Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur serta Negara Aliansinya

Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur merupakan sebuah perang tanpa memanfaatkan militer, senjata, dan sebagainya. Melainkan memanfaatkan propaganda yang diserukan ke penjuru dunia. Berikut adalah cerita selengkapnya mengenai perseteruan dua blok tersebut!

Apa itu Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur?

Stalin, Roosevelt, dan Churchill sebagai pemenang Perang Dunia II
Stalin, Roosevelt, dan Churchill sebagai pemenang Perang Dunia II | Sumber Gambar: wikipedia.com

Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur juga memiliki nama lain, yaitu Perang Dingin. Ini merupakan sebuah ketegangan politik antara blok barat yang dipimpin oleh negara Amerika Serikat dengan blok timur yang dipimpin oleh Uni Soviet serta negara aliansinya. Namun, mengapa bisa disebut dengan perang dingin?

Perang dingin ini berbeda dengan perang senjata. Sebab, dalam perang ini kedua belah pihak melakukan pertarungan ideologi tanpa adanya serangan militer. Dua blok saling memperebutkan untuk memiliki pengaruh yang besar terhadap negara lain dengan bersaing dalam hal ekonomi, politik, dan propaganda.

Perang ini berlangsung pada tanggal 12 Maret 1947 sampai pada tanggal 26 Desember 1991. Pada saat itu, kondisi dunia sangat mengkhawatirkan untuk seluruh penduduk. Karena mereka khawatir perang tersebut bisa mengakibatkan meletusnya perang nuklir dan bahkan perang dunia ketiga.

Latar Belakang Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur

Perang Dunia II
Perang Dunia II | Sumber Gambar: britannica.com

Awalnya, Uni Soviet dan Amerika Serikat berada di pihak sekutu pada saat Perang Dunia ke II berlangsung. Mereka berada di pihak yang sama dan berperang menjadi sekutu saat melawan Jerman yang telah menduduki banyak negara di Eropa.

Namun, hubungan keduanya menjadi tegang setelah selesai Perang Dunia II. Hal tersebut terjadi karena mereka memiliki perbedaan ideologi yang sangat berlawanan. 

Amerika Serikat merupakan negara Liberal. Sedangkan Uni Soviet merupakan negara komunis dan sosialis dengan pemerintahan tirani yang dipimpin oleh Joseph Stalin.

Banyak yang percaya bahwa Amerika sudah waspada dengan komunisme Soviet dan prihatin atas pemerintahan tirani di sana. Soviet jelas membenci penolakan Amerika karena tidak memperlakukan mereka sebagai bagian yang sah dari komunitas internasional. 

Selain itu, Soviet juga menilai bahwa Amerika sangat lambat dalam Perang Dunia II. Sehingga, banyak tentara Rusia yang menjadi korban dalam perang. Keluhan ini akhirnya menjadi akar dan berkembang menjadi rasa tidak percaya yang menimbulkan permusuhan antara keduanya. 

Ekspansi yang dilakukan oleh Soviet pasca perang di Eropa Timur menimbulkan kekhawatiran terhadap banyak orang Amerika. Mereka khawatir bahwa Rusia akan menguasai dunia dengan ideologinya.

Di sisi lain, Soviet sangat membenci keputusan dari para pejabat Amerika. Mereka menganggap bahwa Amerika mendeklarasikan permusuhan, penumpukan senjata, dan pendekatan intervensionis terhadap hubungan internasional.

Dalam suasana yang tidak bersahabat ini, tidak ada satu pihak pun yang bisa disalahkan atas terjadinya Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur. Beberapa sejarawan juga berpendapat bahwa Perang Dingin ini memang sudah tidak bisa terhindarkan lagi dan pasti akan terjadi. 

Secara umum, senjata yang digunakan saat Perang Dingin ini bukanlah meriam, tank, dan pesawat tempur. Melainkan propaganda dan berbagai macam bantuan bersifat militer, ekonomis, dan teknis. Hal tersebut bertujuan untuk memperkuat pihak sekutu dan menarik simpati pihak-pihak yang netral.

Daftar Negara yang Tergabung Blok Barat dan Blok Timur

Blok Barat dan Blok Timur
Blok Barat dan Blok Timur | Sumber Gambar: discover.hubpages.com

Berbagai macam kondisi tersebut akhirnya menyebabkan perbedaan kubu dan menciptakan dua blok. Berikut adalah beberapa negara aliansi yang tergabung dalam Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur:

1. Negara Blok Timur

Blok timur merupakan sekumpulan negara dengan ideologi sosialis di kawasan Eropa Tengah, Eropa Timur, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Serta beberapa negara lain yang dipimpin oleh Soviet.

Blok Timur dikenal pula dengan sebutan Blok Komunis, Blok Sosialis, atau Blok dari Uni Soviet. Ini bermula saat Uni Soviet mengembangkan pengaruhnya di wilayah bekas kekuasaan Nazi Jerman. Ketika pertama kali dibentuk, Blok Timur memiliki sekurang-kurangnya delapan negara anggota, termasuk:

  • Uni Soviet
  • Jerman Timur
  • Rumania
  • Albania
  • Bulgaria
  • Polandia
  • Hongaria
  • Cekoslowakia.

Seperti penjelasan sebelumnya, Uni Soviet membentuk persekutuan dengan negara-negara Eropa Timur yang berorientasi komunis melalui Pakta Warsawa pada Mei 1955. Tak hanya itu, aliansi Uni Soviet di luar Eropa, seperti Mongolia, Kuba, Vietnam, dan Korea Utara juga dianggap sebagai bagian dari Blok Timur.

Namun, hubungan antara negara-negara tersebut mengalami perubahan yang signifikan segera setelah Uni Soviet kolaps pada 26 Desember 1991. Jatuhnya Uni Soviet juga berarti berakhirnya Pakta Warsawa.

Walaupun Blok Timur sudah tidak ada lagi, istilah tersebut masih tetap ada hingga kini. Khususnya ketika merujuk negara-negara mantan komunis dan negara yang masih memiliki ideologi komunis.

Baca Juga: 15 Negara Pecahan Uni Soviet, Ada yang Menjadi Anggota NATO!

2. Negara Blok Barat

Blok Barat adalah aliansi dari negara-negara yang bersekutu dengan Amerika Serikat, sebagian besar berlokasi di Eropa Barat dan Amerika Utara. Dikenal juga dengan nama Blok Liberal, Blok Kapitalis, atau Blok Amerika, kelompok ini tercipta setelah Perang Dunia II.

Tujuannya adalah mengatur pertahanan militer menghadapi potensi serangan dari Uni Soviet. Blok Barat di bawah kepemimpinan Amerika Serikat mendirikan NATO pada tahun 1949. Ketika pertama kali terbentuk, ada 12 negara dari Blok Barat yang menjadi pelopor pendirian NATO, yaitu:

  • Amerika Serikat
  • Britania Raya
  • Islandia
  • Denmark
  • Italia
  • Prancis
  • Norwegia
  • Portugal
  • Luksemburg
  • Islandia
  • Belgia
  • Belanda

Adapun negara yang baru bergabung dengan NATO ketika masa Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur adalah sebagai berikut:

  • Yunani pada tahun 1952.
  • Turki pada tahun 1952.
  • Jerman Barat pada tahun 1955.
  • Spanyol pada tahun 1982.

Pada Oktober 1990, Jerman bersatu kembali dan dominasi Uni Soviet di Eropa mulai memudar. Mengingat kondisi tersebut, banyak yang meragukan pentingnya mempertahankan NATO sebagai lembaga militer, khususnya setelah kejatuhan Uni Soviet dan pembubaran Pakta Warsawa di tahun 1991.

Dampak Perang Dingin untuk Dunia dan Indonesia

Ketegangan Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur memberikan dampak luas yang dirasakan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak yang ada: 

1. Bagi Dunia

Perang Dingin menimbulkan dampak psikologis dengan meningkatnya kecemasan masyarakat global terkait potensi perang nuklir. Selain itu, perang dingin menumbuhkan rasa waspada, ketakutan, dan cemas akan kemungkinan pecahnya Perang Dunia III di kalangan masyarakat dunia. 

Negara-negara yang secara langsung terpengaruh oleh Perang Dingin tentunya merasakan dampak yang lebih besar. Rasa cemas ini juga akhirnya merambah ke negara lain yang tidak termasuk ke dalam blok manapun.

Di sisi lain, perang dingin memberikan dampak positif dan negatif bagi Uni Soviet. Dari sisi positif, Perang Dingin mendorong Uni Soviet untuk mengembangkan teknologi. Terutama dalam bidang persenjataan, menjadikannya sebagai salah satu kekuatan besar dalam teknologi militer. 

Namun, dampak negatifnya adalah Perang Dingin memberikan tekanan pada perekonomian dan stabilitas politik Uni Soviet. Pada sekitar tahun 1980, dampak dari ketegangan tersebut mulai terasa dengan adanya kemunduran ekonomi yang signifikan di Uni Soviet.

2. Bagi Indonesia

Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur tidak hanya berdampak pada dunia secara keseluruhan, tapi juga memberikan dampak signifikan di Indonesia. Dalam politik Indonesia, Perang Dingin menciptakan gesekan antara partai yang mendukung ideologi komunis dan partai yang cenderung ke arah kapitalis demokratis.

Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah sebuah contoh dampak dari adanya Perang Dingin. PKI sendiri merupakan partai yang berambisi untuk mengendalikan kekuasaan di Indonesia dan merubah ideologi negara menjadi komunis.

Partai ini memiliki kecenderungan mendekat kepada Blok Timur dengan orientasi komunis. Sebagai akibatnya, PKI sangat menentang kelompok atau organisasi yang memiliki ideologi berlawanan dengan mereka.

Dalam hal ekonomi global, dampak Perang Dingin bisa dilihat dari adopsi sistem ekonomi kapitalis liberal di banyak negara, termasuk Indonesia. Khususnya setelah era kepemimpinan Presiden Soeharto dimulai.

Sudah Tahu Apa itu Perseteruan Blok Barat dan Blok Timur?

Kedua kubu ini berlomba-lomba untuk mempengaruhi negara lain dengan ideologi yang mereka agung-agungkan dengan cara menyebarkan propaganda. Nyatanya, hal tersebut malah membuat orang-orang di seluruh penjuru dunia khawatir akan meletusnya Perang Dunia III.

Mereka khawatir perang tersebut akan lebih parah karena dalam propagandanya kedua kubu menegaskan tentang teknologi nuklir yang mereka kembangkan. Untungnya, saat ini Perang Dingin itu sudah selesai meskipun masih ada istilah Blok Barat dan Blok Timur untuk negara-negara yang bergabung.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page