Melodi: Pengertian, Jenis, Tujuan, dan Cara Membuatnya

Musik adalah karya seni yang dapat dinikmati dengan indera pendengaran. Setiap orang memiliki selera musiknya masing-masing. Bahkan, beberapa dari mereka berusaha untuk menciptakan musik sendiri untuk memenuhi selera mereka. Jadi, mari kita mulai dengan melodi, bagian dari musik yang paling sering kita dengar.

Pengertian Melodi

Secara garis besar, melodi adalah pergantian dari beberapa nada yang berirama. Agar lebih mudah dicerna, mari kita anggap musik sebagai sebuah bahasa. Sama seperti bahasa, musik diaplikasikan lewat bunyi dan diterima menggunakan indera pendengaran, selain itu, musik juga dapat ditulis dan dibaca.

Unsur pembangun tulisan bermula dari huruf dalam musik setara dengan nada. Setelah itu, gabungan dari beberapa huruf adalah kata, dalam musik disebut motif. 

Selanjutnya, gabungan dari beberapa kata menjadi frasa atau kalimat dalam pemahaman musik juga disebut kalimat. Kalimat inilah yang nantinya dapat dikategorikan sebagai melodi.

Terdapat sedikit perbedaan dari segi penulisan antara sastra dan musik. Perbedaan ini berkaitan dengan tujuan dan fungsi dari masing-masing format. 

Jika tulisan sastra berusaha untuk menyampaikan ide, gagasan, atau buah pikir subjeknya. Maka sementara penulisan musik berusaha untuk membuat pemusik lain mendengarkan musik lewat tulisan. 

a. Unsur Melodi: Nada

Nada berasal dari bunyi atau suara. Sebenarnya bunyi dan suara itu sama. Hanya saja, suara adalah hasil dari getaran pita suara manusia, sementara bunyi berasal dari getaran alat musik.

Setelah memahami bunyi dan suara, nada adalah ukuran dari getaran tersebut. Ukuran ini sama dengan simbol frekuensi, yaitu bersatuan Hertz (Hz). Berikut adalah daftar frekuensi getaran beserta nada yang dihasilkan:

Frekuensi Nada
Frekuensi Nada | Sumber Gambar : Medium

Melalui gambar tersebut, telah tertulis tebal bahwa frekuensi 440.0 Hz bernama nada A4. Sistem penamaan ini cukup sederhana, A4 berarti nada A di oktaf keempat. 

Semakin tinggi angka di belakang nama nada, semakin tinggi pula nadanya. Oktaf terdiri dari 12 nada kromatis yang diantaranya adalah 7 nada diatonis yang biasa kita kenal sebagai do, re, mi, fa, sol, la, si.

b, Tangga Nada Diatonis

Tangga nada diatonis terbagi menjadi 2 tangga nada, yakni mayor dan minor. Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam menyampaikan rasa. Dalam tangga nada mayor, sering kali terpancarkan rasa senang, sementara minor menimbulkan rasa sedih.

1. Tangga Nada Mayor

Secara harfiah, kita dapat memahami sebagian dari tangga nada hanya dari namanya saja. Seperti tangga, nada di dalamnya tersusun dalam rangkaian nada naik dan turun. Terdapat 7 nada yang setiap nadanya memiliki jarak tertentu. Untuk tangga nada mayor, jarak setiap nadanya adalah 1-1-½-1-1-1-½.

Jarak antar nada atau interval tersebut jika kita terapkan pada nada dasar C Mayor, maka tangga nadanya adalah C-D-E-F-G-A-B-C. Pada alat musik piano, setiap nada C Mayor bertepatan dengan tuts putih. Setelah mengetahui setiap nada dalam C Mayor, para musisi akan memainkan melodi menggunakan nada-nada tersebut.

Perlu dipahami bahwa tangga nada adalah interval setiap nada tersebut. Apabila lagu yang dimainkan tidak berada di nada dasar C Mayor, maka isi nadanya juga berubah. Sebagai contoh, ada nada G Mayor yang berisi G-A-B-C-D-E-F#-G. Demi mengikuti interval setiap nada, nada F naik setengah langkah menjadi F#. 

2. Tangga Nada Minor

Tangga nada minor memiliki urutan langkah yang berbeda dengan tangga nada mayor. Intervalnya adalah 1-½-1-1-½-1-1. Mengikuti cara penerapan sebelumnya, nada dasar minor pada piano yang semua tutsnya putih adalah A minor.

Apabila diurutkan, tangga nada A minor adalah A-B-C-D-E-F-G-A. Sedangkan tangga nada dengan nada dasar C minor berisi C-D-Eb-F-G-Ab-Bb-C. Penambahan tanda (b) atau mol berarti nada tersebut turun setengah langkah dari tuts putih. 

c. Tangga Nada Kromatis

Tangga nada ini populer di kalangan pemain musik Jazz, R&B, atau Soul. Walaupun terkadang juga bisa didengar dalam genre lain, tiga genre tersebut sangat menoleransi penggunaan tangga nada ini. 

Berbeda dengan mayor dan minor yang berisi 7 langkah dalam tangga nadanya, kromatis memiliki 12 nada. Setiap nada berjarak ½ langkah dan tidak ada sistem nada dasar dalam kromatis. Semua nada bisa menjadi awal dan akhir tergantung akor iringan melodinya.

Menggunakan beberapa tangga nada yang telah kita bahas sebelumnya pada mayor dan minor, apabila kromatis dimulai dari nada C maka tangga nadanya adalah: C-C#-D-D#-E-F-F#-G-G#-A-A#-B. Penggunaan tangga nada ini di luar 3 genre di atas dapat menimbulkan kesan fals atau salah nada.

Seorang musisi yang telah handal serta memahami akor dan harmoni bisa saja menyisipkan beberapa kromatis dalam melodinya. Umumnya, pengguna nada kromatis dalam melodi menggunakan kromatis untuk mengantarkan akor satu ke akor lainnya. 

d. Tangga Nada Pentatonik

Pentatonik bisa kita pisah menjadi 2 kata, yaitu penta dan tonik. Penta berarti lima, dan tonik atau tonal berarti nada. Jadi, tangga nada pentatonik hanya berisi 5 nada.

Di Indonesia sendiri terdapat dua tangga pentatonik yang sangat sering digunakan, yaitu tangga nada pelog dan slendro. Keduanya sering digunakan dalam musik daerah atau musik gamelan.

Interval tangga nada pelog adalah 2-½-1-2-½, apabila menggunakan nada dasar C tangga nadanya adalah C-E-F-G-B-C, atau do-mi-fa-sol-si-do dalam bentuk solmisasi. Meski begitu, nada re dan la masih dipakai walaupun sangat jarang.

Tangga nada slendro memiliki interval 1-1-1½-1-1½, atau do-re-mi-sol-la, atau C-D-E-G-A-C dalam nada dasar C. Menggunakan kedua tangga nada ini dalam melodi akan menimbulkan rasa “Jawa” dalam musik.

Dalam pemahaman musik internasional, tangga nada pelog disebut sebagai tangga nada pentatonik minor. Sedangkan slendro adalah pentatonik mayor. Selain kedua pentatonik di atas, masih ada beberapa bentuk tangga nada pentatonik lain.

Beberapa contoh tangga nada pentatonik lain adalah blues pentatonic scales, Egyptian pentatonic scales, Mongolian pentatonic scales, dan Indian raga scales

Masih banyak lagi tangga nada pentatonik dari bagian dunia lain dengan nama yang berbeda, mengingat setiap pentatonik hanya perlu 5 nada dari 12 nada yang tersedia.

e. Unsur Melodi: Ritme

Ritme atau rhythm adalah panjang pendeknya suatu nada dalam rangkaian melodi. Dalam sistem penulisan notasi musik, nada dan ritme menjadi satu kesatuan. Sementara letak not balok menandakan nada yang dimainkan, bentuk not menandakan ritme atau durasi nada tersebut dimainkan.

Nama dan Bentuk Not Balok
Nama dan Bentuk Not Balok | Sumber Gambar : Voli Maniak

Tabel di atas menunjukkan bentuk not balok, nama, harga, dan nilainya. Not yang paling umum dipelajari pertama adalah not seperempat (nomor 3), dalam penulisannya, not ini berbunyi selama satu ketuk saja dan berhenti pada ketukan setelahnya.

Penamaan not balok berasal dari durasinya dalam suatu birama. Satu birama umumnya berisi 4 ketuk. Maka dari itu, not seperempat berharga ¼ dan bernilai 1 ketuk.  

Not di atas menunjukkan durasi nada yang berbunyi, tetapi tak jarang pula kita mendengar kehampaan dalam suatu melodi. Contoh yang paling sering kita dengar adalah ketika seorang penyanyi berhenti bernyanyi entah karena lirik yang sudah tersampaikan atau ketika menarik napas.  

Sama dengan not balok, not diam juga disertai dengan bentuk dan durasinya masing-masing.

Tanda Diam
Tanda Diam | Sumber Gambar : Voli Maniak

Sebuah melodi biasanya sepanjang 8 hingga 16 birama (bar). Mengingat pembahasan sebelumnya tentang persamaan antara musik dan bahasa, 8 bar awal biasanya disebut kalimat tanya, setelah itu 8 bar untuk kalimat jawabnya.

Jenis Melodi

Jenis istilah ini bisa kita artikan sebagai variasi melodi. Terdapat banyak variasi yang bisa kita pahami dari berbagai situs. Namun, sebelum kita bervariasi dalam melodi, sebaiknya kita memahami arti istilah itu sendiri.

a. Melodi Utama

Salah satu jenis melodi adalah melodi utama. Sebuah rangkaian nada yang sengaja dibuat dengan unsur ear-catching. Dengan begitu, pendengar akan lebih mudah untuk mengasosiasikan rangkaian nada tersebut dengan lagunya.

Musik populer biasanya menimpali melodi utama ini dengan lirik. Menurut struktur lagu, terdapat beberapa bagian dimana melodi utama ini biasanya berulang. Pada intro lagu, alat musik melodis biasa mengisinya dengan menyentuh beberapa bar melodi utama untuk mengenalkannya.

Lalu, penyanyi akan mengenalkan melodi lain dalam bagian verse atau bait. Selanjutnya, melodi utama akan semakin terpancar pada bagian chorus lagu, kali ini lirik akan menyertainya. 

Tak jarang juga jenis utama ini dimainkan pada bagian solo melodi, umumnya musisi hanya menggunakannya sebagai dasar melodi yang pasti akan diimprovisasi.

b. Variasi Melodi

Salah seorang peneliti musik pernah berkata bahwa salah satu karakteristik musik adalah repetisi atau pengulangan. Namun, sebagai penikmat musik, jarang sekali timbul rasa bosan pada saat pertengahan lagu.

Hal ini terjadi akibat hasil dari variasi di berbagai aspek pembangunnya. Secara sederhana, terdapat 3 unsur pembangun musik zaman sekarang, yaitu: akor, melodi, dan lirik. Dalam perkembangannya, musik klasik tidak memiliki lirik. Maka dari itu, variasi yang diterapkan hanya pada akor dan melodi. 

Dengan batasan “melodi utama”, terdapat banyak sekali variasi yang dapat menyegarkan melodi utama. Berikut adalah beberapa macamnya

1. Artikulasi

Sama seperti pengucapan bahasa, artikulasi musik juga merujuk pada kejelasan bunyinya. Tetap menggunakan nada dan ritme yang sama, memanipulasi artikulasi melodi dapat memberikan kesan yang berbeda.

Salah satu contoh yang mudah dipahami adalah perubahan volume. Seberapa keras atau halus pembawaan melodi sudah bisa menciptakan suasana baru. Selain itu, menyisipkan jeda di antara nada atau memperhalus perubahan nada juga bagian dari variasi artikulasi.

Dalam musik berlirik, variasi ini lebih mudah diciptakan. Meskipun masih menggunakan nada dan ritme yang sama, perubahan lirik pastinya akan menciptakan sisi baru dalam sebuah pengulangan.

Baca Juga : Artikulasi: Pengertian, Jenis, dan Cara Melatihnya

2. Ritme

Variasi ritme, penerapan variasi ritme dapat digabungkan dengan variasi artikulasi. Mengubah ritme berarti menambahkan atau mengurangi nada dalam sebuah melodi. Salah satu contoh dapat kita lihat pada lirik lagu “Badai Telah Berlalu” oleh Diskoria, laleilmanino, dan BCL.

Melodi utama dalam lagu ini terdapat pada bagian chorus. Chorus dalam lagu ini berulang sebanyak 4 kali yang membuat nada ini sangat melekat sebagai identitas lagu. Berikut adalah kutipan lirik chorus “Badai Telah Berlalu”.

“Dan kini ternyata ujung cerita bak kurnia dewata

Hatiku berseri senyum mentari datang kembali

Pilu yang dulu hilang, kini berganti merdu

Badai telah berlalu”

Struktur tersebut berulang untuk chorus 1 dan 2. Pada chorus 3 terdapat pengurangan bagian, sementara pada chorus 4 terdapat pergantian lirik yang pastinya mengubah ritme. Berikut adalah chorus 3 dan 4.

“Dan kini ternyata ujung cerita bak kurnia dewata

Hatiku berseri, senyum mentari datang kembali

Pilu yang dulu hilang kini oh berganti merdu

Khayalku menyata ujung cerita kita bak kurnia dewata

Hatiku berseri matahari yang kunanti telah kembali

Pilu yang dulu hilang kini berganti merdu

Pilu yang dulu hilang

Badai telah berlalu”

Pada bagian lirik “Pilu yang dulu hilang” di chorus 3 memiliki melodi yang sama dengan chorus 1 dan 2. Perbedaannya terletak pada waktu menyanyikan lirik tersebut. 

Di chorus 1 dan 2, suku kata “Li” pada “Senyum mentari datang kembali” bernilai 2 ketuk, sementara di chorus 3 hanya 1 ketuk. Pengurangan ini membuat lirik “pilu yang dulu hilang kini berganti merdu” membutuhkan suku kata tambahan “Oh”. Selanjutnya, kalimat “Badai telah berlalu” sepenuhnya dihilangkan pada chorus 3.

Pada chorus 4, terdapat variasi lirik. Masih mempertahankan makna yang sama, pergantian lirik ini menimbulkan jumlah suku kata atau silabel yang berbeda juga.

Baris pertama “Dan kini ternyata ujung cerita bak kurnia dewata” memiliki 18 silabel. Tetapi, “Khayalku menyata ujung cerita kita bak kurnia dewata” memiliki 20 silabel. Perbedaan melodi inilah yang kita sebut variasi ritme. 

3. Variasi Melodi

Variasi ini erat kaitannya dengan tangga nada. Penjelasan singkatnya adalah mengganti beberapa nada dari melodi utama yang sudah biasa didengar dengan nada lain demi menyegarkan rasa. 

Salah satu cara variasi melodi adalah dengan modulasi. Modulasi adalah perpindahan nada dasar. Meskipun interval setiap nada dalam melodi itu masih sama, perpindahan nada dasar sudah menghasilkan nuansa baru.

Variasi melodi juga bisa berdasarkan akor yang dimainkan. Akor adalah 2-3 nada atau lebih yang dimainkan bersamaan. Dengan memahami akor, solis memiliki pilihan, nada mana yang akan ia mainkan tanpa menyebabkan fals. Seorang solis juga bisa menjelajah tangga nada berdasarkan nada dasar lagu tersebut. 

Kalimat tanya (8 bar awal) dalam permainan solo biasanya akan diakhiri dengan nada fa atau sol. Untuk kalimat jawabnya dapat diawali sesuai selera dan sebaiknya diakhiri dengan nada do atau nada lain sebagai pengantar akor selanjutnya.

4. Counter Melody

Teknik ini biasanya dimainkan berdua. Sebuah harmoni tanya-jawab antara dua musisi. Pada saat seorang pemain musik memainkan bagian melodi utama, seorang pemain alat musik melodis lain akan mengisi jeda yang ditinggalkan pemain sebelumnya. Tentunya tetap berada di dalam nada dasar yang sama. 

Selain dengan mengisi pada jeda. Pemain musik kedua bisa mengiringi melodi utama dengan menggunakan suara duanya. 

Suara dua biasanya dinyanyikan oleh backing vocal selama nyanyian itu bernada, alat musik melodis lain juga bisa menyamai nada tersebut. Mengingat banyaknya variasi yang bisa dilakukan, sebuah musik jarang sekali terasa membosankan.

5. Gerak Melodi

Gerak melodi merujuk pada keilmuan musik. Sebuah nada dapat bergerak naik, turun, atau ditahan relatif dengan akor yang dimainkan. 

Memahami pergerakan melodi adalah hal penting bagi musisi. Baik pemain solo maupun pengiring lagu. Kemampuan untuk mendengarkan nada apa yang akan dimainkan selanjutnya adalah skill yang perlu diasah dengan waktu dan pengalaman.

Solis biasanya memainkan alat musik bernada tinggi seperti saxophone, violin, flute, hingga harmonika. Meski begitu, kemampuan ini tetap diperlukan bagi pemain alat musik bernada rendah. 

Zaman sekarang, saat memikirkan alat musik bernada rendah, pasti akan terpikirkan alat musik bass. Pun, pemain bass juga perlu untuk memahami gerak melodi karena tak jarang juga pemain bass mendapatkan bagian solo.

Pada zaman klasik, alat musik bernada rendah semakin banyak lagi. Alat musik melodis bernada rendah juga bagian dari sebuah orkestra. Dari setiap bagian orkestra, akan ada alat musik yang bisa mencapai nada rendah.

Pada string section, terdapat alat musik seperti cello dan double bass yang mengambil nada rendah. Pada alat musik tiup, terbagi menjadi dua bagian, yaitu brass section dan woodwind section.

Brass section memiliki alat musik seperti trombone, french horn, baritone, tuba, hingga sausaphone untuk nada rendahnya. Sementara pada woodwind section, ada bass clarinet, bassoon, hingga tenor atau baritone saxophone bila diperlukan.

Tujuan Melodi

Secara garis besar, tujuan melodi adalah sebagai sarana penyampai pesan. Sebuah karya musik bersifat personal. Kita dapat mendengar ide yang dipersembahkan musik tersebut salah satunya melalui melodi lagunya. Berikut adalah beberapa tujuannya:

1. Sebagai Penyeragam Persepsi

Sedari awal perkembangan musik di Afrika, melodi bertujuan untuk menyeragamkan persepsi semua orang tentang sebuah karya musik. Ia juga memiliki peran sebagai penanda setiap bagian musik.

Iringan musik tanpa melodi akan sangat membosankan. Bahkan, bagi pemusik yang memainkannya akan timbul rasa kebingungan apabila tanpa melodi. Namun, melodi dapat berdiri sendiri. 

Awal mula lahirnya musik berasal dari Afrika, berupa nyanyian-nyanyian ritual. Sebagai masa lahirnya musik, tentunya alat musik masih belum tercipta. Nyanyian-nyanyian itu terdiri dari alunan musik dan lirik saja. Pada zaman sekarang, format seperti ini disebut acapella

2. Sebagai Identitas Karya Musik

Dari sisi penciptaan, melodi adalah identitas dari sebuah karya musik. Bahkan di Indonesia Raya, telah ditetapkan hukum perundangan yang melindungi karya musik dari plagiarisme atau penjiplakan. Pelanggarnya akan dihukum pidana atau bertanggung jawab untuk membagi hasil materi dari karya tersebut.

Sebuah karya musik dianggap menjiplak atau plagiat apabila beberapa bagian atau keseluruhan dari musik yang sudah ada diakuisisi oleh pihak lain. Beberapa bagian sekecil-kecilnya 4 bar apabila ditiru oleh orang lain dapat diproses dalam persidangan.

Namun, ada batasan untuk hukum ini. Secara internasional, sebuah karya musik bisa dianggap public domain atau milik publik apabila penciptanya atau pemilik haknya telah meninggal selama 70 tahun.

Jadi, bagi para musisi yang ingin mendapatkan inspirasi melodi secara singkat, karya-karya dari zaman klasik hingga renaisans bisa secara teknik bisa diakuisisi. Namun, musisi yang mengambil karya orang lain adalah citra yang buruk.

Maka dari itu, belakangan ini telah muncul teknik yang disebut sampling. Teknik ini benar-benar mengambil sebagian dari lagu lain, lalu memberikan sentuhan kreatif di dalamnya. Teknik ini populer dalam genre hip-hop, boom bap, rap, house, trap, pop, dan lain-lain. 

3. Sebagai Inti Perasaan Lagu

Musik sebagai bahasa rasa dapat kita nikmati pada musik era klasik hingga renaisans. Banyak sekali pesan, perasaan, dan pengalaman yang dibagikan oleh pencipta musik di era tersebut berasal dari nada.

Pergerakan nada, kombinasi nada atau akor, hingga tempo yang bervariasi dapat menyentuh hati manusia tanpa sepatah kata pun. Seorang penikmat musik orkestra bisa merasakan sedih, marah, takut, hingga senang hanya melalui lantunan nada.

Namun pada zaman sekarang, melodi ini bisa tergantikan dengan lirik. Walaupun melodi yang digunakan tidak begitu kaya, lirik yang dianggap relatable lebih banyak peminatnya.

Cara Membuat Melodi

Hal pertama yang perlu diperhatikan dalam membuat melodi adalah interval. Terdapat 8 istilah untuk interval yaitu: 

  • Prime – nada C ke C lagi
  • Sekon – nada C ke D
  • Terts – nada C ke E
  • Kuart – nada C ke F
  • Kwint – nada C ke G
  • Sekt – nada C ke A
  • Seprim – nada C ke B, dan
  • Oktaf – nada C ke C yang lebih tinggi

Masing-masing diantaranya menandakan seberapa besar jarak yang ditempuh suatu nada hingga ke nada berikutnya. 

Hal selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah makna dari pemilihan interval tersebut. Secara tiddak langsung, perasaan manusia bisa mengasosiasikan pemilihan interval. 

Penggunaan sekon bisa berarti permulaan yang pelan atau perjalanan yang baru saja dimulai, interval sekon yang dilanjutkan dengan terts dan seterusnya dapat terasa seperti adanya proses yang sedang dijalani. 

Sama halnya dengan loncatan nada seperti oktaf yang bisa menandakan grandiose atau kemegahan apabila dikemas dengan akor yang sesuai.

Melodi yang baik tidak selalu sama dengan melodi yang rumit. Beberapa melodi yang dikenal sepanjang masa biasanya melodi yang sederhana. Contohnya adalah melodi lagu selamat ulang tahun. Semua keputusan itu tergantung dari karakter penciptanya.

Selanjutnya adalah menentukan motif. Motif bisa juga dianggap sebagai frasa dalam bahasa. Biasanya motif hanya mencakup beberapa not, relatif sedikit dan berulang. Pengulangan motif inilah yang membuat sebuah lagu bisa melekat di hati dan pikiran pendengarnya.

Setelah memperhatikan beberapa tips di atas, nyanyikanlah sebuah melodi. Melodi yang datang akan menggambarkan sisi personal yang sedang dialami. Terdapat perasaan, sebab, dan keilmuan dalam melodi yang muncul secara spontan.

Salah satu keunggulan karya seni adalah karya seni dapat berresonansi dengan orang lain. Jadi, alunan musik yang Anda rasakan kala itu pasti juga pernah atau akan dirasakan oleh orang lain.

Sebagai contoh, musik latar pada film pahlawan super yang megah bisa membuat penontonnya merasa gagah juga. Sebaliknya terjadi pada film horror, kekurangan musik justru malah menimbulkan rasa takut. Penulis musik yang andal dapat memancarkan perasaan ini lewat karyanya. 

Baca Juga : Apa itu Akor? Pengertian, Jenis, Tingkatan, & Contoh, Terlengkap!

Apakah Sudah Siap Membuat Melodi?

Melodi bisa datang dari mana saja bahkan dari gumaman. Para penyanyi Jazz malah memberikan nama untuk teknik ini, yaitu scatting. Seorang penyanyi pop dari Korea dengan nama SOLE juga merilis lagu berjudul “Mm Mm” yang sebagian dari lagunya berisi gumaman bernada. Melodi juga dapat dimainkan menggunakan alat musik. Setiap alat musik dalam sebuah orkestra sebenarnya sedang memainkan melodinya masing-masing. Ketika melodi tersebut dimainkan bersama, terciptalah sebuah harmoni melodi. Jadi, siapkah kamu membuat melodi milikmu sendiri?

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page