Inilah 7 Fungsi Rumah Adat, Manfaat Mendirikan, dan Contohnya

Setiap suku bangsa di Indonesia mempunyai rumah adatnya masing-masing. Beraneka macamnya rumah adat menunjukkan keberagaman budaya dan tradisi di Indonesia. Selain itu, fungsi rumah adat dan manfaatnya berbeda-beda tergantung pada suatu budaya. Simak penjelasan fungsi dan manfaatnya di bawah ini!

7 Fungsi dan Manfaat Rumah Adat

Secara umum, ada 7 fungsi rumah adat dan manfaatnya, berikut ini penjelasan lengkapnya.

1. Simbol Filosofi

Fungsi dan manfaat rumah adat yang pertama adalah sebagai simbol filosofi yang bisa terlihat melalui proses pembangunannya. Seringkali, rumah adat memperhatikan detail-detail serta mengamalkan nilai-nilai budaya pada struktur bangunan.

Penerapan ini bisa kita lihat melalui struktur bangunan, desain ruangan, bentuk atap, dan hiasan atau ukiran yang ada pada bangunan. Beberapa contoh simbol filosofi yang bisa kita temukan pada rumah adat dari berbagai suku bangsa antara lain:

  • Rumah Joglo pembangunannya menggunakan atap tajug yang mirip dengan bentuk gunung. Suku Jawa ini menggunakan bentuk gunung karena termasuk hal yang sakral bagi mereka.
  • Rumah Gadang pembangunannya dengan cara meniru lingkungan sekitar yang mengikuti falsafah suku Minangkabau.
  • Rumah Gapura Candi Bentar pembangunannya menggunakan filosofi kosala kosali suku Bali yang memiliki arti keseimbangan antara manusia, Tuhan, dan lingkungan sekitar.
  • Rumah Krong Bade memiliki ciri khas dengan menempatkan gentong air di bagian depan rumah. Alasannya adalah suku Aceh percaya bahwa setiap orang harus membersihkan kaki terlebih dahulu sebelum memasuki rumah untuk menghilangkan niat buruk.

2. Tempat Tinggal

Tentunya, rumah adat juga berfungsi sebagai tempat tinggal bagi masyarakat di suatu suku bangsa. Namun, tidak semua rumah adat bisa digunakan sebagai tempat tinggal. Mengapa? Karena pada masa lampau masih berlaku sistem sosial, sehingga tidak semua masyarakat adat bisa tinggal di rumah adat tersebut.

3. Identitas Suku Bangsa

Fungsi rumah adat dan manfaatnya yang berikutnya yaitu sebagai identitas suku bangsa. Perancangan desain rumah adat melibatkan berbagai unsur budaya karena rumah ini merupakan hasil dari adanya kebudayaan yang berkembang di suatu wilayah.

Tentunya, proses pembangunan rumah adat tidak bisa asal-asalan, setiap detail harus diperhatikan karena memiliki simbol filosofi tersendiri. Biasanya, unsur-unsur yang memengaruhi proses pembangunan rumah adat adalah kebiasaan yang berlaku di masyarakat sekitar.

Oleh sebab itu, secara tidak langsung, rumah adat merupakan cerminan dari identitas suatu suku bangsa.

4. Museum

Kini, rumah adat beralih fungsi menjadi museum untuk menyimpan barang-barang leluhur yang mempunyai nilai sejarah. Masyarakat umum tentu bisa mendatangi museum ini, tetapi dengan catatan pengunjung tidak boleh memegang maupun merusak barang-barang bersejarah tersebut.

5. Rekam Jejak Budaya Masa Lalu

Selanjutnya, fungsi rumah adat dan manfaatnya yaitu sebagai rekam jejak budaya masa lalu. Sebagian besar, pembangunan rumah adat di Indonesia menggunakan bahan dasar kayu dan terdapat berbagai ukiran khusus yang menandakan bahwa rumah tersebut adalah rumah adat.

Proses pembangunan ini memerhatikan nilai-nilai tertentu yang harus ada pada rumah adat tersebut. Nilai-nilai ini para leluhur wariskan secara turun-temurun dan sebagai pembeda dengan pembangunan rumah pada umumnya.

Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan nilai-nilai yang ada dalam pembangunan rumah adat meskipun kecil kemungkinannya. Tidak hanya sebagai pengingat budaya masa lalu, rumah adat juga berfungsi sebagai tempat para generasi penerus untuk belajar tentang kebudayaannya.

6. Tempat Acara Adat

Berperan sebagai tempat acara adat juga merupakan fungsi rumah adat dan manfaatnya. Seringkali, rumah adat merupakan tempat berlangsungnya upacara adat dan musyawarah dengan kehadiran para tokoh masyarakat.

Biasanya, penyelenggaraan upacara adat terjadi secara besar-besaran. Oleh karena itu, wisatawan maupun masyarakat yang bukan anggota dari suku tersebut tetap bisa menonton kelangsungan dari upacara adat.

7. Menyesuaikan Kondisi Wilayah

Salah satu faktor banyaknya jenis rumah adat di Indonesia adalah para leluhur berusaha untuk menyesuaikan arsitektur rumah dengan bentang alam sekitar. Kita tahu bahwa Indonesia memiliki alam yang sangat kaya dan beraneka ragam, sehingga tidak semua wilayah mempunyai karakteristik yang sama persis.

Misalnya, adanya perbedaan bentuk rumah adat yang berada di dataran tinggi dengan yang di dataran rendah. 

3 Contoh Rumah Adat di Indonesia

1. Rumah Adat Mbaru Niang Wae Rebo dari Nusa Tenggara Timur

Rumah Adat Mbaru Niang
(Rumah Adat Mbaru Niang | Sumber gambar: Mamikos)

Rumah adat ini merupakan perwujudan dari nilai kebudayaan masyarakat Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur. Bagi suku Wae Rebo, rumah adat Mbaru Niang tidak hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga bagian penting dari masyarakat itu sendiri.

Oleh sebab itu, rumah adat ini mereka gunakan sebagai tempat untuk ramah-tamah dengan tamu hingga untuk bermusyawarah dalam rangka membuat keputusan desa.

Rumah adat Mbaru Niang mempunyai ruangan yang bernama tenda. Fungsi rumah adat pada ruangan berukuran 15 meter ini mereka gunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti memasak, makan, beristirahat, dan menerima tamu. Selain itu, terdapat gendang di ruang keluarga yang merupakan benda pusaka.

Benda ini merupakan identitas kampung sekaligus pemilik rumah yang tidak terlepas dari keutuhan kampung tersebut.

Baca Juga : 5 Rumah Adat NTT: Sejarah, Macam, Bentuk, dan Filosofinya

2. Rumah Adat Baileo dari Maluku Tengah

Rumah Adat Baileo
(Rumah Adat Baileo | Sumber gambar: Rumah.com)

Budaya masyarakat Maluku ada dalam wujud arsitektur rumah adat Baileo. Pembangunan rumah adat ini harus mengikuti berbagai aturan tertentu dalam budaya Maluku dari pemilihan bahan, penentuan lokasi, bentuk arsitektur, hingga ornamen sebagai hiasan pada rumah adat.

Berdasarkan budaya Maluku, mereka menganggap rumah adat Baileo sebagai rumah tua atau rumah leluhur dan memiliki ikatan langsung dengan leluhur. Selain itu, rumah adat ini mereka percayai sebagai tempat tinggal pertama para pendiri negeri yang tiba di wilayah tersebut.

Rumah adat Baileo memiliki nama tersendiri di tiap daerah. Di Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, rumah adat Baileo Nolloth memiliki nama lain Simaloa Pellamahu yang berarti rumah adat atau tempat upacara. 

Terdapat 20 tiang pada bangunan rumah adat ini yang terbuat dari kayu. Penempatan tiang terbagi menjadi dua, di mana 10 tiang berada di sebelah barat dan 10 lainnya di sebelah timur. Tiap-tiap tiang tersebut merepresentasikan marga-marga yang ada di Nolloth.

3. Rumah Adat Suku Wolio dan Suku Tolaki dari Sulawesi Tenggara

Rumah Adat Banua Tada
(Rumah Adat Banua Tada | Sumber gambar: budaya-indonesia.org)

Banyak suku di Sulawesi Tenggara yang masih mempertahankan kebudayaan daerah asalnya, seperti suku Wolio dan suku Tolaki. Suku Wolio berada di Kota Bau-Bau, sedangkan suku Tolaki terletak di Kota Kendari. 

Kedua suku ini berasal dari kerajaan terbesar di Sulawesi Tenggara. Suku Wolio berasal dari Kerajaan Buton dan suku Tolaki berasal dari Kerajaan Konawe. Adapun perbedaannya adalah sebagai berikut:

a. Suku Wolio

Rumah adat suku Wolio bernama Banua Tada dari kata “banua” yang berarti rumah dan kata “tada” yang berarti siku. Struktur bangunan ini menyesuaikan status sosial yang berlaku di masyarakat setempat, yaitu kamali, banua tada tare pata pale, dan banua tada tare talu pale.

Struktur “kamali” dengan arti mahligai atau tempat tinggal raja beserta keluarganya. Selanjutnya, struktur “banua tada tare pata pale” berarti tempat tinggal pegawai atau pejabat istana. Berikutnya, struktur “banua tada tare talu pale” yaitu tempat tinggal untuk bagi orang biasa.

b. Suku Tolaki

Suku Tolaki memiliki rumah adat yang bernama Laika dan Raha. Bangunan rumah adat ini berbentuk segi empat, berukuran besar, dan terbuat dari kayu. Bagian atap rumah terdapat beberapa tiang besar dengan tinggi sekitar 20 kaki. Dahulu, fungsi rumah adat ini sebagai tempat seorang raja ketika melaksanakan upacara adat.

Tangga pada rumah adat suku Tolaki berjumlah ganjil dan mereka sebut sebagai konanggoa yang artinya sangat baik dalam mendapatkan rezeki. Mereka percaya bahwa angka ganjil merupakan angka baik karena unsur-unsurnya tidak saling berpasangan, tetapi memengaruhi

Baca Juga : Memahami Pengertian Sukuisme dan Contohnya

Sudah Mengerti Tentang Fungsi Rumah Adat dan Manfaatnya?

Sekarang, kita lebih tahu mengenai fungsi rumah adat, manfaat, dan contoh-contoh dari rumah adat yang ada di Indonesia. Rumah adat merupakan hasil dan mencerminkan suatu kebudayaan. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa wajib ikut serta untuk terus melestarikannya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page