Prasasti Kalasan: Isi, Letak, Keunikan dan Fungsinya

Prasasti Kalasan adalah salah satu prasasti yang terdapat di wilayah Yogyakarta. Ia ditemukan berada dekat dengan daerah Kalasan dan Prambanan. Setiap prasasti memiliki informasi penting di dalamnya. Isi dari prasasti ini dapat Anda ketahui di dalam ulasan berikut.

Asal Muasal Prasasti Kalasan

Candi Kalasan untuk memuja Dewi Tara
Candi Kalasan untuk memuja Dewi Tara | Sumber: Wikipedia

Prasasti ini merupakan salah satu prasasti peninggalan Wangsa Sanjaya yang asalnya dari Kerajaan Medang atau Mataram Kuno. Dalam prasasti ini, tertulis angka tahun 700 Saka yang berarti adalah 778 Masehi.

Penulisan prasasti ini menggunakan huruf Pranagari yang merupakan huruf dari India Utara dengan Bahasa Sansekerta. Penamaan Kalasan berhubungan dengan tempat penemuannya, yaitu di Kecamatan Kalasan, Yogyakarta. Wilayah tersebut masih berdekatan dengan Prambanan.

Maharaja Dyah Pancapana Kariyana Panamkarana adalah tokoh yang mengeluarkan prasasti ini. Pembuatan prasasti ini berhubungan dengan perintah untuk mendirikan bangunan suci bagi Dewi Tara.

Prasasti ini butuh pemeliharaan, maka tugas tersebut Maharaja berikan kepada para Sanggha atau umat Buddha. Para ahli mengatakan bahwa bangunan suci untuk Dewi Tara ini adalah Candi Kalasan.

Isi Prasasti Kalasan

Berikut ini adalah isi prasasti yang masih menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pranagari:.

  1. Namo bhagavatyai aryatarayai ya tarayatyamitaduhkhabhavadbhimagnam lokam? vilokya vidhivattrividhair upayaih Sa vah surendranaralokavibhutisaram tara disatvabhimatam jagadekatara
  2. Avarjya maharajam dyah pañcapanam panamkaranam Sailendra rajagurubhis tarabhavanam hi karitam srimat.
  3. Gurvajñaya krtajñais taradevi krtapi tad bhavanam vinayamahayanavidam bhavanam capyaryabhiksunam.
  4. Pangkuratavanatiripanamabhir adesasastribhirajñah Tarabhavanam karitamidam mapi capy aryabhiksunam.
  5. Rajye pravarddhamane rajñah Sailendravamsatilakasya Sailendrarajagurubhis tarabhavanam krtam krtibhih.
  6. Sakanrpakalatitair varaaaataih saptabhir maharajah akarod gurupujartham tarabhavanam panamkaranah.
  7. Gramah kalasanama dattah samghaya saksinah krtva pankuratavanatiripa desadhyaksan mahapurusan.
  8. Bhuradaksineyam atula datta samghaya rajasimhena Sailendrarajabhupair anuparipalyarsantatya.
  9. Sang pangkuradibhih sang tavanakadibhih sang tiripadibhih pattibhisca sadubhih, api ca,
  10. Sarvan evagaminah parthivendran bhuyo bhuyo yacate rajasimhan, samanyoyam dharmmasetur naranam kale kale palaniyo bhavadbhih.
  11. Anena punyena viharajena pratitya jata arthavibhagavijñah bhavantu sarve tribhavopapanna janajinanam anussanajñah
  12. Kariyanapanamkaranah sriman abhiyacate bhavinrpan, bhuyo bhuyo vidhivad viharaparipalan artham iti.

Terjemahan Prasasti

Masing-masing poin memiliki makna atau arti tertentu. Berikut ini terjemahan isi Prasasti Kalasan ke dalam Bahasa Indonesia.

  1. Hormat untuk Bhagavati Arya Tara setelah melihat makhluk-makhluk di dunia yang tenggelam dalam kesengsaraan, ia menyeberangkan (dengan) Tiga Pengetahuan yang benar, Ia Tara yang menjadi satu-satunya bintang pedoman arah di dunia dan (tempat) dewa-dewa.
  2. Sebuah bangunan suci untuk Tara yang indah benar-benar telah disuruh buat oleh guru-guru raja Sailendra, setelah memperoleh persetujuan Maharaja Dyah Pancapana Panamkarana.
  3. Dengan perintah guru, sebuah bangunan suci untuk Tara telah didirikan, dan demikian pula sebuah bangunan untuk para bhiksu yang mulia ahli dalam ajaran Mahayana, telah didirikan oleh para ahli
  4. Bangunan suci Tara dan demikian juga itu (bangunan) milik para bhiksu yang mulia telah disuruh dirikan oleh para pejabat raja, yang disebut Pangkur, Tawan, dan Tirip.
  5. Sebuah bangunan suci Tara telah didirikan oleh guru-guru raja Sailendra di kerajaan Permata Wangsa Sailendra yang sedang tumbuh.
  6. Maharaja Panangkarana mendirikan bangunan suci Tara untuk menghormati guru pada tahun Saka yang telah berjalan 700 tahun.
  7. Desa bernama Kalasa telah diberikan untuk Samgha setelah memanggil para saksi orang-orang terkemuka penguasa desa yaitu Pangkur, Tawan, Tirip.
  8. Sedekah “bhura” yang tak ada bandingannya diberikan untuk Sangha oleh “raja yang bagaikan singa” (rajasimha-) oleh raja-raja dari wangsa Sailendra dan para penguasa selanjutnya berganti-ganti.
  9. Oleh para Pangkur dan pengikutnya, sang Tawan dan pengikutnya, sang Tirip dan pengikutnya, oleh para prajurit, dan para pemuka agama, kemudian selanjutnya,
  10. “Raja bagaikan singa” (rajasimhah) minta berulang-ulang kepada raja-raja yang akan datang supaya Pengikat Dharma agar dilindungi oleh mereka yang ada selama-lamanya.
  11. Baiklah, dengan menghibahkan wihara, segala pengetahuan suci, Hukum Sebab Akibat, dan kelahiran di tiga dunia (sesuai) ajaran Buddha, dapat dipahami.
  12. Kariyana Panangkarana minta berulang-ulang kepada yang mulia raja-raja yang akan datang senantiasa melindungi wihara yang penting ini sesuai peraturan.

Arti Prasasti Kalasan

Candi Kalasan
Candi Kalasan | Sumber: Wikipedia

Prasasti menyebutkan bahwa para guru raja Syailendra telah berhasil mendapatkan persetujuan Maharaja Dyah Pancapana Panamkarana atas permintaan pembuatan bangunan suci oleh keluarga Sailendra.

Bangunan ini nantinya akan mereka gunakan untuk biara bagi para Buddha. Selain itu, prasasti juga menjadi hadiah dari keluarga Syailendra untuk komunitas biarawan Desa Kalasan. Bangunan suci yang mereka maksud ternyata adalah Candi Kalasan. Candi Kalasan kemudian berfungsi sebagai tempat ibadah para umat Buddha.

Ada beberapa hal penting yang terdapat di dalam isi Prasasti Kalasan selain perintah untuk membangun bangunan suci. Dalam prasasti terdapat poin yang menyebutkan gelar Sailendrawamsatilaka, yaitu Permata Keluarga Sailendra.

Para ahli menganggap bahwa gelar tersebut sama dengan Maharaja Panamkarana. Namun, sebagian ahli lain menganggap gelar tersebut berbeda dengan Wangsa Sailendra.

Selanjutnya, prasasti ini menceritakan penghormatan yang Keluarga Sailendra berikan kepada Dewi Tara. Di dalamnya terdapat permohonan dari Keluarga Sailendra kepada Maharaja Panangkaran untuk membuat bangunan untuk memuja Dewi Tara. Seperti penjelasan sebelumnya, permohonan ini akhirnya terkabul.

Desa Kalasan memiliki tugas untuk memelihara bangunan pemujaan tersebut, tepatnya adalah para biarawan. Beberapa pejabat kerajaan menyaksikan pembuatan prasasti untuk mengenang peristiwa permohonan bangunan suci pemujaan ini. Pejabat tersebut adalah Tawan, Tirip, dan Pangkur.

Dalam Prasasti Kalasan, Candi Kalasan yang merupakan bangunan pemujaan itu bernama Tarabhavanam. Menurut para ahli, nama Kalasan berasal dari relief kalasa atau periuk besar yang pahatannya ada pada bagian dinding kaki candi.

Letak Prasasti

Seperti namanya, Kecamatan Kalasan merupakan tempat penemuan prasasti ini. Kecamatan Kalasan terletak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penemuan pertamanya terjadi pada tahun 1886.

Letak penemuannya juga masih berdekatan dengan Prambanan. Tak heran jika di wilayah tersebut juga terdapat penemuan prasasti lainnya.

Namun, saat ini prasasti telah berpindah tempat ke Museum Nasional Jakarta. Pemindahan ini bertujuan supaya keotentikan prasasti tetap terjaga dengan penyimpanan yang lebih aman.

Keunikan Prasasti Kalasan

Huruf Pranagari
Huruf Pranagari | Sumber: Kompasiana

Prasasti ini merupakan prasasti paling tua dengan angka 700 Saka. Angka tahun tertulis menggunakan Aksara Siddham atau Huruf Pranagari. Aksara tersebut tersusun dengan bentuk sloka atau metrum.

Bahan prasasti tersebut adalah batu andesit dengan panjang 67 cm, tebal 12 cm, dan lebar 46 cm. Aksara Siddham atau Huruf Pranagari biasa disebut dengan Aksara Nagari. Dalam Bahasa Sansekerta, istilah tersebut memiliki arti sempurna.

Aksara Nagari merupakan bentuk feminin dari istilah Sansekerta yang berarti sebuah kota. Tulisan dengan Aksara Nagari pertama muncul pada abad ke-8. Menurut ahli, aksara tersebut yaitu turunan tulisan Brahmi melalui tulisan Gupta yang sudah lebih awal muncul (abad ke 3 Masehi).

Fungsi Prasasti

Prasasti Kalasan berfungsi untuk mengenang peristiwa penting berupa permohonan Keluarga Sailendra kepada Maharaja Panangkaran untuk membangun candi. Candi tersebut selanjutnya digunakan untuk memuja Dewi Tara.

Di masa sekarang, fungsi prasasti adalah sumber informasi mengenai kejadian di masa lalu. Saat ini, letak prasasti sudah berpindah ke Museum Nasional Jakarta untuk menjadi bahan edukasi bagi pengunjung.

Selain itu, penyimpanan prasasti ke dalam museum juga bertujuan untuk menyimpannya pada tempat yang aman dan menghindari pemanfaatan pihak yang tidak bertanggung jawab.

Baca Juga: Mengenal Prasasti Tugu: Makna, Isi, Bentuk dan Letaknya

Sudah Tahu tentang Prasasti Kalasan?

Keunikan prasasti menjadi informasi menarik untuk kita ulik di masa kini. Melalui prasasti, kita bisa mengetahui peristiwa penting yang pernah terjadi. Termasuk peristiwa yang ada di dalam prasasti yang penemuannya ada di Kalasan. Untuk tahu lebih jauh mengenai peristiwa penting lainnya, Anda bisa melakukan riset isi prasasti lain.

Share:

Leave a Comment

You cannot copy content of this page