari pekerjaan yang mereka kerjakan. Dalam kata lain, di zaman itu Indonesia dieksploitasi sumber daya manusianya.

Apa perbedaannya dengan romusha? Kerja paksa terjadi pada masa penjajahan Belanda, sedangkan romusha terjadi pada masa penjajahan Jepang. Keduanya sebenarnya memiliki pengertian yang sama, di mana rakyat Indonesia dipekerjakan secara paksa demi memenuhi tujuan dari pemerintah Belanda maupun Jepang.

Di zaman penjajahan Belanda, mereka menerapkan kerja paksa kepada rakyat Indonesia untuk mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di Indonesia. Eksploitasi ini terjadi banyak di area perkebunan, pertambangan, pelabuhan, infrastruktur, dan masih banyak lagi.

Tidak jauh berbeda dengan kerja rodi, romusha pun juga sama. Adanya sistem romusha yang pemerintah Jepang lakukan ini bertujuan untuk mengambil semua keuntungan serta komoditas yang Indonesia miliki. Di masa ini, Jepang berusaha untuk memperoleh sumber daya alam sekaligus manusia demi kepentingan mereka.

Bagaimanapun, dalam kebijakan kerja paksa di zaman penjajahan, pemerintah Belanda tidak menggunakan tenaga dari para tawanan. Namun sebaliknya, pemerintah menggunakan tenaga dari para rakyat bebas untuk dipekerjakan secara paksa dengan upah yang sangat sedikit.

Sedikit Mengulik Sejarah Kerja Rodi

Ilustrasi masyarakat sedang kerja rodi
Ilustrasi masyarakat sedang kerja rodi | Sumber Gambar: Kompas.com

Jika menilik jauh ke belakang, adanya sistem kerja paksa ini bermula ketika Louis Napoleon menunjuk Herman Willem Daendels sebagai gubernur pada tanggal 1 Januari 1808.

Daendels ditunjuk sebagai gubernur dengan mengemban tugas untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Ia juga mendapatkan mandat untuk mengatur pemerintahan yang ada di Indonesia.

Karena merasa tugas yang diberikan kepadanya terlalu berat, Daendels pun merasa terbebani. Ditambah lagi, saat itu Inggris sudah berhasil mengambil alih kekuasaan dari VOC di wilayah Ambon, Sumatra, dan Banda. Dari sinilah akhirnya Daendels memutuskan untuk menggunakan kerja rodi demi memenuhi semua tugasnya.

Selain itu, alasan lain kenapa Daendels memberlakukan sistem kerja paksa ini adalah agar rakyat Indonesia bersedia untuk bekerja demi memenuhi kepentingan Kerajaan Prancis atas nama Belanda. Dari kerja paksa ini, Daendels membawa pengaruh yang signifikan terhadap bidang pertahanan dan bidang administrasi.

Khusus bidang pertahanan, Herman Willem Daendels memberlakukan kerja paksa untuk membangun beberapa bangunan pertahanan. Contoh dari bangunan pertahanan ini adalah benteng pertahanan serta pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Anyer.

Selain bangunan pertahanan, Daendels juga mempekerjakan rakyat Indonesia secara paksa untuk membangun jalan. Contohnya adalah pembangunan Jalan Raya Pos dari Anyer yang berlokasi di Jawa Barat sampai ke Panarukan yang berlokasi di Jawa Timur. Panjang dari jalan ini mencapai 1,000 kilometer (km).

Kebijakan-Kebijakan Pada Kerja Rodi

Selain memberlakukan kerja paksa, Daendels juga melakukan beberapa kebijakan lainnya sebagai usaha untuk menghadapi serangan Inggris serta mempertahankan pulau Jawa. Kebijakan ini meliputi paksaan kepada rakyat Indonesia untuk menjual hasil bumi ke pemerintah Belanda dengan harga murah dan menanam kopi.

Bagaimanapun, kebijakan-kebijakan yang Daendels keluarkan ini berkaitan erat dengan misi dan tugasnya dalam mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Selain kebijakan-kebijakan di atas, berikut adalah beberapa kebijakan lain yang Daendels lakukan:

  • Seluruh pegawai pemerintah Indonesia akan mendapatkan gaji pokok yang tetap, namun mereka tidak diperbolehkan untuk melakukan segala aktivitas yang berkaitan dengan perdagangan.
  • Melarang adanya penyewaan desa, kecuali untuk tujuan produksi garam, gula, hingga sarang burung.
  • Memberlakukan sistem kerja paksa atau kerja rodi untuk pembangunan pelabuhan, benteng pertahanan, dan kapal perang.
  • Melaksanakan sistem pajak kepada rakyat Indonesia dengan menyerahkan hasil bumi.
  • Membuat kewajiban ke rakyat Indonesia untuk menjual hasil bumi kepada pemerintah dengan hasil atau bayaran yang sudah ditetapkan.
  • Menjual tanah dari rakyat Indonesia kepada pihak asing.
  • Mewajibkan rakyat wilayah Priangan untuk menanam kopi.

Apa Saja Tujuan dari Adanya Sistem Kerja Rodi?

Gambaran kerja rodi
Gambaran kerja rodi | Sumber Gambar: Fakultas Hukum UMSU

Dalam memberlakukan kerja paksa, ada beberapa tujuan yang ingin Herman Willem Daendels capai. Berikut adalah tujuan-tujuan dari pemberlakuan sistem kerja paksa, antara lain:

  • Membangun tempat pembuatan persenjataan yang berlokasi di daerah Surabaya dan Semarang.
  • Membangun jalan raya dengan panjang mencapai 1100 kilometer, mulai dari daerah Anyer hingga ke daerah Panarukan.
  • Mendirikan pangkalan armada yang berlokasi di daerah Ujung Kulon dan Anyer.
  • Mendirikan benteng pertahanan sebagai bentuk pertahanan terhadap serangan Inggris dan sekutu.
  • Membangun pelabuhan dan membuat kapal perang sebagai kebutuhan militer.
  • Membangun pangkalan untuk melatih rakyat pribumi tentang peperangan.

Dampak Sistem Kerja Rodi Terhadap Rakyat Indonesia

Ilustrasi Masyarakat berkumpul untuk kerja rodi yang dijaga oleh tentara kolonial
Ilustrasi Masyarakat berkumpul untuk kerja rodi yang dijaga oleh tentara kolonial | Sumber Gambar: Okezone Nasional

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya adanya sistem kerja paksa ini tentu menghadirkan dampak yang signifikan kepada rakyat Indonesia. Meski juga membawa dampak positif, namun pemberlakuan kerja paksa dari pemerintah Belanda ini lebih banyak menghadirkan dampak negatif kepada rakyat Indonesia.

1. Dampak Positif Kerja Rodi

Berikut adalah beberapa dampak positif dari kerja paksa yang mungkin rakyat Indonesia pada zaman itu merasakannya. Apa saja? Simak poin-poinnya di bawah:

  • Secara tidak langsung membuat banyak masyarakat Indonesia mulai mengenal beberapa jenis tanaman baru dengan baik.
  • Kerja paksa juga membuat rakyat Indonesia mulai mengetahui bermacam-macam cara dalam mengolah berbagai jenis tanaman baru.
  • Banyak infrastruktur baru yang membuat kehidupan rakyat Indonesia pada zaman itu menjadi lebih maju.

2. Dampak Negatif Kerja Rodi

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, daripada dampak positif, rakyat Indonesia lebih banyak mendapatkan dampak negatif dari adanya sistem kerja paksa ini. Apa saja dampak-dampak negatif tersebut? Berikut penjelasannya:

  • Menyebabkan banyaknya korban jiwa yang jatuh dan meninggal dunia dari pihak rakyat Indonesia karena keras dan ketidakadilan sistem kerja paksa.
  • Banyak para pekerja dari Indonesia yang mendapatkan perlakuan buruk, kasar, dan tidak berperikemanusiaan dari pihak Belanda.
  • Rakyat Indonesia mengalami kelumpuhan ekonomi karena saat itu Daendels menerapkan ekonomi perang ketika memberlakukan kerja paksa ini.
  • Karena lingkungan yang keras, maka kerja paksa ini juga menyebabkan munculnya berbagai wabah penyakit serta meningkatkan kemiskinan.

Apa Bedanya Perbedaan Kerja Rodi dan Romusha?

Meski terdengar sama, namun kerja paksa dan romusha adalah dua hal yang berbeda. Di bawah ini adalah perbedaan antara keduanya.

1. Kebijakan

Dalam sistem kerja paksa, pihak pemerintah Belanda meminta rakyat pribumi Indonesia bekerja membangun infrastruktur serta membangun pertahanan untuk menahan serangan dari Inggris dan Sekutu. Sebaliknya, romusha merupakan sistem kerja paksa di mana semua rakyat Indonesia harus bekerja secara sukarela.

2. Asal Tenaga Kerja

Perbedaan yang kedua terletak pada asal tenaga kerjanya. Di zaman kerja rodi, pemerintah Belanda menjadikan tawanan atau tindak pidana sebagai pekerja dari sistem kerja paksa ini. Juga, tenaga kerja untuk sistem kerja ini berasal dari para laki-laki yang sehat secara jasmani.

Di sisi lain, romusha justru lebih kejam. Dalam sistem kerja paksa ini, Jepang mempekerjakan laki-laki, perempuan, dan bahkan anak kecil untuk menjadi pekerja. Dengan kata lain, Jepang tidak pandang bulu untuk menguras habis sumber daya alam dan manusia yang ada di Indonesia lewat sistem kerja paksa.

Baca Juga: 5 Pertempuran di Indonesia Pasca Kemerdekaan, Apa Saja?

Sudah Lebih Paham Tentang Kerja Rodi?

Demikianlah sedikit penjelasan mengenai pengertian kerja rodi sampai ke dampak dari adanya sistem kerja paksa ini. Sebagai penutup, kerja paksa adalah suatu sistem kerja yang dilakukan oleh Herman Willem Daendels dengan mempekerjakan rakyat Indonesia secara paksa demi mencapai tujuannya.

Meski memiliki beberapa dampak positif, namun adanya sistem kerja ini lebih banyak menghasilkan dampak negatif kepada rakyat Indonesia. Banyak warga yang meninggal dunia selama sistem kerja paksa ini berlangsung di Indonesia.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page