5 Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme: Arti, Latar Belakang, Dampak & Contohnya

Kolonialisme dan imperialisme memiliki hubungan satu sama lain. Namun, arti keduanya memiliki banyak perbedaan. Sayangnya, masih banyak orang yang menganggap jika kolonialisme dan juga imperialisme adalah dua hal yang sama.

Lantas, sebenarnya apa perbedaan antara keduanya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya tentang pengertian hingga contoh dari kedua istilah tersebut dalam artikel di bawah ini!

Pengertian Kolonialisme dan Imperialisme

Sebelum melangkah lebih jauh ke pembahasan lainnya, kamu tentu saja harus mengetahui pengertian dari istilah kolonialisme dan imperialisme terlebih dahulu. Dengan begitu, nantinya akan lebih mudah bagimu dalam memahami informasi lainnya. Adapun pengertian keduanya bisa kamu pahami dalam penjelasan berikut ini:

1. Pengertian Kolonialisme

Secara umum, kolonialisme adalah istilah yang berasal dari kata koloni. Adapun menurut bahasa Latin, kata koloni sendiri memiliki arti pemukiman. 

Dengan kata lain, kolonialisme adalah suatu upaya yang dilakukan oleh para negara penguasa yang bertujuan untuk menguasai suatu daerah maupun wilayah tertentu, agar dapat mendapat sumber daya yang diinginkan.

Kolonialisme cenderung dilakukan oleh negara-negara yang mempunyai kekuatan militer yang sangat kuat. Contohnya Belanda, Portugis, Spanyol, dan juga Inggris. Bisa dilihat bahwa negara-negara tersebut sudah berhasil menguasai banyak negara lain, termasuk juga Indonesia.

2. Pengertian Imperialisme

Imperialisme merupakan suatu istilah yang berasal dari kata imperator yang berarti memerintah. Jadi, singkatnya, imperialisme merupakan suatu sistem dalam dunia politik yang mempunyai tujuan untuk menguasai negara lain, ketika mendapatkan kekuasan ataupun keuntungan dari negara yang berhasil dikuasainya.

Menurut sejarahnya, imperialisme sudah muncul sejak abad ke-19. Mulanya istilah ini dicetuskan oleh Benjamin Disraeli yang merupakan Perdana Menteri Inggris kala itu. Adapun makna imperialisme sendiri bisa dipahami dalam dua pembagian kategori, antara lain:

a. Berdasarkan Waktunya

  • Imperialisme kuno sudah muncul sebelum masa revolusi industri yang terjadi di Inggris. Kemunculan imperialisme kuno sendiri termotivasi dari 3G, yakni Gold, Glory, dan juga Gospel.
  • Imperialisme modern muncul setelah terjadinya revolusi industri, di mana latar belakang kemunculannya adalah karena faktor ekonomi dan kebutuhan industri.

b. Berdasarkan Tujuan

  • Imperialisme politik yang bertujuan untuk menguasai seluruh dunia dari kehidupan politik sebuah negara.
  • Imperialisme ekonomi yang bertujuan untuk menguasai dari segi sektor perekonomian dari negara lain.
  • Imperialisme budaya yang bertujuan untuk dapat menguasai nilai-nilai dari sebuah kebudayaan yang ada di suatu negara.
  • Imperialisme militer yang bertujuan untuk menguasai negara lain, karena dianggap mempunyai wilayah yang strategis dan juga kuat, agar dapat memperkuat sebuah pertahanan.

Latar Belakang Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Kamu pasti tahu bahwa kolonialisme dan imperialisme yang terjadi di Indonesia bukanlah tanpa alasan. Tentu saja ada peristiwa atau momen tertentu yang melatarbelakangi kehadiran dua istilah ini. 

Apalagi keduanya sudah lama dilakukan oleh negara-negara Eropa sejak abad ke-15 di seluruh dunia. Hingga akhirnya mereka berhasil masuk ke Indonesia.

Pada saat itu, alasan bangsa Eropa masuk ke Indonesia adalah karena jatuhnya konstantinopel di bagian Laut Tengah oleh kekuasaan Turki Usmani yang terjadi pada tahun 1453. Kemudian, merosotnya kondisi perekonomian perdagangan bangsa Eropa serta terjadinya revolusi industri.

Revolusi industri memang berhasil membuat bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudera di seluruh dunia demi mencari sumber daya di negara bagian lain. Selain itu, penjelajahan ini juga dibarengi dengan semangat Perang Salib. Dalam upaya itulah, bangsa Eropa mulai menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia. 

Sedangkan kejatuhan konstantinopel pada tahun 1453 telah membuat akses bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang lebih murah di wilayah Laut Tengah menjadi tertutup. Hal inilah yang kemudian membuat harga rempah di Eropa jadi meningkat begitu tajam.

Sehingga, mereka berinisiatif untuk menyisir area Eropa Timur demi mendapatkan negara yang memiliki rempah-rempah berlimpah. Supaya, kebutuhan rempah di negara asal mereka terpenudi. 

Kejadian ini tentu saja dibarengi dengan ambisi untuk menguasai berbagai negara, agar bisa merenggut keuntungan ekonomi dan kejayaan politik mereka.

Terutama di wilayah strategis dengan penghasil rempah-rempah berkualitas, seperti Indonesia. Di mana wilayah Nusantara dikenal sebagai penghasil berbagai rempah-rempah, seperti pala, cengkeh, lada, dan lain sebagainya.

Rempah-rempah dari Indonesia inilah yang kemudian mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjajahan. Sebab, saat itu rempah-rempah menjadi komoditas yang sangat laris-manis di Eropa.

Dampak Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia untuk menjajah sudah pasti memberikan banyak sekali perubahan pada tatanan kehidupan masyarakat. Apalagi peninggalan bangsa Eropa di tanah air juga sangat banyak. Termasuk sistem pendidikan di Indonesia.

Menurut sejarah, perkembangan pendidikan di Indonesia sudah ada sejak bangsa Eropa masuk. Selain pendidikan, sebenarnya masih banyak pengaruh lainnya yang muncul pasca kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia. Berikut ini adalah berbagai dampak penjajahan di berbagai bidang kehidupan yang perlu diketahui:

1. Bidang Politik

Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia pada masa penjajahan adalah untuk memberikan perubahan sistem politik pemerintahan. Hal inilah yang membuat sistem kerajaan di Indonesia perlahan berubah menjadi sistem pemerintahan ala Barat.

Perubahan tersebut dapat terlihat ketika masa pemerintah Gubernur Jenderal Daendels yang membagi kekuasaan Belanda di Pulau Jawa menjadi 9 provinsi dan 30 kabupaten. Adapun kepala pemerintahan dari tiap provinsi tersebut bernama prefek. 

Jadi, nantinya seorang bupati yang merupakan orang pribumi akan memimpin setiap kabupaten maupun regentschap. Sedangkan pada pemerintahan kabupaten, bupati akan dibantu oleh seorang patih.

Nah, setiap wilayah kabupaten ini kemudian dibagi lagi menjadi distrik-distrik yang dipimpin oleh seorang wedana. Sementara asisten wedana atau camat akan memimpin onderdistrik yang merupakan turunan dari distrik tersebut atau yang saat ini kita kenal sebagai kecamatan.

Setelah masa pemerintah Daendels berakhir, Pulau Jawa selanjutnya dipimpin oleh Jenderal Raffles. Kemudian, ia mengangkat residen dan wakil untuk memimpin 15 karesidenan. 

2. Bidang Ekonomi

Selain adanya reformasi di bidang politik pemerintahan, dampak kolonialisme dan imperialisme di Indonesia juga terlihat dari adanya perubahan pada sistem ekonomi tradisional. 

Tanah yang awalnya milik para raja dialihkan menjadi milik pemerintahan. Hal ini tentu saja sangat sesuai dengan prinsip awal Belanda yang memang ingin mengumpulkan kekayaan.

Pemerintah lalu menerapkan sistem pajak dan harga dari penjualan hasil bumi dari para petani yang besarannya sudah ditentukan oleh pemerintah kolonial. Dengan adanya sistem perpindahan kepemilikan tanah ini, maka pemerintah bisa dengan bebas melakukan apapun pada tanah tersebut. Termasuk menyewakannya ke pihak swasta.

Jadi, pemerintah akan mendapatkan pajak tambahan dari hasil sewa tanah pihak swasta tersebut. Dengan begitu, maka arus kas pemerintahan bisa tetap berjalan.

Kemudian, pada tahun 1928, sistem perbankan juga sudah mulai masuk ke Indonesia. Adapun bank pertama yang berdiri adalah De Javasche Bank yang membuat sistem ekonomi uang di masyarakat juga semakin berkembang.

Apalagi pemerintah Belanda membangun pusat-pusat pelabuhan yang berperan penting bagi sistem perdagangan. Tak hanya itu, dari sektor perkebunan juga semakin berkembang, di mana hasil tanam petani sangat melimpah.

Adapun untuk memudahkan proses pengangkutan hasil tanam, Belanda juga menciptakan jalur kereta api yang sekaligus mengembangkan sistem transportasi dan menghubungkan ke pelabuhan. Makanya, tak heran jika perekonomian Belanda di Indonesia berkembang dengan sangat cepat.

3. Bidang Sosial-Budaya

Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia ternyata juga berpengaruh pada bidang kebudayaan, seperti dari segi arsitektur, cara berpakaian, musik, dan lain sebagainya. Namun, pengaruh bangsa Eropa ini tentu saja tidak diterima dengan begitu mudahnya oleh masyarakat.

Hal inilah yang membuat budaya yang masuk kembali disesuaikan dengan kultur lokal. Pada akhirnya, muncul kebudayaan baru di masyarakat. 

Dalam kebudayaan masyarakat Indonesia, gaya hidup juga semakin bergeser, terutama para pribumi golongan atas. Gaya Barat ini sudah mulai mempengaruhi pola hidup masyarakat. Contohnya seperti gaya berpakaian.

Terdapat gaya berpakaian yang menunjukkan strata masyarakat. Namun, ada juga perubahan gaya berpakaian yang dilakukan untuk kepentingan pekerjaan. Wanita pribumi mulai mengenal penggunaan dress untuk acara pesta, pakaian berenda, dan juga pakaian tidur.

Sedangkan para pria mulai terbiasa menggunakan jas untuk acara formal maupun saat bekerja.

4. Bidang Pendidikan

Masuknya kolonialisme dan imperialisme ke Indonesia juga berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan di tanah air yang semakin maju. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari adanya politik balas budi atau politik etis yang dilakukan oleh bangsa Eropa. Khususnya di era pemerintahan kolonial Belanda.

Sistem ini muncul sebagai wujud protes dari kaum liberal Belanda yang ingin mengecam pemerintahan kolonial Belanda yang dianggap sudah menindas para rakyat.

Semenjak politik etis diterapkan di Indonesia, pendidikan tanah air telah difungsikan untuk menghasilkan tenaga kerja pemerintahan, karena hanya diperuntukkan bagi kalangan warga Belanda dan priyayi. Akan tetapi, pada akhirnya sekolah-sekolah rakyat juga turut mengalami perkembangan.

Sekolah tersebut, yakni ELS (Europese Lagere School), STOVIA (sekolah khusus ilmu kedokteran), HBS (Hoogere Burgerlijk School), dan lainnya. Sedangkan untuk rakyat biasa, bisa bersekolah di sekolah Kelas Dua (Sekolah Ongko Loro).

Dengan berkembangnya sistem pendidikan di kalangan pribumi, tanpa disadari juga memunculkan kesadaran nasional untuk bisa menjalankan kemerdekaan negara yang sesungguhnya. Hal inilah yang kemudian memicu munculnya golongan terdidik di kalangan pemuda. Kebanyakan aktivis pemuda tersebut berasal dari STOVIA.

Meluasnya pendidikan di Indonesia yang dibarengi dengan munculnya golongan pemuda terpelajar, membuat semakin tersebar pula rasa nasionalisme di kalangan para pemuda. Inilah yang kemudian membuat para pemuda mengadakan Kongres Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme

Kedua istilah ini memang sering digunakan secara bersamaan. Akan tetapi, sebenarnya kedua istilah tersebut mempunyai beberapa perbedaan.

Kolonialisme merupakan proses di mana sebuah negara atau entitas mendapatkan kendali atas negara atau wilayah lain dengan cara pengambilalihan secara fisik dan juga penguasaan terhadap sumber daya alamnya. 

Adapun hal tersebut dilakukan melalui penjajahan, di mana negara kolonial mengirimkan tentara dan warganya untuk menempati wilayah yang dikuasai sekaligus mengatur kehidupan di sana.

Sedangkan imperialisme merupakan suatu proses ketika suatu negara atau entitas mengembangkan kekuasaan dan pengaruhnya ke wilayah lain. Umumnya, hal tersebut dilakukan melalui perdagangan, investasi, maupun intervensi militer.

Dengan kata lain, imperialisme tidak selalu berkaitan dengan penjajahan fisik. Akan tetapi, lebih menekankan kepada pengaruh ekonomi dan juga politik suatu negara terhadap wilayah lainnya.

Singkatnya, perbedaan kolonialisme dan imperialisme dari segi definisinya, yakni kolonialisme lebih menekankan pada penguasaan fisik atas suatu wilayah. Sedangkan imperialisme lebih menekankan pada pengaruh ekonomi dan juga politiknya.

Adapun lima perbedaan kedua istilah ini yang dapat kamu pahami adalah sebagai berikut.

  • Target: Kolonialisme menargetkan untuk menguasai bidang perdagangan, sedangkan imperialisme lebih mengejar atau menargetkan individunya (penduduk).
  • Definisi Secara Etimologi: Kolonialisme berasal dari bahasa Latin, yakni colonus yang berarti petani. Sedangkan imperialisme bermakna memerintah dari kata imperium dalam bahasa Latin.
  • Kontrol: Kolonialisme mengontrol atas berbagai bidang negara atau wilayah jajahannya, seperti di bidang politik dan ekonomi. Sedangkan imperialisme mengelola pada bidang ekonomi atau politik, baik secara non-formal maupun formal.
  • Tujuan: Kolonialisme tujuan awalnya hendak mengeksploitasi SDM hingga SDA negara jajahannya demi kepentingan negara penjajah. Sedangkan imperialisme bertujuan untuk menciptakan kerajaan atau sistem pemerintah dengan cara memperluas daerah kekuasaannya.
  • Kedaulatan: Meskipun visinya adalah ingin tinggal selamanya dan mengalahkan negara jajahan, namun dalam kolonialisme, negara penjajah senantiasa tetap mengikuti aturan atau perintah dari negara asalnya. Sedangkan imperialisme dilakukan hanya dengan menjalankan kekuasaan atas wilayah yang berhasil dikuasai melalui mekanisme kedaulatan ataupun kontrol secara tidak langsung.

Contoh Kolonialisme dan Imperialisme

Setelah menyimak penjelasan di atas, tentu kurang lengkap rasanya jika kamu belum mengetahui contoh keduanya. Sebab, dengan mengetahui berbagai contoh tersebut, akan lebih mudah bagimu dalam memahami perbedaan antara kedua istilah ini. Berikut adalah berbagai contohnya yang bisa disimak.

1. Contoh Kolonialisme

  • Bangsa Eropa, seperti Portugis, Inggris, dan Belanda yang menjajah Indonesia demi bisa menguasai hasil bumi Nusantara, yakni rempah-rempah, khususnya biji pala.
  • Belgia yang mengambil alih Kongo sejak tahun 1908 hingga 1960 dengan tujuan untuk merebut sumber daya yang mereka miliki, seperti emas, tembaga, berlian, platinum, karet, kromium, dan masih banyak lagi.
  • Penjajahan yang dilakukan oleh negara Spanyol terhadap Filipina dengan cara mengelola keuntungan ekspor hasil bumi berupa kopi dan teh.

2. Contoh Imperialisme

  • Uni Soviet yang berhasil menguasai Eropa Timur pasca terjadinya perang dunia kedua, di mana negara komunis tersebut menyebarkan pengaruh komunisme di Eropa Timur.
  • Imperialisme Jepang terhadap Indonesia yang tidak hanya bertujuan untuk mengeksploitasi sumber daya alamnya saja. Namun, masyarakat Indonesia juga menjadi sasaran eksploitasi hingga ke tingkat pedesaan.

Sudah Lebih Paham Tentang Kolonialisme dan Imperialisme?

Itu dia penjelasan lengkap tentang kolonialisme dan imperialisme yang bisa disimak. Dari penjelasan di atas, semoga kini kamu sudah lebih paham tentang perbedaan dari kedua istilah ini, ya.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page