Koloid Adalah: Pengertian, Jenis, Sifat, Contoh dan Cara Membuat

Siapa sangka bahwa koloid adalah suatu zat yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Jika mendengar namanya masih cukup awam, perlu Anda ketahui fakta lengkap tentang zat yang berasal dari hasil pencampuran dua cairan tersebut. Tanpa Anda sadari, zat ini telah membawa banyak manfaat untuk kehidupan manusia.

Penjelasan Tentang Koloid 

Penjelasan tentang sistem pelarutan zat ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan sebuah zat yang telah mengalami pelarutan dalam zat lainnya. Kemudian, pencampuran ini menghasilkan butiran partikel yang lebih besar dari butiran molekul zat tersebut. 

Sistem pelarutan yang terjadi merupakan sebuah fase dispersi dimana suatu zat larut dan menyebar pada zat lainnya. Di samping itu, ada pula medium dispersi yang merupakan sebuah objek pelarut zat untuk pencampuran ini pada fase dispersi tersebut.

Sedangkan berdasarkan Modul Kimia dari Kemdikbud, koloid adalah suatu jenis zat campuran hasil dari pencampuran homogen dan heterogen. Pencampuran zat homogen biasa disebut dengan larutan. Lalu, untuk campuran heterogen ahli menyebutnya sebagai sistem suspensi.

Secara garis besar, koloid merupakan sebuah pencampuran dari larutan dan suspensi. Sebagai tambahan, zat ini tidak termasuk dalam salah satu zat tersebut, melainkan ia berdiri sendiri dengan sifatnya yang tidak bergantung pada kedua zat tersebut. 

Perbedaan Koloid dengan Larutan dan Suspensi

Cairan satu ini merupakan salah satu zat yang terdapat pada posisi tengah antara larutan dan suspensi karena secara harfiah ketiga zat ini memang berbeda. 

Lantas, bagaimana cara membedakan antara larutan, koloid, dan juga suspensi? Simak informasinya pada tabel di bawah ini!

AspekLarutanKoloidSuspensi
Dapat disaringTidakBisa, dengan membran tipisBisa
Jumlah fase122
Sifat zatStabilStabilTidak stabil, zat dapar terpisah
Jenis zatHomogenHeterogenHeterogen
Ukuran diameter partikel< 10-7 cmAntara 10-7 – 10-5 cm> 10-5 cm

Jenis dan Contoh dari Cairan Koloid

Jenis dari hasil pencampuran ini sendiri dibagi menjadi delapan, namun yang membedakan adalah medium pendispersi dan fase dispersinya. Secara umum, terdapat tiga hasil fase dispersi dengan tiga medium pendispersi yang sama, yaitu cair, padat, dan gas. 

Di bawah ini merupakan penjelasan lengkap dari jenis-jenis dari pencampuran zat antara larutan dan suspensi.

1. Medium Pendispersi Padat

Jenis yang pertama dari koloid adalah ketiga unsur padat yaitu sol padat, emulsi padat, dan buih padat. Ketiga unsur tersebut memiliki medium pendispersi padat dan ketiga fase dispersi yaitu padat, cair, dan gas. 

Lalu, bagaimana penjelasan dari masing-masing jenis dari pencampuran media ini? Apa saja contoh benda yang ada di sekitar Anda? Simak penjelasannya di bawah ini.

a. Sol Padat

Macam dari koloid adalah sol padat yang telah melalui fase dispersi padat dengan medium pendispersi padat pula. Kemudian, unsur ini menjadi padat karena adanya pengaruh dari besar tekanan dan suhu pada unsur tersebut sehingga menjadi padat. Bentuk dari sol padat adalah benda yang kokoh dan keras.

Hasil dari pencampuran ini yang ada pada kehidupan sehari-hari manusia adalah kaca berwarna hingga batu-batuan ruby. Batuan ruby termasuk dalam contoh koloid karena memiliki padatan kromium yang menjadi fase terdispersi. Lalu, padatan menyebar pada padatan aluminium oksida yang merupakan medium pendispersi. 

b. Emulsi Padat

Selanjutnya, emulsi padat termasuk dalam hasil pencampuran zat dengan medium pendispersi merupakan benda padat. Tetapi, emulsi padat mengalami fase dispersi cair.

Contoh emulsi padat pada sistem koloid adalah agar-agar. Agar-agar merupakan emulsi padat dengan mencampurkan bubuk agar-agar sebagai medium pendispersi dengan air pada fase dispersinya. 

Selain itu, contoh dari emulsi padat yang terdapat pada kehidupan sehari-hari adalah pacar cina, keju, dan mentega. 

c. Buih Padat

Hasil dari pencampuran koloid adalah busa atau buih yang berbentuk padat karena mengalami fase dispersi berupa gas dengan bantuan medium dispersi padat. Penjelasan singkatnya dapat Anda lihat pada spons cuci. Benda tersebut merupakan contoh dari buih padat hasil pencampuran zat larutan dan suspensi ini.

Oleh karena itu, pada saat Anda memencet spons, maka akan keluar gas dan partikel udara. Peristiwa tersebut diakibatkan adanya persebaran gas udara di dalam spons yang merupakan benda padat. Di samping itu, ada contoh lain seperti batu apung, styrofoam, dan roti.

2. Medium Pendispersi Cair

Jenis lain dari koloid adalah sol, emulsi, dan buih yang mendapatkan bantuan medium pendispersi cair untuk tiap fase dispersinya. Bagaimana penjelasan tentang ketiga benda tersebut sehingga termasuk dalam contoh benda dari hasil pencampuran zat ini? Berikut ini merupakan penjelasan singkatnya.

a. Sol

Sol menjadi salah satu jenis hasil peristiwa pencampuran zat. Unsur dari sol ini dapat terdispersi dengan bantuan medium cair dan melalui fase dispersi padat. 

Sedangkan untuk contoh benda yang ada pada kehidupan manusia sehari-hari dan berguna adalah cat tembok. Benda satu ini termasuk dalam sol karena adanya fase dispersi terhadap zat padat termasuk di dalamnya adalah kalsium karbonat oleh medium pendispersi cair berupa air.

Ada pula contoh benda lainnya seperti tinta, tanah liat, dan gelatin yang termasuk dalam unsur sol. 

b. Emulsi

Selain itu, ada pula jenis koloid yang memiliki fase dispersi dan mediumnya yang sama berupa cairan, unsur tersebut adalah emulsi. Pada dasarnya, emulsi tersusun oleh beberapa cairan yang memiliki sifat kepolaran yang berbeda sehingga tidak bercampur dengan cairan yang lain. 

Sedangkan untuk contoh bendanya adalah susu dan air. Kedua unsur tersebut merupakan unsur cair dengan kepolaran yang berbeda, sehingga keduanya tidak dapat menyatu. Kondisi ini menyebabkan susu tidak termasuk dalam jenis larutan, melainkan jenis koloid.

c. Buih

Jenis selanjutnya dari koloid adalah buih yang memiliki medium pendispersi yang berupa cairan dan melalui fase terdispersi menghasilkan gas. Unsur jenis ini paling sering Anda jumpai pada kehidupan sehari-hari. 

Sabun yang sering Anda pakai merupakan salah satu contoh dari unsur buih ini. Adanya tekanan udara sebagai fase dispersi pada sabun yang merupakan medium pendispersi sehingga menimbulkan gelembung bening. Peristiwa ini menjadikan sabun termasuk dalam buih. 

3. Medium Pendispersi Gas

Di samping itu, terdapat jenis koloid yang mendapatkan bantuan dari medium pendispersi berupa gas. Jenis ini hanya memiliki dua unsur, yaitu aerosol dan aerosol padat. 

Lalu, bagaimana bisa kedua unsur itu saja yang termasuk dalam jenis koloid dengan medium pendispersi berupa gas? Di bawah ini merupakan penjelasan lengkapnya.

a. Aerosol

Aerosol termasuk dalam jenis dari hasil pencampuran dua zat larutan dan suspensi yang terbantu oleh medium pendispersi gas untuk melalui fase dispersi yang berupa cairan. 

Contoh yang paling umum yaitu parfum yang disemprotkan pada udara. Hasil dari semprotan yang berupa cairan tersebut akan menyebar ke udara yang menjadi medium pendispersi unsur aerosol tersebut. 

Di samping itu, embun dan kabut termasuk dalam aerosol karena ketahanannya pada udara yang tidak bertahan lama.

b. Aerosol Padat

Selain itu, ada aerosol padat yang berbeda dari jenis sebelumnya. Aspek yang membedakan keduanya yaitu fase dispersi kedua unsur tersebut yang mana aerosol mengalami fase dispersi cair. Sedangkan aerosol padat mengalami fase dispersi padat.

Asap kendaraan yang sering Anda temui di jalanan merupakan salah satu contoh dari aerosol padat. Benda ini memiliki kandungan berupa karbon hingga timbal yang telah melalui fase dispersi sehingga menjadi asap. 

Bagaimana Sifat dari Koloid?

Hasil dari pencampuran dua zat, yaitu larutan dan suspensi menjadikan koloid sebagai zat baru yang memiliki sifat berbeda. Perbedaan sifat ini dapat menjadi gambaran bahwa antara ketiga unsur tersebut tidaklah sama. Lantas, seperti apa sifat dari koloid tersebut? 

1. Efek Tyndall

Sifat paling umum yang dimiliki oleh koloid adalah efek yang telah ditemukan oleh ilmuwan Inggris, John Tyndall. Efek Tyndall adalah sebuah efek dari penghamburan cahaya yang disebabkan oleh partikel hasil pencampuran zat larutan dan suspensi.

Cahaya yang tersorot ke arah koloid akan mengalami penghamburan karena sifat dari zat tersebut yang merupakan heterogen. Oleh sebab itu, Anda dapat melihat jejak dari cahaya yang diarahkan ke koloid tersebut karena koloid tidak meneruskan cahaya tersebut begitu saja.

2. Gerakan Brown

Selain itu, koloid memiliki jalur pergerakan partikel yang memiliki jalur acak atau zig-zag. Ilmuwan Robert Brown memberikan nama peristiwa ini sebagai Gerakan Brown

3. Adsorpsi

Selanjutnya, terdapat peristiwa dimana ada ion yang terdapat pada permukaan zat koloid karena sifat koloid adalah menarik partikel kecil di sekitarnya, termasuk ion. Lalu, ion tersebut akan menempel pada permukaan koloid karena gaya tarik zat ini cukup kuat.

4. Koagulasi

Sistem pada koloid juga dapat mengalami kerusakan karena adanya pembentukan partikel yang berukuran lebih besar. Terdapat beberapa aspek yang memengaruhi terjadinya koagulasi, seperti pembusukan, pemanasan, pendinginan, hingga penambahan elektrolit. 

5. Dialisis

Sifat ini hadir saat ada proses pemurnian pada koloid dari ion yang terus berdatangan ke arahnya. Singkatnya, koloid akan mendorong atau membuang ion tersebut saat air menyentuh permukaan koloid. Peristiwa pelepasan ini dapat terjadi karena ukuran ion yang lebih kecil dari koloid.

6. Elektroforesis

Peristiwa ini termasuk dalam sifat koloid karena adanya pergerakan partikel pada medan listrik. Adanya muatan yang memiliki kandungan muncul pada partikel tersebut yang menyebabkan adanya aliran medan listrik. Selain itu, terdapat dua kutub berbeda, yaitu katoda (kutub negatif) dan anoda (kutub positif).

7. Liofil dan Liofob

Kedua sifat ini terdapat pada sol dari hasil pencampuran larutan dan suspensi. Liofil merupakan sebuah partikel yang mengandung zat berhasil melalui fase dispersi dan dapat menarik objek medium dispersi. Peristiwa ini menyebabkan terjadinya gaya tarik pada medium dan zat terdispersi tersebut.

Sedangkan untuk liofob tidak dapat menarik medium dispersi karena sifatnya yang lebih cair. Sebagai tambahan pada kondisi tersebut, gaya tarik liofob tidak sekuat liofil. Liofob mendapatkan perlindungan dari liofil ketika adanya proses koagulasi.

Cara Membuat Larutan Koloid

Ada beberapa cara yang dapat Anda coba untuk membuat campuran larutan dan suspensi sehingga melahirkan zat koloid. Seperti apakah caranya?

1. Kondensasi

Proses pembuatan koloid dengan kondensasi fisika adalah dengan mengubah zat pelarutnya. Sedangkan untuk kondensasi kimia, akan menimbulkan reaksi-reaksi kimia seperti redoks, reduksi, dan oksidasi.

2. Dispersi

Lalu, agar proses dispersi dapat terjadi, Anda dapat mengaitkan suspensi sebagai zat yang akan dicampurkan hingga terbentuk zat koloid. Pada proses ini, ukuran partikel koloid akan mengalami penyusutan. Proses dispersi terbagi menjadi tiga, yaitu secara mekanik, peptisasi, dan busur berdia.

Sudah Mengerti Apa itu Koloid?

Singkatnya, koloid adalah sebuah hasil dari pencampuran dua zat, yaitu larutan dan suspensi yang dapat menghasilkan zat baru dengan sifat baru. Selain itu, terdapat banyak macam dari koloid yang ternyata sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari. Contohnya seperti sabun batang mandi yang juga termasuk dalam jenis koloid.

Sifat pada koloid juga terpengaruh oleh bahan campuran yang telah terlarut pada zat campuran tersebut. Jika Anda ingin mencoba untuk membuat koloid, Anda dapat mencoba kedua cara di atas yang cukup ringkas dan sederhana untuk dilakukan.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page