5 Dampak Revolusi Bumi bagi Kehidupan yang Perlu Kamu Ketahui!

Kamu tentu sudah belajar di sekolah kalau Bumi berputar mengeliling matahari. Hal ini umum dikenal sebagai revolusi Bumi. Lebih lanjut lagi, ada sejumlah dampak revolusi Bumi yang berimbas langsung pada kehidupan dan fenomena alam yang terjadi.

Revolusi Bumi sendiri adalah istilah yang mengacu pada peristiwa saat Bumi mengelilingi matahari dalam satu putaran penuh. Tidak hanya Bumi, setiap planet juga mengalami revolusinya masing-masing terhadap matahari. Waktu yang Bumi perlukan untuk menyelesaikan satu revolusinya adalah 365¼ hari.

Dampak Revolusi Bumi Bagi Kehidupan

Kamu bisa merasakan secara langsung pengaruh revolusi Bumi ke kehidupan sehari-hari. Adapun dampaknya adalah sebagai berikut:

1. Terjadinya Perubahan Musim

Salah satu dampak revolusi Bumi yang bisa kamu rasakan secara langsung adalah adanya perubahan musim dalam satu tahun kalender. Perubahan musim ini bisa sangat dirasakan terutama bagi negara yang terletak di belahan selatan ataupun utara Bumi. Di wilayah tersebut, revolusi Bumi memberikan dampak adanya empat musim.

Hal tersebut berbeda dengan negara yang ada di wilayah tropis karena hanya punya dua musim saja. Selain itu, perubahan musim ini berdampak signifikan terhadap aktivitas maupun pola hidup masyarakat dan seluruh makhluk hidup yang tinggal di negara empat musim.

Misalnya, adanya perbedaan musim ini sangat berpengaruh pada musim panen ataupun penerapan tradisi di negara tersebut. Ada empat musim yang berlaku di wilayah Bumi selatan ataupun Bumi utara yaitu musim semi, musim gugur, musim panas, dan musim dingin.

Musim yang terjadi di belahan Bumi utara dan Bumi selatan secara bersamaan sifatnya berlawanan. Misal, jika di Bumi utara sedang musim panas maka di waktu yang bersamaan di Bumi selatan sedang terjadi musim dingin. Selain itu, jika di belahan Bumi utara sedang musim gugur, maka di belahan Bumi selatan sedang musim semi.

Hal ini bisa terjadi karena Bumi punya kemiringan sumbu orbit sebesar 23,5 derajat. Selain itu, kemiringan tersebut menimbulkan dampak revolusi Bumi terhadap musim di Bumi.

Musim panas terjadi jika wilayah selatan atau utara berada di posisi terkena cahaya matahari lebih banyak. Sebaliknya, musim dingin terjadi jika berada di posisi terkena cahaya matahari paling sedikit.

2. Perbedaan Durasi Waktu Antara Siang dan Malam

Selain terjadi pergantian musim, terutama di wilayah Bumi bagian selatan dan utara, dampak revolusi Bumi lainnya bagi kehidupan adalah adanya perbedaan durasi antara siang dan malam. Fenomena ini juga dipengaruhi oleh kemiringan sumbu orbit Bumi yang sebesar 23,5 derajat.

Jadi, revolusi Bumi tidak hanya menyebabkan terjadinya musim panas saja. Pasalnya, jika suatu wilayah di belahan Bumi tertentu berada di posisi terkena cahaya matahari, maka akan lebih banyak berdampak pada durasi siang yang lebih panjang.

Hal yang sebaliknya pun terjadi. Jika  suatu wilayah di belahan Bumi tertentu berada di posisi terkena cahaya matahari paling sedikit, tidak hanya musim dingin saja, tetapi juga berdampak pada durasi malam yang lebih panjang.

Dampak revolusi Bumi menimbulkan pola perubahan waktu yang sama setiap tahunnya. Hal ini bisa kamu lihat di deskripsi tanggal berikut:

a. 21 Maret hingga 23 Desember

Pada rentang tanggal berikut, jarak antara matahari dengan belahan Bumi utara dan selatan kurang lebih mirip atau sama banyaknya. Sehingga, durasi antara siang dan malam kurang lebih sama. Semetara itu, untuk negara yang terletak di sekitar garis khatulistiwa, matahari akan melintas tepat di atas kepala.

Pada rentang tanggal ini, musim yang sedang terjadi di belahan Bumi selatan atau utara yaitu musim semi atau musim gugur.

b. 23 September hingga 21 Maret

Pada rentang tanggal ini, wilayah belahan Bumi selatan cenderung lebih dekat ke matahari daripada wilayah belahan Bumi utara. Sehingga, belahan Bumi bagian selatan mendapatkan sinar matahari lebih lama. Ini menyebabkan durasi siang hari di bagian selatan jadi lebih panjang. Sedangkan durasi malam wilayah utara Bumi lebih panjang

Bahkan, beberapa titik di kutub selatan mengalami siang selama 24 jam dan beberapa titik di kutub utara mengalami malam selama 24 jam

c.  21 Maret hingga 23 September

Wilayah belahan Bumi utara lebih dekat ke matahari jika dibandingkan dengan wilayah belahan Bumi selatan. Ini menyebabkan belahan Bumi bagian utara mengalami siang yang lebih panjang dan belahan Bumi selatan mengalami malam yang lebih panjang.

Beberapa titik di kutub utara akan terjadi siang selama 24 jam. Kemudian, beberapa titik di kutub selatan terjadi malam selama 24 jam.

3. Gerak Semu Matahari

Gerak semu matahari adalah dampak revolusi Bumi berikutnya yang bisa kamu amati. Pengertian dari gerak semu matahari adalah fenomena yang menunjukkan seakan-akan matahari mengalami pergeseran.

Jika kamu sadar, terkadang matahari terbit tidak benar-benar dari arah timur. Namun terkadang cenderung ke arah tenggara ataupun timur laut. Nah, inilah yang dimaksud dengan gerak semu matahari.

Sama halnya dengan pergantian musim ataupun durasi siang dan malam yang berbeda di beberapa wilayah, gerak semu matahari terjadi karena sumbu rotasi Bumi yang miring 23,5 derajat.

Posisi matahari mengalami pergeseran ke bagian Bumi utara pada tanggal 22 Desember hingga 21 Juni. Sedangkan, pada tanggal 21 Juni hingga 21 Desember matahari akan seolah-olah bergeser ke arah selatan.

4. Berlakunya Kalender Masehi

Tidak hanya mempengaruhi fenomena alam yang kita rasakan selama ini, ternyata dampak revolusi Bumi juga berpengaruh pada sistem kalender yang selama ini kita gunakan. Tahukah kamu kalau perhitungan kalender masehi merujuk pada revolusi Bumi?

Sebetulnya, ada cerita dan sejarah panjang bagaimana pembentukan kalender masehi hingga seperti sekarang yang kita kenal. Namun, jumlah hari yang ada di kalender masehi merujuk pada jumlah hari yang Bumi perlukan untuk mengelilingi matahari satu putaran penuh.

Hal ini juga menjadi latar belakang mengapa tahun kabisat berlaku setiap empat tahun sekali. Berbeda dengan tahun biasa yang punya 365 hari, kabisat merupakan tahun yang memiliki hari sebanyak 366.

Adanya tahun kabisat disebabkan karena waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari satu putaran penuh tidaklah tepat selama 365 hari. Melainkan selama 365¼ hari. 

Untuk mengkompensasi ¼ hari selama 4 tahun, maka perlu adanya 1 hari tambahan pada tahun kelipatan ke-4. Inilah alasan mengapa tahun kabisat memiliki hari sebanyak 366. Satu hari tambahan tersebut ditambahkan ke bulan Februari. Tepatnya tanggal 29 Februari.  

5. Berubahnya Letak Rasi Bintang

Bagi kamu pecinta langit malam, pasti sudah tidak asing lagi dengan rasi bintang. Ada banyak rasi bintang yang bisa kamu temukan di langit malam seperti Leo, Orion, Ursa Mayor, Ursa Minor, dan lain-lain. Tapi, tahukah kamu kalau dampak revolusi Bumi adalah berubahnya letak rasi bintang?

Revolusi Bumi memiliki pengaruh terhadap letak rasi bintang. Ini terjadi karena adanya perubahan posisi Bumi terhadap letak rasi bintang tersebut. Sehingga, kita akan merasa bintang tersebut berubah posisi di langit malam.

Selain itu, bintang yang terlihat di bagian Bumi selatan ataupun utara juga akan berbeda-beda.

Sudah Tahu Dampak Revolusi Bumi?

Kira-kira itulah lima pengaruh revolusi Bumi terhadap perubahan fenomena lingkungan dan pola makhluk hidup yang ada di Bumi. Seperti yang sudah kamu pelajari di atas, dampak revolusi Bumi meninggalkan pengaruh besar pada alam yang ada di Bumi.

Misalnya, perubahan cuaca, waktu, hingga sistem penanggalan kalender. Beberapa dampak ini tentu sangat mempengaruhi pola aktivitas kita sehari-hari.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page