30+ Contoh Kebudayaan Indonesia & Pengertiannya

Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kebudayaannya yang sangat kental. Ada banyak sekali kebudayaan Indonesia dengan ciri masing-masing di setiap daerah. Pada artikel ini akan dibahas 36 contoh kebudayaan Indonesia.

Pengertian Kebudayaan

Sebelum menguraikan contoh-contoh kebudayaan, sebaiknya ketahui dulu pengertiannya. Secara etimologi, culture atau budaya berasal dari kata “colere” yang memiliki arti ‘mengolah’. 

Sedangkan dalam bahasa Inggris, kata budaya disebut culture yang memiliki arti kebudayaan. Untuk lebih jelasnya, berikut ini pendapat para ahli mengenai kebudayaan. 

1. E.B Taylor 

Berdasarkan pendapat dari Taylor, kebudayaan merupakan hal kompleks yang mana mencakup beberapa hal di dalamnya mulai dari kepercayaan, kesenian, moral, adat istiadat, hukum, hingga kemampuan yang bisa diperoleh oleh manusia sebagai bagian dari kelompok masyarakat. 

2. Selo Seomardjan dan Soelaeman Somardi 

Pendapat yang berbeda disampaikan oleh Selo dan Soelaeman mengenai kebudayaan. Menurut keduanya kebudayaan merupakan seluruh hasil karya rasa dan cipta dari masyarakat. 

3. Ki Hajar Dewantara

Berdasarkan pendapat Ki Hajar Dewantara, kebudayaan merupakan hasil budi dari manusia yang muncul karena memang kodrat masyarakat sebagai manusia. Menurutnya juga,  kebudayaan merupakan bentuk dari kejayaan masyarakat yang bisa mengatasi setiap kesulitan yang ada dan menjadi awal dari munculnya aturan dalam masyarakat. 

Contoh Kebudayaan 

Adapun beberapa contoh dari kebudayaan yang ada di Indonesia antara lain:

1. Upacara Kasada Bromo

Kebudayaan yang pertama adalah upacara kasada yang biasanya dilaksanakan oleh masyarakat Tengger yang tinggal di Gunung Bromo, Jawa Timur. Biasanya upacara ini dilakukan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada alam dan harapan agar bisa dijauhkan dari segala jenis malapetaka. 

Upacara Kasada ini dilakukan dengan menghanyutkan hasil bumi ke dalam kawah Gunung Bromo. Proses awalnya adalah pengambilan air suci kemudian diakhiri proses selamatan. Adapun untuk proses pengambilan air suci ini dilakukan di Gunung Widodaren. 

Adapun untuk rangkaian acaranya meliputi persiapan upacara. Lalu dilanjutkan pembacaan kidung-kidung religi dengan iringan gamelan. Selanjutnya mensucikan tempat persembahyangan. Kemudian dilanjutkan pembacaan kitab suci Weda, sejarah Kasada, hingga cerita perkawinan Rara Anteng dan Jaka Seger.

2. Upacara Tabuik Sumatera Barat

Upacara tabuik merupakan sebuah tradisi yang berasal dari di Pantai Barat, Sumatera Barat, dan merupakan acara rutin yang sudah diselenggarakan secara turun menurun. Biasanya Tabuik ini digelar saat Asyura, tepatnya pada tanggal 10 Muharram dalam kalender Islam.

Adapun untuk penamaan tabuik ini secara harfiah memiliki arti peti mati yang dihiasi dengan bunga atau dekorasi lainnya yang menggambarkan  buraq (hewan kuda yang berkepala manusia). Untuk tahapan upacara ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian puncak acara. 

Ada beberapa rangkaian ritual tabuik, antara lain tahap mengambil tanah, menebang batang pisang, dan mataam. Kemudian akan dilanjutkan dengan mengarak jari-jari dan sorban, lalu tabuik naik pangkek, kemudian hoyak tabuik, dan membuang tabuik ke laut.

Adapun saat puncak acaranya, tabuik akan dibawa menuju Pantai Gandoriah.  Selanjutnya diambil semua benda-benda berharga yang ada di tabuik.

3. Makepung

Makepung merupakan kebudayaan yang berasal dari Bali khususnya di daerah Jembrana. Tradisi ini berupa lomba pacu kerbau yang awalnya merupakan sebuah permainan yang dilakukan oleh para petani ketika membajak sawah saat musim panen. 

Namun seiring berkembangnya zaman, kegiatan ini pun diperlombakan dan menjadi kegiatan wajib untuk orang Bali. Adapun untuk pelaksanaannya biasanya setahun sekali yaitu pada bulan Juni hingga Oktober. 

Hal yang menarik dari makepung adalah kostum yang digunakan saat perlombaan. Para joki akan bertelanjang dada dengan menggunakan tekes kepala bercorak batik dan memakai kain tipis. 

Kemudian kerbaunya juga akan dihiasi dengan gelung kepala yang disebut rumbing dan pada bagian tanduk diisi dengan selongsong tanduk yang berwarna-warni.

4. Atraksi Debus Banten

Debus merupakan salah satu tradisi yang memang tergolong berbahaya, namun cukup banyak peminatnya. Inti dari pertunjukan ini adalah gerakan silatnya yang cukup kental dan menantang. Untuk itulah, pemainnya harus benar-benar orang yang berpengalaman. 

Tradisi ini awalnya sebagai sarana dakwah agama islam pada abad ke-16 yang bertujuan agar masyarakat mau mengikuti ajaran islam. Untuk itulah, umumnya pertunjukan ini akan diiringi dengan pembacaan doa untuk memohon keselamatan kepada Allah SWT. 

Tidak hanya  itu, menariknya orang yang melakukan kegiatan ini adalah orang terpilih yang sebelumnya melakukan ritual khusus terlebih dahulu. Adapun ritual yang dimaksud seperti tidak mencuri, tidak minum alkohol, tidak bersenggama, wajib berpuasa, dan wajib melaksanakan sholat.

5. Karapan Sapi

Kebudayaan yang berasal dari Madura ini menggunakan sapi sebagai objek utamanya. Pada tradisi ini, sapi agar diperlombakan dalam bentuk pacuan sapi sambil menarik kereta yang terbuat dari kayu. 

Biasanya  kegiatan ini akan digelar satu tahun sekali yaitu pada bulan Agustus hingga Oktober dengan banyak partisipan.

Untuk trek pacuannya berjarak sekitar 100 meter dengan hadiah yang cukup menggiurkan, bahkan hadiahnya bisa mobil. Karena itulah, pemilik sapi akan mempersiapkan sapinya sebaik mungkin, mulai dari memberi makan hingga melatihnya dengan biaya yang terkadang tidak sedikit. 

6. Merarik

Tradisi ini berasal dari Suku Sasak, Lombok. Adapun merarik berasal dari bahasa Sasak yang memiliki arti menikah. Untuk itulah kegiatan ini dilakukan untuk melangsungkan pernikahan. 

Namun ini bukanlah pernikahan biasa. Pada prosesnya, mempelai perempuan akan dilarikan terlebih dahulu oleh pihak lelaki. Prosesnya yaitu, kedua mempelai akan bertemu di suatu tempat tertentu, kemudian pihak lelaki akan membawa pihak perempuan ke suatu tempat tertentu tanpa sepengetahuan pihak keluarga wanita selama tiga hari.

Selanjutnya tokoh masyarakat akan mendatangi keluarga pihak perempuan untuk memberitahu mereka mengenai pelarian tersebut. Jika sudah, kedua pihak akan berembuk mengenai proses pernikahan keduanya hingga akad nikah dilaksanakan. 

7. Melasti

Tradisi melasti berasal dari daerah Bali yang merupakan kegiatan sakral yang bertujuan untuk mensucikan diri. Upacara ini bisa dilakukan dimana saja dan biasanya dilakukan beberapa hari sebelum Hari Nyepi. Namun biasanya,  kegiatan ini dilakukan di Pantai Melasti.

Pada acara ini, masyarakat Bali akan menggunakan pakaian berwarna putih dan membawa sebuah parung untuk dibersihkan yang disebut dengan niskala. Tidak hanya mensucikan diri, kegiatan ini juga bertujuan untuk  meminta kekuatan kepada Tuhan agar bisa menjalankan ibadah di Hari Nyepi dengan khidmat. 

8. Tari Saman

Kebudayaan yang ada di Indonesia selanjutnya yaitu tari saman yang berasal dari Aceh. Awalnya tari ini sebagai bagian dari dakwah agama islam, hingga terkenal dan mendunia sampai sekarang ini.

Tari ini diperkenalkan oleh Syekh Muhammad As-Saman pada abad ke 17. Adapun tari ini memadukan gerakan tari dengan lantunan syair melayu kuno yang menyebutkan pujian kepada Allah SWT. Namun pada perkembangannya, tari ini lebih menyebutkan tokoh yang telah berjasa merebut kemerdekaan.

9. Pesta Bakar Batu

Pesta bakar batu ini berasal dari daerah Papua yang bertujuan sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. Awalnya kegiatan ini dilakukan untuk bersenang-senang saja, namun sampai sekarang masih dilestarikan terutama oleh masyarakat suku pedalaman Papua. 

Adapun untuk proses ritualnya yaitu dengan membakar batu terlebih dahulu hingga panas, kemudian meletakkan babi di dalamnya sampai matang. 

Dalam perkembangannya, saat ini tradisi tersebut tidak lagi menggunakan daging babi tetapi daging ayam. Hal ini dilakukan sebagai bentuk toleransi terhadap agama Islam di daerah Papua.

10. Iki Palek

Kebudayaan menarik yang ada di Indonesia berikutnya yaitu upacara iki palek. Upacara ini berasal dari Suku Dani di Lembah Baliem yang berupa kegiatan memotong jari jika ada anggota keluarga yang meninggal. 

Bagi orang awam, kegiatan ini merupakan hal mengerikan dan menakutkan untuk dilakukan. Namun sebagai bentuk kesetiaan dan rasa kehilangan akibat keluarga yang meninggal, Suku Dani akan memotong jarinya sendiri. 

Adapun setiap jari yang dipotong menandakan jumlah anggota keluarga yang meninggal. Untuk proses pemotongan jari sendiri biasanya dilakukan oleh anggota keluarga wanita, sedangkan untuk pria biasanya memotong kulit telinga mereka. 

Bagi Suku Dani, jari merupakan simbol dari persatuan dan kekuatan. Selain itu, ini juga lambang hidup bersama satu keluarga dan nenek moyang. Untuk itulah, ketika ada anggota yang meninggal, Suku Dani akan memotong tangan anggota keluarga yang keluarganya meninggal.

11.  Tari Serimpi

Kebudayaan Indonesia ini tidak tidak terlepas dari sejarah kerajaan Mataram. Hal ini karena kesenian tersebut memang diperkenalkan pada masa Raja Mataram. Pada tari ini memperlihatkan keindahan dan keestetikan yang tinggi dari sebuah gerakan yang anggun dan cantik oleh para penarinya. 

Awal mulanya, tari ini berfungsi sebagai pertunjukan pada acara-acara sakral seperti acara pisowanan agung ataupun acara peringatan hari penting kerajaan kemudian terkenal dan tetap dipertahankan sampai sekarang. 

Untuk pengiringnya, biasanya menggunakan musik gamelan dengan lantunan irama nada sayup-sayup yang mendamaikan. Untuk itulah, tarian ini sering dihadirkan sebagai lambang kebudayaan keraton yang lemah lembut.  

12. Tanam Sasi

Tradisi ini berupa upacara adat untuk memperingati kematian di Merauke. Sasi sendiri merupakan sejenis kayu yang akan ditanam saat kematian telah mencapai 40 hari, kemudian nantinya akan dicabut kembali setelah 1000 hari. 

Upacara ini biasanya dilaksanakan oleh Suku Marind atau Marind-Anim yang terletak di wilayah dataran luas Papua Barat. Pada sasi biasanya akan ada ukuran khusus yang melambangkan kehadiran para leluhur dan sebagai tanda keadaan hati seperti sedih atau bahagia. 

Adapun pada proses tanam sasi biasanya akan ditampilkan tarian tradisional yaitu Tari Gatsi khas Suku Marind. Tidak hanya itu, selama pertunjukan, para musisi akan memainkan alat musik tradisional yaitu tifa.

13. Bau Nyale

Bau nyale merupakan tradisi dari Lombok yang cukup terkenal dan banyak diikuti oleh orang-orang dari berbagai daerah bahkan di luar Lombok. Pada kebudayaan ini akan ada kegiatan penangkapan nyale saat air laut surut pada jam 4 hingga 5 pagi khususnya pada bulan Februari atau Maret. 

Nyale sendiri merupakan cacing laut yang dipercaya oleh masyarakat Lombok sebagai jelmaan Putri Mandalika. Dalam sejarahnya, Putri Mandalika yang cantik memilih menceburkan diri ke laut guna menghindari peperangan antara-pangeran yang merebutkan dirinya dan muncullah nyale. 

14. Tari Kecak

Kebudayaan ini berasal dari Bali dan sangat identik dengan suara “Cak, Cak, Cak”. Tarian kecak biasanya diperankan oleh 50 sampai 150 orang penari yang sudah terlatih. 

Selain itu, para penari di tari kecak sebagian besar adalah pria. Mereka biasanya akan duduk bersila dengan membentuk sebuah lingkaran. Adapun pakaian yang dikenakan oleh mereka berupa kain sarung dan kain kotak yang memiliki warna hitam dan putih layaknya papan catur.

15. Ngaben

Ngaben merupakan tradisi dari Bali yang dilaksanakan saat ada kematian seseorang. Upacara ini merupakan kegiatan pembakaran orang yang meninggal hingga menghasilkan abu untuk dilarungkan ke laut. 

Hal menarik dalam kegiatan ini adalah anggota keluarga atau kerabat tidak boleh menunjukkan rasa sedih ketika prosesi sakral berlangsung. Tidak hanya itu, proses ini akan diramaikan dengan berbagai acara seperti tarian adat tradisional yang cukup meriah.

16. Dugderan

Kebudayaan Indonesia ini berasal dari Kota Semarang yang biasanya dilakukan untuk menyambut bulan puasa. Kegiatan ini akan dimulai setelah sesaat umat Islam melaksanakan sholat ashar dan menjelang bulan Ramadhan. 

Pada kegiatan ini akan dipukul bedug di masjid besar yang disusul dengan penyulutan meriam di halaman pendopo kabupaten di Kanjengan. Pada acara ini, bedug itu akan berbunyi “dug” sedangkan meriam akan berbunyi “der” yang berlangsung berkali-kali. Perpaduannya inilah yang membuatnya dinamakan dugderan.

Bertepatan dengan saat itu jugalah, masyarakat pun berkumpul di alun-alun depan masjid, kemudian Kanjeng Bupati dan Imam Masjid Besar memberikan sambutan dan pengumuman mengenai penentuan awal bulan puasa.

17. Ngurek

Upacara ini hampir sama dengan kegiatan debus, namun pada acara ini pelaku akan menusuk tubuhnya menggunakan keris. Tujuan dari tradisi ini adalah meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. 

Uniknya saat kegiatan menusuk tubuh dengan keris ini, seseorang yang melakukannya tidak merasakan kesakitan ataupun bahkan berdarah. Hal ini karena saat kegiatan ini mereka dalam keadaan tidak sadar atau kerasukan sehingga tidak merasakan sakit sama sekali. 

18. Dahau

Dahau merupakan kebudayaan yang berasal dari Kutai Barat yang biasanya dilaksanakan setiap akhir Oktober. Upacara ini dilakukan saat akan memberikan nama  anak di Kalimantan Timur.

Namun kegiatan ini hanya akan dilaksanakan oleh keluarga keturunan bangsawan dan terpandang di wilayah tempat tinggal. Hal ini karena upacaranya biasanya meriah dan besar-besaran. 

Saat acara ini berlangsung, akan ada banyak ritual yang dilakukan, bahkan bisa sampai sebulan. Walaupun begitu, dahau merupakan upacara adat yang sering dilakukan sampai sekarang oleh Suku Dayak di Kalimantan Timur. 

19. Batik

Salah satu produk budaya yang ada di Indonesia adalah batik yang bahkan menjadi ciri khas bangsa saat ini. Bahkan batik sudah diakui oleh dunia sebagai warisan budaya Indonesia. 

Batik tidak hanya simbol ataupun pajangan semata tetapi sudah digunakan untuk berbagai hal oleh masyarakat seperti untuk seragam kerja, seragam sekolah, hingga cendera mata. Ada banyak sekali corak batik dan tentunya sangat berbeda di setiap daerah Indonesia, bahkan di Jawa. 

20. Upacara Adat Beliatn 

Adat beliatn adalah tradisi masyarakat Dayak yang mana dilakukan untuk mencegah terjadinya hal buruk pada manusia dan lingkungan. Tidak hanya itu, upacara ini juga biasanya untuk ritual pengobatan berbagai jenis penyakit dan keperluan lainnya. 

Tradisi ini biasanya digunakan untuk mencegah beberapa hal seperti bencana alam, gagal panen, membuang sial, dan lain sebagainya. Adapun masyarakat yang masih melakukan tradisi ini adalah Suku Dayak Benuaq dan Tonyooi.

21. Reog Ponorogo

Reog ponorogo merupakan bentuk kesenian yang berasal dari Jawa Timur yang menampilkan tarian reog. Kesenian ini mempunyai banyak versi, namun pada umumnya ini berkaitan dengan kepercayaan animisme tentang roh penjaga suatu wilayah. 

Dalam kepercayaannya, roh penjaga tersebut berwujud harimau sesuai dengan bentuk reog ponorogo yang seperti harimau. Nah untuk mendatangkannya, orang-orang akan melakukan upacara adat dengan mengenakan topeng sambil menari yang diabadikan dalam bentuk kesenian reog ponorogo. 

22. Mapasilaga Tedong

Kebudayaan Indonesia yang menarik berikutnya yaitu mapasilaga tedong. Ini merupakan tradisi mengadu kerbau tedong yang hanya ada di Toraja. Adapun ajang adu kuat dua kerbau ini memiliki maknanya tersendiri yaitu untuk menghapus duka keluarga yang ditinggal mati. 

Hal yang menarik dari kegiatan ini yaitu tidak hanya sebagai hiburan untuk keluarga yang berduka, tetapi juga sebagai objek wisata. Hal ini karena banyak wisatawan yang tertarik dengan ritual tersebut, apalagi kerbau yang digunakan sangat jarang ditemui dimanapun. 

23. Pasola

Pasola merupakan kebudayaan yang berasal dari Indonesia timur khususnya Sumba. Kegiatan ini selalu dilakukan setiap tahun sehingga memiliki kemungkinan besar untuk Anda lihat saat berkunjung ke Sumba. 

Adapun tradisi ini biasanya digelar untuk merayakan musim tanam padi. Pasola berbentuk permainan yang mengutamakan ketangkasan saling lempar lembing kayu dari atas kuda.

Tidak hanya itu, tradisi ini juga dilakukan sebagai bagian dari ritual marapu, yakni permohonan dan rasa syukur atas panen masyarakat Sumba. Untuk penamaannya sendiri berasal dari kata “sola” dan “hoyang” yang berarti kayu lembing. 

Untuk pelaksanaan tepatnya yaitu pada Februari dan Maret. Bulan Februari di Kecamatan Lamboya dan Maret di Kecamatan Wanokaka dan Laboya Barat. Jadi Anda bisa menyesuaikan sendiri untuk pergi kemana dan kapan jika ingin melihat tradisi ini.  

Hal menarik sebelum acara ini berlangsung yaitu masyarakat harus menghindari beberapa pantangan. Pantangan tersebut antara lain dilarang mengadakan pesta, membangun rumah, dan lain sebagainya.

24. Kebo-Keboan

Kebudayaan Indonesia yang menarik untuk dibahas berikutnya adalah tradisi kebo-keboan yang biasanya dilaksanakan oleh Suku Osing. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk menghalangi wabah penyakit masuk ke desa dan meminta hujan saat musim kemarau terjadi.

Tidak hanya itu saja, acara ini juga diadakan sebagai ungkapan rasa syukur ketika panen tiba. Adapun dalam acara ini akan dipertunjukkan kebo-keboan atau manusia yang dirias layaknya seekor kerbau. 

25. Tiwah

Ritual tiwah merupakan salah satu tradisi atau kebudayaan Suku Dayak yang dilakukan untuk memindahkan tulang orang yang meninggal ke dalam sandung. Tujuan dari acara ini adalah sebagai bentuk sikap menghargai kematian orang yang meninggal. 

Selain itu, tujuan dari ritual ini juga adalah untuk meluruskan perjalanan dari orang yang telah meninggal dan sebagai prosesi buang sing untuk keluarga yang ditinggalkan. 

Adapun dalam upacara ini tidak hanya melakukan proses pemindahan tulang, tetapi juga akan dibarengi dengan beberapa tradisi. Tradisi yang dimaksud yaitu tarian, gong, dan hiburan lainnya. 

26. Menea Mundingeun

Tradisi unik yang menjadi kebudayaan menarik orang Indonesia ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Sunda. Reuneuh mundingeun akan dilakukan ketika kehamilan memasuki usia 12 bulan yang bertujuan agar wanita yang mengalami kondisi tersebut bisa segera melahirkan. 

Adapun prosesi ini akan dilakukan apabila usia kandungannya telah mencapai usia 9 bulan 10 hari. Atau bisa dikatakan lebih dari sebagaimana normalnya usia kehamilan dan belum juga melahirkan.

Adapun ritual ini dilakukan dengan cara yang sangat mudah yaitu perempuan hamil dikalungkan dengan kolotok. Kolotok sendiri adalah ikat leher kerbau. 

Selanjutnya, perempuan hamil tersebut akan dituntun oleh dukun beranak atau tenaga tradisional yang ada di tempat tersebut. Mereka akan dituntun menuju ke kandang kerbau sambil membaca doa tertentu. 

27. Mekiwuka

Kebudayaan khas Indonesia ini dilakukan oleh Suku Minahasa. Prosesnya yaitu dengan melakukan pawai sambil memainkan alat musik dan bahkan bernyanyi. 

Mekiwuka sendiri merupakan ungkapan rasa syukur oleh Suku Minahasa atas rahmat Tuhan di sepanjang tahun yang telah dilewati. Selain itu, ini juga sebagai ungkapan permohonan kepada Sang Pencipta agar dibukakan jalan kebaikan dalam menjalani tahun berikutnya. 

Tradisi ini tidak hanya sebuah pawai biasa, namun orang-orang juga akan mengunjungi setiap rumah untuk memberikan selamat tahun baru. Karena berkaitan  dengan tahun baru, maka kegiatan ini akan dilakukan mulai dari tengah malam pergantian tahun hingga subuh.

28. Ngebabali

Upacara ngebabali adalah kebudayaan dari Lampung Barat yang biasanya masyarakat lakukan ketika akan membuka lahan baru atau membangun rumah. 

Tradisi yang berasal dari Desa Negeri Besar Lampung ini orang yakini bisa mengabulkan permintaan seseorang. Hal ini karena salah satu tujuan dari tradisi ini adalah untuk menghormati nenek moyang masyarakat Lampung. 

Adapun kegiatan ini biasanya dilakukan dengan membawa sesajen ke suatu tempat tertentu. Namun saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi ini sudah jarang dilaksanakan. 

29. Sintren

Sintren merupakan tarian yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Barat, tepatnya di bagian pesisir pantai sebelah utaranya. Tarian ini memiliki unsur mistis karena adanya ritual khusus untuk pemanggilan roh. 

Gerakan tarian pada tari sintren juga terkenal unik dan mistis sehingga menciptakan pengalaman menarik saat Anda menonton tarian ini. Adapun menurut sejarahnya, tarian ini berawal dari kisah cinta yang tidak direstui antara Raden Sulandono dan Sulasih oleh kedua orang tuanya. 

Pada kisahnya, Sulandono diperintah untuk bertapa dan mendapatkan selembar kain dari ibunya untuk kemudian diberikan kepada Sulasih saat pertapaan selesai. Sedangkan Sulasih diminta untuk menjadi penari. Dia akan menari di setiap acara bersih desa sebagai syarat jika ingin bertemu kekasihnya.

Saat pertunjukan rakyat, Sulasih sedang menari sebagai bagian dari pertunjukan tersebut. Namun saat itu sedang bulan purnama sehingga dia pun dirasuki roh halus. 

Kebetulan saat itu, Sulandono turun dari pertapaannya dan melihat kekasihnya yang dirasuki. Dengan kekuatannya, Sulando melemparkan selendang tersebut dan membawa pergi Sulasih dan berhasil menyelamatkannya. 

Sejak saat itulah, tarian sintren mulai muncul dan terus berkembang sampai saat ini. Adapun istilah sintren memiliki arti keadaan saat penari mengalami kesurupan atau trance. 

30. Nyongkolan

Kebudayaan di Indonesia selanjutnya adalah nyongkolan. Kegiatan ini adalah rangkaian saat kegiatan merarik di Lombok.

Adapun nyongkolan merupakan kegiatan saat pengantin laki-laki dan perempuan berjalan iring-iringan dengan beberapa orang sebagai pengiringnya menuju ke rumah mempelai wanita. Pada kegiatan ini kedua pengantin akan dihias dan menggunakan kebaya atau pakaian adat khas Lombok. 

Tidak hanya itu, saat kegiatan nyongkolan juga akan diiringi dengan alunan musik dari gendang beleq sampai menuju ke rumah mempelai wanita. Namun seiring berjalannya waktu, gendang beleq sudah tergantikan dengan cilokak yang merupakan musik khas Lombok dengan nyanyian dalam bahasa Lombok. 

31. Peusijuk

Tradisi peusijuek merupakan bentuk doa bersama yang dipimpin oleh tengku ataupun ustadz. Kebudayaan ini berasal dari Aceh dan menjadi salah satu tradisi bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. 

Peusijuk sering dilakukan oleh pengantin baru, orang yang berhaji, dan orang-orang yang baru terkena musibah. Tidak hanya itu, tradisi ini juga sering dilakukan saat orang akan membuka usaha, membeli kendaraan, ataupun tinggal di rumah baru. 

Lebih lanjut, adat ini juga menjadi salah satu cara untuk mendamaikan pertikaian atau pertengkaran di tengah masyarakat. Sehingga diharapkan dengan adanya hal ini, tidak akan menimbulkan perpecahan diantara masyarakat. 

32. Tibaraki

Tradisi masyarakat berikutnya yaitu tibaraki. Ini adalah bentuk ritual pengobatan tradisional yang dilakukan oleh Suku Bajo. 

Adapun ritual ini berasal dari kata “tiba” dan “raki”. Tiba berarti membuang, raki berarti sesajen. Jadi tibaraki berarti ritual pemberian sesajen dengan mengharapkan kesembuhan yang dilandasi keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Sesajen ini biasanya dibuang ke laut dengan niat penyakit tersebut dapat disembuhkan. Namun dalam pelaksanaannya, tibaraki menggunakan doa atau mantra yang diucapkan oleh orang tertentu atau petua disana. 

Namun berdasarkan beberapa pendapat, kalimat doa yang digunakan sesuai dengan ketentuan ajaran Islam. Bahkan sebelum mengucapkan doanya, akan diawali dengan kalimat basmalah (bismillahirrahmanirrahim). 

Salah satu daerah yang masih menerapkan tradisi ini adalah Suku Bajo di Pulau Bungin, Sumbawa. Jika Anda penasaran dengan ritual ini, bisa langsung berkunjung kesana. 

33. Begawe

Begawe merupakan kebudayaan yang berasal dari Lombok, NTB. Tradisi ini berupa masak dan makan bersama saat ada kegiatan tertentu seperti nikahan, sunatan, ataupun peringatan kematian.

Saat tradisi begawe di Lombok, biasanya masyarakat akan berkumpul dan memasak bersama berbagai olahan khas Lombok di tempat acara. Tidak jarang juga, masyarakat sekitar akan membawakan bahan makanan seperti beras untuk membantu acara begawe berjalan dengan lancar. 

Tradisi ini masih sangat kental di kalangan masyarakat Lombok. Bahkan masih dilakukan di sebagian besar wilayah Lombok termasuk Kota Mataram. 

34. Peta Kapanca

Kebudayaan Indonesia yang menarik untuk diketahui selanjutnya ini berasal dari wilayah Timur yaitu Bima. Peta kapanca merupakan tradisi bagi calon pengantin wanita Suku Bima sebelum melangsungkan pernikahan. 

Dalam tradisi ini, pengantin wanita akan diberikan kapanca atau daun pacar yang sudah dihaluskan pada telapak tangannya. Pemberian daun pacar ini akan dilakukan secara bergilir oleh ibu-ibu pemuka adat, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat setempat. 

Selain itu, kegiatan ini juga akan dilakukan satu hari sebelum pesta pernikahan atau biasanya pada malam harinya. Pemberian daun pacar ini tentunya tidak sembarang, ada makna tersembunyi di dalamnya. 

Adapun makna dari tradisi ini yaitu daun pacar yang diletakkan pada kedua telapak tangan calon pengantin wanita merupakan sebuah simbol pernikahannya. Maksudnya bahwa sebentar lagi calon pengantin wanita tersebut akan menjadi seorang istri atau milik dari calon pengantin pria yang sudah meminangnya. 

Hingga saat ini, tradisi tersebut masih terus dipertahankan oleh masyarakat Suku Bima. Bahkan di daerah kota Bima pun, tradisi ini masih dilaksanakan dan dipertahankan oleh masyarakat disana. 

35. Mbolo Weki

Mbolo weki berasal dari Bima, NTB. Untuk namanya sendiri berasal dari kata “mbolo” dan “weki” yang mana mbolo berarti bundar dan melingkar, sedangkan weki berarti kumpulan atau kerumunan.

Dari kedua arti tersebut saja, kita sudah tahu bahwa mbolo weki memiliki arti sebuah kegiatan berkumpul di antara lingkungan keluarga atau juga bisa diartikan sebagai musyawarah yang dilakukan beberapa kelompok untuk mempererat hubungan kekeluargaannya. 

Selain itu, tradisi ini juga biasanya diselenggarakan untuk mempersiapkan acara penting. Terutama acara-acara penting yang memerlukan musyawarah dengan kelompok atau anggota keluarga lainnya seperti pernikahan dan sejenisnya. 

36. Ampa Fare

Kebudayaan Indonesia yang terakhir yaitu ampa fare. Istilah ini berasal dari dua kata yaitu “ampa” yang berarti ‘mengangkat’ dan “fare” yang berarti ‘padi’. 

Dari kedua arti tersebut, Anda sudah bisa menebak sendiri bahwa ini merupakan tradisi mengangkat hasil panen dan menyimpannya di lumbung padi atau uma lengge. Sekadar informasi, tradisi ini sudah berlangsung sejak abad ke-8 dan mengandung makna doa dan ungkapan syukur kepada Allah SWT. 

Terutama ucapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah dan mengandung pengajaran kepada masyarakat untuk senantiasa hidup berhemat. Adapun tradisi ini berasal dari Bima dan masih dilestarikan di beberapa daerah. 

Sudah Tahu Kebudayaan di Indonesia?

Indonesia kaya akan budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam dari Sabang sampai Merauke. Bahkan 36 kebudayaan di atas hanya sebagian kecil sampel dari produk budaya Indonesia yang sangat banyak. Namun saat ini, kebudayaan tersebut mulai terkikis sehingga sangat diperlukan kerjasama kita untuk menjaganya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page